PROFESIONALISAME GURU (Sebuah Kajian Teoretis)

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN PROFESI. WOWO SUNARYO KUSWANA

MEKARKEUN PROFESI GURU BASA DAERAH KU USEP KUSWARI FPBS UPI

BAB I PENDAHULUAN. dipertanyakan orang, baik di kalangan para pakar pendidikan maupun di media

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I KOMPETENSI DAN RANAH KOMPETENSI GURU

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan khusus sehingga dapat mentransformasikan wawasan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan guru mencakup tiga kategori yang dikenal dengan Tiga. Kompetensi yaitu kemampuan profesional, personal, sosial (Arikunto,

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, fungsi pendidikan

PENGARUH KEMAMPUAN DASAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SURUH TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. perubahan baik di pusat maupun di daerah dengan berbasis kinerja. Tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan eksternal, seperti yang dikatakan Asep Mahfuds (2011:14), factor eksternal, guru

BAB I PENDAHULUAN. baik lingkungan fisik maupun metafisik. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab menjalankan kegiatan administrasi sehari-hari. Dengan tidak

PEMBINAAN PROFESIONALISME GURU MELALUI KEGIATAN PPL KEPENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN LESSON STUDY. ( As ari Djohar )

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. acuan dari kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu perlu ditingkatkan, di

Analisis Kebutuhan Pelatihan Kompetensi Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hanna Amalia Mustopa, 2013

PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SEKOLAH DASAR

I. PENDAHULUAN. unsur yang penting untuk pembaharuan pendidikan. Bagaimanapun baiknya kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Karakteristik Kompetensi Profesional yang Harus Dimiliki Guru

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

Pertemuan 2. Pembahasan. 1. Pengertian Etika Profesi 2. Kode Etik Profesi 3. Peran Etika dalam Perkembangan IPTEK

2015 KOMPETENSI PED AGOGIK D AN KUALITAS MENGAJAR GURU SEKOLAH D ASAR D ITINJAU D ARI LATAR BELAKANG PEND ID IKAN GURU LULUSAN PGSD D AN NON-PGSD

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru yang

DAMPAK KOMPETENSI PEDAGOGIK, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA GURU SMK KABUPATEN BLORA TESIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Pendidikan

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu wadah yang sangat penting agar warga negara Indonesia dapat

Efektifitas Metoda Mengajar Tata Boga oleh Guru SMK Pariwisata Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan dunia teknologi dan informasi dan juga adanya

BAB I PENDAHULUAN. pendayagunaan sumber daya manusia (SDM) sebagai tenaga pengisi

DEVELOPPING OF TEACHERS HP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan semakin banyak menghadapi masalah yang perlu. mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak baik pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. yang menyandang predikat guru professional. Hal tersebut tertuang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat telah membawa konsekuensi bagi dunia pendidikan agar segera

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi pada zaman sekarang ini sungguh berkembang dengan sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iis Juati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Seorang guru memiliki peran utama dalam keberhasilan peserta didik

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Kompetensi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang, akibat dari pendidikan,

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS. pengaruh antara variabel bebas (Lingkungan Kerja, Kompetensi, dan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. pemangku kebijakan (stakeholders) di bidang pendidikan berkewajiban untuk

MASALAH DAN TANTANGAN PROFESI GURU DI MASA DEPAN DALAM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN DI LINGKUNGAN MADRASAH TSANAWIYAH.

HASIL PENELITIAN PAYUNG TAHUN ANGGARAN 2012 EVALUASI KESIAPAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI MENJADI GURU PROFESIONAL

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

PP 29/1990, PENDIDIKAN MENENGAH... Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 29 TAHUN 1990 (29/1990)

MACAM KOMPETENSI PENDIDIK

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan zaman sudah semakin modern terutama pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut ke perguruan tinggi ( Perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Hampir

BAB I PENDAHULUAN. teknologi canggih yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari demi

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta. Hal ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. juga sangat pesat. Belum lagi pada tahun 2010 kita dihadapkan pada pasar bebas

PENJABARAN KKNI JENJANG KUALIFIKASI V KE DALAM LEARNING OUTCOMES DAN KURIKULUM PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN AGRIBISNIS PROGRAM DIPLOMA IPB 2012

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan.

