STRATEGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PNPM Deputi Meneg PPN/Kepala Kepala Bappenas Bidang Kemiskinan, Ketenagakerjaan, dan UKM Rakornas Gubernur dan Bupati/Walikota dalam rangka pelaksanaan PNPM Mandiri Jakarta, 31 Januari 2008 1
LANDASAN PEMIKIRAN PNPM Masyarakat Madani (Menerapkan Prinsip Good Governance) Penanggulangan kemiskinan hanya akan efektif apabila dilakukan secara mandiri dan berkelanjutan melalui sinergi dan kemitraan masyarakat, pemerintah daerah & kelompok peduli (LSM, Swasta, dll). Pemerintah Daerah Pro Poor Policy & Budgeting Masyarakat Sipil KEMITRAAN SINERGI Pro Poor Commitment & Self Reliance Klpk. Peduli (Swasta, dll) Social Responsibility & sustainable Dev t Perlu harmonisasi berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat utk perubahan skema proyek menjadi skema program, melalui: Lokus kegiatan di tingkat kecamatan Prioritas desa/kel & masyarakat miskin Prinsip, strategi, indikator, & berbagai mekanisme dan prosedur Kemandirian & pembangunan berkelanjutan terwujud dg bertumpu pada 3 pondasi: Masyarakat yg peduli dan mandiri, pemda yg pro-poor budgeting & policy, kelompok peduli yg berorientasi pada tanggungjawab sosial & pembangunan berkelanjutan. 2
Tujuan Umum Tujuan PNPM Mandiri Meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri. Tujuan Khusus Meningkatnya partisipasi masyarakat, termasuk masyarakat miskin, terpencil, & rentan, dlm proses pengambilan keputusan & pengelolaan pembangunan. Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat yg mengakar, representatif, & akuntabel. Meningkatnya kapasitas pemerintah dalam pelayanan masyarakat terutama masyarakat miskin melalui kebijakan, program & penganggaran yang pro-poor. Meningkatnya sinergi masyarakat, pemda, swasta, asosiasi, perguruan tinggi, LSM, ormas, & kelompok peduli lainnya, dlm mengefektifkan upaya PK. Meningkatnya keberdayaan dan kemandirian masyarakat, serta kapasitas pemda dan kelompok peduli setempat dalam menanggulangi kemiskinan di wilayahnya. Meningkatnya modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai dengan potensi sosial dan budaya serta untuk melestarikan kearifan lokal. Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan tekhnologi tepat guna, informasi dan komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat. 3
Pengertian dan Cakupan PNPM Mandiri PNPM Mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja yang berbasis pemberdayaan masyarakat. Program-program yang tercakup dalam PNPM Mandiri adalah program- program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan masyarakat, dengan ciri-ciri ciri sbb: menggunakan pendekatan partisipasi masyarakat; melakukan penguatan kapasitas kelembagaan masyarakat kegiatan program dilaksanakan secara swakelola oleh masyarakat Program2 PNPM Mandiri dilaksanakan oleh: Kementrian/lembaga atau lintas kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah, Pihak lain yang ditetapkan oleh Tim Pengendali PNPM. 4
Ruang lingkup kegiatan PNPM Mandiri Pada dasarnya terbuka bagi semua kegiatan untuk menanggulangi permasalahan kemiskinan yang diusulkan dan disepakati masyarakat, meliputi: Penyediaan dan perbaikan prasarana/sarana lingkungan permukiman, sosial, dan ekonomi secara padat karya; Penyediaan sumber daya keuangan melalui dana bergulir dan kredit mikro untuk mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat miskin. Pemanfaat diprioritaskan bagi perempuan; Peningkatan kualitas SDM, terutama kegiatan yang mempercepat pencapaian target MDGs. Peningkatan kapasitas melalui penyadaran kritis, pelatihan ketrampilan usaha, manajemen organisasi dan keuangan, serta penerapan tata kepemerintahan yang baik. 5
Pendekatan PNPM Mandiri Pembangunan yang berbasis masyarakat dengan: Menggunakan kecamatan sebagai lokus program untuk mengharmonisasi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian Memposisikan masyarakat sebagai pelaku utama Mengutamakan nilai-nilai universal dan budaya lokal dalam proses pembangunan partisipatif Melaksanakan pemberdayaan masyarakat yang sesuai dg karakteristik sosial, budaya, & geografis, melalui proses pembelajaran, kemandirian, dan keberlanjutan 6
