I. PENDAHULUAN. memiliki potensi perikanan terbesar ketiga dengan jumlah produksi ,84

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Karet (Hevea brasiliensis M.) merupakan salah satu komoditi penting dan terbesar

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan dispersi koloid yang berasal dari uap asap kayu dalam air yang diperoleh dari

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. perikanan yang sangat besar. Oleh karena itu sangat disayangkan bila. sumber protein hewani, tingkat konsumsi akan ikan yang tinggi

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Karet (Hevea brasiliensis M.) merupakan salah satu komoditi hasil pertanian yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

PENDAHULUAN. hemiselulosa dan lignin dan telah dikondensasi. Asap cair masih mengandung

BAB 1 PENDAHULUAN Judul Penelitian

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Kerbau adalah hewan tergolong memamah biak subkeluarga bovinae dan

Bab III Metodologi Penelitian

OPTIMASI PROSES PIROLISIS ASAP CAIR DARI TEMPURUNG KELAPA DAN APLIKASINYA SEBAGAI KOAGULAN LATEKS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap. Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan

KARAKTERISASI ASAP CAIR HASIL PIROLISIS AMPAS TEBU SERTA PENGUJIANNYA UNTUK PENGAWETAN DAGING AYAM

Bab IV Pembahasan. Pembuatan Asap cair

PENINGKATAN KUALITAS ASAP CAIR DENGAN DISTILASI ABSTRAK. Kata kunci : Serbuk kayu gergajian, pirolisis, distilasi dan asap cair

BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBUATAN ASAP CAIR DARI SAMPAH ORGANIK SEBAGAI BAHAN PENGAWET MAKANAN

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KINERJA DAN ANALISIS TEKNO-EKONOMI ALAT PENGHASIL ASAP CAIR DENGAN BAHAN BAKU LIMBAH PERTANIAN TESIS OLEH SRI AULIA NOVITA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

QUALITY ASSESSMENT OF SMOKED SELAIS (Cryptopterus bicirrhis) RESULTS USING LABAN WOOD SMOKE WITH DIFFERENT METHODS FOR THE STORAGE ROOM TEMPERATURE

TINJAUAN PUSTAKA. nabati yang penting di Indonesia. Kelapa minyak sawit mengandung kurang lebih

KARAKTERISTIK KIMIA ASAP CAIR HASIL PIROLISIS BEBERAPA JENIS KAYU

Pemanfaatan Bonggol Jagung Menjadi Asap Cair Menggunakan Proses Pirolisis Guna Untuk Pengawetan Ikan Layang (Decapterus spp)

IV. PEMBAHASAN A. KARAKTERISIK BAHAN BAKU

I PENDAHULUAN. banyak ditemukan dan dikonsumsi yaitu ikan tongkol. Secara ilmu pengetahuaan,

1 I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi. Pemikiran, (6) Hipotesis, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

PENGARUH JENIS KAYU BERBEDA TERHADAP MUTU IKAN SELAIS (Cryptopterus bicirchis) ASAP. Oleh : Abstrak

OPTIMALISASI PENGGUNAAN ASAP CAIR DARI TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI PENGAWET ALAMI PADA IKAN SEGAR

TINJAUAN PUSTAKA. dari pada daging domba dan sapi sehingga tingkat konsumsi daging itik di

PENGARUH KONSENTRASI ASAP CAIR DARI SERBUK GERGAJI KAYU DAN TEMPURUNG KELAPA TERHADAP KUALITAS IKAN LELE ASAP. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

PEMANFAATAN ASAP CAIR DARI PIROLISIS CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI PENGAWET ALAMI TAHU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Ikan Tongkol (Euthynnus affinis)

II. TINJAUAN PUSTAKA. karena rasanya lezat dan mengandung nilai gizi tinggi. (Sudarisman, 1996). Pramono (2002)

PENGARUH KONSENTRASI CUKA KAYU DARI TEMPURUNG KELAPA TERHADAP KUALITAS IKAN GABUS (Ophiocephalus striatus)

BAB I PENDAHULUAN. Sale pisang merupakan salah satu produk olahan pisang masak konsumsi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. nucifera ) Terhadap Jumlah Total Bakteri (TPC) dan Kadar Protein pada Ikan Gurami (Ospronemus gouramy)

I. PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data yang diperoleh dari Kementerian

Menerapkan Teknik Pemanasan Tidak Langsung dalam Pengolahan KD 1: Melakukan Proses Pengasapan Ikan