Silabus Perkaderan Muhammadiyah 1. Oleh : Munawwar Khalil 2

MANFAAT HASIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEBAGAI KESIAPAN GURU PRODUKTIF

BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21 ini Indonesia dihadapkan pada masalah yang

Oleh : H. Muhtadi Irvan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Hal ini berkaitan dengan ha kikat pendidikan yaitu sebagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang menentukan. keberhasilan pembangunan Indonesia. Penyelenggaraan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan struktur ekonomi di dalam negeri. Menurut Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, pendidikan adalah suatu hal

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya sistem tersebut, satu di antaranya, yaitu peran tenaga pendidik.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan mencakup

Transkripsi:

PROFESIONALISAME GURU (Sebuah Kajian Teoretis) 1. Kompetensi Profesional Guru Kompetensi profesional tidak dapat dipisahkan dengan konsep tentang profesi. Istilah profesi dan pofesional telah banyak dipakai di kalangan luas, namun memiliki makna yang berbeda. Satu sisi, profesi tidak lebih dari sekedar pekerjaan sebagai mata pencaharian, seperti pasukan kuning (tukang sampah) atau penjual batagor. Makna sisi lain dari profesi adalah menunjuk pada mutu unjuk kerja atau kinerja (performance) yang tinggi, dan seringkali diikuti dengan imbalan yang tinggi pula, contohnya perancang busana. Disamping itu, ada lagi yang menggunakannya untuk menunjuk gejala monopoli, seperti ikatan dokter, serikat buruh, dan sebagainya. Webster s New World Dictionary yang dikutip Oteng Sutisna menjelaskan profesi sebagai: suatu pekerjaan yang meminta pendidikan tinggi dalam liberal arts atau science dan biasanya meliputi pekerjaan mental, bukan pekerjaan manual, seperti mengajar, keinsinyuran, pengarang, dan seterusnya: terutama kedoktean, hukum, atau teologi. Good s Dictionary of Education yang dikutip Oteng Sutisna mendefinisikan profesi sebagai suatu pekerjaan yang 1 Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional, Angkasa, Bandung, 1987, h. 302 meminta persiapan spesialisasi yang relatif lama diperguruan tinggi dan dikuasai oleh kode etik yang khusus. 2 Sedangkan Didi Atmadilaga menyatakan bahwa makna profesional adalah berupa kata sifat yang mencirikan sesuatu pekerjaan memiliki keahlian spesifik atau memenuhi persyaratan khusus sesuai dengan yang dituntut oleh profesi yang bersangkutan. 3 Tuntutan profesional dari suatu pekerjaan pada dasarnya menggambarkan syarat syarat atau kriteria yang harus dimiliki seseorang dalam pekerjaannya itu bila tidak memiliki syarat-syarat tersebut, ia tidak dapat dikatakan profesional, sehingga ia juga

tidak memiliki kompetensi, atau dengan kata lain, ia tidak kompeten dalam pekerjaan itu. Dalam melakukan perbuatan profesional maka seseorang harus memiliki kemampuan perilaku yang memungkinkan ia menjalankan tugas kewajibannya dengan cara yang paling diingini. Wibawa, kemampuan, kecakapan, keahlian menjalankan tugas dengan cara yang paling diingini disebut kompetensi yang harus dimiliki seseorang. 4 Untuk dapat dikatakan bahwa suatu pekerjaan dikatakan profesi, kiranya perlu mengetahui kriteria apakah yang menentukan suatu pekerjaan itu disebut suatu profesi. Banyak 2 Ibid., h.302 3 Didi Atmadilaga, Pancingan Makna Profesi Beserta Konotasi Sifat Terkaitnya, FPS IKIP Bandung, 1990,h.2. 4 Oteng Sutisna, OP. Cit.,h.4. Para ahli telah mengemukakan pendapatnya yang masing-masing tidak persis sama, diantaranya, Rochman Natawidjaja mengemukakan beberapa kriteria yang dapat diangkat sebagai ciri suatu profesi, yaitu; 1. ada standar untuk kerja yang jelas. 2. ada lembaga pendidikan khusus dengan program pendidikan yang baku pada jenjang pendidikan yang menjamin keandalan akademisnya. 3. ada organisasi profesi yang mewadahi para pelakunya. 4. ada kode etik yang mengatur perilaku pelakunya. 5. ada sistem imbalan terhadap jasa layanannya. 6. ada pengakuan masyarakat terhadap pekerjaan itu sebagai suatu profesi. 5 Rochman Natawidjaja selanjutnya menyatakan bahwa secara umum standar untuk kerja mencakup aspek-aspek: (a) kemampuan profesional, (b) kemampuan sosial, (c) kemampuan personal atau pribadi. 6 Selanjutnya ketiga standar umum itu dijabarkan sebagai berikut: a. Kemampuan profesional mencakup:

1. Penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang harus diajarkan, dan konsep-konsep dasar keilmuan dari bahan yang diajarkan itu. 2. Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan. 3. Penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran siswa. b. Kemampuan sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru. c. Kemampuan personal (pribadi) mencakup: 1. Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya. 2. Pemahaman, penghayatan, dan penampilan nilai-nilai yang seyogyanya dianut oleh seorang guru. 3. Penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para siswa. Perincian atas standar-standar itu, telah banyak dirumuskan oleh para ahli, termasuk yang dikembangkan oleh P3G yang merumuskan menjadi tiga belas kompetensi atau kemampuan dasar setiap calon guru. Pada dasarnya, perinciannya menjadi sepuluh kemampuan dasar guru, yaitu: a. Penguasaan bahan pelajaran beserta konsep-konsep dasar keilmuannya. b. Pengelolaan program belajar mengajar. c. Pengelolaan kelas. d. Penggunaan media dan sumber pembelajaran. e. Penguasaan landasan-landasan kependidikan. f. Pengelolaan interaksi belajar mengajar. g. Penilaian prestasi siswa. h. Pengenalan fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan. i. Pengenalan dan penyelenggaraan administrasi sekolah.

j. Pemahaman prinsip-prinsip dan pemanfaatan hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan peningkatan mutu pengajaran. Kesepuluh unsur kemampuan dasar di atas, disebut juga sepuluh kompetensi profesional guru. Inilah kompetensi minimal yang dituntut dari guru-guru dalam rangka mempertanggungjawabkan pendidikan dan pengajaran yang diselenggarakan di sekolah. Kita ketahui bahwa kesepuluh kompetensi di atas, telah dipersiapkan bagi seorang lulusan pendidikan guru dalam menjalankan tugasnya di sekolah. Walaupun telah cukup memiliki kompetensi profesional. Namun, akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan juga tuntutan 7 Ibid., h.4. 8 Ibid., h.4. pembangunan maka guru dituntut agar terus-menerus meningkatkan kompetensinya. Berdasarkan telaah penulis di atas, maka dalam pelaksanaan supervisi instruksional minimal harus mengacu kepada kesepuluh kompetensi tersebut. Pada dasarnya, kesepuluh kompetensi di atas, sebagian besar berkenaan dengan pembimbing belajar siswa. Sedangkan sebagian lagi berkenaan dengan tugas guru yang bersifat administratif atau sebagai penunjang kegiatan pembelajaran siswa. 2. Konsep tentang Supervisi Instruksional Pada dasarnya, tidak ada staf pendidikan termasuk guru yang well trained dan well cualified. 9 Walaupun para guru telah dipersiapkan lebih dahulu melalui pendidikan. Namun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat mengharuskan guru untuk menambah ilmu pengetahuan. Upaya yang dapat dilakukan agar para guru tidak tertinggal dengan perkembangan IPTEK, antara lain melalui serangkaian upaya pembinaan guru atau supervisi instruksional. Istilah pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum SMU tentang Petunjuk Pelaksanaan Mata Pelajaran

9 C.E. Beety, The Quality of Education in Developing Countries, Harvard University Press, cambridge, Massachussetts, 1966, h. 73.