PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR UJIAN AKHIR SEMESTER. Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP

dokumen-dokumen yang mirip
Peranan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Bagi Siswa

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN MINAT BACA PADA SISWA. Dosen : Nanik Arkiyah, M.

PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR

TEMA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR JUDUL : PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER ILMU MAKALAH

TUGAS INDIVIDU PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan

MAKALAH PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR UNTUK KECERDASAN ANAK. Untuk memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan

Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa

MANFAAT PERPUSTAKAAN SEBAGAI MEDIA BELAJAR BAGI SISWA DI SEKOLAH DASAR. Dosen : Nanik Arkiyah, M.IP. Oleh : Leny Nurhanifah PGSD/ 7A

Urgensi Perpustakaan untuk menunjang. sukses belajar mengajar di lingkungan sekolah

PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR

UJIAN AKHIR SEMESTER PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN PENDIDIKAN PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR

OPTIMALISASI FUNGSI PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR

MAKALAH MANFAAT PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR

UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN PENDIDIKAN PERMASALAHAN PERPUSTAKAAN DI SEKOLAH. Oleh Tyas Aningrum

MAKALAH PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR YANG PENTING. Makalah ini disusun untuk memenuhi Ujian Akhir Semester

PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA SEKOLAH DASAR

EFEKTIVITAS PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR. Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. inggris perpustakaan dikenal dengan nama library. Library berasal dari bahasa Latin

MAKALAH MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PERPUSTAKAAN SEKOLAH. Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP

BAB II POKOK BAHASAN 1. PENGERTIAN

MANFAAT PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR DI SEKOLAH DASAR BAGI KECERDASAN ANAK. Dosen Pembimbing : Nanik Arkiyah,M.Ip

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, berketerampilan, dan berakhlak mulia. hubungan ini tepat sekali ajaran agama Islam yang menjunjung tinggi ilmu

MAKALAH PERPUSTAKAAN SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR BAGI SISWA SEKOLAH DASAR. Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah sebagai Pusat Sumber Belajar bagi Siswa

MAKALAH. Pemanfaatan Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 058 TAHUN 2017 TENTANG TRANSFORMASI PERPUSTAKAAN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini semakin meningkat.hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENDUKUNG PROSES BELAJAR MENGAJAR

Meningkatkan Minat Membaca Siswa Melalui Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SARANA PUSAT SUMBER BELAJAR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi serta proses globalisasi.

PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH TERHADAP PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Priyanka Permata Putri, 2013

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEEBAGAI SUMBER BELAJAR

TUGAS INDIVIDU PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

Pentingnya Perpustakaan Sekolah Sebagai Pusat Sumber Belajar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, maka dibentuklah lembaga yang menyediakan informasi yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Elin Asrofah Qobtiah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sasaran pendidikan adalah warga masyarakat yang tidak pernah sekolah/ buta aksara,

Optimalisasi Layanan Koleksi Audio Visual di Perpustakaan ISI Surakarta oleh Sartini. Abstrak

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG

PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR. Nanik Arkiyah, M. IP

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 4 SERI E

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menyediakan beragam informasi yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya.

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan selalu menjadi sorotan dan topik yang menarik sampai

BAB I PENDAHULUAN. dengan membaca maka pengetahuan bertambah. Sudah pasti, orang yang rajin membaca adalah

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PEMBUDAYAAN GEMAR MEMBACA

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

Perpustakaan Perguruan Tinggi Berperan dalam Pengembangan Minat Baca Oleh: Drs. Habib, M.M.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan masyarakat baik pendidikan formal maupun non formal. Prioritas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS OTOMASI PERPUSTAKAAN

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS

yang diharapkan dari pembelajaran itu dan bukan sekedar suatu proses dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pencapaian suatu tujuan pendidikan. Oleh sebab itu,

Perpustakaan umum kabupaten/kota

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin meningkat kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan formal,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan rekreasi bagi pemustaka. Salah satu perpustakaan umum

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN

PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN

SUMBER BELAJAR. Dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil pembelajaran, kita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nia Hastari, 2015

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

Pembinaan Minat Baca Bagi Siswa Sekolah Dasar Makalah disampaikan pada Pelatihan Perpustakaan SD Purwoasri II Singosari Malang, 07 Juli 2007