I. PENDAHULUAN. makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Akses terhadap air

I. PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR (LIQUID SMOKE)

Bab II Tinjauan Pustaka

PENGARUH PENGGUNAAN ASAP CAIR SEBAGAI PENGAWET TERHADAP KUALITAS NUGGET DAGING AYAM. Oleh : MALIKIL KUDUS SUSALAM

II. TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN ASAP CAIR DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT PADA PENGOLAHAN KARET MENTAH

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi yang tinggi agar bisa melangsungkan hidupnya. Selain itu,

TEKNOLOGI ASAP CAIR DARI TEMPURUNG KELAPA, TONGKOL JAGUNG, DAN BAMBU SEBAGAI PENYEMPURNA STRUKTUR KAYU

ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR TEMPURUNG DAN SABUT KELAPA SECARA PIROLISIS DAN DISTILASI

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya di era modern ini banyak hasil pengolahan ikan yang

BAB I PENDAHULUAN. menyerang jaringan keras gigi seperti , dentin dan sementum, ditandai

OPTlMASl PEMURNIAN ASAP CAIR DENGAN METODA REDISTILAS1

I. PENDAHULUAN. poliaromatik hidrokarbon / PAH (Panagan dan Nirwan, 2009). Redestilat asap cair

PELITA, Volume 1, Nomor 1, Agustus 2005

PENDAHULUAN. Djoko Poernomo*, Sugeng Heri Suseno*, Agus Wijatmoko**

5. STUDI PUSTAKA/KEMAJUAN YANG TELAH DICAPAI DAN STUDI PENDAHULUAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

PENGASAPAN. PENGASAPAN merupakan perlakuan terhadap produk makanan dengan gas yang dihasilkan dari pemanasan material tanaman (contoh : kayu)

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. yang berasal dari bagian biji pada kebanyakan tanaman lebih banyak. diantaranya adalah daun singkong (Manihot utilisima).

PENDAHULUAN. Latar Belakang. meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan karena banyak industri yang

BAB I PENDAHULUAN. protein hewani yang mengandung omega-3 dan protein yang cukup tinggi sebesar

TINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah

OPTIMASI PEMURNIAN ASAP CAIR DENGAN METODA REDISTILASI

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

BEBERAPA SIFAT FISIKA DAN RENDEMEN ASAP CAIR GRADE III, II DAN I DARI LIMBAH BUAH KELAPA MUDA (Cocos nucifera L.)

PEMBUATAN, KARAKTERISASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA SERTA ANTIOKSIDAN ASAP CAIR DARI CANGKANG SAWIT (Elaeis gueneensis jack) Skripsi Sarjana Kimia

Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.1 April 2009 ISSN : TINGKAT KETAHANAN KESEGARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) MENGGUNAKAN ASAP CAIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBUATAN ASAP CAIR DARI SEKAM PADI DENGAN PROSES PIROLISA UNTUK MENGHASILKAN INSEKTISIDA ORGANIK

M. Yunus: Teknologi Pembuatan Asap Cair dari Tempurung Kepala Sebagai Pengawet Makanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

JKK, Tahun 2016, Vol 5(4), halaman ISSN

TUGAS AKHIR PEMANFAATAN KULIT KACANG TANAH MENJADI ASAP CAIR MENGGUNAKAN PROSES PIROLISIS GUNA UNTUK PENGASAPAN IKAN PINDANG LAYANG (DECAPTERUS SPP)

STUDI COMPERATIVE JENIS KAYU TERHADAP FLAVOR IKAN PATIN (Pangasius hypopthalmus) ASAP. Oleh: Abstrak

PEMANFAATAN ASAP CAIR SERBUK KAYU SEBAGAI KOAGULAN BOKAR THE UTILIZATION OF LIQUID SMOKE FROM SAWDUST AS BOKAR COAGULANT. Abstrak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II TINJAUAN PUSTAKA Curing, 2.4. Garam, dan 2.5. Pendugaan Umur Simpan. Selain itu serat-serat dagingnya pendek dan lunak.

