HUBUNGAN KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PEKERJA LAUNDRY RUMAH SAKIT KOTA MAKASSAR

dokumen-dokumen yang mirip
*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN KEBISNGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PEKERJA PADA BAGIAN INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT KOTA MAKASSAR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : Kholid Ubaidilah NIM : J

HUBUNGAN PAPARAN KEBISINGAN PADA PEKERJA DENGAN NOISE INDUCED HEARING LOSS (NIHL) DI PTPN XIII PMS GUNUNG MELIAU

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan dan keselamatan kerja. Industri besar umumnya menggunakan alat-alat. yang memiliki potensi menimbulkan kebisingan.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling

Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN :

STUDI APLIKASI ALAT PELINDUNG DIRI SEBAGAI FAKTOR RISIKO GANGGUAN PENDENGARAN KARYAWAN UNIT PRODUKSI PT. SEMEN TONASA

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN NILAI AMBANG DENGAR TENAGA KERJA DI BAGIAN PRODUKSI PT. PUTRA KARANGETANG POPONTOLEN MINAHASA SELATAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci : intensitas kebisingan, nilai ambang dengar, tenaga kerja bagian produksi

HUBUNGAN KEBISINGAN DENGAN KELUHAN KESEHATAN NON PENDENGARAN PADA PEKERJA INSTALASI LAUNDRY RUMAH SAKIT KOTA MAKASSAR

Hubungan Paparan Kebisingan Dengan Gangguan Pendengaran Pada Pekerja Industri Kerajinan Pandai Besi Di Desa Hadipolo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus

ABSTRAK HUBUNGAN TOTAL LAMA KERJA DENGAN STATUS PENDENGARAN PADA PENERBANG TNI AU

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Keywords : Noise Intensity, Hearing Threshold Values, Ground Handling Labor

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

HUBUNGAN PENGGUNAAN APD TELINGA DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA PABRIK DI PT. SINTANG RAYA KABUPATEN KUBU RAYA

ABSTRAK. Pembimbing I : July Ivone,dr., M.K.K., MPd.Ked. Pembimbing II: Drs. Pinandojo Djojosoewarno,dr.,AIF.

BAB I PENDAHULUAN. guna tenaga kerja dengan mengusahakan pekerjaan dan lingkungan kerja yang lebih

HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DENGAN FUNGSI PENDENGARAN PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI COLOMADU KARANGANYAR

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah penyebab utama dari penurunan pendengaran. Sekitar 15 persen dari orang

BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi 464,2 TWh pada tahun 2024 dengan rata-rata pertumbuhan 8,7% per

STUDI KEJADIAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA MASINIS UPT CREW KERETA API SOLO BALAPAN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia

I. PENDAHULUAN. serasi dan manusiawi. Pelaksanaannya diterapkan melalui undang- undang No. 13

PENGARUH BISING TERHADAP AMBANG PENDENGARAN PADA KARYAWAN YANG BEKERJA DI TEMPAT MAINAN ANAK MANADO TOWN SQUARE

Hubungan kebisingan terhadap fungsi pendengaran pekerja mesin pembangkit listrik tenaga diesel di PLTD Suluttenggo kota Manado

BAB I PENDAHULUAN. canggih yang biasa digunakan selain pemakaian tenaga sumber daya manusia. Mesinmesin

Erman, D., Sukendi., Suyanto 2014:8 (2)

STUDI HEARING LOSS TENAGA KERJA DAN MASYARAKAT DI WILAYAH BANDARA HASANUDDIN MAKASSAR

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan bisingan dalam proses produksi. Kebisingan dapat. memicu terjadinya Noise Induced Hearing Loss (NIHL).

