STRATEGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PNPM

dokumen-dokumen yang mirip
KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2010: PEMELIHARAAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011

KEBIJAKAN PELAKSANAAN PNPM MANDIRI

P2KP. Bersama Membangun Kemandirian Dalam Mewujudkan Permukiman Berkelanjutan

Model Pengembangan Ekonomi Kerakyatan

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PRESS RELEASE JAYAPURA, PAPUA 15 MARET 2011

BAB I PENDAHULUAN. dengan pendekatan pembangunan yang berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM

Deputi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bidang Kemiskinan,Ketenagakerjaan dan UKM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

Pelaksanaan program Pamsimas menggunakan pendekatan

PNPM MANDIRI PERDESAAN

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Bantul, Desember Kepala. Drs. Trisaktiyana, M.Si Pembina Utama Muda/IVc NIP

BAB I PENDAHULUAN. Program Penanggulangan Kemiskinan dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu

Konsep Dasar. Mau. Paham. Mampu

DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI

Program Peningkatan Kualitas Permukiman (P2KP) Program Di Perkotaan Dll..DLl

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 5 Tahun : 2013

HARMONISASI PROGRAM PEMBERDAYAAN. Oleh: Irawan Hasan, Askoorkot Kab. Karo, KMW IV P2KP-3 Sumatera Utara. Karo, 02 Juni 2007

Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, Agustus 2013

Program Peningkatan Kualitas Permukiman di Perkotaan (P2KP)

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2014

GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 67 TAHUN 2007 TENTANG PENDATAAN PROGRAM PEMBANGUNAN DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA 4 MENTERI TENTANG PENYELARASAN DAN PENGUATAN KEBIJAKAN PERCEPATAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SELAKU KETUA TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN NO: 25/KEP/MENKO/KESRA/VII/2007

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 08/PERMEN/M/2006

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

KEBERLANJUTAN DAN PENATAAN KELEMBAGAAN PNPM MPd

Oleh : Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 08/PERMEN/M/2006

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 01 TAHUN 2012 /Kep. Huk/2012 TENTANG

Hari Prasetyo Controll and Analysis Program Implementation Specialist Tim Advisory PNPM Mandiri Perkotaan.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) PELATIHAN DASAR BAGI KONSULTAN REPLIKASI PROGRAM REPLIKASI P2KP KHUSUS BALI Di Kab. Jembrana & Kab.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG

Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA

PERATURAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA NOMOR : PM.26/UM.001/MKP/2010 TENTANG

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI KINERJA PINJAMAN DAN HIBAH LUAR NEGERI THIRD KECAMATAN DEVELOPMENT PROJECT

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN BELITUNG

INTEGRASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN. Oleh: Ir. H. EKA SETIAWAN, Dipl, SE.,MM (KEPALA BAPPEDA KAB. SUMEDANG)

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I P E N D A H U L U A N

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha untuk menciptakan kemakmuran dan

PEREKONOMIAN INDONESIA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

I. PENDAHULUAN. Didalam kehidupan ekonomi pada umumnya, manusia senantiasa berusaha untuk

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 27 A TAHUN 2010 TENTANG

GERAKAN PEMBANGUNAN DESA SEMESTA (GERAKAN DESA) BERBASIS KAWASAN UNTUK PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

: PENDATAAN PROGRAM PEMBANGUNAN DESA

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016

PEDOMAN WAWANCARA Bappeda Kabupaten Banjarnegara

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Seleksi pemilihan lokasi sasaran adalah sebagai berikut:

IMPLEMENTASI UU NO. 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS dan Menteri Dalam Negeri SURAT EDARAN BERSAMA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG

RANCANGAN AKHIR RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KUDUS TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

KEPALA DESA BANJAR KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DESA BANJAR NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA DESA

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PETA JALAN PNPM MANDIRI DAN KEBERLANJUTAN PROGRAM HADI SANTOSO

Membangun Kesejahteraan dan Kemandirian Bangsa

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan. intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi.

TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN SEMARANG

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan sturktural dan kemiskinan kesenjangan antar wilayah. Persoalan

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dari situasi sebelumnya. Otonomi Daerah yang juga dapat dimaknai

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 2-H TAHUN 2013 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Transkripsi:

STRATEGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PNPM Deputi Meneg PPN/Kepala Kepala Bappenas Bidang Kemiskinan, Ketenagakerjaan, dan UKM Rakornas Gubernur dan Bupati/Walikota dalam rangka pelaksanaan PNPM Mandiri Jakarta, 31 Januari 2008 1

