BAB II TINJAUAN PUSTAKA. juga memiliki iki sifat elastis dan daktilitas yang cukup tinggi gi sehingga dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keliatan dan kekuatan yang tinggi. Keliatan atau ductility adalah kemampuan. tarik sebelum terjadi kegagalan (Bowles,1985).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perilaku Material Baja dan Konsep Perencanaan Struktur Baja

Perilaku Material Baja dan Konsep Perencanaan Struktur Baja

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta pada khususnya semakin meningkat. Populasi penduduk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Jenis-Jenis Material Baja Yang Ada di Pasaran. Jenis material baja yang ada di pasaran saat ini terdiri dari Hot Rolled Steel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kekuatannya yang besar dan keliatannya yang tinggi. Keliatan (ductility) ialah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nyata baik dalam tegangan maupun dalam kompresi sebelum terjadi kegagalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih bawah hingga akhirnya sampai ke tanah melalui fondasi. Karena

BAB III LANDASAN TEORI. structure), yang elemennya bisa terdiri dari batang tarik, kolom, balok, dan batang

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya dilakukan penelitian untuk menemukan bahan-bahan baru atau

BAB 1 PENDAHULUAN...1

Iron and Steel. Umum. TKS 4406 Material Technology I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam tekan sebelum terjadi kegagalan (Bowles, 1985).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kuliah ke-6. UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI FAKULTAS TEKNIK Jalan Sudirman No. 629 Palembang Telp: , Fax:

STUDI ANALISIS DAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PERKUATAN SAMBUNGAN PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA CANAI DINGIN TERHADAP LENDUTANNYA

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. menara air rangka baja. Struktur baja bisa dibagi atas tiga kategori umum :

BAB 1. PENGENALAN BETON BERTULANG

BAB I PENDAHULUAN. efisiensi waktu pada proyek konstruksi. Selain memiliki kelebihan baja juga

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. 3.1 Diagram Alir Perancangan Struktur Atas Bangunan. Skematik struktur

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan, struktur sipil. yang mutlak harus dipenuhi seperti aspek ekonomi dan kemudahan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Beban maksimum yang mampu diterima oleh rangka atap truss sudut 20 0

BAB III LANDASAN TEORI. ur yang memikul gaya tarik aksial terfaktor N u harus memenuhi : N u. N n... (3-1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tengah sekitar 0,005 mm 0,01 mm. Serat ini dapat dipintal menjadi benang atau

DESAIN BALOK SILANG STRUKTUR GEDUNG BAJA BERTINGKAT ENAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Henny Uliani NRP : Pembimbing Utama : Daud R. Wiyono, Ir., M.Sc Pembimbing Pendamping : Noek Sulandari, Ir., M.Sc

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

Bab II STUDI PUSTAKA

BAB VI L O G A M 6.1. PRODUKSI LOGAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. baja yang dipakai adalah Baja Karbon (Carbon Steel) dengan sebutan Baja ASTM

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BERATURAN TAHAN GEMPA BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

STUDI PENGGUNAAN BAJA RINGAN SEBAGAI KOLOM PADA RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA PRAYOGA NUGRAHA NRP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ganter Bridge, 1980, Swiss. Perencanaan Struktur Beton Bertulang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komponen struktur yang harus diperhatikan. penggunaan suatu gedung, dan ke dalamnya termasuk beban-beban pada lantai

I. PENDAHULUAN. A. Beberapa Contoh Bangunan Baja. Gambar 1. Kuda-kuda rangka batang. Gambar 1. Kuda-kuda (cold formed steel)

Pertemuan IX : SAMBUNGAN BAUT (Bolt Connection)

TUGAS PENYAMBUNGAN MATERIAL 5 RACHYANDI NURCAHYADI ( )

PROSES MANUFACTURING

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam bidang konstruksi, beton dan baja saling bekerja sama dan saling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan yaitu Studi Kekuatan Kolom Beton Menggunakan Baja Profil Siku

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING TAHAN GEMPA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Komponen Struktur Tarik

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Spesifikasi batang baja mutu tinggi tanpa pelapis untuk beton prategang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BAJA BERDASARKAN TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI ) MENGGUNAKAN MATLAB

