BAB V PENUTUP. kualitatif penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian pembahasan di muka dapat ditarik kesimpulan. sebagai berikut.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan. bahwa :

DAFTAR PUSTAKA. Ash-shofa, Burhan, 2004, Metode Penelitian Hukum, cetakan keempat, PT Rineka Cipta, Jakarta.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Peralihan hak atas tanah Kalakeran di Minahasa dapat dikatakan sah,

BAB III PENUTUP. pratima di Bali, dan hasil wawancara yang diperoleh penulis dari para

BAB III PENUTUP. penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Kesimpulan dalam penulisan ini sesuai dengan rumusan masalah, sebagai berikut :

Lex Privatum, Vol.II/No. 3/Ags-Okt/2014

BAB V PENUTUP. 1. Pelaksanaan penegakan hukum penataan ruang di kawasan jalan Bantul-

DAFTAR PUSTAKA. Arumanadi, Bambang dan Sunarto, Konsepsi Negara Hukum Menurut UUD 1945, IKIP Semarang Press, Semarang, 1990.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan dan analisa mengenai penerapan alternatif

DAFTAR PUSTAKA. Amiruddin dan Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali Press, Jakarta

SILABUS. Kompetensi Dasar. Alokasi Waktu Indikator Pencapaian Jenis penilaian. Sumber Bahan. Pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA. Buku-buku Abdurrahman, 1984, Kedudukan Hukum Adat dalam Perundang-Undangan Agraria Indonesia, Cetakan I, Jakarta, Akademika Pressindo

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian pembahasan masalah pada bab sebelumnya,

EKSISTENSI AWIG-AWIG TERHADAP PENDUDUK PENDATANG DI DESA PAKRAMAN TEGALLALANG. Oleh :

DAFTAR PUSTAKA. Adiwinata,S, Perkembangan Hukum Perdata / Adat Sejak tahun 1960, Bandung, Alumni, 1970

BAB V PENUTUP. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan dapat ditarik. Hukum Adat Kecamatan Jerebu u Kabupaten Ngada.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pelaksanaan pendaftaran peralihan hak atas tanah di Kabupaten Sukoharjo

BAB V PENUTUP. penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

DAFTAR PUSTAKA., 2011, Kebatalan dan Pembatalan Akta Notaris, Refika Aditama, Bandung.

DAFTAR PUSTAKA. A. Buku Abdurrachman, Hukum Adat Menurut Perundang-undangan Republik Indonesia, Cendana Press, Jakarta, 1984.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan dari pemasalahan yang ada, yaitu :

DAFTAR PUSTAKA. Gautama, Sudargo, Tafsiran Undang-Undang Pokok Agraria, Bandung : Citra Aditya, 1993.

DAFTAR PUSTAKA. Arie S. Hutagalung, Tebaran Pemikiran Seputar Masalah Hukum Tanah, Jakarta: LPHI, 2005.

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Kadir Muhammad, Hukum Harta Kekayaan, PT.Citra Aditya, Bandung, 1994

DAFTAR PUSTAKA. Fuady, Munir, 2005, Hukum Pailit Dalam Teori Dan Praktek, PT Citra Aditya. 2013, Teori-Teori Besar (Grand Theory) Dalam Hukum, Kencana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA. Abdoel Djamali, 2009, Pengantar Hukum Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

BAB V PENUTUP. Berdasarkan rumusan masalah diperoleh kesimpulan, yaitu:

sarana pemerintah Kantor Pertanahan, pendaftaran tanah ulayat, tanah perorangan sehingga terdapat bukti kepemilikan atas tanah.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pembahasan, maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:

DAFTAR PUSTAKA. Abdulkadir Muhammad Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung: Citra Aditya Bhakti.

DAFTAR PUSTAKA A. BUKU-BUKU. Abdurrahman Masalah Pencabutan Hak-Hak Atas Tanah Dan Pembebasan Tanah Di Indonesia, Bandung: Alumni

DAFTAR PUSTAKA. Andi Hamzah Hukum Acara Perdata. Yogyakarta: Liberty.

DAFTAR PUSTAKA. Andi Hamzah, Sistem Pidana dan Pemidanaan, Pradnya Paramita, Jakarta, Andre Ata Ujan, Filsafat Hukum, Kasinius, Jakarta, 2009.

