PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR : 23 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA, Menimbang : a. bahwa Retribusi Daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) guna membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan; b. bahwa untuk melaksanakan sebagaimana dimaksud huruf a diatas perlu diatur dengan Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana ( Lembaran Negara RI Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3209 ); 2. Undang undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang undang Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ( Lembaran Negara RI Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4048 ); 3. Undang undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Barito Timur di Propinsi Kalimantan Tengah ( Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 18 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4180 ); 4. Undang-Undang Nomer 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Peraturan Perundang-undangan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomer 4389 ); 5. Undang undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4437); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Undang undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana ( Lembaran Negara RI Tahun 1983 Nomor 36 Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3258 );
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah ( Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4139 ); 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah; 9. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2001 tentang Teknik Penyusunanan dan Materi Muatan Produk produk Hukum Daerah; 10. Keputusan Meteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2001 tentang Bentuk Produk produk Hukum Daerah ; 11. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2001 tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah; 12. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2001 tentang Lembaran Daerah dan Berita Daerah ; 13. Peraturan Daerah Kabupaten Sukamara Nomor 7 Tahun 2003 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-dinas Daerah Kabupaten Sukamara. Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SUKAMARA Dan BUPATI SUKAMARA M E M U T U S A N Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Sukamara. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Sukamara. 3. Bupati adalah Bupati Sukamara. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sukamara. 5. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang Retribusi Daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
6. Pasar adalah tempat yang diberi batas tertentu dan terdiri atas halaman/ pelataran, bangunan berbentuk los dan atau kios dan bentuk lainnya yang dikelola oleh Pemerintah Daerah khusus disediakan untuk pedagang. 7. Los adalah bangunan tetap didalam lingkungan pasar berbentuk bangunan memanjang tanpa dilengkapi pasilitas lain. 8. Kios adalah Bangunan di pasar yang beratap dan dipisahkan satu dengan lainya dengan dinding pemisah mulai dari lantai sampai dengan langit-langit yang dipergunakan untuk usaha berjualan. 9. fungsinya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan transaksi jual beli yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah. 10. Retribusi Jasa Umum adalah Retribusi atas jasa yang disedikan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. 11. Retribusi Pelayanan Pasar yang selanjutnya dapat disebut Retribusi adalah Pungtan atas penyedian fasilitas pasar tradisional/ sederhana yang berupa halaman/ pelataran, Los dan atau Kios yang dimiliki dan dikelola oleh Pemerintah Daerah dan khusus disediakan untuk pedagang. 12. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut perundang-undangna Retribusi Daerah diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi Daerah. 13. Masa Retribusi adalah jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa pelayanan fasilitas pasar. 14. Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah yang selanjutnya dapat disingkat SPTRD, adalah surat yang digunakan oleh wajib Retribusi untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran retribusi yang terutang menurut peraturan retribusi. 15. Pelataran/ halaman adalah ruangan atau halaman terbuka yang menurut 16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selajutnya dapat disingkat SKRD adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang. 17. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya dapat disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda. 18. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, perseroan komoditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan bentuk apapun, Persekutuan, Firma, Kongsi, Koperasi, Yayasan atau Organisasi yang sejenis, Lembaga dana pensiun, bentuk usaha tetap, bentuk badan usaha tetap serta bentuk badan usaha lainnya.
19. Pemeriksa adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan mengolah data dan atau keterangan lainya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban terhadap peraturan perundang-udangan yang berlaku. 20. Penyidik adalah Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia atau Pejabat Pegawai negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh Undangundang untuk melaksanakan Penyidikan. 21. Penyidikan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya dapat disebut Penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak Pidana di bidang Retribusi Daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya. BAB II NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI Pasal 2 Dengan nama Retribusi Pelayanan Pasar dipungut retribusi atas pelayanan penyedian fasilitas pasar yang berupa halaman/ pelataran, los dan atau kios yang dimiliki dan dikelola oleh Pemerintah Daerah dan Khusus disediakan untuk pedagang. Pasal 3 (1) Obyek Retribusi adalah pelayanan penyediaan fasilitas pasar berupa halaman/ pelataran, los dan atau kios yang dimiliki dan dikelola Pemerintah Daerah dan khusus disediakan untuk pedagang. (2) Tidak termasuk obyek retribusi dalah pelayanan penyediaan fasilitas pasar yang dimiliki dan atau dikelola oleh pihak swasta maupun Perusahaan Daerah. Pasal 4 Subyek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan pelayanan penyediaan fasilitas pasar yang dimiliki dan dikelola oleh Pemerintah Daerah. BAB III GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 5 Retribusi Pelayanan Pasar digolongkan sebagai Retribusi Jasa Umum. BAB IV CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 6 Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan luas, jenis, lokasi/ tempat dan kelas pasar yang digunakan.