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

ELEMEN STRUKTUR TARIK

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Batang Tarik Pertemuan - 2

ANALISIS SAMBUNGAN ANTARA RIGID CONNECTION DAN SEMI-RIGID CONNECTION PADA SAMBUNGAN BALOK DAN KOLOM PORTAL BAJA

Pertemuan I,II,III I. Tegangan dan Regangan

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

MENGULANG MATERI STRUKTUR BAJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

harus memberikan keamanan dan menyediakan cadangan kekuatan yang kemampuan terhadap kemungkinan kelebihan beban (overload) atau kekurangan

STUDI KUAT LENTUR BALOK PROFIL C GANDA DENGAN PERANGKAI TULANGAN DIAGONAL. Oleh : JONATHAN ALFARADO NPM :

MODUL 6. S e s i 5 Struktur Jembatan Komposit STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

MODUL 5. Addendum Perencanaan Lantai Kenderaan Dengan Corrugated Steel Plate STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir.

TINJAUAN KEKUATAN DAN ANALISIS TEORITIS MODEL SAMBUNGAN UNTUK MOMEN DAN GESER PADA BALOK BETON BERTULANG TESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Berbagai daerah di Indonesia rawan terjadi bencana alam seperti gempa

TEORI SAMBUNGAN SUSUT

DAFTAR ISI. LEMBAR JUDUL... i KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk mempermudah perancangan Tugas Akhir, maka dibuat suatu alur

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI KEKUATAN RANGKA ATAP MONOFRAME MENGGUNAKAN PROFIL C GANDA DENGAN SAMBUNGAN LAS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan elemen penting di dalam a dunia konstruksi saat ini. Baja memiliki kekuatan yang tinggi sehingga dapat megurangi ukuran struktur. Baja juga memiliki iki sifat elastis dan daktilitas yang cukup tinggi gi sehingga dapat menerima ma tegangan tarik yang cukup besar. Kemudahan pengerjaan konstruksinya dan kemudahan penyambungan antar elemen yang satu dengan yang lainnya, menggunakan gunakan alat sambung las atau baut, menjadi pertimbangan tersendiri baja sering digunakan dalam pekerjaan konstruksi. Pembuatan baja melalui proses gilas panas mengakibatkan baja mudah dibentuk menjadi penampang-penampang yang diinginkan, juga menjadi salah satu keunggulan gula material baja. a. (Setiawan, an, 2008). 08). Baja merupakan bahan campuran dari besi (Fe), 1,7% karbon (C), 0,6% silikon (Si), 1,65% mangan (Mn), dan 0,6% tembaga (Cu). Menurut Salmon dan Johnson (1992) baja untuk struktur u dengan tempa panas dapat diklasifikasikan menjadi baja karbon (carbon steel), baja paduan rendah berkekuatan tinggi (high strenght low alloy steel), dan baja paduan (alloy steel). Baja karbon sendiri dapat diklasifikasikan menjadi 4 kategori berdasarkan persentase kandungan karbonnya, yaitu : a. Baja karbon rendah, memiliki kandungan karbon kurang dari 0,15%. b. Baja karbon lunak, memiliki kandungan karbon 0,15% - 0,29% 5

6 c. Baja karbon sedang, memiliki kandungan karbon 0,30-0,59%. d. Baja karbon tinggi, memiliki kandungan karbon 0,60-1,70%. Baja karbon yang biasanya digunakan dalam struktural bangunan adalah baja karbon lunak. Menurut Salmon dan Johnson (1992) semakin tinggi kandungan karbon pada baja akan semakin meningkatkan ngka kekerasannya a nya tetapi akan mengurangi ngi kelembutannya atau sifat keliatannnya nya (ductility), ty), sehinggag lebih sulit bila dilas. Keliatan adalah kemampuan untuk berdeformasi secara nyata baik dalam tegangan maupun dalam kompresi sebelum terjadi kegagalan alanan (Bowles, 1985). Berdasarkan SNI 03-1729-2002, mutu material baja diklasifikasikan k sikan menjadi 5 kelas mutu, berdasarkan tegangan leleh (fy) dan tegangan putusnya (fu), sebagai berikut : Tabel 2.1 Sifat Mekanis Baja Jenis Baja Tegangan Putus Minimum fu (MPa) Tegangan Leleh Minimum i fy (MPa) Regangan Minimum (%) BJ 34 340 210 22 BJ 37 370 240 20 BJ 41 410 250 18 BJ 50 500 290 16 BJ 55 550 410 13 Beberapa sifat mekanik baja yang digunakan dalam perencanaan struktur yaitu : Modulus Elastisitas, E Modulus Geser, G = 200.000 MPa = 80.000 Mpa

