BAB I PENDAHULUAN. secara menyeluruh bagi seseorang. Tidak terkecuali bagi seorang siswa dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kelangsungan hidup bangsa tersebut 2. Pendidikan pula yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan anak melalui bimbingan, mendidik, dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual dan moralitas yang tinggi. manusia yang berkualitas dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. cita-cita bangsa, seperti yang telah tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang. Allah dalam Al-Qur an pada surah Al-Mujadalah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan usaha dan kerja keras melalui jalur pendidikan, sekolah, keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga disadari bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang sangat fundamental

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan manfaatnya menurut para pengelola pendidikan membuat suatu

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan mampu mencetak sumber daya manusia yang handal tidak hanya secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional dalam pasal 3 telah ditegaskan fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. estafet perjuangan untuk mengisi pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1 Selaras

BAB I PENDAHULUAN. itu, hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya adalah untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang bersangkutan di mana anak didik belajar. Di sekolah inilah anak

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif bagi

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. manusia tentang dirinya sendiri, dan tentang dunia dimana mereka hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah peradaban manusia terlihat jelas bahwa kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. bangsa secara berkelanjutan.untuk itu pendidikan harus menjadikan faktor

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. bangsa maka akan semakin tinggi derajat atau kedudukan bangsa tersebu. mampu berkompetensi dalam persaingan global.

2014 PENGARUH LAYANAN ADMINISTRASI TERHADAP PEMIMPIN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. bahwa bangsa yang berada dalam tahap pembangunan dan perkembangan,

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, meningkatkan kualitas manusia dalam membentuk watak bangsa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. 1 Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang maju. Dalam Allah SWT berfirman Q.S. surah Ar-Ra du ayat 11,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Meningkatkan kemajuan di negara Indonesia, maka ada berbagai langkah

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh orang dewasa untuk mencapai kedewasaan. Henderson dalam Djumhur

BAB I PENDAHULUAN. anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidik. 1

BAB I PENDAHULUAN. transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi harus didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab yang berat pula. Kepala sekolah yang menjadi pemimpin sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. untuk merenovasi hidupnya dengan membangun semua unsur terkecil sampai terbesar

BAB I PENDAHULUAN. pengertian. Tesis ini berjudul Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam. Peserta Didik Kelas VII Di SMP Negeri 2 Adiluwih yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana firman Allah swt dalam surah Al-Mujadalah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. E. Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007, hlm. 4.

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan pembelajaran akan tercapai apabila guru

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional yang dicantumkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. panjang, persiapan yang matang, dukungan sumber daya manusia dan sumber

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui

BAB I PENDAHULUAN. manusia itulah menjadi sasaran hidup manusia yang pencapaiannya sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang dinamis dan bercita-cita ingin meraih

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang hidup sejahtera dengan aspirasi cita-cita untuk maju, bahagia dan

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara,

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, apalagi di era globalisasi saat ini. faktanya dilapangan mutu pendidikan kita masih sangat jauh dari harapan.

BAB I PENDAHULUAN. Pertama, 2005, hlm. 49. hlm , hlm , hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai dengan harapan. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru harus

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses dimana terjadinya pendewasaan dan perubahan secara menyeluruh bagi seseorang. Tidak terkecuali bagi seorang siswa dalam sebuah lembaga pendidikan. Dalam proses perubahan juga tidak terlepas dari peran seseorang yang mampu memberikan pengetahuan, bimbingan dan nilai kepada orang lain. Apalagi dalam proses pembelajaran di sekolah. Sekolah sebagai tempat terjadinya proses pendidikan tentu dalam praktek dan teorinya harus dilakukan secara baik dan benar guna mewujudkan cita-cita dan tujuan pendidikan. Pendidikan sebagai suatu bentuk kegiatan manusia dalam kehidupan juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai, baik tujuan yang dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk secara khusus untuk memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi. Pendidikan merupakan bimbingan terhadap perkembangan manusia kearah citacita tertentu. 1 h.10 1 Hasbullah, Dasar-dasar ilmu pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997), 1