LANDASAN PEMIKIRAN PNPM Masyarakat Madani (Menerapkan Prinsip Good Governance) Penanggulangan kemiskinan hanya akan efektif apabila dilakukan secara mandiri dan berkelanjutan melalui sinergi dan kemitraan masyarakat, pemerintah daerah & kelompok peduli (LSM, Swasta, dll). Pemerintah Daerah Pro Poor Policy & Budgeting Masyarakat Sipil KEMITRAAN SINERGI Pro Poor Commitment & Self Reliance Klpk. Peduli (Swasta, dll) Social Responsibility & sustainable Dev t Perlu harmonisasi berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat utk perubahan skema proyek menjadi skema program, melalui: Lokus kegiatan di tingkat kecamatan Prioritas desa/kel & masyarakat miskin Prinsip, strategi, indikator, & berbagai mekanisme dan prosedur Kemandirian & pembangunan berkelanjutan terwujud dg bertumpu pada 3 pondasi: Masyarakat yg peduli dan mandiri, pemda yg pro-poor budgeting & policy, kelompok peduli yg berorientasi pada tanggungjawab sosial & pembangunan berkelanjutan. 2

Tujuan Umum Tujuan PNPM Mandiri Meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri. Tujuan Khusus Meningkatnya partisipasi masyarakat, termasuk masyarakat miskin, terpencil, & rentan, dlm proses pengambilan keputusan & pengelolaan pembangunan. Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat yg mengakar, representatif, & akuntabel. Meningkatnya kapasitas pemerintah dalam pelayanan masyarakat terutama masyarakat miskin melalui kebijakan, program & penganggaran yang pro-poor. Meningkatnya sinergi masyarakat, pemda, swasta, asosiasi, perguruan tinggi, LSM, ormas, & kelompok peduli lainnya, dlm mengefektifkan upaya PK. Meningkatnya keberdayaan dan kemandirian masyarakat, serta kapasitas pemda dan kelompok peduli setempat dalam menanggulangi kemiskinan di wilayahnya. Meningkatnya modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai dengan potensi sosial dan budaya serta untuk melestarikan kearifan lokal. Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan tekhnologi tepat guna, informasi dan komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat. 3

Pengertian dan Cakupan PNPM Mandiri PNPM Mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja yang berbasis pemberdayaan masyarakat. Program-program yang tercakup dalam PNPM Mandiri adalah program- program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan masyarakat, dengan ciri-ciri ciri sbb: menggunakan pendekatan partisipasi masyarakat; melakukan penguatan kapasitas kelembagaan masyarakat kegiatan program dilaksanakan secara swakelola oleh masyarakat Program2 PNPM Mandiri dilaksanakan oleh: Kementrian/lembaga atau lintas kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah, Pihak lain yang ditetapkan oleh Tim Pengendali PNPM. 4

Ruang lingkup kegiatan PNPM Mandiri Pada dasarnya terbuka bagi semua kegiatan untuk menanggulangi permasalahan kemiskinan yang diusulkan dan disepakati masyarakat, meliputi: Penyediaan dan perbaikan prasarana/sarana lingkungan permukiman, sosial, dan ekonomi secara padat karya; Penyediaan sumber daya keuangan melalui dana bergulir dan kredit mikro untuk mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat miskin. Pemanfaat diprioritaskan bagi perempuan; Peningkatan kualitas SDM, terutama kegiatan yang mempercepat pencapaian target MDGs. Peningkatan kapasitas melalui penyadaran kritis, pelatihan ketrampilan usaha, manajemen organisasi dan keuangan, serta penerapan tata kepemerintahan yang baik. 5

Pendekatan PNPM Mandiri Pembangunan yang berbasis masyarakat dengan: Menggunakan kecamatan sebagai lokus program untuk mengharmonisasi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian Memposisikan masyarakat sebagai pelaku utama Mengutamakan nilai-nilai universal dan budaya lokal dalam proses pembangunan partisipatif Melaksanakan pemberdayaan masyarakat yang sesuai dg karakteristik sosial, budaya, & geografis, melalui proses pembelajaran, kemandirian, dan keberlanjutan 6

TRANSFORMASI SOSIAL OLEH PNPMM Membuka akses masyarakat miskin untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan & memperoleh manfaat dari pembangunan melalui penguatan lembaga masyarakat lokal & perencanaan partisipatif (Participatory Development) Phase Pembelajaran Masyarakat (+ 2 thn) Meningkatkan kapasitas stakeholders lokal untuk menjalin kemitraan sinergis antara masyarakat, pemda dan kelompok peduli dalam rangka efektivitas upaya penanggulangan kemiskinan (Partnership) Phase Kemandirian (+ 2-3 thn) 2007-2009 2010-2013 Meningkatkan kapasitas pelaku-pelaku lokal untuk mandiri mengelola pembangunan yang propoor di wilayahnya secara berkelanjutan (Sustainability Development) Phase Keberlanjutan (+ 2-3 thn) 2014-2015 MASYARAKAT MADANI (CIVIL SOCIETY) & LOCAL GOOD GOVERNANCE 7