BAB V PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF Pasal 7 Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi dimaksudkan untuk biaya penyelenggaraan penyediaan fasilitas pasar dan pembangunan daerah dengan mempertimbangkan kemampuan masyarakat dan aspek keadilan sesuai kelas pasar Pasal 8 (1) Struktur tarif golongan berdasarkan jenis fasilitas yang terdiri atas halaman/ pelataran, los dan atau kios, luas lokasi/ Tempat dan jangka waktu pemakaian. (2) Lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk menentukan kelas pasar. (3) Kelas Pasar Kabupaten adalah sebagai berikut : a. Kelas Pasar Sukamara. b. Kelas Pasar Desa. (4) Struktur dan besarnya tarif ditetapkan sebagi berikut. Tempat/ Lokasi Jenis Bangunan Luas Tarif Perbulan Pasar Sukamara a. Kios. - Permanen Per M2 Rp. 6.000,- - Semi Permanen Per M2 Rp. 4.000,- b. Los/ Bak. - Permanen Per M2 Rp. 2.000,- - Semi Permanen Per M2 Rp. 1.500,- c. Pelataran. - Rp. 500,-/Per-hari Pasar Desa a. Kios. - Permanen - Semi Permanen d. Los/ Bak. - Permanen - Semi Permanen c. Pelataran. Per M2 Per M2 Per M2 Per M2 - Rp. 4.000,- Rp. 2.000,- Rp. 1.500,- Rp. 1.000,- Rp. 300,-/Per-hari BAB VI KEWAJIBAN DAN LARANGAN Pasal 9 (1) Setiap pemindahan hak pemakaian tempat harus mendapat persetujuan Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dan dipungut biaya balik nama. (2) Besarnya biaya balik nama diperhitungkan menurut besarnya uang retribusi dalam satu bulan di kalikan 12 (dua belas).
(3) Dilarang melakukan pemindahan hak ijin pasar kepada pihak lain tanpa mendapat persetujuan tertulis dari Bupati atau Pejabat lain yang ditunjuk. (4) Prosedur dan tata cara pemindahan hak/ balik nama ditetapkan dengan Keputusan Bupati. BAB VII WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 10 Retribusi yang terutang dipungut di wilayah Daerah penyediaan pelayanan fasilitas pasar diberikan. BAB VIII MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG Pasal 11 Masa Retribusi adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan 1 (satu) hari untuk pelataran atau ditetapkan lain oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk. Pasal 12 Saat Retribusi terutang adalah pada saat di tetapkannya SKRD. BAB IX TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 13 (1) Pemungutan Retribusi tidak dapat diborongkan. (2) Retribusi di pungut dengan menggunakan SKRD atau karcis. BAB X SANKSI ADMINISTRASI Pasal 14 Dalam hal Wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 50 % (lima puluh persen) setiap bulan dari Retribusi yang terutang atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD. BAB XI TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 15 (1) Pembayaran Retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus.
(2) Retribusi yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sejak diterbitkannya SKRD. (3) Tata cara pembayaran, penyetoran tempat pembayaran Retribusi ditetapkan dengan Keputusan Bupati. BAB XII TATA CARA PENAGIHAN Pasal 16 (1) Surat Teguran atau Surat Peringatan atau Surat lain yang sejenis sebagi awal tindakan penagihan Retribusi dikeluarkan 7 (tujuh) hari sejak saat jatuh tempo pembayaran. (2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal Surat Teguran atau Surat Peringatan atau Surat lain yang sejenis, Wajib Retribusi harus melunasi Retribusinya yang terutang. (3) Surat Teguran dan Surat Peringatan atau Surat lain yang sejenis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk. BAB XIII KETENTUAN PIDANA Pasal 17 (1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 ayat (3) dan Pasal (16) ayat (2) diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan dan atau denda paling banyak Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah). (2) Tindak pidana yang dimaksud ayat (1) adalah pelanggaran. BAB XIV PENYIDIKAN Pasal 18 (1) Selain Pejabat Penyidik Polisi Negara Republik Indonesia, Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) tertentu yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi Peraturan Daerah ini diberi wewenang khusus sebagi penyidik atas pelanggaran tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini. (2) Dalam melaksanakan tugas Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwewenang : a. Menerima laporan dan pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana ; b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian ;
c. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka ; d. Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan ; e. Melakukan pemeriksaan, penyitaan surat atau benda ; f. Mengambil sidik jari dan memotret seorang tersangka ; g. Memanggil seseorang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi ; h. Minta tenaga ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara ; i. Mengdakan penghentian penyidikan ; j. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan. (3) Pejabat Penyidik sebagai dimaksud ayat (1) membuat Berita Acara setiap tindakan tentang : a. Pemeriksaan tersangka ; b. Pemasukan Rumah ; c. Penggeledahan rumah/ tempat-tempat tertutup ; d. Penyitaan benda/ barang bukti ; e. Pemeriksaan surat ; f. Pemeriksaan saksi ; g. Pemeriksaan ditempat kejadian dan mengirimkannya kepada Pengadilan Negeri dan khusus bagi Penyidik Pegawai negeri Sipil melalui Penydik Polisi Negara Republik Indonesia. (4) Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikan kepada Pengadilan Negeri sesuai ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. BAB XV KETENTUAN PENUTUP Pasal 19 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka segala ketentuan yang mengatur hal yang sama dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 20 Hal-hal lain yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.
Pasal 21 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sukamara. Ditetapkan di Sukamara pada tanggal 27 Nopember 2004 BUPATI SUKAMARA, Ttd NAWAWI MAHMUDA Diundangkan di Sukamara pada tanggal 27 Nopember 2004 Pj. SEKRETARIS DAERAH Ttd H. MUGENI, SH, MH. NIP. 540 011 074 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA TAHUN 2004 NOMOR : 07 SERI C