Pendidikan yang baik harus memiliki fungsi. Fungsi tersebut dapat dilihat didalam undang-undang. Sebagaimana UU RI No. 20 Tentang Pendidikan Nasional, yaitu : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdeskan kehidupan berbangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara demokratis serta tanggung jawab. 2 Berdasarkan rumusan diatas, pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat bangsa, sebagaimana firman Allah swt. Dalam surat al-mujadalah ayat 11, yaitu : ❷ 3 ❻ 10 ❸❷ Keberhasilan fungsi sebuah pendidikan harus sesuai dengan peningkatkan mutu pendidikan disekolah tidak terlepas dari sumber daya manusia yang berperan didalamnya. Karena dalam sistem pendidikan apapun, kualitas kemampuan, dan profesionalisme merupakan komponen utama dalam pengelolaan pendidikan. 3 2 Undang-Undang RI no. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Beserta Penjelasannya, (Bandung: Citra Umbara), 2003. h. 7 3 Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosydakarya, 2012), Cet. I,h. 5 2

Kepala sekolah dalam dunia pendidikan adalah untuk menciptakan situasi belajar mengajar sehingga guru dan murid-murid dapat belajar dengan baik. 4 Dalam melaksanakan tugasnya kepala sekolah memiliki tanggung jawab diantaranya tidak hanya melaksanakan administrasi sekolah sehingga tercipta situasi belajar mengajar yang baik tetapi juga melaksanakan pengajaran, dan memberikan motivasi belajar dalam membimbing pertumbuhan serta perkembangan siswa. Pada proses pembelajaran peran kepala sekolah sangat menentukan dalam memperlancar kegiatan pembelajaran. Peranannya bukan hanya menguasai teoriteori kepemimpinan, lebih dari itu seorang kepala sekolah harus bisa mengimplementasikan kemampuannya dalam aplikasi teori secara nyata. Untuk itu seorang kepala sekolah dituntut untuk memiliki ilmu pendidikan secara menyeluruh. Peran seseorang itu merupakan hal yang harus dilaksanakan dan diusahakan. Didalam al-qur an sendiri telah memberikan pemahaman betapa pentingya usaha daripada manusia itu sendiri dalam hal ini kepala sekolah. Sebagaimana surah ar-ra ad ayat 11 yaitu : ❸ ❷ 3 ❸ ❷ 3 & Pada era globalisasi sekarang pengembangan sumber daya manusia merupakan proses peningkatan kemampuan manusia agar mampu melaksanakan 4 Hendyat Soetopo dan Westi Soemanto, Kepemimpinan dan Suvervisi Pendidikan, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), Cet. Ke-II, h.19. 3

pilihan-pilihan. Pengertian ini memusatkan perhatian pada pemerataan dalam peningkatan kemampuan manusia. 5 Dalam proses pembelajaran siswa merupakan subyek pendidikan dalam maksud siswalah yang sebenarnya sebagai pelaku proses pembelajaran. Namun, dalam kegiatannnya peran seseorang yang memberikan dorongan, semangat didalam pelaksanaan pembelajaran itu sendiri. Kepala sekolah sebagai pimpinan adalah suatu kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian rupa sehingga tercapailah tujuan kelompok itu. Tujuan tersebut merupakan tujuan bersama. 6 Pemimpin berfungsi memberi dorongan kepada anggota kelompok untuk menganalisis situasi supaya dapat dirumuskan rencana kegiatan kepemimpinan yang dapat memberi harapan baik. dan juga merumuskan dengan teliti tujuan kelompok supaya anggota dapat bekerja sama mencapai tujuan tersebut. 7 Sebagaimana al-qur an sendiri menegaskan pada surah al-anbiya ayat 73, yaitu : ❷ 9 & 9 ⓿ 10 ❸ ❷ 2 3 ❽ 9 Pada tingkat operasional, kepala sekolah adalah orang yang berada di garis terdepan yang mengkoordinasikan upaya meningkatkan pembelajaran yang 5 Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Professional (Dalam Konteks Menyukseskan MBS Dan KBK, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005) Cet. Ke-V, h. 24. 6 Soekarto Indrafachrudi, Mengantar Bagaimana Memimpin Sekolah Yang Baik, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1993) h. 12. 7 Ibid., h. 14. 4