TAHAP PEMBELAJARAN (Tahun Ke-1 s/d Ke-2) Pembelajaran Pembangunan partisipatif BLM sbg Stimulan Integrasi Perencanaan partisipatif dg Sistem Perencanaan pemb. regular. Pembelajaran Inisatif dan prakarsa oleh masyarakat, difasilitasi PNPM. REPLIKASI MANDIRI OLEH MASY & PEMDA TAHAP KEMANDIRIAN (Tahun Ke-3 s/d Ke-6) Kemitraan Masyarakat, pemda dan Kelompok Peduli BLM sbg salah satu akses channelling program, Masyarakat mampu mengakses berbagai sumber dana yang ada (pemda, lembaga, swasta, dll) Perencanaan partisipatif sebagai peraturan daerah PNPM supervisi dan penguatan kapasitas untuk mampu mandiri memfasilitasi kegiatan masyarakat di wilayahnya PHASE PNPM Mandiri TAHAP KEBERLANJUTAN (Tahun Ke-7 s/d Ke-8) Masyarakat mampu membangun kemitraan dg berbagai pihak. Kebijakan dan Penganggaran Pemda Pro poor Keberadaan fasilitator/konsultn atas permintaan masyarakat sesuai yang dibutuhkan. Kemitraan masyarakat, pemda dan kelompok peduli secara sinergis merupakan faktor utama penggerak pembangunan di wilayahnya TAHAPAN EXIT STRATEGY Manajemen Pemb. partisipatif secara mandiri oleh Warga Fasilitasi & pembinaan sepenuhnya oleh pemerintah kota/kab Replikasi & pengembangan Program lebih lanjut oleh pemda & Masyarakatnya 8

Tahapan Harmonisasi PNPM Mandiri Transisi 2007 Transisi 2008 2009-2015 Harmonisasi pembelajaran terbaik P2KP & PPK (basis PNPM perkotaan & perdesaan) Harmonisasi lokasi P2KP dan PPK Penyiapan sistem pendukung: modul pelatihan, MIS, PPM, monev, baseline & indikator. Identifikasi program-program pemberdayaan masyarakat sektor Pengembangan kelembagaan PNPM Mandiri Pengembangan PNPM Support Facility Penyusunan payung hukum PNPM Integrasi PNPM-inti & penguatan Penyusunan PTO masing2 program yg mengacu pedum PNPM Harmonisasi lokasi (K/L diarahkan mengikuti lokasi PNPM Mandiri koordinasi DIPA, RKAKL, & daerah Harmonisasi penyaluran/pencairan BLM (klarifikasi dana daerah, prinsip carryover, & procurement di masyarakat Standarisasi fasilitator & pelatihannya Pengembangan MIS, monev, PPM Strategi komunikasi dan sosialisasi Integrasi program pemberdayaan sektor & daerah Sinkronisasi perencanaan partisipatif & reguler (nasional dan daerah) Mengupayakan pelaksanaan PNPM sesuai tupoksi K/L Pengembangan Pelatihan ToT dg standar PNPM Sinkronisasi MIS dan monev yang terintegrasi dan terbuka Sinergi pendanaan PNPM dari berbagai sumber 9

Harmonisasi PNPM Mandiri Tahap Transisi (2007-2008) Harmonisasi dan integrasi prinsip, mekanisme dan prosedur, berbagai pedoman, aturan pelaksanaan, dan petunjuk teknis. Harmonisasi lokasi melalui: Penetapan tapan Tim Pengendali dg prioritas desa/kelurahan tertinggal dan dg penduduk miskin besar & pelayanan dasar rendah; Mengarahkan an program pemberdayaan masyarakat K/L dan pemda ke lokasi-lokasi lokasi tsbt sb. Pembentuk bentukanan satu Tim Koordinasi PNPM Mandiri di masing-masing provinsi & kabupaten/ kota utk koordinasi PNPM Mandiri di daerah Dana ana daerah untuk kegiatan bersama PNPM Mandiri: kabupaten/kota berkapasitas fiskal rendah 20%, berkapasitas sedang ke atas minimal 50%. Masih terdapat perbedaan ketentuan antar program. Untuk persiapan TA 2009 perlu diselaraskan. Pengelola PNPM Mandiri di masing-masing desa/kelurahan adalah lah lembaga keswadayaan masyarakat yg bertanggungjawab atas pengorganisasian, perencanaan, pengelolaan,, dan pengawasan. Dapat dibantu oleh tim-tim tim khusus yang dibentuk sesuai kebutuhan melalui musyawarah warah desa/kelurahan. forum musyawarah antar desa/kelurahan merupakan forum tertinggi pengambilan keputusan di tingkat kecamatan 10

