KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri individu. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shella Abdillah Sunjaya, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gaya bebas (free style) dan gaya greco-roman (Romawi-Yunani).

BAB I PENDAHULUAN. Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri individu yang berasal

BAB I PENDAHULUAN. matras, sehingga terjadi touché, (kemenangan mutlak). Touché untuk menyatakan

2015 PROFIL BANTINGAN LENGAN, BANTINGAN KEPALA DAN TARIKAN LENGAN PADA GAYA ROMAWI- YUNANI CABANG OLAHRAGA GULAT

2016 PROFIL KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK, KEKUATAN MAKSIMAL, POWER,

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat

BAB II TINJAUAN TEORITIS

I. PENDAHULUAN. kesehatan sangat diperlukan selama manusia masih menghendaki hidup

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat, kita sangat terbantu dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gulat merupakan salah satu jenis olahraga yang tertua. Perkembangannya

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Mahendra (2000: 35) kekuatan adalah sejumlah daya yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga judo merupakan olahraga kompetitif yang memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Softball merupakan salah satu cabang olahraga yang saat ini sedang

BAB I PENDAHULUAN. kejuaraan di Indonesia bahkan tingkat SEA GAMES dan ASEAN GAME sepeti

BAB 1 PENDAHULUAN. kesempatan bagi atlet yang menunjukkan prestasi dan pembinaan atlet, baik

BAB I PENDAHULUAN. permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menghadapi era globalisasi dan perkembangan zaman yang begitu pesat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bentuk shooting yang paling sering digunakan dalam

KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN, KEKUATAN TUNGKAI, DAN KELENTUKAN TERHADAP BANTINGAN PINGGUL. ( Jurnal ) Oleh : Mahyudi Dwi Septian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Gulat adalah olahraga beladiri yang memiliki ciri khas tersendiri, baik dari segi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Perkembangan bola voli

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu tentu juga didukung oleh kecepatan, kekuatan gerakan dan kemampuan. sencak silat dilakukan dengan cepat dan kuat.

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi. Sejumlah atlet mampu memberikan prestasi optimal pada cabang. yang membuat dasar pelatihan menjadi lebih baik.

I. PENDAHULUAN. dalam proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 PERBANDINGAN LATIHAN KEKUATAN SISTEM SUPERSET DENGAN SISTEM SET TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN (Nakayama, 1966). Karate berasal dari dua huruf Kanji; kara berarti kosong,

BAB I PENDAHULUAN. peranan pelatih yang baik dan memang benar benar bertanggung jawab terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. olahraganya semakin tinggi juga derajat suatu daerah atau Negara. Begitu pun di

sama maka diadakan babak tambahan untuk menentukan pemenang.

PROPOSAL PENELITIAN. Diajukan dalam rangka penyusunan skripsi Pada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar.

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESES PENELITIAN. dilemparkan lurus ke belakang sehingga tubuh kelihatan lurus seperti sikap tubuh

, 2015 HASIL BANTINGAN TEKNIK TSURI GHOSI DIKAITKAN DENGAN KEKUATAN OTOT PUNGGUNG DAN OTOT TUNGKAI PADA CABANG OLAHRAGA JUDO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Heri Muhammad Saefullah, 2013

I. PENDAHULUAN. proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan kemajuan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak disukai dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia olahraga saat ini lebih maju dibandingkan masa

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kihon (gerakan dasar) yang mencakup antara lain : a) Dachi (kudakuda) b) Uke (Tangkisan) c) Tsuki (pukulan) d) Geri (tendangan)

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

Perbedaan pengaruh latihan lemparan atas bola softball dengan jarak tetap dan jarak bertahap terhadap ketepatan lemparan atas bola softball

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. waktu, dan tempat dengan selalu menjaga kehormatan masing-masing secara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dede Syamsul Ma Arif, 2015

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tujuan dari olahraga adalah untuk pendidikan, rekreasi, dan

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, ilmu pengetahuan dan

2015 DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA

2015 PENGARUH LATIHAN BARBELL LUNGES D AN D UMBELL ONE-ARM SHOULD ERS PRESS TERHAD AP HASIL TOLAK PELURU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Olahraga adalah salah satu bentuk dari upaya peningkatan kualitas