bermutu. Kepala Sekolah diangkat untuk menduduki jabatan bertanggung jawab mengkoordinasikan upaya bersama mencapai tujuan pendidikan pada level sekolah yang dipimpin. Tentu saja kepala sekolah bukan satu-satunya yang bertanggung jawab penuh terhadap suatu sekolah, karena masih banyak faktor lain yang perlu diperhitungkan seperti: guru, peserta didik, dan lingkungan yang mempengaruhi proses pembelajaran. Tetapi, salah satu faktor yang membuat pembelajaran itu berhasil tentu yang ada peran seseorang yang menjalankan itu mekanisme tersebut. Kepala sekolah adalah seseorang yang mempunyai peran sangat besar dalam mengembangkan mutu SDM pendidikan di sekolah. Sebab kepala sekolah juga guru dalam kehidupan siswa yang mana memiliki posisi sangat penting. Karena, guru adalah pendidik (educator), pengajar (teacher), dan pemotivasi (motivator) bagi siswa. Terutama berkaitan dengan pemahaman dan daya tangkap siswa/siswi itu sendiri. Sebab, guru sangat berperan dalam perkembangan pengetahuan dan pemahaman siswa. Motivasi belajar merupakan hal mutlak yang harus dimiliki siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran. Karena motivasi adalah hal yang memberikan dorongan didalam aktivitas kehidupan bersekolah mereka. Siswa tidak akan tersentuh apabila tidak menyangkut kebutuhannya. Oleh karena itu, peran kepala sekolah sangat diperlukan dalam segala yang berkaitan dengan pendidkan terutama didalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, dalam hubungan dengan kegiatan belajar, hal yang terpenting adalah bagaimana menciptakan kondisi atau suatu proses yang 5

mengarahkan siswa untuk melakukan aktivitas belajar. Dalam hal ini tentu peran seseoranglah sangat penting, termasuk peran kepala sekolah. Kepala sekolah melakukan usaha-usaha untuk menumbuhkan dan memberikan motivasi agar anak didiknya melakukan aktivtas belajar dengan baik. Dari gambaran atas, maka perlu suatu cara efektif agar siswa merasa termotivasi dalam belajar. Motivasi dalam belajar diyakini merupakan kunci sukses untuk memberikan rasa senang dan nyaman dalam menguasai pelajaran secara utuh dan baik. Dalam konteks inilah perlu diadakan penelitian. Sesuai dengan observasi awal peneliti kepala sekolah MtTsN Banjar Selatan 2 Kota Banjarmasin adalah salah satu kepala sekolah yang memiliki prestasi baik bidang akademik maupun non akademik. Dengan prestasi yang dimiliki kepala sekolah tentunya peneliti ingin mengetahui lebih jauh tentang peran kepala sekolah dalam memotivasi siswa. Oleh karena itu, sebuah keharusan bagi peneliti untuk mengetahui peran kepala sekolah terhadap siswanya disekolah. Berangkat dari pemahaman tersebut, penulis tertarik untuk meneliti hal tersebut secara lebih mendalam dengan mengadakan penelitian ilmiah yang berjudul PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MTsN BANJAR SELATAN 2 KOTA BANJARMASIN. B. Alasan Memilih Judul 1. Kepala sekolah merupakan salah satu kunci kesuksesan didalam sebuah lembaga pendidikan (sekolah) 6