Daftar Pustaka. Ade Saptomo, 2010, Hukum dan Kearifan Lokal Revitalisasi Hukum Adat Nusantara, PT. Grasindo, Jakarta

Sosiologis), Penerbit Toko Gunung Agung, Jakarta. Peradilan (Judicial Prudence) Termasuk Interpretasi Undang-Undang

BAB V PENUTUP. dapat menyimpulkan jawaban dari permasalahan sebagai berikut :

DAFTAR PUSTAKA. Adi, Rianto Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Jakarta: Granit.

DAFTAR PUSTAKA. Achmad, Ali, Menguak Tabir Hukum: Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis, PT. Gunung Agung Tbk, Jakarta, 2002.

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Chaidir, Yurisprudensi Indonesia tentang Hukum Agraria, Bandung: Bina Cipta, Jilid III, 1985.

BAB V KESIMPULAN. Kabupaten Sleman, DIY adalah sebagai berikut: a. Secara preventif dilakukan dengan cara sebagai berikut:

DAFTAR PUSTAKA. Abdussalam. Hukum Perlindungan Anak. Restu Agung, Jakarta, 2007.

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Pelaksanaan tugas dan fungsi Kanwil-BPN Provinsi Kalimantan

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Zainuddin, 2013,Metode Penelitian Hukum, Cetakan Keempat, Sinar Grafika, Jakarta

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

JURNAL. Diajukan Oleh : Yohanes Ivan NPM : Program Studi : Ilmu Hukum Program Kekhususan : Peradilan dan Penyelesaian Sengketa Hukum (PK2)

DAFTAR PUSTAKA. Achmad Ali, Menguak Realitas Hukum, Rampai Kolom dan Artikel Pilihan dalam. Bidang Hukum, Prenada Media Group, Jakarta, 2008.

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian dan pembahasan serta analisis yang dilakukan

DAFTAR PUSTAKA. A. Gunawan Setiarja, Dialektika Hukum Dan Moral Dalam Pembangunan Masyarakat Indonesia, Penerbit Kanisus, Yogyakarta, 2001.

BAB III PENUTUP. rumah makan sebagian telah sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 12 Tahun 2012 adalah

DAFTAR PUSTAKA. Dahlan Thaib, dkk, 2013, Teori dan Hukum Konstitusi, Cetakan ke-11, Rajawali Perss, Jakarta.

Lex Privatum Vol. V/No. 9/Nov/2017

DAFTAR PUSTAKA , 2010, Majelis Pengawas Notaris Sebagai Pejabat Tata Usaha Negara, PT. Refika Aditama, Bandung.

BAB IV PENUTUP. Namun demikian, konstruksi pemikiran hukum post positivisme dalam

BAB V PENUTUP. 1. Kriteria tanah yang dapat diidentifikasi tanah terlantar adalah pemegang

DAFTAR PUSTAKA. Siregar, Tampil Anshari, Mempertahankan Hak Atas Tanah, Multi Grafik, Medan, 2005

Amiruddin dan Asikin, Zainal, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada

DAFTAR PUSTAKA. Agustina, Rosa, et.al, 2012, Hukum Perikatan (Law of Obligations), Pustaka Larasan, Denpasar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; reba sebagai bentuk ekspresi budaya tradisional adalah pertama,

DAFTAR PUSTAKA. Buku: Gautama, Sudargo Tafsiran Undang-Undang Pokok Agraria. Bandung: Alumni.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tanah sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa merupakan sumber daya

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) ; PENGANTAR HUKUM INDONESIA

memberikan pengarahan agar masing-masing pihak dapat Wilayah Jateng dalam hal ini Kepala Bidang Pengkajian dan

DAFTAR PUSTAKA. A.Rahman I.Doi, Penjelasan Lengkap Hukum-Hukum Allah (Syariah), Raja. Grafindo Persada, Jakarta, 2002.

DAFTAR PUSTAKA. Sastroatmojo, Arso, 2008, Hukum Perkawinan, Bulan Bintang, Jakarta. Abdurrahman, 2003, Masalah-Masalah Hukum Perkawinan Di Indonesia,

PENULISAN HUKUM. PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK ATAS TANAH (Studi tentang tindak pidana penyerobotan hak atas tanah PT.Mawija Jaya di kota Tarakan)

DAFTAR PUSTAKA. Buku. Badrulzaman, Darus Mariam, 2001, Kompilasi Hukum Perikatan, Citra Aditya Bakti, Bandung

DAFTAR PUSTAKA. Adami,Chazawi,Kejahatan Terhadap Pemalsuan, Jakarta: Raja Grafindo

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA. Abbas, Syahrizal, Mediasi Dalam Hukum Syariah, Hukum Adat, dan Hukum Nasional, Jakarta : Kencana, 2011.