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia. dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memegang peranan penting dalam pembangunan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERPUSTAKAAN DAN MINAT BACA SISWA. Saroni

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN LITERASI KABUPATEN SEMARANG

MENULIS SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN BUDAYA BACA DAN PROFESIONALISME PUSTAKAWAN Haryani Pustakawan UPT Perpustakaan Undip

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat baik negara maupun bangsa. Pendidikan merupakan wahana untuk

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DI SEKOLAH DASAR

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

MAKALAH PENGGUNAAN PERPUSTAKAAN DIGITAL SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR

Perpustakaan umum kabupaten/kota

PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA. Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP

Transkripsi:

PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR UJIAN AKHIR SEMESTER Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP Di susun oleh : Radeta Budi Santosa 1300005338 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perpustakaan telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan lembaga pendidikan. Bahkan sekarang telah mulai banyak dikembangkan perpustakaan keliling (mobile library) yang fungsinya sebagai bagian dari sarana untuk mempermudah belajar dalam upaya mencerdaskan kehidupan anak bangsa sebagaimana amanat Undangundang Dasar tahun 1945. Perpustakaan sebagai lembaga yang mengelola sumber informasi semestinya menduduki posisi kunci dalam proses pendidikan dan pelatihan yang ada, baik di lingkungan sekoah, luar sekolah, dunia kerja, maupun masyarakat pada umumnya. Namun kenyataannya masih jauh dari harapan. Perpustakaan masih belum benar-benar memasyarakat. Hal ini terjadi karena rendahnya minat baca masyarakat dan kurangnya kesadaran bahwa belajar harus mencari sendiri informasi atau jawaban atas persoalan yang mereka hadapi. Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi, berkembang pula konsep perpustakaan. Perpustakaan perlu menyesuaikan diri bukan hanya menangani koleksi sumber informasi dalam bentuk media cetak saja, tetapi harus membuka diri untuk masuknya media audio visual dan kemungkinan masuknya fungsi-fungsi lainnya. Dengan visi ke depan, perpustakaan hendaknya siap pula menjadi pusat sumber informasi dalam arti sebenarnya. Oleh karena itu, apabila kita menyebut pusat sumber informasi hendaknya kita tafsirkan sebagai perpustakaan yang berkembang lebih lanjut dengan fungsi-fungsi baru tersebut. Perkembangan konsep pusat sumber informasi adalah perpaduan antara fungsi perpustakaan dan pusat multimedia untuk menunjang kegiatan belajar mengajar sasaran didik tertentu dalam suatu lembaga pendidikan, baik formal (sekolah, diklat) maupun nonformal (masyarakat). Pusat sumber informasi tidak hanya bermanfaat untuk membantu proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah dan lembaga diklat tetapi juga lembaga lain, sepanjang berurusan dengan proses pendidikan dan pembelajaran di masyarakat pada umumnya.

Keberadaan perpustakaan sangat dibutuhkan sekali bagi masyarakat, terlebih lagi bagi setiap lembaga pendidikan, karena dengan adanya perpustakaan para pelajar dapat dengan mudah mencari referensi dari setiap materi kurikulum yang diajarkan oleh gurunya untuk lebih memperluas wawasan dari pelajaran yang didapatkannya. Selain itu dengan perpustakaan, pelajar lebih mudah mengumpulkan informasi tentang berbagai macam disiplin ilmu asalkan perpustakaannya sudah ideal, artinya dapat menyediakan buku-buku sesuai dengan lingkungan belajar lembaga tersebut. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, didapat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa pengertian perpustakaan? 2. Bagaimana memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar? 3. Bagaimana menumbuhkan minat membaca melalui perpustakaan? C.Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah: 1. Memberikan pengertian tentang perpustakaan. 2. Mengetahui pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar. 3. Mengetahui cara menumbuhkan minat membaca melalui perpustakaan.

