BAB I PENDAHULUAN. Salah satu unsur penting dari proses kependidikan adalah pendidik. Di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manajemen. Keberhasilan sekolah dalam melaksanakan apa yang telah

BAB I PENDAHULUAN. mendidik murid-muridnya. Dengan kasih sayang pula ulama dan pemimpin

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan berguna bagi diri

BAB I PENDAHULUAN. manusianya. Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari kualitas

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hlm

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jaman. Dalam Undang-undang Sistem Pedidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 3 disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

BAB I PENDAHULUAN. 1 SamsulNizar, Filsafat PendidikanIslam(Jakarta: Ciputat Press, 2002), h. 41.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

INDA RAHMAWATI SINAGA NIM F

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang dinamis dan bercita-cita ingin meraih

BAB I PENDAHULUAN. yang demokratis serta bertanggung jawab. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia sangat membutuhkannya dan tidak bisa dilepaskan darinya.

BAB I PENDAHULUAN. manusia menjadi prioritas utama hampir di setiap lembaga pendidikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi. Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional, pemerintah khususnya

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan diperlukan guna meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah komponen yang berperan penting sebagai modal utama

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya semakin baik mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK DI SDI HIDAYATULLAH SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan proses belajar mengajar. 1. kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh guru.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI

BAB I PENDAHULUAN. Peran tersebut menjadi hal yang biasa mengingat pendidikan merupakan. untuk memajukan mutu dan kualitas pendidikan di negeri ini.

BAB 1. Pendahuluan. Adolescent atau remaja, merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah pada suatu waktu dan guru-guru tetap menjalankan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. profesional, pemegangnya harus memenuhi kualifikasi tertentu. Kriteria jabatan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak, masa peralihan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SEKOLAH ISLAM TERPADU DI PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang memberikan kontribusi terhadap rata-rata hasil pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menghasilkan individu-individu yang mampu menumbuhkembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar salah satunya dapat dilihat dari kepemimpinan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Edukatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), hlm. 36. Edukatif, hlm.37

BAB II KAJIAN TEORI. kali gaji pokok pada tingkat, masa kerja dan kualifikasi yang sama. Sertifikasi

BAB I PENDAHULUAN. tanpa sumber daya manusia (SDM) yang mempunyai skill untuk mengolahnya,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kompetensi yang baik maka seorang guru terutama guru TK dapat memenuhi dan

BAB V PEMBAHASAN. Pada intinya layanan bimbingan karir di MAN Kunir dan MA Ma arif

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2013 PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA ANAK DIDIK

BAB I PENDAHULUAN. Kaling berpenghasilan dari hasil membuat batu bata dan karyawan. anak jadi rendah sehingga prestasi juga rendah pula.

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu. sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa. Didalam

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis.

BAB I PENDAHULUAN. (pendidik), kurikulum (materi pelajaran), sarana (peralatan dan dana) serta murid

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi

BAB II KAJIAN TEORITIS. mengenai kajian yang dibahas, yaitu: implementasi tugas pokok wali kelas di. Madrasah Tsanawiyah Al-Muttaqin pekanbaru.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang pendidikan tidak lepas dari berbicara tentang hasil

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indri Murniawaty, 2013

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Penyelenggaraan pendidikan berfungsi sebagai upaya sistematik untuk

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang ikut menentukan kemajuan suatu negara. Pendidikan juga

