DAMPAK KOMPETENSI PEDAGOGIK, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA GURU SMK KABUPATEN BLORA TESIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

DEVELOPPING OF TEACHERS HP

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB 1 PENDAHULUAN. dan membentuk watak serta peradapan bangsa, yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

INTERAKSI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH STANDAR NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. diperbincangkan, baik dari kalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Pendidikan merupakan sarana terciptanya sumber daya manusia yang

PENGELOLAAN SEKOLAH DASAR STANDAR NASIONAL Studi Situs Di SD Negeri Karangtowo 1 Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Demak TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi.

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini ternyata

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. yang sudah menyelesaikan pendidikannya adalah aktor-aktor penting yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka perlu dikembangkan

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. lemahnya proses pembelajaran. Pendidikan nasional diarahkan untuk. masalah hidup, serta membentuk manusia kreatif dan inovatif.

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

LAYANAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP KENAKALAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan selalu

BAB I PENDAHULUAN. pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras. membantu peserta didik agar nantinya mampu

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. dan sebagian besar rakyatnya berkecimpung di dunia pendidikan. Maka dari. menurut Undang-undang Sisdiknas tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

DAMPAK TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, KESEMPATAN BELAJAR DAN AKTIVITAS BERORGANISASI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP KECAMATAN BLORA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara terstruktur dan dalam jangka waktu tertentu. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tokoh teladan bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Di sekolah guru merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijalani oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia mengalami perubahan dengan begitu cepatnya. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

Transkripsi:

DAMPAK KOMPETENSI PEDAGOGIK, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA GURU SMK KABUPATEN BLORA TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister dalam Ilmu Manajemen Pendidikan Oleh : JANUANI NIM.: Q.100080017 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru memiliki peran yang sangat besar dalam pendidikan, dipundaknya melekat suatu tanggung jawab yang besar atas mutu pendidikan. Oleh masyarakat guru dinilai sebagai pemberi inspirasi, penggerak dan pelatih dalam penguasaan kemampuan tertentu bagi peserta didik, agar mereka siap untuk membangun hidup serta lingkungan sosialnya. Semangat kerja guru dalam menjalankan tugas keprofesionalan sangat diperlukan dan terus ditingkatkan agar dapat mewujutkan pendidikan yang bermutu Di dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 bab 1 pasal 1 disebutkan bahwa tugas utama guru adalah mengajar, membimbing, melatih peserta didik dan menilai serta mengevaluasi peserta didik. Berdasarkan hal tersebut di atas Sarimaya (2008: 135) berpendapat bahwa pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesional mempunyai misi untuk melaksanakan tujuan Undang-undang sebagai berikut: (1) Mengangkat martabat guru; (2) Menjamin hak dan kewajiban guru; (3) Meningkatkan kompetensi guru; (4) Mamajukan profesi serta karier guru; (5) Meningkatkan mutu pembelajaran; (6) Meningkatkan mutu pendidikan nasional; (7) Mengurangi kesenjangan ketersediaan guru antar daerah dari segi jumlah, mutu, kualifikasi akademik dan kompetensi; (8) Mengurangi kesenjangan mutu pendidikan antar daerah; (9) Meningkatkan pelayanan pendidikan yang bermutu. 1

2 Sejalan dengan fungsi tersebut, kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional yakni berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Hadianto dalam Martinis dan Maisah (2010:21) mengemukakan sembilan karakteristik guru yang ideal, yaitu: (1) memiliki semangat juang yang tinggi disertai keimanan dan ketaqwaan yang mantap; (2) mampu mewujudkan dirinya dalam keterkaitan dan pendanaan dengan tuntutan lingkungan dan perkembangan IPTEK; (3) mampu belajar dan bekerja sama dengan profesi lain; (4) memiliki etos kerja yang kuat; (5) memiliki kejelasan dan kepastian pengembangan jenjang karier; (6) berjiwa profesional tinggi; (7) memiliki kesejahteraan lahir batin; (8) memiliki wawasan masa depan; (9) mampu melaksanakan fungsi dan peranannya secara terpadu. Dengan demikian guru seharusnya mempunyai semangat kerja yang tinggi dalam menggemban tugas. Profesi guru merupakan profesi atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan walaupun kenyataanya masih dilakukan orang di luar kependidikan. Itulah sebabnya jenis profesi guru paling mudah terkena pencemaran (Usman, 2001: 1). Banyaknya tugas yang harus diemban guru baik tugas profesi maupun kemasyarakatan mengharuskan setiap guru mempunyai semangat kerja yang