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Perpustakaan Secara sederhana pengertian perpustakaan adalah salah satu bentuk organisasi sumber belajar yang menghimpun berbagai informasi dalam bentuk buku dalam upaya mengembangkan kemampuan dan kecakapannya. Menurut Wiryokusumo (dalam Darmono, 2004) dengan memanfaatkan perpustakaan dapat diperoleh data atau informasi untuk memecahkan berbagai masalah, sumber untuk menentukan kebijakan tertentu, serta berbagai hal yang sangat penting untuk keperluan belajar. Jika ditilik dari pengertian tersebut, hakikat perpustakaan adalah pusat sumber belajar dan sumber informasi bagi pemakainya. Berdasarkan pasal 1 Undang-undang No.43 tahun 2007 tentang Perpustakaan, dijelaskan bahwa perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian,informasi, dan rekreasi para pemustaka. Secara umum, tujuan dari perpustakaan (UU No.43 tahun 2007 pada pasal 4) yaitu untuk memberikan layanan kepada pemustaka, meningkatkan kegemaran membaca, serta memperluas wawasan dan pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Perpustakaan dapat pula diartikan sebagai tempat kumpulan buku-buku atau tempat buku dihimpun dan diorganisasikan sebagai media belajar siswa. Wafford (dalam Darmono, 2004) menterjemahkan perpustakaan sebagai salah satu organisasi sumber belajar yang menyimpan, mengelola, dan memberikan layanan bahan pustaka baik buku maupun non buku kepada masyarakat tertentu maupun masyarakat umum. Lebih luas lagi pengertian perpustakaan adalah salah satu unit kerja yang berupa tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola, dan mengatur koleksi bahan pustaka secara sistematis untuk digunakan oleh pemakai sebagai sumber informasi sekaligus sebagai sarana belajar yang menyenangkan. Jika dikaitkan dengan proses belajar mengajar di sekolah, perpustakaan sekolah memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa serta meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran.

B. Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar Melalui penyediaan perpustakaan, siswa dapat berinteraksi dan terlibat langsung baik secara fisik maupun mental dalam proses belajar. Perpustakaan sekolah merupakan bagian integral dari program sekolah secara keseluruhan, dimana bersama-sama dengan komponen pendidikan lainnya turut menentukan keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran. Melalui perpustakaan siswa dapat mendidik dirinya secara berkesinambungan. Secara umum perpustakaan sekolah sangat diperlukan keberadaanya dengan pertimbangan bahwa: a. Perpustakaan merupakan sumber belajar, b. Merupakan salah satu komponen sistem instruksional, c. Sumber untuk menunjang kualitas pendidikan dan pengajaran, d. Sebagai laboratorium belajar yang memungkinkan siswa dapat mempertajam dan memperluas kemampuan untuk membaca, menulis, berpikir dan berkomunikasi. Jika dikaitkan dengan pengertian sumber belajar, maka perpustakaan merupakan salah satu dari berbagai macam sumber belajar yang tersedia di lingkungan sekolah. Mengacu pada definisi sumber belajar yang diberikan oleh Association for Education Communication Technology (AECT) maka pengertian sumber belajar adalah berbagai sumber baik itu berupa data, orang atau wujud tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar baik yang digunbakan secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajarnya. Ditinjau dari segi pendayagunaan, AECT membedakan sumber belajar menjadi dua macam yaitu: 1. Sumber belajar yang dirancang atau sengaja dibuat untuk digunakan dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Sumber belajar yang dirancang tersebut dapat berupa buku teks, buku paket, slide, film, video dan sebagainya yang memang dirancang untuk membantu mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

