*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

dokumen-dokumen yang mirip
*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA RANOWANGKO KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA TAHUN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan WHO tahun 2015 menyebutkan bahwa diare masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab. mortalitas dan morbiditas anak di dunia.

PENDAHULUAN. Ridha Hidayat

Kata Kunci: Kejadian ISPA, Tingkat Pendidikan Ibu, ASI Eksklusif, Status Imunisasi

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN KEJADIAN DIARE DI KELURAHAN GOGAGOMAN KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT TAHUN 2015

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Riki Nur Pratama. Universitas Diponegoro. Universitas Diponegoro

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

ABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI. Nurlia Savitri

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

HUBUNGAN SANITASI DASAR RUMAH DAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA BENA NUSA TENGGARA TIMUR

Kata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KECAMATAN BELAWA KABUPATEN WAJO TAHUN 2012

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

HUBUNGAN KEPEMILIKAN JAMBAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA JATISOBO KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI WILAYAH KERJA POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

ABSTRAK GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA FACTORS INFLUENCES WITH DIARHEA IN THE CHILDREN UNDER FIVE

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado


Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif

ABSTRAK PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU IBU TERHADAP TINGGINY A ANGKA KEJADIAN DIARE PADA BALIT A DI PUSKESMAS SALAM KODY A BANDUNG TAHUN 2002

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi (AKB) masih cukup tinggi, yaitu 25 kematian per 1000

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PENANGANAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

Reni Halimah Program Studi Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Lampung

*Fakultas Kesehatan Masyarakat

Keywords: Attitude of mother, diarrhea, participation mother in posyandu

Lesy Lailatul Hikmati 1) Siti Novianti dan Andik Setiyono 2)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

The Effect of House Environment on Pneumonia Incidence in Tambakrejo Health Center in Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya meninggal serta sebagian besar anak-anak berumur dibawah 5

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN PEMBERIAN IMUNISASI DPT DAN CAMPAK TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA PADA ANAK USIA 10 BULAN - 5 TAHUN DI PUSKESMAS SANGURARA KOTA PALU TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Unversitas Diponegoro ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN TINDAKAN PENCEGAHAN IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS TIKALA BARU KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini manifestasi dari infeksi system gastrointestinal yang dapat disebabkan berbagai

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Anwar Hadi *, Umi Hanik Fetriyah 1, Yunina Elasari 1. *Korespondensi penulis: No. Hp : ABSTRAK

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERSEDIANYA JAMBAN KELUARGA SEHAT DI DESA TOMPASO DUA KECAMATAN TOMPASO BARAT KABUPATEN MINAHASA

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Purbo Tahun 2014 Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN FREKUENSI TERJADINYA DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAJAH I KABUPATEN DEMAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

Hubungan Kejadian Diare Dengan Pemberian Susu Formula Pada Bayi Umur 0-1 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Tahun 2013

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Tingkat Pendidikan, Kontak Serumah, Kejadian Tuberkulosis Paru

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENATALAKSANAAN DIARE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUCANGSAWIT SURAKARTA

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

UNIVERSITAS UDAYANA PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 6 12 BULAN DI PUSKESMAS KUTA SELATAN TAHUN 2012

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya lebih dari satu milyar kasus gastroenteritis atau diare. Angka

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

ABSTRACT. Keywords: Diarrhea, PHBS indicators

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SD

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MELONGUANE KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BALITA DI KELURAHAN PADANG BULAN KECAMATAN MEDAN BARU TAHUN 2010 SKRIPSI.