7 Angka Poisson = 0,30 Koefisien Muai Panjang, α = 12 x 10-6 / o C Secara umum hasil pengujian kuat tarik baja di laboratorium akan menghasilkan an hubungan antara tegangan dan regangan seperti pada gambar di bawah ini : Gambar 2.1 Grafik Hubungan Tegangan dan Tegangan pada Uji Tarik Baja (McCormac, 2008) Ada tiga fase yang dapat a dilihat ihat dari gambar di atas, as, yaitu : fase elastis, fase plastis, dan fase pengerasan regangan. Pada fase elastis, baja dikenai gaya tarik dan mengalami penambahan a panjang. Gaya yang terjadi terus meningkat secara signifikan bersamaan dengan penambahan panjang yang stabil, sehingga membentuk garis linear. Nilai tertinggi dari diagram garis linear ini disebut batas sebanding. Pada fase ini baja yang sudah mengalami gaya tarik masih dapat kembali ke bentuk semula apabila gaya tersebut dilepas atau dihentikan. Batas saat baja masi dapat kembali ke bentuk semula ini dinamakan batas elastis. Nilai

8 dari batas elastis ini jarang benar-benar diukur dan sebagian besar dalam struktural baja nilai ini dianggap sama besarnya dengan batas sebanding. Regangan akan terus bertambah tetapi tapi tegangan tidak akan mengalami kenaikan yang signifikan ifikan lagi. Tegangan ini dinamakan tegangan luluh (yield stress). Regangan yang terjadi setelah melewati tegangan luluh dan tidak mengalami kenaikan tegangan secara signifikan n lagi ini merupakan fase plastis. Pada fase ini baja tidak bisa kembali ke dalam am bentuk semula bila gaya dihentikan. ikan Setelah melewati fase plastis, lalu masuk pada fase pengerasan e an regangan. Pada fase ini tegangan mengalami kenaikan kembali diikuti penambahan a an regangan yang semakin besar. Tegangan akan terus naik sampai kondisi maksimum, lalu akan turun secara signifikan hingga baja tersebut putus (McCormac, 2008). Menurut Oentoeng (1992) ada dua macam bentuk profil baja berdasarkan rkan cara pembuatannya, yaitu : a. Hot rolled shapes, s, adalah alah profil baja yang dibentuk dengan cara blok-blok baja yang panas diproses melalui rol-rol dalam pabrik, atauau biasa disebut dengan pembentukan panas. b. Cold formed shapes, adalah profil baja yang dibentuk dari pelat-pelat yang sudah jadi, menjadi profil baja dalam temperatur atmosfir (dalam keadaan dingin). Profil macam ini ringan dan sering disebut sebagai light gage cold form steel.

9 Struktur baja dapat dibagi menjadi tiga kategori umum, yaitu : (a) struktur rangka (framed structure), di mana elemen-elemennya kemungkinan terdiri dari batang-batang tarik, balok, dan batang-batang ang yang mendapatkan beban lentur kombinasi dan beban ban aksial; (b) struktur tipe cangkang (shell-type structure), di mana tegangan aksial lebih dominan; dan (c) struktur tipe suspensi spensi (suspensiontype structure), di mana tarikan aksial lebih mendominasi sistem pendukung utamanya (Salmon dan Johnson, 1992). Pada struktur baja terdapat dua jenis batang yang terjadi akibat at pengaruh pembebanan ebanan pada struktur, yaitu batang tarik dan batang tekan. Batang tarik pada umumnya u berwujud penahan tarik pada kerangka, silangan (diagonal bracing) pada berbagai tipe struktur, penumpu langsung pada kabel pada sistem atap gantung, dan sebagai kabel utama pada jembatan gantung serta penggantung yang mendukung jalan rayanya (Salmon dan Johnson, 1992). Gambar 2.2 Beberapa e contoh tipe batang tarik (Salmon dan Johnson, 1992) Batang tekan merupakan batang yang terkena gaya aksial tekan, seperti kolom (column), penyangga (stanchion), tiang (post), dan penopang (strut). Karena kekuatan batang tekan merupakan fungsi dari bentuk penampang