2. Sumber belajar yang tidak dirancang atau tidak sengaja dibuat untuk membantu mencapai tujuan pembelajaran. Jenis ini banyak terdapat disekeliling kita dan jika suatu saat kita membutuhkan, maka kita tinggal memanfaatkannya. Contoh sumber belajar jenis ini adalah tokoh masyarakat, toko, pasar, museum. Mengacu pada definisi AECT tentang sumber belajar, maka sumber belajar jenis pertama yaitu sumber belajar yang sengaja dibuat untuk membantu pencapaian tujuan belajar perlu disimpan untuk didayagunakan secara maksimal. Penyimpanan berbagai sumber belajar tadi ditempatkan dan diorganisasikan di perpustakaan. Dengan demikian maka perpustakaan merupakan salah satu sarana yang dibutuhkan di lingkungan berbagai lembaga, termasuk sekolah guna membantu tercapainya setiap upaya pembelajaran. Dalam rangka memanfaatkan perpusatakaan sebagai sumber belajar, maka diperlukan keterampilan-keterampilan seperti berikut: 1. Keterampilan mengumpulkan informasi, di antaranya: a) Mengenal sumber informasi dan pengetahuan b) Menentukan sumber informasi berdasarkan sistem klasifikai perpustakaan, cara menggunakan katalog dan indek c) Menggunakan bahan pustaka baru, bahan referensi seperti ensiklopedi, kamus, buku dan lain sebagainya 2. Keterampilan mengambil intisari dan mengorganisasikan informasi, seperti: a) Keterampilan menganalisis, menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi: b) Memahami bahan yang dibaca c) Membedakan fakta dan opini d) Menginterpretasikan informasi baik yang mendukung atau yang berlawanan 3. Keterampilan menggunakan informasi, di antaranya: a) Memanfatkan intisari informasi untuk mengambil keputusan dan memecahkan masalah

b) Memanfaatkan informasi dalam diskusi c) Menjadikan informasi dalam bentuk tulisan. (Darmono, 2002) Misi perpustakaan secara umum adalah memberikan layanan yang maksimal untuk memenuhi kebutuhan pemakainya melalui layanan bahan pustaka yang ada diperpustakaan. Kelengakapan sarana dan bahan-bahan di perpustakaan memiliki makna yang tersendiri bagi terciptanya kualitas sumber daya manusia, baik yang dilakukan oleh lembaga pendidikan formal maupun non formal. Karena dengan kelengkapan bahan-bahan dan sarana yang dibutuhan oleh peserta didik atau konsumen yang membutuhkannya, akan dapat membantu memberi kemudahan dalam belajar. Hal ini penting difahami, karena perpustakaan selama ini masih dirasakan manfaatnya akan kehadirannya baik di tengahtengah masyarakat atau di lembaga pendidikan. Di mana perpustakaan dijadikan sebagai sarana belajar dan menjadi sumber belajar oleh siapapun yang membutuhkannya. Kelengkapan fasilitas dan sarana pada lembaga perpustakaan akan memberikan kenyamanan dan kemenarikan bagi para ownernya untuk selalu datang memanfaatkan perpustakaan. Dengan seringnya para pengguna untuk mendatangi gedung perpustakaan, dengan sendirinya budaya minat baca akan tumbuh dan sikap positif terhadap perpustakaan akan selalu hadir dalam benak siswa atau para pengguna perpustakaan. Hal ini yang penting dikembangkan dalam rangka meningkatkan fungsi pelayanan perpustakaan agar dapat memberikan kepuasan bagi pelanggannya. Seringnya masyarakat, pelajar atau mahasiswa mendatangi perpustakaan, berarti ia telah dapat memanfaatkan perpustakaan sebagai pusat sumber informasi, dan ia juga telah menyadari bahwa perpustakaan adalah sebagai tempat belajar untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta berbagai macam informasi bagi kepentingan hidupnya. Jika kesadaran ini telah betul-betul muncul pada diri setiap masyarakat, maka cita-cita menjadikan masyarakat sebagai masyarakat belajar (learning society) akan dapat terbentuk. Dengan terbentuknya kondisi masyarakat belajar ini niscaya akan dapat membentuk sikap positip untuk selalu berpihak pada kepentingan peningkatan sumber bdaya manusia. Dan ketergantungan pada perpustakaan juga akan tinggi. Karena dia sadar bahwa di dalam perpustakaan itu, banyak hal yang dapat dipelajari. Sehingga menjadikan