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAHUNA TIMUR KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Meityn D. Kasaluhe*, Ricky C. Sondakh*, Nancy S.H. Malonda** *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRACT Diarrhea is the second leading cause of death in children under five years. Diarrhea caused body lose water and salt that most of people die because severe dehydration and fluid loss. The incidence of diarrhea can basically be prevented by paying attention to the risk factors. The purpose of this study is to analysed factors which associated with diarrhea incident to children under five years old in working area of Tahuna Timur Health Center. This study was an analytic survey research with cross sectional design. The population in this study were all mothers who had children under five years old. The number of sample used slovin formula with amount 245. The results showed that as many as 28.2% children under five years old already experienced diarrhea. Based on the results statistically using the chi-square test indicated that the probabilityof breastfeeding behavior p=0,002 (p<0,05), behavior of using clean water p=0,000 (p<0,05), hand washing behavior p=0,000 (p<0,05), behavior of using latrines p value= 0.002 (p<0,05), behavior of weighing children p value= 0.435 There are relationships between breastfeeding behavior, behavior of using clean water, hand washing behavior, behavior of using latrines with diarrhea incidence of children under five years old and there is no relationship between weighing children with diarrhea incidence of children under five years old. This is suggested to mothers that have a children under five years oldto pay attention about breasfeeding behavior, using clean water, wahing hand with clean water and soap, along with using health latrine to prevent diarrhea to children under five years old Keywords: Behavior, Children under five years old, Diarrhea. ABSTRAK Diare merupakan penyebab utama kedua kematian pada anak dibawah lima tahun. Diare membuat tubuh kehilangan air dan garam sehingga kebanyakan orang meninggal karena dehidrasi parah dan kehilangan cairan. Kejadian diare pada dasarnya dapat dicegah dengan memperhatikan faktor risikonya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tahuna Timur Kabupaten Kepulauan Sangihe. Penelitian ini merupakan penelitian survei yang bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita. Besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus slovin dengan jumlah 245. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 28,2% balita pernah mengalami diare. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan chi square menunjukkan bahwa probabilitas antara perilaku memberikan ASI p=0,002 (p<0,05), perilaku menggunakan air bersih p= 0,000 (p<0,05), perilaku mencuci tangan dengan p= 0.000 (p<0,05), perilaku menggunakan jamban p=0.002 (p<0,05), perilaku menimbang balita dengan p= 0.435 (p>0,05). Ada hubungan antara perilaku memberikan ASI, menggunakaan air bersih, mencuci tangan, menggunakan jamban dengan kejadian diare pada balita dan tidak ada hubungan antara perilaku menimbang balita dengan kejadian diare. Disarankan kepada ibu-ibu yang mempunyai balita, untuk dapat memperhatikan perilaku pemberian ASI, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun serta menggunakan jamban sehat sebagai upaya dalam mencegah penyakit diare pada balita. Kata Kunci: Perilaku, Balita, Diare 1

PENDAHULUAN Penyakit diare merupakan masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Menurut WHO dan UNICEF, terjadi sekitar 2 milyar kasus penyakit diare di seluruh dunia setiap tahun. Dari semua kematian anak balita karena penyakit diare, 78% terjadi di wilayah Afrika dan Asia Tenggara. (Kemenkes, 2013). Wilayah Kerja Puskesmas Tahuna Timur merupakan puskesmas dengan angka kejadian diare tertinggi dari semua wilayah kerja puskesmas yang ada di Kabupaten Kepulauan Sangihe, dengan jumlah kasus sebanyak 196 kasus diare. Data puskesmas Tahuna Timur pada tahun 2013, anak usia 1-5 tahun yang menderita diare sebanyak 82 balita. Kejadian diare balita pada dasarnya dapat dicegah dengan memperhatikan faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya diare. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa banyak faktor yang mempengaruhi kejadian diare pada balita. Menurut Kemenkes (2011), ada beberapa kegiatan pencegahan penyakit diare yang benar dan efektif yakni perilaku sehat yang terdiri dari pemberian ASI yaitu perilaku untuk menyusui bayi secara penuh sampai mereka berusia 6 (enam) bulan, pemberian makanan pendamping ASI yaitu saat bayi secara bertahap mulai dibiasakan dengan makanan orang dewasa, menggunakan air bersih yang cukup, mencuci tangan, menggunakan jamban, membuang tinja bayi yang benar serta pemberian imunisasi campak yaitu pemberian imunisasi campak segera setelah bayi berumur 9 bulan untuk mencegah agar bayi tidak terkena penyakit campak, karena anak yang sakit campak sering disertai diare sehingga pemberian imunisasi campak merupakan salah satu cara mencegah diare. Kegiatan lain yang dapat mencegah kejadian diare yakni penyehatan lingkungan yang terdiri dari penyediaan air bersih, pengelolaan sampah serta pembuangan air limbah. Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Tahuna Timur Kabupaten Kepulauan Sangihe. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan desain cross sectional. Penelitian dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Tahuna Timur Kabupaten Kepulauan Sangihe pada bulan Juli sampai September. Populasi penelitian ini adalah seluruh balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tahuna Timur Kabupaten Kepulauan Sangihe yang berjumlah 630 balita. Dalam menentukan besar sampel dari populasi penelitian digunakan rumus slovin dan diperoleh jumlah sampel sebesar 245. Pengambilan sampel pada 2