10 lintangnya (radius girasi), pada umumnya luas penampangnya disebarkan sepraktis mungkin. Batang-batang ini jarang hanya memikul gaya aksial tekan saja. Apabila pembebanan disusun sedemikian emik ian rupa sehingga perlawanan rotasional ujung dapat diabaikan, dan lentur dianggap gap dapat diabaikan bila dibandingkan dengan gaya tekan langsungnya, gnya batang tersebut dapat secara aman sebagai kolom yang dibebani secara konsentrik (Salmon dan Johnson, 1992). Gambar 2.3 Beberapa contoh oh tipe batang tekan (Salmon dan Johnson, 1992). Menurut Oentoeng (1992) ada dua macam batang tekan yaitu : a. Batang tekan yang merupakan batang dari suatu rangka batang. ang. Batang ini dibebani gaya tekan aksial searah panjang batangnya. Umumnya dalam suatu rangka batang, batang-batang tepi atas merupakan batang tekan. b. Kolom, yang merupakan batang tekan tegak yang bekerja untuk menahan balok-balok loteng, rangka atap, lintasan crane dalam bangunan nan pabrik dan sebagainya yang untuk seterusnya akan melimpahkan semua beban tersebut ke pondasi.

11 Martinez-Saucedo dan Packer (2006) melakukan penelitian tentang pipa baja dengan sambungan las dengan pelat sambung (gusset plate). Pipa baja yang sudah dipasang dengan pelat sambung menggunakan gunakan las, kemudian diberi gaya tarik sampai mengalami kerusakan. Kerusakan yang terjadi berupa sobekan pada sambungan profil pipa dengan pelat sambung. Kerusakan ini disebut shear-lag. Shear-lag dapat diabaikan ikan apabila nilai rasio perbandingan L w /w > 0,7. Secara lebih mudah untuk mendesain suatu join yang akan terkena beban tekan ataupun tarik, untuk uk amannya panjang las (L w ) harus lebih besar sama dengan dari nilai hasil kali diameter pipa dikalikan dengan 1,3 (Wardenier dkk., 2008) 2.2 Baja Profil Pipa Pipa adalah benda silinder yang berlubang dan digunakan untuk memindahkan mind zat hasil pemrosesan esan seperti cairan, gas, uap, zat padat yang dicairkan maupun serbuk halus. Material yang digunakan sebagai pipa sangat banyak ak diantaranya adalah beton cor, timbal, kuningan (brass), tembaga, plastik, aluminium, besi tuang, baja karbon, dan baja paduan. Material yang paling umum digunakan adalah alahah pipa baja karbon. Pipa baja karbon dapat diproduksi dengan berbagai metode dengan karakteristiknya masing-masing meliputi kekuatan, ketebalan dinding, ketahanan korosi dan batasan suhu serta tekanan. Proses pembuatan pipa baja yang sering digunakan adalah seamless, but-welded, dan spiral-welded pipe manufacturing (Sirawan, 2009). Pipa baja seamless dibuat dari baja silinder pejal, kemudian pada bagian tengahnya ditusuk dan dilubangi pada temperatur yang sangat tinggi dalam

12 kondisi hampir meleleh (pengerjaan panas), sehingga dalam pembentukannya logam ini tidak akan mengeras dan dapat dihasilkan permukaan pipa yang halus karena tidak terdapat sambungan. 2.3 Jenis Sambungan pada Baja a Baja di dalam pekerjaan struktur biasanya tersusun tidak hanya dengan satu elemen saja, tetapi terdiri dari beberapa elemen. Elemen baja disusun membentuk mbentu rangka atau truss, digunakan menjadi rangka atap ataupun kuda-kuda. u a. Pembentukannya entuka tersebut memerlukan adanya sambungan antar elemen en baja. Jenis sambungan yang digunakan pada struktur baja yaitu sambungan las (welded connection) dan sambungan menggunakan baut (bolt connection). Sambungan ini berfungsi untuk menyatukan elemen-elemen baja sehingga dapat membentuk mbentuk sesuai dengan bentuk struktur yang diinginkan. inka n.