perpustakaan sebagai pusat informasi dan sumber untuk mempelajari hal-hal yang belum dikuasai. Menurut Hidayat (2011), pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar dapat dilakukan di antaranya adalah melalui: a) Kunjungan atau mendatangi perpustakaan untuk membaca buku dan atau meminjamnya; b) Penugasan kepada siswa atau mahasiswa dalam mengerjakan tugas-tugas di perpustakaan (sumbernya di perpustakaan) c) Mengadakan lomba karya ilmiah yang diselenggarakan oleh perpustakaan, misalnya dengan tema membangun minat baca, tanggung jawab remaja dalam pembangunan, dan sebagainya; d) Mengadakan bazar buku, dan lain lain. Beberapa hal tersebut adalah di antara sekian banyak kiat-kiat yang dapat dilakukan untuk membangun kecintaan peserta didik dalam minat membaca dan dapat mendatangi perpustakaan sehingga perpustakaan dijadikan sebagai sumber belajar. C. Menumbuhkan Minat Baca melalui Perpustakaan Salah satu kegiatan belajar adalah membaca. Dan membaca merupakan alat untuk memperoleh pengetahuan dan kesenangan bagi orang yang melek huruf. Pengetahuan dan pengalaman tersebut kemudian disimpan dalam bentuk tulisan. Perintah untuk membaca dan menulis telah tegas dijelaskan dalam al-qur an surat Al-Alaq ayat 1-5, sebagai berikut: Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Qs. Al-Alaq: 1-5)

Untuk mengembangkan perpustakaan sebagai sumber belajar perlu diciptakaan atmosfir sekolah yang menunjang. Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah adanya pengembangan program kebiasaan membaca untuk menumbuhkan minat membaca siswa. Diharapkan penyediaan sarana untuk peningkatan kegemaran membaca siswa akan berpengaruh positif terhadap peningkatan keterampilan membaca. Keterampilan membaca dan kegemaran membaca memiliki hubungan yang saling mendukung. Upaya-upaya peningkatan minta membaca perlu dilakukan baik oleh guru dengan tujuan agar siswa mempunyai kemauan untuk melakukan kegiatan membaca sesering mungkin di luar kelas. Pada lingkungan sekolah perpustakaan mempunyai peran yang sangat strategis dalam hal penyediaan fasilitas untuk meningktkan minat baca siswa. Menurut Sangkaeo dalam Diem,C.D. (2010), Kebiasaan membaca adalah suatu tingkah laku yang berupa keinginan (yang disebut minat) untuk membaca dan kadangkadang diikuti dengan kegemaran akan jenis bacaan tertentu. Minat dan kegemaran membaca tidak dengan sendirinya dimiliki oleh seseorang, termasuk anak-anak dalam usia sekolah. Minat baca dapat tumbuh dan berkembang dengan cara dibentuk. Dalam kaitan ini dapat kita simak teori rangsangan dan dorongan. Dorongan adalah daya motivasional yang mendorong lahirnya perilaku yang mengarah pada pencapaian suatu tujuan. Dorongan yang dimaksud adalah motivasi tidak hanya untuk perilaku tertentu saja, melainkan perilaku apa saja yang berkaitan dengan kebutuhan dasar yang diinginkan seseorang. Dorongan-dorongan tersebut dapat muncul dari dalam diri orang tersebut atau dapat dirangsang dari luar. Memperhatikan asal dari dorongan untuk berperilaku, dapat diprediksikan bahwa minat dan kegemaran membaca itu timbul dalam diri anak maupun dari orang-orang lain di lingkungan sekitar. Oleh sebab itu upaya untuk mengangkat program peningkatan minat dan kegemaran membaca perlu melibatkan unsur-unsur berikut ini: a. anak didik pada semua jenjang SD, SLTP, SLTA, b. guru sekolah, kepala sekolah, pengawas sekolah, c. sekolah dengan berbagai program kegiatan yang dapat menunjang pengkondisian tumbuhnya minat dan kegemaran membaca, d. orang tua di rumah, e. lingkungan masyarakat di luar sekolah dan rumah,