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu unsur penting dari proses kependidikan adalah pendidik. Di pundak pendidik terletak tanggung jawab yang amat besar dalam upaya mengantarkan peserta didik kearah tujuan pendidikan yang dicita-citakan. Hal ini disebabkan pendidikan merupakan cultural transition yang bersifat dinamis ke arah suatu perubahan secara kontinue, sebagai sarana vital bagi membangun kebudayaan dan peradaban umat manusia. Dalam hal ini, pendidik harus bertanggung jawab dalam mengemban amanah yaitu peserta didik. Amanah adalah kepercayaan, yaitu kepercayaan wali murid dalam menyerahkan putraputrinya untuk dididik sesuai dengan yang telah dijanjikan Sekolah/Sekolah dalam visi dan misinya. Sabda Nabi SAW. : لا ايمان لمن لا امانة له ولا دين لمن عاهدله (رواه ابن حبان ( Artinya :Tidak dikatakan beriman orang yang tidak bisa memegang kepercayaan, dan tidak dikatakan beragama orang yang tidak dapat memegang janjinya. ( HR. Ibnu Khiban ) Dengan demikian Sekolah harus memenuhi kebutuhan peserta didik, baik spiritual, intelektual, moral, estetika, maupun kebutuhan pisik peserta didik. (Samsul Nizar : 2002:41).

Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, mengenai pengertian pendidik, di dalamnya telah tersirat pula mengenai tugas-tugas pendidik, maka disini lebih diperjelas lagi, yaitu : 1. Membimbing si terdidik. Mencari pengenalan terhadapnya mengenai kebutuhan, kesanggupan, bakat, minat dan sebagainya. 2. Menciptakan situasi untuk pendidikan. (H. Hamdani Ihsan & H.A. Fuad Ihsan, 2001; 94). Berangkat dari asumsi tersebut maka langkah pertama yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas pendidikan adalah dengan memperbaiki kualitas Tenaga Edukatifnya terlebih dahulu. Lebih jauh, rasa hormat dan kasih sayang yang ditunjukkan oleh seorang Tenaga Edukatif (Guru) merupakan syarat utama kesuksesan siswa. Sebagaimana halnya orang dewasa, pemenuhan aspek psikologis siswa akan membuat mereka berusaha menunjukkan kemampuan terbaik yang bisa mereka lakukan dan secara otomatis akan meningkatkan prestasi mereka. Jackson et al. (1990) menemukan bahwa seorang Tenaga Edukatif (Guru) yang humoris bertindak sebagai seorang manusia biasa disamping sebagai seorang Tenaga Edukatif, menaruh rasa hormat dan penghargaan kepada siswa merupakan faktor yang menentukan persepsi siswa tentang kemampuan Tenaga Edukatif dalam menciptakan atmosfir yang kondusif untuk belajar. Dalam suasana demikian, siswa merasa leluasa bertanya dan memberikan komentar, mendekati Tenaga Edukatif untuk melakukan pembicaraan face to face, dan

secara keseluruhan akan membuat ruangan menjadi penuh semangat antusias. Sebagai motivator, Tenaga Edukatif berperan untuk mendorong siswa agar giat belajar. Usaha ini bisa dilakukan Tenaga Edukatif dengan memanfaatkan bentuk bentuk motivasi di sekolah ataupun cara lainnya, yang penting apa yang dilakukan dapat membangkitkan gairah belajar siswa (Syaiful Bahri Djamarah, 1994; 38). Jika proses pembelajaran di sekolah memenuhi kebutuhan kebutuhan emosional siswa, maka kemungkinan besar proses belajar mengajar akan berjalan dengan lancar dan berhasil. Terkait dengan tugas dan fungsi guru sebagai tenaga edukatif khususnya yang menyangkut jumlah dan kualifikasi guru. Sering terjadi seorang guru harus mengajar bidang studi yang sama sekali bukan keahliannya, atau bahkan pengangkatan guru ini tanpa memperhatikan kualifikasi ijazah yang dimilikinya. Keadaan akan menjadi lebih parah, kalau guru yang sebenarnya berlatar belakang bidang keahlian ilmu agama ternyata mengajar pelajaran umum, seperti matematika, kimia, biologi dan sebagainya. Dikatakan lebih parah karena dalam kondisi lingkungan Sekolah dengan latar belakang tersebut diatas, banyak siswa yang kurang tertarik dibidang ilmu umum ini, sehingga akan semakin kurang tertarik jika guru mengajarkannya itu tidak memiliki kualifikasi yang tepat dalam bidang ilmu yang diajarkannya. Dalam hal ini suatu sistem belajar mengajar dapat dikatakan berhasil dengan baik apabila dalam proses belajar mengajar tersebut dapat dilakukan dengan efektif dan efisien dan berhasil dengan output yang memuaskan. Untuk menghasilkan output yang memuaskan maka diperlukan strategi tertentu