3 kuat, dengan semangat kerja yang dimiliki maka seorang guru akan dapat melaksanakan tugas dengan baik dan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan mutu pendidikan. Tugas di sekolah sebagai pendidik yang mau tidak mau terbawa di tengah masyarakat memberikan konsekuensi bahwa guru harus dapat dijadikan suri tauladan dalam kehidupan bermasyarakat. Adanya semangat yang dimiliki guru maka guru dapat bekerja dengan iklas, menjadikan dirinya menjadi orang tua kedua bagi siswa-siswinya. Semangat Kerja merupakan respon yang diberikan oleh para guru terhadap pekerjaannya untuk bekerja sama secara giat dan menyenangkan, memiliki rasa tanggung jawab terhadap pekerjaannya, serta bagaimana mendapatkan kepuasan dan hasil kerja secara lahir dan batin. Guru yang memiliki semangat kerja yang tinggi akan menjadi guru yang selalu mempunyai pikiran yang jernih, kritis yang akan selalu berorientasi kedepan dengan cara memperhatikan gejala-gejala yang akan timbul didalam dunia pendidikan. Kurangnya kebersamaan seorang pemimpin dengan bawahan akan sangat berdampak negatif karena akan mengurangi semangat kerja guru itu sendiri.oleh karena itu sangatlah diperlukan suatu kebersamaan dan kekompakan serta keterbukaan dalam membahas suatu pekerjaan yang ada di sekolah agar setiap kesulitan akan mudah teratasi secara kebersamaan (Rohaida, 2009: 1) Pada rapat kerja kepala sekolah tingkat kabupaten Blora tanggal 1 Juli 2009 disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blora Dra. Ratnani Widowati bahwa, peningkatan kualitas pendidikan harus dimulai dari peningkatan kinerja guru, sementara masih dijumpai guru yang kurang

4 bersemangat dalam melaksanakan tugas, berangkat masih sering terlambat, dan banyak guru yang kurang kreatif. Oleh karena itu perlu upaya meningkatkan semangat kerja guru Kompetensi Pedagogik merupakan bagian yang tak terpisahkan dari empat kompetensi utama yang harus dimiliki seorang guru, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru saat melaksanakan profesinya. Kompetensi Pedagogik yaitu kemampuan seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran peserta didik. Selain itu kemampuan pedagogik juga ditunjukkan dalam membantu, membimbing dan memimpin peserta didik (Haryanto, 2010: 1). Guru yang menguasai kemampuan ini akan termotivasi dalam menjalankan tugasnya di depan kelas. Sebagai orang tua kedua dari anak didik di sekolah, guru hadir bersama anak didik di sekolah, di dalam jiwa guru sudah tertanam niat untuk mendidik anak didik agar menjadi orang yang berilmu pengetahuan, mempunyai sikap dan watak yang baik, yang cakap dan terampil, bersusila dan beraklak mulia (Djamarah, 2005: 4). Hal itu bisa dimiliki guru apabila guru memiliki pendidikan yang memadai. Dengan pengetahuan yang dimiliki guru, guru dapat bekerja lebih bersemangat, karena guru merasa dibutuhkan ditengah masyarakat. Begitu pentingnya peran guru di sekolah, pemerintah memperhatikan guru dengan terbitnya Undang-Undang tentang Guru dan Dosen, dalam Undang- Undang tersebut menyatakan bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalan guru berhak: (a) memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial, (b) mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai

5 dengan tugas dan prestasi kerja, (c) memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayanaan intelektual (d) memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompeten (e) memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan, (f) memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan, penghargaan, dan atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perudang-udanngan. (h) memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi, (i) memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan (j) memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi, (k) memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya (Sarimaya, 2008: 120) Berdasarkan Pasal 14 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 sudah seharusnya guru saat ini memiliki semangat yang lebih baik karena dengan adanya Undang-Undang tersebut secara jelas keprofesionalan guru diakui dan mendapatkan kompensasi yang sewajarnya. Terbitnya Undang-Undang tersebut atas dasar pertimbangan bahwa guru dan dosen mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan nasional dalam bidang pendidikan, sehingga perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermatabat. Hal yang menyebabkan perbedaan semangat kerja guru satu dengan guru lainnya, kemungkinan dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah kemampuan guru. Guru yang kurang memiliki kemampuan untuk melaksanakan