f. lembaga-lembaga masyarakat yang berminat terhadap pengembangan minat dan kegemaran membaca, misalnya dengan mendirikan pondok baca, g. pemerintah melalui berbagai program yang dikembangkan, seperti adanya kegiatan bulan buku nasional pada setiap bulan Mei, hari Aksara Internasional pada setiap bulan September, hari kunjung perpustakaan yang jatuh pada bulan September, kegiatan tersebut bisa dikaitkan dengan pembinaan minat dan kegemaran membaca. (Darmono, 2002) Dilihat dari sumbernya, motivasi belajar ada dua jenis, yaitu: (1) motivasi instrinsik, dan (2) motivasi Ekstrinsik (Winkel, dalam Khadijah, 2009). Motivasi yang berasal dari anak merupakan dorongan yang bersifat internal, sedangkan dorongan dari pihak lainnya bersifat eksternal. Dengan kata lain bila akan merumuskan strategi peningkatan minat dan kegemaran membaca anak didik maka dua model strategi tersebut patut dipertimbangkan, yaitu model strategi yang didasarkan pada motivasi internal dan model yang digerakkan oleh motivasi eksternal. Menurut Darmono (2004) sekurang-kurangnya terdapat tiga dimensi pengembangan minat dan kegemaran membaca yang perlu dipertimbangkan yaitu: 1. Dimensi edukatif pedagogik Dimensi ini menekankan tindak-tindak motivasional apa yang dilakukan para guru dikelas, untuk semua bidang studi yang akhirnya para siswa tertarik dan memiliki minat terhadap kegiatan membaca untuk tujuan apa saja. Paradigma pengajaran saat ini adalah berpusat pada anak didik, maka pengembangan minat baca hendaknya dimulai dari aktivitas belajar sehari-hari di kelas. 2. Dimensi sosio kultural Dimensi ini mengandung makna bahwa minat baca siswa dapat digalakkan berdasarkan hubungan-hubungan sosial dan kebiasaan anak didik sebagai anggota masyarakat. Misalnya dalam masyarakat paternalistik, orang tua atau pemimpin selalu menjadi panutan. Dalam hal ini jika yang dijadikan panutan memiliki minat baca maka dapat diprediksi bahwa anak juga dengan sendirinya terbawa situasi tersebut, artinya anak akan memiliki sikap dan kegemaran membaca.

3. Dimensi perkembangan psikologis Anak usia sekolah pada jenjang SD/SMP/SMU merupakan usia anak praremaja. Tahap pertengahan masa anak-anak didominasi dengan fungsi pengamatan, fungsi rasa ingin tahu yang cukup kuat. Pada masa ini perlu dipertimbangkan secara sungguh-sungguh dalam upaya memotivasi kegemaran membaca siswa. Pengamatan membaca yang jitu biasanya melalui ilustrasi gambar. Penalaran intelektual mudah dirangsang melalui diskripsi yang dikotomis, argumentasi yang menggugah. Peran perpustakaan sangat sentral dalam membina dan menumbuhkan kesadaran membaca. Kegiatan membaca tidak bisa dilepaskan dari keberadaan dan tersedianya bahan bacaan yang memadai baik dalam segi jumlah maupun dalam kualitas bacaan. Pada aspek lain minat baca senantiasa perlu dikembangkan. Di lingkungan anak usia sekolah usaha pengembangan minat baca dapat dilakukan dengan prinsip jenjang dan pikat. Prinsip pertama perlu adanya usaha untuk memikat pengguna untuk mulai menyenangi kegiatan membaca. Prinsip kedua perlu ada upaya untuk mengkondisikan perlunya penyediaan meteri bacaan yang sesuai dengan perkembangan anak yang dapat memperkuat minat baca anak, yang senantiasa terus mendorong anak untuk maju menuju pada kegiatan membaca yang berkualitas. Darmono (2002) dalam bukunya memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar, menjelaskan beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kegemaran membaca siswa melalui perpustakaan adalah: a. Menyediakan bahan bacaan yang diminati siswa, yang sesuai dengan keragaman tingkat perkembangan anak. b. Menjadikan perpustakaan sekolah sebagai tempat yang menyenangkan bagi siswa melalui penataan yang bagus, dengan pelayanan yang ramah, c. Membuat promosi dan kegiatan pengembangan minat dan kegemaran membaca dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah, d. Memberikan tugas tambahan kepada siswa di luar kelas. Pemberian tugas tambahan ini tentunya berkaitan dengan terbatasnya jam pelajaran di dalam kelas. Oleh sebab itu guru sebaiknya senantiasa mendorong siswa untuk lebih banyak membaca di luar jam jam sekolah (di rumah). Tugas membaca dapat dipantau dengan membuat laporan, resensi buku, atau membuat laporan garis besar isi buku