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman, Muslan, 2009, Sosiologi dan Metode Penelitian Hukum, Malang: UMM Press.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB IV PENUTUP. 1. Penyelesaian konflik sosial yang timbul dari pemasangan tapal batas

DAFTAR PUSTAKA. A.A.G. Peters dan Koesriani Siswosoebroto, Hukum dan Perkembangan Sosial (Buku I), Sinar Harapan, Jakarta, 1988.

DAFTAR REFERENSI. . Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia; Pasca Reformasi. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer, 2007.

KEDUDUKAN MASYARAKAT HUKUM ADAT DALAM PENGELOLAAN HUTAN MENURUT UU NO. 41 TAHUN 1999 TENTANG KEHUTANAN

DAFTAR PUSTAKA. A. Pittlo, 1978, Pembuktian dan Daluarsa, Terjemahan M. Isa Arif, PT Intermasa,

IDEOLOGI PANCASILA DALAM PENYUSUNAN GBHN Oleh : Made Emy Andayani Citra, S.H.,M.H. Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati

DAFTAR PUSTAKA. A. Gunawan Setiardja, 1990, Dialektika Hukum dan Moral dalam Pembangunan Masyarakat Indonesia, Yogyakarta, Kanisius.

DAFTAR PUSTAKA. , 2002, Reformasi Birokrasi Publik Di Indonesia, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA. A. Buku Teks Abdulhay, Marhainis, Hukum Perdata Materiel., Pradnya Paramitha, Jakarta, 1984.

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian pada Bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai. berikut :

DAFTAR PUSTAKA. Amirudin dan H. Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum,

BAB VI SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

Tim Penyusun Bagian Hukum dan Masyarakat

DAFTAR PUSTAKA. (jilid 1), Penerbit PT.Prestasi pustakaraya, Jakarta, Ismu Gunadi W, Jonaedi Efendi, Yahman, Cepat & mudah memahami Hukum

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Aziz Hakin, 2011, Negara Hukum dan Demokrasi di Indonesia, Yogyakarta, Cetakan Pertama, Pustaka Pelajar.

Key words: Alternative Dispute Resolution, Procedural Law, Land Law. Kata Kunci: Alternatif Penyelesaian Sengketa, Hukum Acara, Hukum Agraria.

DAFTAR KEPUSTAKAAN Buku :

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman, 1978, Masalah-masalah Hukum Perkawinan di Indonesia, Alumni, Bandung.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Samosir, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : pada pertumbuhan produk Andaliman.

Jurnal Ilmiah. Peraturan Perundang-undangan

DAFTAR PUSTAKA. Abbas Salim, 1985, Dasar-Dasar Asuransi (Principle Of Insurance) Edisi Kedua, Tarsito, Bandung.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Batu Bacan merupakan batu hidup yang akan berubah warnanya

Lex et Societatis, Vol. V/No. 7/Sep/2017

DAFTAR PUSTAKA. Pemilihan Presiden Secara Langsung. Jakarta: Sekertariat Jenderal MK RI. (2006). Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat diberikan kesimpulannya sebagai berikut. Khusus yakni : Perdasus Nomor 18 Tahun 2008 tentang Perekonomian

Transkripsi:

82 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan dipadukan dengan data yang diperoleh dari kepustakaan, kemudian dianalisis dengan cara kualitatif penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kewenangan pengadilan adat kerta desa dalam menyelesaikan sengketa tanah labe pura yaitu berpedoman pada Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 18b, Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, dan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2001 Tentang Desa Pakraman, kemudian diganti dengan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2003 tentang Desa Pakraman. Penyelesaian sengketa memiliki tiga tahapan yaitu melalui majelis alit,, majelis madya, dan majelis utama atau majelis agung dengan berlandaskan pada awig-awig agar tercapainya tujuan dari Tri Hita Karana. 2. Pengadilan adat kerta desa dalam menyelesaikan sengketa adat tanah labe pura terbentur dengan kendala yang dihadapi diantaranya yaitu, keberadaan awig-awig yang belum dicatatkan pada Perda Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Desa Pakraman. Ketika sengketa diselesaikan oleh pengadilan adat salah satu pihak tidak menghadiri sampai beberapa kali, serta sengketa yang sudah diputuskan oleh