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA DENGAR PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI DESA BANGUN ASRI KARANG MALANG SRAGEN

HUBUNGAN INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PETUGAS GROUND HANDLING PT. GAPURA ANGKASA BANDARA ADI SOEMARMO BOYOLALI SKRIPSI

Volume 2 No. 5 April 2016 ISSN :

GAMBARAN RESIKO GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA SARANA NON MEDIS DI AREA PLANTROOM RUMAH SAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA JAKARTA

HUBUNGAN DURASI TERPAPAR BISING DENGAN KEJADIAN NOISE INDUCED HEARING LOSS PADA PEKERJA PABRIK SPEAKER X DI PASURUAN

Suryani., Mulyadi, A., Afandi, D 2015 : 9 (1)

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

HUBUNGAN INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN STRES KERJA PADA PEKERJA KANTOR BANDARA DOMINI EDUARD OSOK SORONG

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TIMBULNYA GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT BISING PADA TENAGA KERJA DI PT

BAB I PENDAHULUAN. dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi 6,4 sampai dengan 7,5 persen setiap

PENGARUH PAPARAN BISING MESIN TERHADAP GANGGUAN PENDENGARAN SENSORINEURAL PADA PEKERJA DI BAGIAN PRODUKSI PT ALAS KUSUMA KABUPATEN KUBURAYA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di negara-negara industri, bising merupakan masalah utama kesehatan

Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

BAB I PENDAHULUAN. pendengaran terganggu, aktivitas manusia akan terhambat pula. Accident

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA DENGAR PADA PEKERJA DI PG. POERWODADIE MAGETAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DINASTI TUNGGAL DEWI J

NASKAH PUBLIKASI. Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN APD DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PEKERJA BAGIAN WEAVING PT ISKANDARTEX INDAH PRINTING TEXTILE SKRIPSI

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN DAN LAMA TINGGAL TERHADAP DERAJAT GANGGUAN PENDENGARAN MASYARAKAT SEKITAR KAWASAN PLTD TELAGA KOTA GORONTALO

Hubungan Antara Lama Kerja dengan Terjadinya Noise Induced Hearing Loss (NIHL) pada Masinis DAOP-IV Semarang

ABSTRAK. Simpulan : Ada hubungan pengetahuan APD masker dengan kedisiplinan penggunaannya. Kata Kunci : Pengetahuan APD, Kedisiplinan

HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DAN BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA PEKERJA UNIT PERBAIKAN DI PT. KAI DAOP VI YOGYAKARTA DIPO SOLO BALAPAN

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA DI PT.INKA (PERSERO) MADIUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR

GANGGUAN PENDENGARAN DI KAWASAN KEBISINGAN TINGKAT TINGGI (Suatu Kasus pada Anak SDN 7 Tibawa) Andina Bawelle, Herlina Jusuf, Sri Manovita Pateda 1

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V10.i3 ( )

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DAN MASA KERJA DENGAN STRES KERJA PEKERJA DI BAGIAN WINDING PT. BMSTI SRAGEN

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN MUSIK DISKOTIK DAN MASA KERJA DENGAN FUNGSI PENDENGARAN KARYAWAN DISKOTIK DI PONTIANAK TAHUN

Hubungan Intensitas Kebisingan Dengan Gangguan Psikologis Pekerja Departemen Laundry Bagian Washing PT. X Semarang

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman

* Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. rumah, di jalan maupun di tempat kerja, hampir semuanya terdapat potensi

PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN WEAVING DI PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA

Unnes Journal of Public Health

Perbedaan Tingkat Stres Kerja Operator SPBU ditinjau dari Shift Kerja ((Studi Di SPBU Kabupaten Ciamis Tahun 2014)

Blood Pressure and Noise (Studies to Meubel Employees at Bukir Village, Gadingrejo District, Pasuruan City)

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. KataKunci: Pengetahuan, sikap, penggunaan APD, petani pengguna pestisida.

HUBUNGAN KEBISINGAN DENGAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PT. SERMANI STEEL MAKASSAR

Faktor-Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Gangguan Pendengaran pada Karyawan Tambang

HUBUNGAN PENGGUNAAN EARPHONE DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA SISWA SMA NEGERI 9 MANADO.