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya

POTENSI TEKNOLOGI ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA TERHADAP KEAMANAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

I. PENDAHULUAN. protein yang lebih baik bagi tubuh dibandingkan sumber protein nabati karena mengandung

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR PIROLISIS DAN BAHAN BIOMASSA TERHADAP KAPASITAS HASIL PADA ALAT PEMBUAT ASAP CAIR

BAB I. PENDAHULUAN. berkembangnya perkebunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Bahan Baku Karet Crepe

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pemanfaatan Asap Cair Food Grade yang Dimurnikan dengan Arang Aktif sebagai Pengawet Ikan Nila

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara

LAPORAN AKHIR TEKNOLOGI PEMBUATAN ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI PESTISIDA ORGANIK DAN PENGAWET PANGAN ALAMI YANG MURAH DAN APLIKATIF

BAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi sumber daya perikanan laut cukup besar. Kota Bandar Lampung merupakan daerah yang memiliki potensi perikanan terbesar ketiga dengan jumlah produksi 23.665,84 ton/tahun setelah Kabupaten Lampung Selatan (35.476,26 ton/tahun) dan Lampung Timur (37.520,67 ton/tahun). Potensi perikanan tangkap tertinggi ketiga di Bandar Lampung yaitu ikan tongkol (Dinas Kelautan dan Perikanan, 2014). lkan tongkol (Euthynnus affinis C.) adalah ikan yang berpotensi cukup tinggi serta memiliki nilai ekonomis tinggi. Ikan tongkol memiliki kandungan protein yang tinggi dan juga sangat kaya akan kandungan asam lemak omega-3. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan lain yang disebabkan oleh bakteri dan perubahan kimiawi pada ikan mati (Sanger, 2010). Pencegahan kerusakan yang dapat dilakukan untuk memperpanjang umur simpan ikan tongkol adalah dengan menambahkan pengawet ke dalam ikan segar ataupun produk olahan ikan. Saat ini pengawet alami sedang banyak dikembangkan, misalnya saja pengawet dengan menggunakan asap cair. Menurut Maga (1998) dalam Luditama (2006), asap cair merupakan suatu campuran larutan dan dispersi koloid yang berasal dari uap asap kayu dalam air yang diperoleh dari proses

2 pirolisis kayu atau dibuat dari campuran senyawa murni. Menurut Sutin (2008), asap cair diperoleh dari pembakaran bahan yang banyak mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin menghasilkan berbagai macam senyawa yang dikelompokkan menjadi beberapa golongan yaitu fenol, karbonil (terutama keton dan aldehid), asam furan, alkohol dan ester, lakton, hidrokarbon alifatik, dan hidrokarbon polisiklik aromatik. Bahan baku yang banyak digunakan dalam pembuatan asap cair yaitu berbagai macam jenis kayu, bongkol kelapa sawit, tempurung kelapa, sabut kelapa, sekam, ampas atau serbuk gergaji kayu dan lain-lain (Girard, 1992 dalam Atmaja, 2009). Sabut kelapa merupakan salah satu bahan baku yang dapat diproses menjadi asap cair. Menurut Mappiratu (1999), dalam satu buah kelapa terdiri dari 34,50% sabut kelapa. Menurut Badan Pusat Statistik (2014), Provinsi Lampung termasuk salah satu sentra produksi buah kelapa di Indonesia dengan luas lahan perkebunan pada tahun 2014 yaitu 129.020 ha dan tingkat produksi 112.786 ton kelapa. Berdasarkan persentasi sabut kelapa dalam satu buah kelapa dan produksi buah kelapa yang ada di Provinsi Lampung akan menghasilkan 38.911,17 ton sabut kelapa yang jika diolah menjadi asap cair akan meningkatkan nilai ekonomi. Asap cair mengandung berbagai senyawa yang terbentuk karena terjadinya proses pirolisis dari tiga komponen kayu yaitu selulosa, hemiselulosa dan lignin. Komponen-komponen tersebut meliputi asam yang dapat mempengaruhi citarasa, ph dan umur simpan produk asap-asapan; karbonil yang bereaksi dengan protein dan membentuk pewarnaan coklat; fenol yang merupakan pembentuk utama aroma dan menunjukkan aktivitas antioksidan (Pranata, 2008). Asap cair juga