2. Motivasi adalah hal yang paling mendasar seseorang melakukan suatu hal. Apalagi dalam proses pembelajaran, maka motivasi belajar perlu ditingkatkan melalui peran kepala sekolah. C. Penegasan Judul Agar pembahasan tema dalam skripsi ini menjadi terarah, jelas dan mengena yang dimaksud maka perlu dikemukakan batasan-batasan judul yang masih perlu mendapatkan penegasan sebagai berikut : a. Peran Kepala sekolah Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, peran berarti pemain sandiwara 8, yang dimaksud peran disini adalah keterlibatan dalam usaha memberikan pendidikan, pengajaran, bimbingan nasehat tentang masalah keagamaan dan kehidupan termasuk didalamnya meningkatkan motivasi belajar siswa. Sedangkan peranan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ialah tindakan yang dilakukan dalam suatu peristiwa. Jadi peranan disini ialah tindakan yang dilakukan dalam suatu peristiwa. Kepala sekolah terdiri dari dua kata, yaitu kepala dan sekolah. Kepala dapat diartikan sebagai ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau lembaga. Sekolah merupakan sebuah lembaga tempat bernanungnya peserta didik untuk memperoleh pendidikan formal. Secara sederhana, kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin sekolah tempat diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadinya interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan peserta didik yang 8 Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990) Cet ke-3, h. 9 7

menerima pelajaran. 9 Kepala sekolah merupakan personel sekolah yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan-kegiatan sekolah. Ia mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang dipimpinnya. b. Meningkatkan Meningkatkan dapat diartikan sebagai proses atau perbuatan untuk beralih kepada keadaan yang lain dan/atau mempertinggi derajat atau taraf ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. 10 Meningkatkan adalah sebagai suatu usaha untuk memperbaiki hasil yang telah dicapai dalam proses pembelajaran. Hal ini kata Oemar Hamalik dimaksudkan untuk memantapkan sambutan-sambutan yang betul, yang telah dipelajari oleh siswa c. Motivasi Belajar Kata Motif, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam seubjek untuk melakukan sesuatu. 11 Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif 9 Donni Juni Priansa dan Rismi Somad, Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Bandung: CV Alfabeta, 2014), h. 49 10 Dessy Anwar. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. (Jakarta : Karya Abdi, 2000), h. 673 73 11 Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 8

pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Berdasarkan penegasan judul diatas, maka judul yang dimaksud peneliti adalah ingin mengetahui konsep abstrak tentang peran kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. D. Rumusan Masalah Mengingat luasnya penjelasan mengenai peran kepala sekolah, maka penulis perlu memberikan rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana peran kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MTsN Banjar Selatan 2 Kota Banjarmasin? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi peran kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MTsN Banjar Selatan 2 Kota Banjarmasin? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan peran kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MTsN Banjar Selatan 2 Kota Banjarmasin. 9

2. Untuk mengetahui Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi peran kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MTsN Banjar Selatan 2 Kota Banjarmasin. F. Signifikansi Penelitian Penelitian ini diharapkan berguna untuk : 1. Sebagai bahan renungan bagi sekolah untuk lebih meningkatkan motivasi belajar terhadap siswa. 2. Sebagai masukan terhadap semua pihak yang bertanggung jawab terhadap pendidikan dan pembelajaran, baik kepala sekolah, guru, orang tua dan masyarakat. 3. Sebagai mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguran yang nantinya akan memasuki dunia pendidikan, harus memiliki kemampuan yang mendasar untuk mengetahui akan pentingnya motivasi belajar. G. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan, meliputi: Latar Belakang Masalah, Alasan Memilih Judul, Penegasan Judul, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Signifikansi Penelitian dan Sistematika Penulisan Skripsi. Bab II Landasan teori, meliputi: Peran Kepala Sekolah, Meningkatkan, Prinsip Motivasi, Definisi Motivasi, Bentuk Motivasi dan Belajar, Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar, Faktor-faktor yang mempengaruhi kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi belajar. 10

Bab III Metode penelitian, meliputi: Metode dan Jenis Penelitian, Setting Penelitian, Subjek dan Objek Penelitian, Jenis dari Sumber Data, Metode Pengumpulan Data, Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data Bab IV Laporan Hasil Penelitian, meliputi: Gambaran umum lokasi dan Subyek Penelitian, Penyajian Data dan Analisa Data. Bab V Penutup, meliputi: Simpulan dan saran-saran yang berkaitan dengan hasil penelitian. 11