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA DENGAR PADA PEKERJA DI PG. POERWODADIE MAGETAN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

HUBUNGAN PENDIDIKAN, MASA KERJA DAN BEBAN KERJA DENGAN KESELAMATAN PASIEN RSUD HAJI MAKASSAR

HUBUNGAN PAPARAN DEBU DENGAN GANGGUAN FAAL PARU DI INDUSTRI PAKAN TERNAK PT.CHAROEN POKPHAND INDONESIA SEMARANG SKRIPSI

HUBUNGAN KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA DI UNIT PRODUKSI PAVING BLOCK CV. SUMBER GALIAN MAKASSAR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN LAMA PAPARAN MONITOR KOMPUTER DENGAN KELUHAN COMPUTER VISION SYNDROME DI BPJS, SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gangguan kesehatan berupa ganngguan pendengaran (auditory) dan extrauditory

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

EFEK BISING MESIN ELEKTRONIKA TERHADAP GANGGUAN FUNGSI PENDENGARAN PADA PEKERJA DI KECAMATAN SARIO KOTA MANADO, SULAWESI UTARA

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan dan keselamatan kerja (Novianto, 2010). kondusif bagi keselamatan dan kesehatan kerja (Kurniawidjaja, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan adanya proses mekanisasi, elektrifikasi dan modernisasi serta transformasi

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS DAMPAK INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP GANGGUAN PENDENGARAN PETUGAS LAUNDRY

HUBUNGAN PAPARAN KEBISINGAN DAN KARAKTERISTIK OPERATOR SPBU TERHADAP TEKANAN DARAH DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2015 SKRIPSI

Keywords: Smoking Habits of Students, Parents, Friends, Ads

HUBUNGAN INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN LAMA PAPARAN LAYAR MONITOR KOMPUTER DENGAN KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAA BAU DAN IT UMS

Sahniriansa Sahionge,2013. Pembimbing I : Decky Gunawan,dr.,M.Kes.AIFO Pembimbing II : Endang Evacusiany,Dra.Apt.MS.AFK

Kata kunci: intensitas pencahayaan, usia, kelelahan mata, lux meter, flicker fusion

HUBUNGAN KUALITAS KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PETUGAS DI PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. industri untuk senantiasa memperhatikan manusia sebagai human center dari

Transkripsi:

HUBUNGAN KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PEKERJA LAUNDRY RUMAH SAKIT KOTA MAKASSAR Relation Between Noise with Hearing Disorders of Laundry Workers in Makassar City Andi Anita Ulandari AM, M. Furqaan Naiem, Andi Wahyuni Bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja, FKM, Universitas Hasanuddin (anitaulandari@gmail.com, mfurqaan@yahoo.co.au, andiwahyuni105@yahoo.co.id, 085242092918) ABSTRAK Kebisingan merupakan stressor yang mengenai pendengaran (auditory stressor) dan dapat menyebabkan gangguan terhadap kesehatan pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas kebisingan, umur, lama paparan, masa kerja dan penggunaan alat pelindung telinga dengan gangguan pendengaran pada pekerja instalasi laundry rumah sakit Kota Makassar. Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional study. Jumlah populasi adalah 121 orang dan sampel sebanyak 54 orang yang diambil dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan signifikan antara intensitas kebisingan (p=0,019 dan r=0,319), masa kerja (p=0,002 dan r=0,408) dengan gangguan pendengaran pada pekerja instalasi laundry rumah sakit Kota Makassar tahun 2014. Variabel umur (p=0,719 dan r=0,508) tidak memiliki hubungan dengan gangguan pendengaran pada pekerja instalasi laundry rumah sakit Kota Makassar tahun 2014. Lama paparan dan penggunaan alat pelindung telinga tidak dapat dianalisis karena semua responden terpapar 8 jam sehari dan tidak menggunakan alat pelindung telinga ketika bekerja. Kesimpulan dari penelitian ini ada hubungan antara intensitas kebisingan dan masa kerja dengan gangguan pendengaran di Rumah Sakit Kota Makassar tahun 2014. Kata Kunci : Kebisingan, gangguan pendengaran, laundry ABSTRACT Noise is a stressor on the hearing (auditory stressor) and may cause disruption to the health workers. This research aims to know the relation of the intensity of the noise, long exposure, age, period of employment and the use of protective ears with hearing loss in workers hospital laundry installations Makassar city. This type of research is the study of analytic survey with cross sectional study approach. The population was 121 people and sample as many as 54 people taken with purposive sampling technique. The results showed no significant relation between noise intensity (p=0,019 and r=0,319), work (p= 0.002 and r=0,408) and hearing loss in workers hospital laundry installations Makassar city by 2014. The variables age (p=0,719 and r=0,508) have no connection with hearing loss in workers hospital laundry installations Makassar city by 2014. Long exposure and the use of ear protectors cannot be analyzed because of all the respondents are exposed to 8 hours a day and do not use protective ear while working. Conclusion of this research is the relationship between the intensity of the noise and the work with hearing loss in Makassar city hospital by 2014. Keywords: Noise, hearing loss, hospital laundry