3 mengandung senyawa yang merugikan yaitu tar dan senyawa hidrokarbon poli aromatik (HPA) seperti benzopiren yang bersifat toksik dan karsinogenik serta menyebabkan kerusakan asam amino esensial dan vitamin. Upaya untuk memisahkan komponen berbahaya di dalam asap cair dapat dilakukan dengan cara redistilasi atau pemurnian, yaitu proses pemisahan kembali suatu larutan berdasarkan titik didihnya. Redestilasi dilakukan untuk menghilangkan senyawasenyawa yang tidak diinginkan dan berbahaya sehingga diperoleh asap cair yang jernih, bebas tar, HPA dan benzopiren (Girard, 1992). Faktor yang diduga mempengaruhi umur simpan ikan yang ditambahkan asap cair yaitu konsentrasi asap cair dan lama perendaman. Maka perlu dilakukan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana hubungan konsentrasi asap cair dan lama perendaman sebagai pengawetan ikan tongkol segar. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan konsentrasi dan lama perendaman terbaik dari asap cair untuk memperpanjang masa simpan ikan tongkol. 1.3. Kerangka Pemikiran Asap cair yang akan dibuat pada penelitian ini menggunakan bahan baku sabut kelapa yang merupakan limbah padat dari buah kelapa yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Proses pembuatan asap cair yang berasal dari limbah organik dilakukan untuk menambah nilai ekonomi dari limbah itu sendiri yang nantinya

4 dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang seperti untuk pengawet bahan pangan segar. Proses pembuatan asap cair dilakukan menggunakan alat pirolisator pada suhu ±300-350 o C. Asap cair yang didapatkan dari hasil pirolisis ini termasuk dalam asap cair grade 3 yang masih banyak mengandung tar dan senyawa hidrokarbon yang berbahaya dan bersifat karsinogenik jika diaplikasikan untuk bahan pangan (Haji, 2013). Untuk mengurangi atau menghilangkan kandungan berbahaya pada asap cair maka perlu dilakukan pemurnian dengan cara redestilasi pada suhu 98-100 o C dan penyaringan menggunakan zeolit aktif. Setelah proses tersebut dilakukan maka akan dihasilkan asap cair grade 2 yang dapat diaplikasikan sebagai pengawet bahan pangan segar (Fatimah, 2009). Hasil penelitian Fatimah (2009), menunjukkan bahwa pada asap cair tidak dapat dilakukan destilasi fraksinasi pada beberapa tingkat suhu. Asap cair merupakan cairan yang sebagian besar terdiri atas air, sehingga terdapatnya senyawa-senyawa organik semi polar seperti fenol akan membentuk azeotrop dalam air yang berakibat pada ketidakmampuannya untuk dilakukan destilasi fraksinasi pada beberapa fraksi suhu. Hasil destilasi asap cair adalah cairan yang masih berbau asap tetapi tidak menyengat, lebih jernih dibandingkan asap asli dan hampir tidak berwarna. Berdasarkan penelitian Himawati (2010), konsentrasi asap cair redestilasi yang ditambahkan dalam ikan pindang layang (Decapterus spp) yaitu 25%, 30% dan 35% dengan lama perendaman 15 menit. Ditinjau dari sifat kimia dan mikrobiologi perlakuan asap cair redestilasi 35% dapat mempertahankan mutu

5 lebih lama dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya. Ditinjau dari sifat sensori perlakuan asap cair redestilasi 30% lebih disukai panelis dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya. Untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan penambahan konsentrasi asap cair dan lama perendaman pada ikan pindang. Aplikasi pengawetan asap cair yang akan dilakukan pada penelitian ini yaitu menggunakan ikan tongkol. Ikan tongkol merupakan hasil perikanan yang banyak diminati oleh masyarakat karena memiliki kandungan gizi tinggi dengan harga yang relatif murah. Namun, ikan tongkol mudah mengalami pembusukan sehingga dapat menurunkan mutu dan terkadang dapat menyebabkan keracunan. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dilakukan pengawetan dengan menggunakan asap cair pada konsentrasi 15%, 30%, dan 45% dengan lama perendaman yaitu 15 menit, 30 menit, dan 45 menit yang diharapkan dapat memperpanjang umur simpan ikan tongkol. Diagram alir kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1.

6 Serabut kelapa Ikan tongkol Pirolisis pada suhu ±300-350 o C Asap cair grade 3 Kandungan gizi tinggi Mengandung senyawa berbahaya redestilasi (98-100 o C) dan penjerapan dengan zeolit aktif. Asap cair grade 2 Mudah mengalami kerusakan Perendaman dengan konsentrasi 15%, 30%, 45% selama 15, 30, 45 menit pengawetan Pengamatan pada hari ke 0, 3 dan 6 a. Organoleptik b. Kadar air c. Total Plate Count Perlakuan terbaik Uji kadar protein Gambar 1. Diagram alir kerangka pemikiran.

7 1.4. Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah Terdapat konsentrasi dan lama perendaman terbaik yang dapat memperpanjang umur simpan ikan tongkol (Euthynnus affinis).