penelitian ini dilakukan dengan proportional stratified random sampling yaitu mengelompokkan sampel berdasarkan kelurahan. Responden yang diwawancarai adalah ibu dari balita. Instrumen penelitian yang dipakai adalah Kuesioner. Cara pengumpulan data dalam penelitian ini berupa data primer yaitu hasil wawancara terhadap variabel-variabel bebas dalam penelitian ini. Dan data sekunder yaitu data kejadian diare pada balita yang diperoleh dari Puskesmas Tahuna Timur Kabupaten Kepulauan Sangihe Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel. Analisis bivariat digunakan untuk menganalisis hubungan antara perilaku memberikan ASI, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan, dan menggunakan jamban dengan kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tahuna Timur dengan menggunakan uji chi square (CI = 95%, α = 0,05). HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa subjek penelitian terbanyak berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 126 (51,4%) balita. Untuk karakteristik umur, jumlah subjek terbanyak berumur 0-12 bulan. Berdasarkan karakteristik ibu menurut umur dapat dilihat bahwa sebagian besar ibu berumur 20-24 tahun yaitu sebanyak 65 (26,5%). Berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat bahwa sebanyak 174 (71,0%) ibu termasuk dalam kategori pendidikan tinggi. Berdasarkan pekerjaan, sebanyak 186 (75,9%) ibu merupakan ibu rumah tangga. 3

Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Tahuna Timur Kabupaten Kepulauan Sangihe Karakteristik Subjek Penelitian Kategori n % Jenis Kelamin Usia Balita (Bulan) Umur Ibu (Tahun) Pendidikan Terakhir Ibu Perempuan Laki-laki 0-12 13-24 25-36 37-48 49-50 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 Pendidikan Dasar Pendidikan Menegah Pendidikan Tinggi 126 119 92 56 43 43 11 12 65 59 58 28 19 4 30 41 174 51,4 48,6 37,6 22,9 17,6 17,6 4,5 4,9 26,5 24,1 23,7 11,4 7,8 1,6 12,2 16,7 71,0 Pekerjaan Ibu Swasta PNS/POLRI Ibu Rumah Tangga Lain-Lain 15 34 186 10 6,1 13,9 75,9 4,1 Tabel 2. Hasil Analisis Hubungan Antara Pemberian ASI, Menimbang Balita, Menggunakan Air Bersih, Mencuci Tangan, Menggunakan Jamban NO Variabel Kategori 1 Pemberian ASI Tidak baik Diare Tidak Diare Total n % n % n % 37 32 15,1 13,1 56 120 22,9 49,0 93 152 38,0 62,0 P 0,002 2 Menimbang Balita Tidak 34 35 13,9 14,3 77 99 31,4 40,4 111 134 45,3 54,7 0,435 3 Menggunakan Air Bersih Tidak 31 38 12,7 15,5 37 139 15,1 56,7 68 177 27,8 72,2 0,000 4 Mencuci Tangan Tidak 47 22 19,2 9,0 47 129 19,2 52,7 94 151 38,4 61,6 0.000 5 Menggunakan Jamban Tidak 20 49 8,2 20 22 154 9,0 62,9 42 203 17,1 82,9 0.002 4