PENDAHULUAN Salah satu faktor fisik di lingkungan kerja yang dapat mengganggu pekerja adalah bising. Kebisingan merupakan stressor yang mengenai pendengaran (auditory stressor) dan dapat menyebabkan gangguan terhadap kesehatan baik secara langsung maupun tidak langsung. 1 World Health Organization (WHO) tahun 2004, tingginya kadar kebisingan kerja menjadi masalah di seluruh wilayah dunia, di Amerika Serikat lebih dari 30 juta pekerja terpapar kebisingan berbahaya dan di Jerman 4-5 juta orang (12-15% dari tenaga kerja) terpapar kebisingan. 2 Penelitian yang dilakukan pada pekerja pabrik kelapa sawit PT Jati Utama Semarang ditemukan bahwa kisaran 87.9-97.9 db(a). Sebanyak 23 orang pekerja (38,3%) dari enam puluh orang pekerja mengalami gangguan pendengaran tipe sensorineural dan ditemukan pula bahwa terdapat hubungan signifikan antara intensitas kebisingan, masa kerja, jam kerja terhadap gangguan pendengaran. 3 Rumah sakit dengan segala fasilitas dan peralatannya apabila tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber bahaya keselamatan dan kesehatan yang potensial, terutama bagi petugas kesehatan rumah sakit tersebut. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 432/MENKES/SK/IV/2007, sumber bising di rumah sakit berasal dari IPSRS (Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit), laundry, dapur, CSSD (Central Sterile Supply Department ), gedung genset boiler dan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah). 4 Pekerjaan pada instalasi laundry memiliki pekerjaan yang setiap harinya harus mencuci sprei serta pakaian lainnya dengan teknologi mesin. Sprei/pakaian yang dicuci tiap harinya, dapat dilihat bahwa seberapa lama pekerja instalasi laundry ini bekerja dan harus terkontaminasi bising selama bekerja tiap hari. Sukar mengklasifikasikan ruangan boiler dan laundry sebagai lokasi karyawan terpapar kebisingan >78dBA. Hasil penelitiannya pada frekuensi 6000 Hz klasifikasi ketulian karyawan yang bekerja di ruangan boiler dan laundry yaitu masih normal 19%, tuli ringan 52,5%, tuli sedang 14,2%, tuli sedang-berat 4,8% dan tuli berat total 4,8%. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sukar mengemukakan bahwa ada perbedaan tingkat ketulian antara karyawan yang bekerja di bagian boiler dan laundry dengan bagian yang tidak terpapar bising. 5 Kebisingan di lingkungan kerja dapat menyebabkan gangguan kesehatan non pendengaran dan pendengaran. Munculnya keluhan kesehatan seperti tuli akibat kebisingan terjadi secara perlahan-lahan dalam waktu berbulan-bulan sampai bertahun-tahun. Hal ini 2