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam

I. PENDAHULUAN. kegiatan olahraga ditempuh melalui tiga pilar, yaitu olahraga pendidikan, olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Rezha, 2014

BAB I PENDAHULUAN. baik itu di tingkat Nasional seperti PON ataupun di tingkat Internasional seperti

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cabang olahraga yang berpotensi menyumbangkan medali di setiap

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan olahraga yang tidak asing lagi di indonesia,

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. olahraga lari sekian ratus meter, sepak bola, voli, badminton, lompat jauh,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga judo merupakan olahraga kompetitif yang memberikan kesempatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Untuk dapat bermain sepaktakraw dengan baik, seseorang dituntut untuk mempunyai

II. TINJAUAN PUSTAKA. tubuh dalam keadaan diam atau bergerak (Harsono,1988:223). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan diri dari serangan luar. Oleh karena itu manusia perlu beladiri

BAB I PENDAHULUAN. kejuaraan atletik. Pelaksanaan lompat dalam perlombaan atletik memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, perkembangannya mengalami kemajuan yang sangat pesat hal ini dapat dilihat dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2016 HUBUNGAN QUICKNESS, POWER TUNGKAI DAN FLEKSIBILITAS PANGGUL DENGAN HASIL START (GRAB START) RENANG PADA SISWA CLUB RENANG CIKALAPA SWIMMING POOL

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

Sejarah Lempar Lembing

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, mulai dari anak-anak sampai dengan orang dewasa, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina serta mengembangkan potensi jasmani,

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. beladiri yang beragam. Beladiri asli dan yang paling tua di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sepak Takraw merupakan cabang olahraga permainan asli dari Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN TEORITIS. kaki, kepala, dan dada. Hanya penjaga gawang yang disahkan memakai tangan.

meningkatkan prestasi dalam pertandingan kumite dan kata. Kata adalah jurus

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh masyarakat Indonesia khususnya para pemuda dan orang yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Jadwal Tes dan Pengukuran Terhadap Variabel-varibel Penelitian. No. Variabel Penelitian Hari/Tanggal Waktu Tempat

Transkripsi:

1 A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Di Indonesia gulat merupakan cabang olahraga yang sangat kurang digemari dikarenakan olahraga gulat terlihat sangat keras. Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri individu yang sudah berkembang dari jaman dahulu. Pada zaman Mesir kuno pelatihan olahraga gulat merupakan salah satu beladiri yang wajib diikuti oleh para tentaranya dan juga sering menjadi olahraga yang diselenggarakan pada saat perayaan penting di Mesir. Erawan (2010:3) mengatakan bahwa pada zaman Mesir kuno, gulat terutama sekali digunakan sebagai bentuk pelatihan bagi tentara. Gulat merupakan olahraga beladiri dimana terdapat dua orang yang saling berhadapan dan berusaha saling mengungguli lawannya dengan cara menarik, mendorong, membanting, dan menjegal sampai salah satu pegulat memenangkan pergulatan. Terdapat dua jenis gaya yang dipertandingkan dalam olahraga gulat, yaitu gaya bebas (free-style) dan gaya Greco-Roman (Romawi-Yunani). Perbedaan kedua gaya ini terletak pada anggota tubuh yang digunakan untuk menyerang, bertahan dan melakukan counter. Sebagaimana dijelaskan oleh PGSI (1980: 1) yaitu: Gulat adalah suatu kegiatan yang menggunakan tenaga didalamnya dimungkinkan mengandung suatu perkelahian, pertarungan yang sengit untuk mengalahkan lawan dengan saling menarik, mendorong, membanting dan mengunci. Di Indonesia juga tenyata ada beberapa beladiri tradisional yang gerakannya mirip dengan olahraga gulat. Ternyata olahraga beladiri tersebut sudah tersebar dari Indonesia bagian barat sampai Indonesia bagian timur. Berikut ini merupakan beberapa daerah dan nama beladiri mirip gulat yang berada di Indonesia yaitu di Aceh gulat disebut Gendul-gendul, Tapanuli gulat disebut Marsiranggut, Jawa Barat gulat disebut Benjang, Jawa Tengah gulat disebut Embek-embekan, Rembang/Jawa Tengah gulat disebut Pathol, Jawa Timur gulat disebut Pitingan, 1