Harmonisasi PNPM Mandiri Tahap Kemandirian (2009-dst) Lokasi PNPM Mandiri adalah seluruh kecamatan yang masing-masing mendapatkan alokasi BLM, yang pemanfaatannya diprioritaskan kepada masyarakat miskin dan daerah tertinggal. Komponen BLM dan bantuan teknis PNPM Mandiri dianggarkan sbb: Dana BLM yang telah masuk ke rekening kolektif masyarakat menjadi kekayaan dan milik sepenuhnya masyarakat penerima dan digunakan untuk membiayai kegiatan yang direncanakan oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan Negara melepaskan segala hak dan kewajiban terhadap dana tersebut. 11

Harmonisasi Perencanaan Partisipatif dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Reguler Tingkat Desa/Kelurahan Tingkat Kecamatan Tingkat Kabupaten/Kota Perencanaan Partisipatif: Proses pengambilan keputusan yang melibatkan masyarakat dg Dimulai oleh refleksi kemiskinan & Pemetaan sosial Perencanaan Partisipatif: Mensinergikan Perencanaan desa/ kelurahan dengan rencana pembangunan kab/kota dengan melibatkan anggota legislatif Forum SKPD: Sinkronisasi Rencana Kerja Masyarakat dengan Renja SKPD Dokumen Perencanaan Pembangunan Desa/ Kelurahan Dokumen Rencana Kerja (Renja) Kecamatan Prioritas rencana pembangunan Dokumen Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD) Musrenbang Desa/Kelurahan Musrenbang Kecamatan Musrenbang Kabupaten/Kota Dokumen Musrenbang Desa/Kelurahan Dokumen Musrenbang Kecamatan Dokumen Musrenbang Kabupaten/Kota Jaminan Konsistensi Usulan: Representasi masyarakat terlibat dalam Musrenbang desa/kelurahan sebagai wakil masyarakat Jaminan Konsistensi Usulan: Dipilih representasi dari masing-masing desa/ kelurahan sebagai mitra dalam Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan sebagai delegasi Dalam Musrenbang Kabupaten/Kota Jaminan Konsistensi Usulan: Dalam forum SKPD dihadiri oleh delegasi kecamatan dan dilibatkan anggota legislatif 12

PENDANAAN PNPM Mandiri Sumber dana pelaksanaan PNPM Mandiri berasal dari: APBN bagian anggaran kementerian/lembaga yang bersumber dari rupiah murni maupun dari pinjaman dan/atau hibah luar negeri (PHLN); APBD; dan Penerimaan lain yang sah. Kementerian/lembaga yang melaksanakan program PNPM Mandiri mengalokasikan anggaran untuk belanja barang bantuan teknis, BLM dalam belanja sosial, atau komponen lainnya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Dana daerah dianggarkan dalam RencanaR encana Kerja dan Anggaran SKPD sepanjang dibutuhkan untuk mendukung PNPM Mandiri. Dapat dialokasikan untuk pelaksanaan koordinasi di daerah, pendamping BLM, dan bantuan teknis. 13

Struktur Kelembagaan PNPM Mandiri Pusat: Tim Pengendali PNPM Mandiri, terdiri atas: Tim Pengarah (tdd menteri dan kepala lembaga terkait pelaksanaan PNPM Mandiri) Tim Pelaksana (tdd pejabat Eselon I ke bawah dari berbagai K/L terkait). Untuk mendukung pelaksanaan tugas Tim Pengendali perlu dibentuk Tim Teknis yang terdiri atas pejabat Eselon II ke bawah dari berbagai Kementerian/ Lembaga dengan dibantu oleh Tenaga Ahli sesuai dengan kebutuhan dan Sekretariat Tim Pengendali. Penanggungjawab pelaksanaan PNPM Mandiri di daerah masing-masing adalah Gubernur dan bupati/walikota. Gubernur membentuk Tim Koordinasi PNPM Mandiri provinsi dan bupati/walikota membentuk Tim Koordinasi PNPM Mandiri kabupaten/kota yang anggotanya terdiri atas pejabat instansi terkait dan berfungsi dibawah koordinasi TKPK Daerah. K/L bertanggungjawab terhadap penggunaan anggaran untuk pembentukan dan operasional satker pelaksana PNPM Mandiri di pusat, provinsi, & kabupaten/kota. Penetapan para pejabat satker tsb dikoordinasikan dg gubernur atau bupati/walikota sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Gubernur & bupati/walikota membentuk satuan kerja (satker) yang mendukung pelaksanaan pengendalian dan koordinasi lingkup propinsi dan kabupaten serta tugastugas rutin Tim Koordinasi PNPM Mandiri provinsi dan kabupaten yang bersumber dari APBD provinsi dan kabupaten. 14