yang telah dibacanya (sinopsis) dengan memanfaatkan bacaan yang tersedia di perpustakaan, e. Tersedianya waktu bagi siswa untuk berkunjung ke perpustakaan baik secara perseorangan maupun klasikal yang sekaligus merupakan jam belajar di perpustakaan. f. Mengintegrasikan perpustakaan dalam kegiatan belajar mengajar. Sedangkan menurut Diem, (2010), salah satu cara untuk membuat kebiasaan membaca lebih baik adalah dengan cara menyediakan berbagai macam bacaan dalam jumlah banyak. Dengan kata lain, menggunakan berbagai jenis bahan bacaan dapat merupakan suatu alternatif untuk mempromosikan kebiasaan membaca anak. Tujuannya adalah agar anak selalu terlibat dalam proses kegiatan membaca tanpa merasa bosan dengan bahan yang itu-itu saja meskipun adakalanya anak-anak ingin membaca satu buku berkali-kali. BAB III PENUTUP Kesimpulan Dari uraian yang serba ringkas tersebut dapat ditarik benang merah bahwa dalam lingkungan sekolah, kegiatan belajar perlu didukung oleh sarana yang memadai, salah satunya adalah perpustakaan sekolah yang berfungsi sebagai sumber belajar siswa. Sebagai sumber belajar perpustakaan sekolah mengemban beberapa fungsi yang amat fital. Fungsi perpustakaan tersebut akan dapat berjalan dengan baik apabila didukung oleh beberapa hal seperti pengembangan koleksi yang sesuai, organisasi dan penguatan kelembagaan perpustakaan, pelayanan, penyediaan sarana dan prasarana, serta program promosi dan pengembangan perpustakaan. Keberadaan perpustakaan sekolah perlu ditangani secara baik dan memadai. Untuk itu diperlukan kemauan dari berbagai pihak untuk mengembangkannya yaitu penentu kebijakan pada tingkat departemen, tingkat daerah, tingkat sekolah (kepala sekolah, guru, dan pengelola perpustakaan).

Membaca dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan. Hanya saja sampai saat ini, budaya minat baca bagi masyarakat kita pada umumnya masih relatif rendah. Seiring dengan masih rendahnya perhatian pemerintah terhadap pendidikan. Membangkitkan minat baca masyarakat adalah hal yang sangat penting. Oleh karena itu, perhatian terhadap perpustakaan dan menjadikannya sebagai sumber belajar bagi masyarakat adalah sesuatu hal yang harus benar-benar menjadi prioritas, terlebih bagi perpustakaan di sekolah. Karena suatu lembaga pendidikan tanpa perpustakaan, ibarat orang berjalan tanpa tau alamat dan petunjuknya akan kemana ia pergi, sementara ia sendiri belum pernah tahu tentang tujuannya itu. Sudah saatnyalah keberpihakan setiap anggota masyarakat untuk kembali pada perpustakaan untuk menggali dan mendapatkan informasi. Dan menjadikan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar. Dengan kecintaannya terhadap perpustakaan, maka ia telah terbangun budaya kecintaannya terhadap membaca dan haus akan sumber ilmu pengetahuan. Membaca adalah jendela dunia.

DAFTAR PUSTAKA Association for Educational Communication and Technology (AECT), 1994. Definisi Teknologi Pendidikan, diterjemahkan oleh: Yusufhadi Miarso, dkk, Cetakan kedua, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Darmono, 2002. Menjadi pintar: memanfaatkan perpustakaan sekolah belajar. Malang: UM Press. sebagai sumber Darmono, 2004. Manajemen dan tata kerja perpustakaan sekolah. Cetakan ke-2. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Diem, Chuzaimah Dahlan, 2010. Perpustakaan, Kepustakaan, dan Keaksaraan. Short-Term Visiting Scholar at Ohio University. Hidayat, 2011. http://meretasmasadepan.blogspot.com/2011/03/pemanfaatan-perpustakaansebagai-sumber.html Khadijah, Nyayu, 2009. Psikologi Pendidikan. Palembang: Grafika Telindo Press. Pusat Pembinaan Perpustakaan. Memelihara Perpustakaan Sekolah. Depdikbud, Jakarta. Undang-undang No.43 tahun 2007 tentang Perpustakaan