83 pengadilan adat dianggapnya belum memiliki kekuatan hukum yang sah. Inilah yang menjadi kendala oleh pengadilan adat di dalam menyelesaikan sengketa tanah labe pura. Upaya penguatan kedudukan kewenangan pengadilan adat kerta desa dalam menyelesaikan sengketa tanah labe pura yaitu perlu adanya perubahan dari Perda Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2003 tentang Desa Pakraman yaitu pada Pasal 12 Ayat 2 terkait dengan pencatatan awig-awig, karena Awig-awig merupakan peraturan yang tumbuh dan berkembang di desa pakraman dimana awig-awig tersebut menjadi landasan utaman bagi desa pakraman untuk menyelesaikan sengketa-sengketa yang terjadi di desa pakraman itu sendiri. Perubahan hukum pada Perda Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2003 tentang Desa Pakraman oleh pemerintah Provinsi Bali terkait penguatan terhadap kewenangan dari majelis alit, majelis madya dan majelis agung dalam menyelesaikan sengketa tanah labe pura agar putusan tersebut memiliki kekuatan hukum yang sah yang berlandaskan pada Tri Hita Karana, serta hasil putusan yang diselesaikan oleh pengadilan adat kerta desa tidak dapat diajukan lagi ke pengadilan Negara.

84 B. Saran Berdasarkan fakta yang ada di Kabupaten Gianyar, ada kasus sengketa tanah labe pura yang penyelesaiannya sampai dilimpahkan ke pengadilan Negara, untuk mengindari hal tersebut maka disarankan beberapa hal sebagai berikut : 1. Penyelesaian sengketa yang berkaitan dengan adat istiadat khususnya sengketa mengenai tanah labe pura agar dapat diselesaikan melalui pengadilan adat yang berdasarkan pada awig-awig agar tercapainya tujuan dari Tri Hita Karana. 2. Perlu adanya perubahan hukum pada Pasal 12 Ayat 2 Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2003 tentang Desa Pakraman, yaitu mengenai awig-awig yang harus catatkan. Karena awig-awig merupakan suatu peraturan yang tumbuh dan berkembang di masyarakat dan mengatur tingkah laku masyarakat hukum adat atau disebut dengan living law. awig-awig dapat mengatur tingkah laku masyarakat hukum adat dan sampai saat ini awig-awig masih diakui sebagai pedoman dari masyarakat dan menjadi landasan dalam menyelesaikan sengketa tentang adat istiadat. Perlu adanya perubahan hukum pada Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2003 tentang Desa Pakraman, mengenai Putusan yang sudah diputus oleh pengadilan adat kerta desa, atau majelis alit, majelis madya, dan majelis utama terkait dengan sengketa tanah labe pura tidak lagi dapat dilimpahkan kepada pengadilan negara.

85 3. Adanya kesepakatan dari tokoh-tokoh masyarakat adat ketika terjadi sengketa tanah labe pura atau sengketa yang berkaitan dengan adat istiadat setelah diputuskan oleh di desa pakraman harus bersepakat untuk tidak lagi menyelesaikan sengketa tersebut ke pengadilan negara dengan ketentuan sanksi adat seperti sanksi kasepekang diusir dari masyarakat hukum adat yang ada di desa pakraman terhadap salah satu pihak yang bersengketa melimpahkan sengketa kepada pengadilan negera. 4. Pada Pasal 18b Ayat 1 dan 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, menyebutkan bahwa Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur degan undang-undang. Ayat 2 menyebutkan negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undangundang. Sesuai yang sudah dijelaskan diatas negara mengakui keberadan pengadilan adat sebagi salah satu penyelesaian sengketa yang berkaitan dengn adat istiadat. Jadi sengketa-sengketa yang berhubungan dengan adat istiadat khususnya sengketa tentang tanah labe pura dapat diselesaikan oleh pengadilan adat, serta memiliki kekuatan hukum yang mengikat.

86 DAFTAR PUSTAKA A. Buku : Abdulkadir Muhammad. Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2004. Abdurrahman, Hukum Adat Menurut Perundang-Undangan Republik Indonesia, Cendana Press Jakarta 1984. Achmad Ali, 2013, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) Dan Teori peradilan (Judicialprudence) Termasuk Intepretasi Undang- Undang (Legisprudence), Vol-1 Pemahaman Awal, Cetakan ke-5, Jakarta, Jakarta, Kencana Prenadamedia Group. -----------------,2009, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan (Judicialprudence) Termasuk interpretasi Undang- Undang (Legisprudence), Kencana Prenamedia Group. Amiruddin dan H.Zainal Askin, 2008, Pengantar Metode Penelitian hukum, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada Asamandiri, 2007. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, (amendemen), Penerbit Asamandiri, Jakarta. Burhan Ashshofa. Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta Jakarta 2004 Bushar Muhammad. Asas-Asas Hukum Adat, Pradnya Paramita, Jakarta 1976. Didik Sukrino, Pembaharuan Hukum Pemerintahan Desa Politik Hukum Pemerintahan Desa di Indonesia, Setara Press, Malang 2010. Djaren Saragih. Pengantar Hukum Adat Indonesia. Tarsito Bandung 1984.