sering tidak disadari oleh penderitanya, sehingga pada saat penderita mulai mengeluh berkurang pendengarannya biasanya sudah dalam stadium irreversible. 3 Timbulnya gangguan pendengaran ini dipengaruhi oleh intensitas kebisingan, umur, lama paparan, masa kerja dan penggunaan alat pelindung telinga. Semakin lama pekerja tersebut terpapar bising tanpa menggunakan alat pelindung diri maka akan semakin tinggi akumulasi trauma bising pada pekerja yang pada akhirnya akan menyebabkan ketulian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas kebisingan dengan gangguan pendengaran pada pekerja bagian instalasi laundry rumah sakit Kota Makassar Tahun 2014. BAHAN DAN METODE Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional study untuk mengetahui hubungan bising dengan gangguan pendengaran pada pekerja laundry di rumah sakit Kota Makassar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret- April tahun 2014. Populasi penelitian adalah seluruh pekerja bagian instalasi laundry di rumah sakit yang berjumlah 121 orang. Penarikan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan besar sampel sebanyak 54 orang yang diambil dari tujuh rumah sakit di Kota Makassar. Analisis data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat dengan uji korelasi spearman rank. Data diolah secara komputerisasi dengan menggunakan SPSS yang kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. HASIL Sebagian besar responden termasuk dalam kelompok umur 22-38 tahun yaitu sebanyak 30 orang (55,6%) (Tabel 1). Pekerja bagian instalasi laundry lebih banyak berjenis kelamin perempuan yaitu 42 orang (77,8%) dan dua belas orang (22,2%) yang berjenis kelamin lakilaki (Tabel 1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 28 orang (51,9%) yang bekerja di instalasi laundry dengan intensitas kebisingan 72-78 db, sebanyak lima belas orang (27,8%) yang bekerja di instalasi laundry dengan intensitas kebisingan 79-85 db dan sebelas orang (20,4%) yang bekerja di instalasi laundry dengan intensitas kebisingan 86-92 db (Tabel 2). Variabel umur menunjukkan bahwa terdapat tiga puluh orang (55,6%) yang berumur 22-38, 21 orang (38,9%) yang berumur 39-54 tahun dan tiga orang (55,6%) yang berumur 55-70 tahun (Tabel 2). Sebanyak 39 orang (72,2%) yang telah bekerja selama 1-9 tahun, sebanyak delapan orang (14,8%) yang telah bekerja selama 10-18 tahun dan tujuh orang (13%) yang 3

telah bekerja selama 19-27 tahun (Tabel 2). Seluruh responden bekerja 8 Jam per harinya dan tidak menggunakan alat pelindung telinga saat bekerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa responden yang mengalami gangguan pendengaran dan bekerja di lingkungan dengan intensitas bising 72-78 db sebanyak sepuluh orang (69,2%), pada 79-85 db sebanyak sepuluh orang (69,2%) dan pada 86-92 db sebanyak delapan orang (14,8%). Uji korelasi spearman rank antara intensitas kebisingan dengan gangguan pendengaran diperoleh p=0,019 dan r=0,319. Hal ini mengindikasikan Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara variabel intensitas kebisingan dan gangguan pendengaran dan semakin bising instalasi laundry maka semakin banyak pekerja yang mengalami gangguan pendengaran (Tabel 3). Responden yang mengalami gangguan pendengaran pada umur 22-38 tahun adalah sebanyak enam belas orang (38,9%), umur 39-54 tahun sepuluj orang (18,5%) dan umur 55-70 tahun sebanyak dua orang (3,7%). Uji korelasi spearman rank antara umur dengan gangguan pendengaran diperoleh p=0,719 dan r=0,508. Hal ini mengindikasikan Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara variabel umur dan gangguan pendengaran (Tabel 3). Responden yang mengalami gangguan pendengaran dengan masa kerja 1-9 tahun sebanyak lima belas orang (27,8%), masa kerja 10-18 tahun sebanyak enam orang (11,1%) dan masa kerja 19-27 tahun sebanyak tujuh orang (13%). Uji korelasi spearman rank antara masa kerja dengan gangguan pendengaran p=0,002 dan r=0,408. Hal ini mengindikasikan Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara variabel masa kerja dengan gangguan pendengaran (Tabel 3) PEMBAHASAN Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa pekerja bagian instalasi laundry rumah sakit Kota Makassar didominasi oleh pekerja yang berusia produktif dan berjenis kelamin perempuan. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara intensitas kebisingan dengan gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran akibat bising adalah tuli akibat terpapar bising yang cukup keras dalam jangka waktu yang cukup lama. 6 Awal dan perkembangan tuli saraf akibat pemaparan bising lambat dan tidak jelas dan pekerja mungkin tidak sadar akan gangguan pendengaran atau tidak begitu diperhatikan. 7 Intensitas kebisingan dapat menyebabkan gangguan pendengaran tipe sensorineural yaitu berupa trauma bising yang terjadi akibat kerusakan organ sensorineural telinga dalam yang menetap dan disebabkan 4