2 Madura/Jawa Timur gulat disebut Okhol, Nusa Tenggara Barat gulat disebut Paluru, Sulawesi selatan gulat disebut Silotteng, Ujung Pandang gulat disebut Sinotto dan Kalimantan Selatan gulat disebut Baguling Beberapa cara memperoleh kemenangan dalam pertandingan gulat diantaranya, yang pertama pada saat pertandingan gulat yang memenangkan pertandingan dengan touchje atau mutlak pada babak kesatu maka pertandingan tidak dilanjutkan karena touchje dianggap kuncian yang mematikan sehingga lawan tidak dapat bergerak pada saat kedua pundaknya mengenai matras dalam waktu 2/3 detik (dimenangkan dengan jatuhan). Kedua apabila pada babak pertama tidak ada pegulat yang memenangkan pertandingan maka akan dilanjutkan pada babak kedua dengan angka kedua pegulat tidak dimulai dari nol tetapi terjadi akumulatif angka. Pegulat dinyatakan memenangkan suatu pertandingan apabila terjadi selisih angka 7-0. Dan yang terakhir apabila pegulat tidak hadir (mengundurkan diri dan diskualifikasi) dalam pertandingan. Siswanto (2010:26) menjelaskan bahwa: Suatu pergulatan dapat dimenangkan dengan : jatuhan, cedera, ketidak hadiran, diskualifikasi, angka mutlak dan angka teknik. Terdapat dua gaya yang dipertandingkan dalam olahraga gulat, yaitu gaya bebas (free style) dan gaya romawi (greco roman). Pada gaya bebas pegulat bebas untuk menggunakan seluruh bagian tubuhnya untuk menyerang, bertahan dan melakukan counter pada setiap pergulatan. Pada gaya bebas seluruh bagian diperbolehkan untuk diserang oleh lawannya, kecuali daerah-daerah vital. Sedangkan pada gulat gaya romawi bagian tubuh yang boleh digunakan secara aktif dan boleh diserang yaitu tubuh bagian atas, yaitu dari pinggul sampai kepala. Jadi apabila pegulat menyerang atau menggunakan secara aktif tubuh bagian bawah maka akan terjadi pelanggaran. Penguasaan berbagai macam teknik wajib dimiliki oleh seorang pegulat karena karakteristik olahraga gulat adalah olahraga yang tidak dapat ditebak dan gerakan yang dilakukannya berubah-ubah sesuai dengan jalannya suatu

3 pergulatan. Oleh karena itu seorang pegulat harus memiliki kondisi fisik yang baik karena harus bisa melakukan tenkik dengan beban yang berat badan dan tekanan dari tenaga lawan dalam waktu yang relatif lama. Jadi penguasaan teknik dan tingkat kondisi fisik yang baik sangat diperlukan dalam olahraga gulat. Tetapi selain teknik dan kondisi fisik yang baik, diperlukan juga beberapa faktor penting yang harus dikuasai untuk mencapai prestasi yang maksimal, yaitu: taktik, dan mental. Oleh karena itu seorang atlet wajib memiliki keempat aspek tersebut agar mencapai prestasi puncak. Salah satu teknik yang sering digunakan adalah teknik angkatan satu kaki. Teknik angkatan satu kaki sering dilakukan pada saat melakukan serangan kaki. Secara garis besar teknik angkatan kaki dibagi menjadi dua macam, yaitu teknik angkatan satu kaki dan teknik angkatan dua kaki. Dalam teknik angkatan satu kaki dapat dilanjutkan dengan angkatan, dorongan, tarikan dan jegalan. Untuk teknik angkatan satu kaki sering dilakukan pada saat pertandingan. Teknik ini dilakukan dengan cara pegulat berhadapan, lalu salah satu pegulat menyerang dengan cara menangkap satu kaki, dimana posisi tungkai merendah dan kepala penyerang menempel ketat di kaki lawan dan dilanjutkan mengangkat kaki lawan setinggi dada dengan tujuan agar lawan kehilangan keseimbangan lalu mendorong lawan sampai jatuh. Menurut salah satu atlet PELATDA PON yaitu Handaka Wiguna berpendapat bahwa teknik angkatan satu kaki merupakan teknik yang mudah dan dapat dikombinasikan dengan berbagai teknik. Teknik ini sering di lihat di berbagai pertandingan tingkat nasional. Salah satu teknik angkatan yang sering digunakan dalam pertandingan olahraga gulat adalah angkatan satu kaki. Dalam melakukan teknik angkatan satu kaki diperlukan power tungkai dan kekuatan lengan yang baik untuk menghasilkan angkatan yang optimal. Power tungkai merupakan kemampuan untuk menahan beban dalam waktu yang sangat cepat pada bagian tungkai yang dimiliki oleh pegulat, sedangkan kekuatan lengan merupakan kemampuan otot