Hubungan Antara Pemberian ASI Dengan Kejadian Diare Pada Balita Dapat dilihat dari tabel 2, bahwa 93 (38,0%) responden memiliki perilaku pemberian ASI yang tidak baik dan 152 (62,0%) responden memiliki perilaku pemberian ASI yang baik. Dari hasil analisis bivariat didapatkan nilai p=0,002 yang menunjukkan bahwa perilaku pemberian ASI merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita. Pemberian ASI saja, tanpa cairan atau makanan lain dan tanpa menggunakan botol, menghindarkan anak dari bahaya bakteri dan organisme lain yang akan menyebabkan diare (Kemenkes, 2011). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian tentang hubungan pemberian ASI eksklusif dengan angka kejadian diare akut pada bayi usia 0-1 tahun di Puskesmas Kuranji Kota Padang yang menunjukkan bahwa kejadian diare pada bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif. Sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Galman dan Wahyuni () tentang kejadian diare pada anak usia 1-3 tahun yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara pemberian ASI terhadap kejadian diare dengan nilai p=0,009. Hubungan Antara Menimbang Balita Dapat dilihat dari tabel 2, bahwa 111 (45,3%) responden memiliki perilaku menimbang balita yang tidak baik dan 134 (54,7%) responden memiliki perilaku menimbang balita yang baik. Dari hasil analisis bivariat didapatkan nilai p=0,435 yang menunjukkan bahwa perilaku menimbang balita bukan merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita. Hasil penelitian ini tidak berhubungan dikarenakan sebagian besar ibu sudah menyadari pentingnya menimbang balita setiap bulan untuk memantau pertumbuhan balita. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nuraeni (2012) tentang hubungan penerapan PHBS keluarga dngan kejadian diare pada balita di Kelurahan Tawangmas Kota Semarang dengan jumlah sampel 106 responden mendapatkan nilai probabilitas (p=0,991; p>0,05) yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara menimbang balita dengan kejadian diare pada balita. Hubungan Antara Menggunakan Air Bersih Dapat dilihat dari tabel 2, bahwa 68 (27,8%) responden memiliki perilaku menggunakan air bersih yang tidak baik dan 177 atau (72,2%) responden memiliki perilaku menggunakan air bersih yang baik. Dari hasil analisis bivariat didapatkan nilai p=0,000 yang menunjukkan bahwa perilaku menggunakan air bersih merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita. 5

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wandansari (2013) tentang kualitas sumber air minum dan pemanfaatan jamban keluarga dengan keadian diare nilai p=0,008 Yang artinya terdapat hubungan antara kualitas sumber air minum dengan kejadian diare. Sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan Anwar (2009) pengaruh akses penyediaan air bersih terhadap kejadian diare pada balita menunjukkan bahwa pengaruh kekeruhan air terhadap kejadian diare adalah 1,22 (OR=1,22), dimana balita yang menggunakan air keruh mempunyai risiko menderita diare 1,2 kali lebih besar dibandingkan dengan balita yang menggunakan sumber air jernih/tidak keruh. Hubungan Antara Mencuci Tangan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Dapat dilihat dari tabel 2, bahwa 94 (38,4%) responden memiliki perilaku mencuci tangan yang tidak baik dan 151 (61,6) responden memiliki perilaku menggunakan air bersih yang baik. Dari hasil analisis bivariat didapatkan nilai p=0,000 yang menunjukkan bahwa perilaku mencuci tangan merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita. Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum menyuapi makan anak dan sebelum makan, mempunyai dampak dalam kejadian diare (Kemenkes, 2013). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Taosu dan Azizah (2013) tentang hubungan sanitasi dasar rumah dan perilaku ibu rumah tangga dengan kejadian diare pada balita di Desa Bena Nusa Tenggara Timur yang menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dan sesudah BAB dengan kejadian diare pada balia. Sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Hamza, dkk (2012) tentang hubungan perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian diare pada balita di Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo tahun 2012 yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara kebiasaan ibu mencuci tangan dengan air dan sabun dengan kejadian diare pada balita (p=0,009) Hubungan Antara Menggunakan Jamban Dapat dilihat dari tabel 2, bahwa 42 (17,1%) responden memiliki perilaku menggunakan jamban yang tidak baik dan 203 (82,9%) responden memiliki perilaku menggunakan jamban yang baik. Dari hasil analisis bivariat didapatkan nilai p=0,002 yang menunjukkan bahwa perilaku menggunakan jamban merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian tentang Hasil penelitian yang dilakukan Wandansari (2013) tentang kualitas sumber air 6