oleh dampak akumulasi pengaruh bising dalam jangka waktu yang lama. Hasil observasi peneliti, sumber kebisingan di bagian instalasi laundry rumah sakit Kota Makassar berasal dari mesin cuci, mesin pengering dan mesin air yang terdapat dalam ruangan tersebut. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Tjan yang menemukan gangguan pendengaran sebesar 75% pada seluruh pekerja dan menyimpulkan bahwa ada hubungan bermakna antara intensitas kebisingan dengan gangguan pendengaran. 8 Uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara umur dengan gangguan pendengaran. Penelitian Mallapiang menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara umur dan gangguan pendengaran. 9 Tidak adanya hubungan antara umur dengan gangguan pendengaran terjadi karena keterbatasan instrumen penelitian yaitu garpu tala yang memiliki sensitifitas yang kurang baik jika dibandingkan tes audiometri. Garpu tala tidak dapat mendeteksi penurunan pendengaran <30 db. Pekerja dengan usia 40 tahun keatas ada kemungkinan terjadi penurunan pendengaran ringan yaitu kisaran 25 db 40 db. Selain alasan keterbatasan garpu tala, hal ini bisa dipengaruhi oleh jumlah responden yang berumur 60-65 tahun. Gangguan pendengaran akibat faktor usia (presbiakusis) lebih banyak ditemukan pada usia 60-65 tahun, sedangkan pada penelitian ini responden yang berumur 60-65 tahun hanya tiga orang. Uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara masa kerja dengan gangguan pendengaran. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sukar yang menyatakan adanya hubungan antara umur dengan gangguan pendengaran pada karyawan yang bekerja di lokasi bising dengan lama paparan 10 tahun. Bising dengan intensitas yang tinggi dan dalam waktu yang lama yaitu antara 10-15 tahun akan mengakibatkan robeknya organ corti hingga mengakibatkan destruksi total organ corti. 10 Tingkat penurunan pendengaran akan semakin cepat terjadi dan semakin parah karena berhubungan dengan seringnya para pekerja terpajan dengan bising di tempat kerja dalam waktu yang lama. 11 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu ada hubungan antara intensitas kebisingan (p=0,019 dan r=0,319), masa kerja (p=0,002 dan r=0,408) dengan gangguan pendengaran pada pekerja bagian instalasi laundry rumah sakit Kota Makassar. Untuk variabel umur (p=0,719 dan r=0,508) tidak memiliki hubungan dengan gangguan pendengaran pada pekerja bagian instalasi laundry rumah sakit Kota Makassar tahun 2014. Lama paparan dan 5