4 lengan dalam menggerakan kekuatan untuk menarik, mendorong, memukul, melempar dalam waktu yang sangat singkat. Teknik angakatn satu kaki dilakukan dengan awalan pegulat berdiri saling berhadapan penyerang mengangkat/menarik kaki kanan lawan setinggi mungkin, tangan kiri penyerang memegang bahu lawan. Bila berhasil diraih dan ditarik, maka lutut terus ditarik setinggi mungkin sambil berdiri dan kaki kiri menjegal kaki kanan lawan sambil dilempar. Apabila dilakukan dengan sempurna maka pegulat akan memperoleh point 3. Dalam melakukan teknik ini kecepatan memiliki peranan yang sangat penting akan tetapi bukan hanya kecepatan yang menjadi faktor pendukung berhasilnya suatu teknik, tetapi kekuatan juga ikut memegang peranan penting dalam setiap gerakan yang dilakukan oleh seorang pegulat. Maka yang dibutuhkan bagi seorang pegulat dalam melakukan sebuah teknik adalah kekuatan yang cepat atau biasa disebut power. Menurut Harsono (1988: 176) mengatakan power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat. Sedangkan bagian tubuh yang dominan dalam melakukan teknik angkatan satu kaki yaitu tungkai dan lengan.lengan sesuai dengan fungsinya sebagai alat gerak, ia dapat menarik, mendorong, memindahkan, melempar benda dsb. Pada bagian lengan atas terdapat tulang lengan atas (tulang humerus) dengan sekumpulan otot, diantaranya Mosculus Bichep brachili, Mosculus Brachialis, Mosculus Corabobra brachialis, Mosculus Trchep Brachi, Mosculus fleksor digitilongus, Mosculus Brachio radialis, Mosculus Bisep brochineoput longus. Power lengan digunakan pada saat menangkap dan menarik kaki lawan lalu mengangkatnya. Sedangkan untuk tungkai terbagi menjadi dua yaitu otot tungkai atas dan otot tungkai bawah. Otot tungkai atas meliputi : M.abductor femuris (M.abductor maldamus sebelah kanan, M.abductor brevis sebelah tengah, M.Abductor longus sebelah luar), M.rectus femuris, M.vastus lateralis eksternal, M.vastus medialis

5 internal, M.vastus intermedial, M.biseps femuris berfungsi membengkokkan paha, M.semi membranous, M.semi tendinaseus, M.Sartorius. Sedangkan otot tungkai bawah terdiri dari: otot tulang kering depan M.tibialis, M.eksentor talangus longus, gastroknimeus, tendo Achilles, M.falangus longus, M.tibialis posterior. Power tungkai digunakan pada saat bergerak maju dan menopang tubuh pada saat kaki lawan diangkat. Berdasarkan pengalaman menjadi atlet, pendapat atlet lain dan pengamatan dalam setiap pertandingan, dalam aplikasi di lapangan banyak pegulat yang gagal menggunakan teknik angkatan satu kaki karena pegulat kurang cepat dalam melakukan teknik tersebut. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui sejauh mana kontribusi power lengan dan power tungkai terhadap keberhasilan teknik tangkapan satu kaki diangkat. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, terdapat beberapa kendala dalam melakukan teknik angkatan satu kaki, diantaranya sering terjadi kegagalan karna kurang cepatnya dan kurang mendukungnya power tungkai dan kekuatan lengan pada saat melakukan teknik tersebut. Maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai kontribusi kekuatan lengan dan power tungkai terhadap hasil angkatan satu kaki diangkat pada cabang olahraga gulat. Dalam hal ini penulis perlu mengidentifisikan sebagai berikut: 1. Apakah terdapat kontribusi kekuatan lengan terhadap hasil teknik angkatan satu kaki? 2. Apakah terdapat kontribusi power tungkai terhadap hasil teknik angkatan satu kaki? C. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan masalah penelitian yang diuraikan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