TRANSFORMASI SOSIAL OLEH PNPMM Membuka akses masyarakat miskin untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan & memperoleh manfaat dari pembangunan melalui penguatan lembaga masyarakat lokal & perencanaan partisipatif (Participatory Development) Phase Pembelajaran Masyarakat (+ 2 thn) Meningkatkan kapasitas stakeholders lokal untuk menjalin kemitraan sinergis antara masyarakat, pemda dan kelompok peduli dalam rangka efektivitas upaya penanggulangan kemiskinan (Partnership) Phase Kemandirian (+ 2-3 thn) 2007-2009 2010-2013 Meningkatkan kapasitas pelaku-pelaku lokal untuk mandiri mengelola pembangunan yang propoor di wilayahnya secara berkelanjutan (Sustainability Development) Phase Keberlanjutan (+ 2-3 thn) 2014-2015 MASYARAKAT MADANI (CIVIL SOCIETY) & LOCAL GOOD GOVERNANCE 7
TAHAP PEMBELAJARAN (Tahun Ke-1 s/d Ke-2) Pembelajaran Pembangunan partisipatif BLM sbg Stimulan Integrasi Perencanaan partisipatif dg Sistem Perencanaan pemb. regular. Pembelajaran Inisatif dan prakarsa oleh masyarakat, difasilitasi PNPM. REPLIKASI MANDIRI OLEH MASY & PEMDA TAHAP KEMANDIRIAN (Tahun Ke-3 s/d Ke-6) Kemitraan Masyarakat, pemda dan Kelompok Peduli BLM sbg salah satu akses channelling program, Masyarakat mampu mengakses berbagai sumber dana yang ada (pemda, lembaga, swasta, dll) Perencanaan partisipatif sebagai peraturan daerah PNPM supervisi dan penguatan kapasitas untuk mampu mandiri memfasilitasi kegiatan masyarakat di wilayahnya PHASE PNPM Mandiri TAHAP KEBERLANJUTAN (Tahun Ke-7 s/d Ke-8) Masyarakat mampu membangun kemitraan dg berbagai pihak. Kebijakan dan Penganggaran Pemda Pro poor Keberadaan fasilitator/konsultn atas permintaan masyarakat sesuai yang dibutuhkan. Kemitraan masyarakat, pemda dan kelompok peduli secara sinergis merupakan faktor utama penggerak pembangunan di wilayahnya TAHAPAN EXIT STRATEGY Manajemen Pemb. partisipatif secara mandiri oleh Warga Fasilitasi & pembinaan sepenuhnya oleh pemerintah kota/kab Replikasi & pengembangan Program lebih lanjut oleh pemda & Masyarakatnya 8
Tahapan Harmonisasi PNPM Mandiri Transisi 2007 Transisi 2008 2009-2015 Harmonisasi pembelajaran terbaik P2KP & PPK (basis PNPM perkotaan & perdesaan) Harmonisasi lokasi P2KP dan PPK Penyiapan sistem pendukung: modul pelatihan, MIS, PPM, monev, baseline & indikator. Identifikasi program-program pemberdayaan masyarakat sektor Pengembangan kelembagaan PNPM Mandiri Pengembangan PNPM Support Facility Penyusunan payung hukum PNPM Integrasi PNPM-inti & penguatan Penyusunan PTO masing2 program yg mengacu pedum PNPM Harmonisasi lokasi (K/L diarahkan mengikuti lokasi PNPM Mandiri koordinasi DIPA, RKAKL, & daerah Harmonisasi penyaluran/pencairan BLM (klarifikasi dana daerah, prinsip carryover, & procurement di masyarakat Standarisasi fasilitator & pelatihannya Pengembangan MIS, monev, PPM Strategi komunikasi dan sosialisasi Integrasi program pemberdayaan sektor & daerah Sinkronisasi perencanaan partisipatif & reguler (nasional dan daerah) Mengupayakan pelaksanaan PNPM sesuai tupoksi K/L Pengembangan Pelatihan ToT dg standar PNPM Sinkronisasi MIS dan monev yang terintegrasi dan terbuka Sinergi pendanaan PNPM dari berbagai sumber 9
Harmonisasi PNPM Mandiri Tahap Transisi (2007-2008) Harmonisasi dan integrasi prinsip, mekanisme dan prosedur, berbagai pedoman, aturan pelaksanaan, dan petunjuk teknis. Harmonisasi lokasi melalui: Penetapan tapan Tim Pengendali dg prioritas desa/kelurahan tertinggal dan dg penduduk miskin besar & pelayanan dasar rendah; Mengarahkan an program pemberdayaan masyarakat K/L dan pemda ke lokasi-lokasi lokasi tsbt sb. Pembentuk bentukanan satu Tim Koordinasi PNPM Mandiri di masing-masing provinsi & kabupaten/ kota utk koordinasi PNPM Mandiri di daerah Dana ana daerah untuk kegiatan bersama PNPM Mandiri: kabupaten/kota berkapasitas fiskal rendah 20%, berkapasitas sedang ke atas minimal 50%. Masih terdapat perbedaan ketentuan antar program. Untuk persiapan TA 2009 perlu diselaraskan. Pengelola PNPM Mandiri di masing-masing desa/kelurahan adalah lah lembaga keswadayaan masyarakat yg bertanggungjawab atas pengorganisasian, perencanaan, pengelolaan,, dan pengawasan. Dapat dibantu oleh tim-tim tim khusus yang dibentuk sesuai kebutuhan melalui musyawarah warah desa/kelurahan. forum musyawarah antar desa/kelurahan merupakan forum tertinggi pengambilan keputusan di tingkat kecamatan 10