penggunaan APT tidak dapat dianalisis karena semua responden terpapar 8 jam sehari atau 40 jam per minggu dan tidak menggunakan APT ketika bekerja. Saran bagi pekerja di laundry rumah sakit yang bising sebaiknya menggunakan alat pelindung telinga ketika mesin di intalasi laundry sedang beroperasi. Saran yang dapat diberikan bagi pihak rumah sakit agar melakukan pengukuran intensitas kebisingan serta audiometri pekerja secara rutin. DAFTAR PUSTAKA 1. Rusiyanti, Nurjazuli, Suhartono. Hubungan Paparan Kebisingan dengan Gangguan Pendengaran pada Pekerja Industri Kerajinan Pandai Besi di Desa Hadipolo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol. 11 No. 2; 2012 2. World Health Organization. Occuptional Noise. Geneva: Protection of The Human Environment WHO [Online] 2004; [diakses tanggal 5 Desember 2014]. Available at www.who.int/quantifying_ehimpacts/.../ebd9.pdf 3. Arini E.Y. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Gangguan Pendengaran Tipe Sensorineural Tenaga Kerja Unit Produksi di PT.Kurnia Jati Utama Semarang. [Tesis]. Semarang : Universitas Diponegoro; 2005. 4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 432/MENKES/SK/IV/2007. tentang Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit. Jakarta : Kementerian Kesehatan 5. Sukar, Agustina, L, Athena, A, Henny, L, Muhasim, Haryono. Dampak Kebisingan 6000 dan 8000 Hz terhadap Ketulian Karyawan K3. Jurnal Ekologi Kesehatan Vol.2 No.1; 2003 6. Satriawan R. Gangguan Pendengaran Akibat Bising. Lampung: RSUD Ahmad Yani [Online] 2013; [diakses tanggal 18 April 2014]. Available at http://www.scribd.com/doc/180034967/gangguan-pendengaran-akibat-bising-fkuii-drrully-stariawan-lampung-pdf 7. Tjan, H, Lintong, F, Supit, W. Efek Bising Mesin Elektronika terhadap Gangguan Fungsi Pendengaran pada Pekerja di Kecamatan Sario Kota Manado, Sulawesi Utara. Jurnal e- Biomedik (ebm), Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 34-39; 2012 8. Soemadi, Rachmat. Tuli pada Lingkungan Kerja. Sains Medika, Vol. 1, No. 1;2009 9. Mallapiang, Fatmawaty. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pendengaran Tenaga Kerja Akibat Bising Pada Unit Produksi PT Sermani Steel Corporation Makassar 2008. Jurnal Media Kesehatan Vol.4 No.2 Hal 14-22;2008 6

10. Permaningtyas, D, Darmawan, B, Krisnansari, D. Hubungan Lama Masa Kerja dengan Kejadian Noise-Induced Hearing Loss pada Pekerja Home Industri Knalpot di Kelurahan Purbalingga Lor. Mandala of Health. Volume 5, Nomor 3;2011 11. Kusumawati, I. Hubungan Tingkat Kebisingan di Lingkungan Kerja dengan Kejadian Gangguan Pendengaran pada Pekerja di PT X 2012. [Skripsi]. Depok : Universitas Indonesia; 2012 7

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di Bagian Instalasi Laundry Rumah Sakit Kota Makassar Karakteristik Responden n=54 % Umur 22-38 tahun 39-54 tahun 55-70 tahun Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Sumber : Data Primer,2014 30 21 3 12 42 55,6 38,9 5,6 22,2 77,8 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian di Bagian Instalasi Laundry Rumah Sakit Kota Makassar Variabel Penelitian n=54 % Intensitas Kebisingan 72-78 db 79-85 db 86-92 db Umur 22-38 tahun 39-54 tahun 55-70 tahun Masa Kerja 1-9 tahun 10-18 tahun 19-27 tahun Sumber : Data Primer,2014 28 15 11 30 21 3 39 8 7 51,9 27,8 20,4 55,6 38,9 5,6 72,7 14,8 13 8

Tabel 3. Hubungan Variabel Independen dengan Gangguan Pendengaran pada Pekerja Bagian Instalasi Laundry Rumah Sakit Kota Makassar Variabel Independen Gangguan Pendengaran Total Intensitas Kebisingan 72-78 db 79-85 db 86-92 db Terganggu Normal n % n % n % 10 10 8 18,5 18,5 14,8 18 5 3 33,3 9,3 5,6 28 15 11 100 100 100 Total 28 51,9 26 48,1 54 100 Umur 22-38 tahun 16 29,6 14 25,9 30 100 39-54 tahun 10 18,5 11 20,4 21 100 55-70 tahun 2 3,7 1 1,9 3 100 Total 28 51,9 26 48,1 54 100 Masa Kerja 1-9 tahun 15 27,8 24 44,4 39 100 10-18 tahun 6 11,1 2 3,7 8 100 19-27 tahun 7 13 0 0 7 100 Total 28 51,9 26 48,1 54 100 Sumber : Data Primer,2014 Hasil Uji Statsistik p=0,019 r=0,319 p = 0,719 r= 0,508 p= 0,002 r=0,418 9