6 tugas cenderung kurang bersemangat dalam bekerja, untuk itu diperlukan peningkatan kompetensi guru, dan pendidikan yang memadai bagi guru agar memiliki pengetahuan dan keterampilan mengajar yang cukup. Selain itu pengalaman mengajar guru kemungkinan berdampak pada semangat kerja guru, guru yang sudah berpengalaman dalam kemungkinan akan memiliki motivasi yang lebih tinggi dibanding dengan guru yang kurang berpengalaman. Dalam rangka peningkatan semangat kerja guru SMK Kabupaten Blora, pemerintah melalui kepala sekolah menganjurkan kepada setiap guru agar dapat meningkatkan profesionalitasnya melalui peningkatan kompetensi pedagogik, peningkatan pendidikan formal ke jenjang yang lebih tinggi,dan peningkatan pengalaman kerja dengan asumsi bahwa dengan penguasaan kemampuan pedagogik, pendidikan yang lebih tinggi guru memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih, sehingga guru dapat bekerja dengan baik, dan selalu memiliki motivasi untuk bekerja dan berkembang. Dari uraian di atas, dalam penelitian ini akan dikaji dampak kompetensi pedagogik, tingkat pendidikan, dan pengalaman kerja terhadap semangat kerja guru SMK se Kabupaten Blora. B. Identifikasi Masalah Semangat kerja sangat dipengaruhi oleh kompetensi pedagogik guru, tingkat pendidikan, dan pengalaman kerja. Semakin sering guru meningkatkan kompetensi pedagogik yang diadakan oleh sekolah, dinas pendidikan, atau lembaga lain maka guru merasa punya semangat untuk maju dalam meningkatkan pengetahuan dan pendidikan yang berkaitan dengan tugasnya

7 sebagai seorang pengajar. Selain kompetensi pedagogik dan tingkat pendidikan, pengalaman kerja juga sangat penting dalam menumbuhkan semangat dalam mengajar. Sehubungan dengan hal tersebut masalah-masalah yang berkaitan dengan semangat kerja guru dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Kompetensi pedagogik guru SMK di Kabupaten Blora masih dirasakan kurang. 2. Kualifikasi latar belakang pendidikan guru masih belum mendukung dalam proses belajar mengajar. 3. Adanya guru yang mempunyai pengalaman kerja banyak justru memiliki semangat kerja yang rendah. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka dalam penelitian ini dibatasi hanya pada dampak kompetensi pedagogik, tingkat pendidikan, dan pengalaman kerja terhadap semangat kerja guru SMK Se Kabupaten Blora, tahun 2010. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Adakah dampak kompetensi pedagogik, tingkat pendidikan, dan pengalaman kerja terhadap semangat kerja guru SMK se Kabupaten Blora? 2. Adakah dampak kompetensi pedagogik terhadap semangat kerja guru SMK se Kabupaten Blora?

8 3. Adakah dampak tingkat pendidikan terhadap semangat kerja guru SMK se Kabupaten Blora? 4. Adakah dampak pengalaman kerja terhadap semangat kerja guru SMK se Kabupaten Blora? E. Tujuan Penelitian 1. Untuk menguji dampak kompetensi pedagogik, tingkat pendidikan, dan pengalaman kerja terhadap semangat kerja guru SMK se Kabupaten Blora 2. Untuk menganalisis dampak kompetensi pedagogik terhadap semangat kerja guru SMK se Kabupaten Blora 3. Untuk menganalisis dampak tingkat pendidikan terhadap semangat kerja guru SMK se Kabupaten Blora 4. Untuk menganalisis dampak pengalaman kerja terhadap semangat kerja guru SMK se Kabupaten Blora F. Manfaat Penelitian Diharapkan hasilnya memiliki manfaat antara lain: 1. Manfaat Praktis Hasil penelitian dapat dijadikan pertimbangan dalam meningkatkan semangat kerja guru khsusnya guru SMK se Kabupaten Blora. 2. Manfaat Teoritis Untuk menambah pengetahuan dan tambahan bahan penelitian yang terkait dengan semangat kerja guru.