khususnya Kepala Sekolah dalam memotivasi dan membina Tenaga Edukatif agar kwalitas belajar mengajarnya dapat ditingkatkan. Akan tetapi tidak boleh lupa bahwa dalam menjalankan strategi tersebut harus disertai kesungguhsungguhan, sesuai firman Allah : والذين جاهدوا فينا لنهدينهم سبلنا وإن االله لمع المحسنين Artinya : Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (Al Ankabut :69) Sedangkan yang dimaksud strategi disini adalah strategi dalam pembinaan Tenaga Edukatif yaitu: cara yang harus ditempuh oleh Kepala Sekolah dalam membina para Tenaga Edukatif agar dalam proses kegiatan belajar mengajar dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Dalam melakukan strategi pembinaan tersebut tentu memiliki kiat-kiat tertentu yang tentu saja didukung oleh semua komponen yang ada. Komponen - komponen itu meliputi Dinas Pendidikan terkait, Kepala Sekolah, Wakil kepala Sekolah, Tenaga Edukatif, Karyawan GBPP, Manajemen / Administrator, Sarana Prasarana, Siswa dan sebagainya. Dari komponen diatas tentu ada komponen yang paling dominan, namun dalam penelitian ini akan memfokuskan pada Kepala Sekolah, Tenaga Edukatif dan siswa yang tentu saja diambil dari segi pendekatan dan paling dominan dalam kegiatan proses belajar dan mengajar tanpa memindahkan komponen - komponen lainnya.

Kehadiran Sekolah yang berkwalitas dalam berbagai jenjang dan jenis pendidikan sesungguhnya sangat diharapkan oleh berbagai pihak, terutama pendidikan kejuruan yang dapat melahirkan generasi yang memiliki keterampilan. Keberadaan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Paron Ngawi sebagai mitra Departemen Pendidikan Kabupaten Ngawi dalam melaksanakan pendidikan di tingkat menengah khususnya kejuruan yang semakin diminati oleh masyarakat sekitar, maka dari itu penulis sangat tertarik untuk mengadakan penelitian. Namun apabila kita mengamati cara pandang masyarakat akhir-akhir ini, mereka berorientasi pada sekolah yang bercorak ataupun yang berbasis pada pendidikan agama, hal ini dapat dilihat pada data siswa lembaga pendidikan yang bertitelkan Sekolah ataupun Madrasah yang berada dibawah yayasan pendidikan Islam seperti yayasan Muhammadiyah, Ma arif, PSM dan lain sebagainya mengalami peningkatan yang signifikan. Hal tersebut bukan tanpa alasan, kenakalan remaja yang semakin tak terkendali menjadikan kekawatiran tersendiri terutama bagi kalangan keluarga muslim, sehingga mereka memilih Sekolah yang dapat menanamkan religiusitas yang baik sebagai modal dalam kehidupan bermasyarakat. SMK Negeri 1 Paron Ngawi yang menjadi subyek penelitian ini adalah salah satu sekolah kejuruan yang memacu untuk meningkatkan kwalitas pembelajaran tanpa meninggalkan aspek kerohanian. Meskipun SMK Negeri 1 Paron, Ngawi merupakan sekolah yang sangat muda, namun sejak awal berdirinya tahun 2006 Sekolah ini mengalami kemajuan fisik maupun non fisik