6 1. Untuk mengetahui apakah terdapat kontribusi power tungkai terhadap hasil teknik angkatan satu kaki. 2. Untuk mengetahui apakah terdapat kontribusi kekuatan lengan terhadap hasil teknik angkatan satu kaki. D. MANFAAT PENELITIAN Penulis berharap dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai : a. Secara teoritis dapat dijadikan informasi, inovasi dan keilmuan yang bermanfaat bagi masyarakat dan lembaga olahraga mengenai kontribusi power tungkai dan kekuatan lengan terhadap keberhasilan melakukan angkatan satu kaki dalam cabang olahraga gulat. b. Secara praktis apabila hasil penelitian ini sesuai dengan yang diharapkan, dapat dimanfaatkan dalam upaya untuk meningkatkan prestasi atlet cabang olahraga gulat. E. BATASAN PENELITIAN Didalam penelitian ini penulis membatasi penelitian agar dalam penelitian ini tidak menyimpang dari permasalahan dan tujuan penelitian serta agar dapat bejalan dengan lancar dan terkendali. Adapun batasan penelitiannya adalah sebagai berikut : 1 Variabel bebas dalam dalam penelitian ini adalah kekuatan lengan dan power tungkai. 2 Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keberhasilan dalam melakukan teknik angkatan satu kaki. 3 Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah atlet gulat PUTRI PELATDA JAWA BARAT. F. BATASAN ISTILAH

7 Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini perlu diberikan batasan-batasan yang jelas sehingga tidak terjadi salah penafsiran. Adapun istilahistilah tersebut adalah sebagai berikut: 1. kontribusi adalah sumbangan atau dukungan terhadap perkumpulan. Yang dalam hal ini adalah dukungan dari power tungkai dan power lengan terhadap hasil dalam teknik angkatan satu kaki 2. Power. Harsono (1988: 176) mengatakan power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat. 3. Kekuatan. Harsono (1988: 200) kekuatan adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi guna membangkitkan tegangan terhadap tahanan. 4. Tungkai. Menurut Damiri (1994: 56) menjelaskan bahwa tungkai sesuai fungsinya sebagai alat gerak, ia menahan berat badan bagian atas, ia dapat memindahkan tubuh (bergerak), ia dapat menggerakan tubuh ke atas, ia dapat menendang dan sebagainya. 5. Lengan. Menurut damiri (1994: 54) lengan adalah merupakan alat gerak yang mempunyai fungsi menarik, mendorong, memindahkan,melempar benda dan lain sebagainya. 6. Angkatan satu kaki. Erawan (2010: 103) menjelaskan bahwa posisi saling berhadapan, penyerang mengangkat/menarik kaki kanan lawan setinggi mungkin. Tangan kiri penyerang memegang bahu lawan. Bila berhasil diraih dan ditarik, maka lutut terus ditarik setinggi mungkin sambil berdiri dan kaki kiri menjegal kaki kanan lawan sambil dilempar. G. LOKASI DAN SAMPEL Dalam penelitian ini lokasi yang digunakan untuk melakukan penelitian di sasana latihan GOR GULAT JAWA BARAT, Kota Bandung dikarenakan di tempat tersebut merupakan pusat pelatihan bagi para atlet putra dan putri pelatda

8 JABAR sehingga memudahkan dan menunjang pada penelitian yang akan dilakukan. Sedangkan yang akan menjadi sampel pada penelitian ini adalah atlet putri pelatda jawa barat karena dinilai sudah menguasai teknik angkatan satu kaki dengan baik dan memiliki kondisi fisik yang prima, terutama pada segi kekuatan dan fleksibilitas yang menjadi faktor penunjang dalam melakukan teknik tersebut. Hal tersebut dapat meminimalisir kesulitan yang biasa terdapat pada pelaksanaan penelitian.