Harmonisasi PNPM Mandiri Tahap Kemandirian (2009-dst) Lokasi PNPM Mandiri adalah seluruh kecamatan yang masing-masing mendapatkan alokasi BLM, yang pemanfaatannya diprioritaskan kepada masyarakat miskin dan daerah tertinggal. Komponen BLM dan bantuan teknis PNPM Mandiri dianggarkan sbb: Dana BLM yang telah masuk ke rekening kolektif masyarakat menjadi kekayaan dan milik sepenuhnya masyarakat penerima dan digunakan untuk membiayai kegiatan yang direncanakan oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan Negara melepaskan segala hak dan kewajiban terhadap dana tersebut. 11
Harmonisasi Perencanaan Partisipatif dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Reguler Tingkat Desa/Kelurahan Tingkat Kecamatan Tingkat Kabupaten/Kota Perencanaan Partisipatif: Proses pengambilan keputusan yang melibatkan masyarakat dg Dimulai oleh refleksi kemiskinan & Pemetaan sosial Perencanaan Partisipatif: Mensinergikan Perencanaan desa/ kelurahan dengan rencana pembangunan kab/kota dengan melibatkan anggota legislatif Forum SKPD: Sinkronisasi Rencana Kerja Masyarakat dengan Renja SKPD Dokumen Perencanaan Pembangunan Desa/ Kelurahan Dokumen Rencana Kerja (Renja) Kecamatan Prioritas rencana pembangunan Dokumen Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD) Musrenbang Desa/Kelurahan Musrenbang Kecamatan Musrenbang Kabupaten/Kota Dokumen Musrenbang Desa/Kelurahan Dokumen Musrenbang Kecamatan Dokumen Musrenbang Kabupaten/Kota Jaminan Konsistensi Usulan: Representasi masyarakat terlibat dalam Musrenbang desa/kelurahan sebagai wakil masyarakat Jaminan Konsistensi Usulan: Dipilih representasi dari masing-masing desa/ kelurahan sebagai mitra dalam Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan sebagai delegasi Dalam Musrenbang Kabupaten/Kota Jaminan Konsistensi Usulan: Dalam forum SKPD dihadiri oleh delegasi kecamatan dan dilibatkan anggota legislatif 12
PENDANAAN PNPM Mandiri Sumber dana pelaksanaan PNPM Mandiri berasal dari: APBN bagian anggaran kementerian/lembaga yang bersumber dari rupiah murni maupun dari pinjaman dan/atau hibah luar negeri (PHLN); APBD; dan Penerimaan lain yang sah. Kementerian/lembaga yang melaksanakan program PNPM Mandiri mengalokasikan anggaran untuk belanja barang bantuan teknis, BLM dalam belanja sosial, atau komponen lainnya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Dana daerah dianggarkan dalam RencanaR encana Kerja dan Anggaran SKPD sepanjang dibutuhkan untuk mendukung PNPM Mandiri. Dapat dialokasikan untuk pelaksanaan koordinasi di daerah, pendamping BLM, dan bantuan teknis. 13
Struktur Kelembagaan PNPM Mandiri Pusat: Tim Pengendali PNPM Mandiri, terdiri atas: Tim Pengarah (tdd menteri dan kepala lembaga terkait pelaksanaan PNPM Mandiri) Tim Pelaksana (tdd pejabat Eselon I ke bawah dari berbagai K/L terkait). Untuk mendukung pelaksanaan tugas Tim Pengendali perlu dibentuk Tim Teknis yang terdiri atas pejabat Eselon II ke bawah dari berbagai Kementerian/ Lembaga dengan dibantu oleh Tenaga Ahli sesuai dengan kebutuhan dan Sekretariat Tim Pengendali. Penanggungjawab pelaksanaan PNPM Mandiri di daerah masing-masing adalah Gubernur dan bupati/walikota. Gubernur membentuk Tim Koordinasi PNPM Mandiri provinsi dan bupati/walikota membentuk Tim Koordinasi PNPM Mandiri kabupaten/kota yang anggotanya terdiri atas pejabat instansi terkait dan berfungsi dibawah koordinasi TKPK Daerah. K/L bertanggungjawab terhadap penggunaan anggaran untuk pembentukan dan operasional satker pelaksana PNPM Mandiri di pusat, provinsi, & kabupaten/kota. Penetapan para pejabat satker tsb dikoordinasikan dg gubernur atau bupati/walikota sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Gubernur & bupati/walikota membentuk satuan kerja (satker) yang mendukung pelaksanaan pengendalian dan koordinasi lingkup propinsi dan kabupaten serta tugastugas rutin Tim Koordinasi PNPM Mandiri provinsi dan kabupaten yang bersumber dari APBD provinsi dan kabupaten. 14