87 Frans Hendra Winata. Hukum Penyelesaian Sengketa, Sinar Grafika, 2011. Hilman Hadikusuma. Pengantar ilmu Hukum adat Indonesia, Bandung CVBandar Maju, 2003. H.R. Otje Salman Soemadiningrat, Rekonseptualisasi Hukum Adat Kontemporer: Telaah Kritis terhadap Hukum Adat sebagai Hukum yang Hidup dalam Masyarakat, PT. Alumni Bandung, 2001 Husen Alting. Dinamika Hukum Dalam Pengakuan dan Perlindungan Hak Masyarakat Hukum Adat Atas Tanah, Yogyakarta, Laksbang PRESSindo,2010. I Made Widnyana, Eksistensi Delik Adat Dalam Pembangunan, Orasi Pengukuhan Guru Besar Tetap Pada Fakultas Hukum Univesitas Udayana dalam Ilmu Hukum Pidana, Denpasar Bali, 21 juni 1992. I Made Widnyana. Hukum Pidana Adat dalam Pembaharuan Hukum Pidana, PT. Fikahati Aneska 2013 I Made Suasthawa Dharmayuda, Status dan Fungsi Tanah Adat Bali Setelah Berlakunya UUPA, CV. Kayumas Agung,1987. I Nyoman Sirtha, SH., MS, Aspek Hukum dalam Konflik Adat di Bali, Udayana University Press, 2008 John Salindeho, Masalah Tanah Dalam Pembangunan, Sinar Grafika, Jakarta, 1998 J. Supranto, M., Metode Penelitian Hukum dan Statistik, PT Rineka Cipta, Jakarta 2003.

88 Lili Rasyidi, Dasar-Dasar Filsafat Hukum, Penerbit Alumni Bandung, 1989. Maria S.W. Sumardjono, SH. MCL. MPA. Tanah dalam Perspektif Hak Ekonomi Hak Ekonomi Sosial dan Budaya, PT Kompas Media Nusantara,2008 Maria S.W. Sumardjono, SH.MCL.MPA. Dalam Perspektif Hak Ekonomi Sosial dan Budaya, Kompas Jakarta,2008. Moh. Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta 2012. Rachmadi Usman. Pilihan Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003. Satjipto Rahardjo, Teori Hukum, Strategi Tertib Manusia Lintas Ruang dan generasi. Cetakan IV 2013. SF. Marbun, Peradilan Administrasi Negara dan Upaya Administrasi di Indonesia, Liberty, Yogyakarta 1997. Soerjono Soekanto, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum. 1980, Cv Rajawali, Jakarta. Suardi. Hukum Agraria. Badan Penerbit IBLAM Jakarta 2005 Susanti Adi Nugroho. Mediasi Sebagai Alternatif Penyelesaian sengketa, Jakarta, Telaga Ilmu Indonesia, 2009 Surojo Wignjodipuro. Pengantar dan Asas-Asas Hukum Adat. Gunung Agung Jakarta 1982.

89 Theo Huijbers. Filsafat Hukum dalam Lintas Sejarah. Kanisius 1982 Yogyakarta. Vollenhoven, Van, Orientasi Dalam Hukum Adat Indonesia. Penerbit Jambatan dengan Kerjasama Inkultra Foundation Inc, Jakarta 1983. Wayan P. Windia. Aneka Kasus dan Penyelesaiannya. Udayana University Press 2014... Majelis Utama Desa Pakraman Bali. Tanya Jawab Hukum Adat Bali. 2008, Majelis Utama Desa Pakraman Provinsi Bali. B. Peraturan Perundang-Undangan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok- Pokok Agraria. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2004 tanggal 10 mei 2004 tentang Penatagunan Tanah. Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional dalam Bidang Pertanahan. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Penetapan Hak Komunal Atas Tanah Masyarakat Hukum Adat dan Masyarakat yang Berada dalam Kawasan Tertentu.

90 Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2003 tentang Desa Pekraman. C. Internet Kamus Besar, http://kbbi.web.id/kuat, diakses pada tanggal 23 April, 2015 htt://www.pps.unud.ac.id/thesispdf_thesis/unud-1546-1995269459- bab%20ii.pdf. diakses 9 oktober 2015 bappeda.gianyarkab.go.id. diakses pada tanggal 14 oktober 2015