yang sangat signifikan. Saat ini SMK Negeri 1 Paron, Ngawi memiliki 803 siswa dalam 4 jurusan dengan jumlah pendidik 51 guru dan 10 karyawan yang rata-rata sudah memiliki kualitas mengajar 90% sesuai dengan disiplin ilmunya masingmasing. Dalam kemudaan usianya SMK Negeri 1 Paron, Ngawi ternyata sudah memiliki sederet prestasi baik dibidang kurikuler maupun ekstra kurikululer. Dibidang kurikuler tertera dalam data output SMK Negeri 1 Paron, Ngawi, lulusan yang kedua tahun ini (2011) 100% dinyatakan lulus, selain itu banyak sekali piala dan piagam penghargaan sebagai bukti bahwa SMK Negeri 1 Paron, Ngawi telah menunjukkan prestasinya. Berangkat dari kasus dan pemikiran tersebut maka muncullah gagasan untuk mengadakan penelitian dengan judul: "STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM PEMBINAAN TENAGA EDUKATIF (Studi Kasus di SMK Negeri Paron, Ngawi)". B. Permasalahan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka rumusan masalah yang diajukan penulis adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana strategi Kepala Sekolah dalam membina Tenaga Edukatif untuk menciptakan tenaga edukatif yang profesional?. 2. Bagaimana strategi Kepala Sekolah dalam memberikan kesejahteraan kepada Tenaga Edukatif?. 3. Bagaimana strategi Kepala Sekolah dalam membina karir Tenaga Edukatif?.

C. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah untuk menjelaskan : 1. Untuk mengetahui strategi Kepala Sekolah dalam membina Tenaga Edukatif untuk menciptakan tenaga edukatif yang profesional 2. Untuk mengetahui strategi Kepala Sekolah dalam memberikan kesejahteraan kepada Tenaga Edukatif. 3. Untuk mengetahui strategi Kepala Sekolah dalam membina karier Tenaga Edukatif. D. Manfaat Penelitian Sedangkan hasil penelitian ini diharapkan juga dapat berguna bagi pihak pihak sebagai berikut: 1. Bagi penentu kebijakan di lingkungan pendidikan, khususnya Dinas Pendidikan terkait, sebagai masukan dalam menentukan kebijakan lebih lanjut. 2. Bagi pengelola / manajemen SMK Negeri 1 Paron, Ngawi sebagai masukan dan evaluasi dalam melaksanakan tugas. 3. Bagi peneliti, agar bermanfaat dalam menumbuhkembangkan khazanah pengetahuan dibidang pembelajaran. 4. Bagi peneliti lain, apabila methodologi dan hasil penelitian ini dipandang baik dan relevan, dapat dijadikan referensi dalam meneliti kasus kasus sejenis.

E. Definisi Istilah Penelitian ini ada tiga kata kunci yang penting dan perlu didefinisikan yaitu: 1. Strategi : adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus atau cara / siasat yang telah ditempuh (Dep. P&K; 1991; 940), yaitu cara atau siasat yang dilakukan oleh Kepala Sekolah untuk memberi motivasi pada tenaga edukatif khususnya guru agar dalam pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien serta berkualitas. 2. Pembinaan : adalah membangun yang belum ada dan memperbaiki yang sudah ada serta meningkatkan yang sudah baik (Purwodarminto, 1976 ; 41). Yaitu: meningkatkan kualitas dan kredibilitas pada guru agar dalam melaksanakan tugasnya akan mendapatkan hasil yang baik sesuai dengan cita cita pendidikan. 3. Tenaga Edukatif : adalah semua orang yang berkaitan dalam proses pembelajaran baik tenaga pendidik maupun kependidikan yang pekerjaannya / mata pencahariannya atau profesinya mengajar (Dep. P&K, 1991; 330) yaitu ia sebagai elemen terpenting dalam sebuah pendidikan dan

dia merupakan ujung tombak dalam proses belajar mengajar dalam lembaga pendidikan. Adapun yang dimaksud judul secara lengkap yaitu strategi dalam pembinaan tenaga edukatif khususnya guru, bagaimana cara yang ditempuh oleh Kepala Sekolah dalam membina para guru agar dalam proses kegiatan belajar mengajar dapat tercapai dengan efektif dan efisien serta yang utama dapat mencapai tujuan yang telah terprogram baik dalam visi, misi, tujuan sekolah serta program pembelajaran dan lain sebagainya.