minum dan pemanfaatan jamban keluarga dengan kejadian diare dengan nilai p=0,005 menunjukkan bahwa ada hubungan antara pemanfaatan jamban keluarga dengan kejadian diare di Desa Karangmangu Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang. Hasil penelitian yang dilakukan Lindayani (2013) tentang hubungan sarana sanitasi dasar rumah dengan kejadian diare pada balita di Desa Ngunut Kabupaten Tulungagung menunjukkan bahwa ada hubungan antara sarana pembuangan kotoran manusia dengan kejadian diare pada balita nilai p=0,047. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan antara pemberian ASI dengan kejadian diare pada balita. 2. Tidak terdapat hubungan antara menimbang balita dengan kejadian diare pada balita. 3. Terdapat hubungan antara penggunaan air bersih dengan kejadian diare pada balita. 4. Terdapat hubungan antara mencuci tangan dengan kejadian diare pada balita. 5. Terdapat hubungan antara penggunaan jamban dengan kejadian diare pada balita. Saran 1. Disarankan agar puskesmas dan pemerintah setempat dapat bekerja sama untuk memberdayakan keluarga untuk melaksanakan upaya pencegahan terhadap kejadian diare dengan melakukan penyuluhan. 2. Disarankan kepada rumah tangga yang mempunyai balita untuk dapat melakukan beberapa upaya dalam mencegah kejadian diare pada balita seperti: a. Memberikan ASI pada bayi/balita b. Menggunakan air bersih khususnya untuk air minum digunakan air yang tidak berwarna, tidak berasa tidak berbau. c. Mencuci tangan dengan air mengair dan sabun khususnya setiap kali tangan kotor, setelah buang air besar, setelah menceboki bayi, sebelum menyuapi anak, sebelum memegang makanan, dan sebelum menyusui. d. Menggunakan jamban sehat khususnya dalam perilaku memelihara jamban dengan membersihkan jamban secara teratur. 3. Bagi peneliti di masa yang akan datang agar dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita seperti hubungan personal hygiene ibu dengan kejadian diare pada balita. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2013. Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI 7

Anonim. 2011. Situasi Diare Di Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI Anwar, A; dan Musadad, A. 2009. Pengaruh Akses Penyediaan Air Bersih Terhadap Kejadian Diare Pada Balita. Jurnal Ekologi Kesehatan 8(2) (2009): 953-963. Galma, N. A; dan Wahyuni, S.. Kejadian Diare Pada Anak Usia 1-3 Tahun. Journal Of Pediatric Nursing 1(3) (): 149-153. Hamza, B; Arsin, A; dan Ansar, J. 2012. Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo Tahun 2012. Lindayani, S; dan Azizah, R. 2013. Hubungan Sanitasi Dasar Rumah Di Desa Ngunut Kabupaten Tulungagung. Jurnal Kesehatan Lingkungan 7(1) (2013): 32-37. Nuraeni, A. 2012. Hubungan Penerapan PHBS Keluarga Dengan Kejadian Diare Balita. Artikel Publikasi, Tesis S2 Universitas Indonesia, Depok. Taosu, S.A; dan Azizah, R. 2013. Hubungan Sanitasi Dasar Rumah Dan Perilaku Ibu Rumah Tangga Di Desa Bena Nusa Tenggara Timur. Jurnal Kesehatan Lingkungan 7(1) (2013): 1-6. Wandansari, A.P. 2013. Kualitas Sumber Air Minum dan Pemanfaatan Jamban Keluarga Dengan Kejadian Diare. Jurnal Kesehatan Masyarakat 9(1) (2013):24-29. 8