BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat, arus globalisasi semakin hebat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3. 1 Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi, karena dalam proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ike Nurhayati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. adalah nilai yang melebihi dari KKM. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

I. PENDAHULUAN. sebagai upaya menunjukkan eksistensi diri. Salah satu bidang yang menunjang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3

I. PENDAHULUAN. berperan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting yang menjadi salah satu prioritas utama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Untuk

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menghadapi persaingan khususnya dalam bidang IPTEK. Kemajuan IPTEK yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu. pengetahuan dan teknologi. Pendidikan mampu menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam mata pelajaran matematika sejauh ini telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang. menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA. (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII Semester II SMP Negeri 2

BAB I PENDAHULUAN. dasar yang menjadi tujuan utama Pendidikan di Sekolah Dasar yaitu membaca,

a. Kemampuan komunikasi matematika siswa dikatakan meningkat jika >60% siswa mengalami peningkatan dari pertemuan I dan pertemuan II.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana terhadap suasana belajar

2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN REPRESENTASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan masalah jika mereka menemui masalah dalam kehidupan. adalah pada mata pelajaran matematika.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tri Sulistiani Yuliza, 2013

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat bantu, maupun sebagai ilmu (bagi ilmiyawan) sebagai pembimbing

BAB I PENDAHULUAN. pasal 1 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk. diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat dan mendasar dalam berbagai aspek kehidupan, antara lain perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan mata pelajaran yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. lebih maju dan lebih kompetitif baik dalam segi kognitif (pengetahuan), afektif

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi kepada orang lain. Komunikasi merupakan bagian. dalam matematika dan pendidikan matematika.

BAB I PENDAHULUAN. matematika diantaranya: (1) Siswa dapat memahami konsep matematika,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Manusia tidak

I. PENDAHULUAN. didiknya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan berusaha secara terus menerus dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan ilmu yang menunjang berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan untuk berargumentasi atau mengemukakan ide-ide.pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemahaman konsep dalam matematika merupakan kemampuan dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, pembelajaran matematika bertujuan untuk melatih pola

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peserta didik merupakan generasi penerus bangsa yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip yang saling berkaitan satu sama lain. Guru tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Trianto (2009:16) belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia demi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan di Indonesia sesungguhnya sudah mengalami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Sejalan dengan itu Jujun (Prasetya, 2010: 2) mengatakan, dari pernyataan yang ingin kita sampaikan.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu keharusan. Sebab selain matematika sebagai pintu

BAB I PENDAHULUAN. rasional yang harus dibina sejak pendidikan dasar. (Hasratuddin, 2010 : 19).

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1.LatarBelakang

2013 PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA ANAK DIDIK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran, hal ini menuntut guru dalam perubahan cara dan strategi

PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE DENGAN KARTU SOAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 7 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, adalah agar siswa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Imas Masrini, 2013

1. PENDAHULUAN. perkembangan ilmu dan teknologi suatu negara. Ketika suatu negara memiliki

Keywords: Model pembelajaran kooperatif, Think Pair Square, Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masalah merupakan suatu hal yang sangat melekat di. kehidupan manusia, mulai dari masalah yang dengan mudah dipecahkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, antara lain pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas tenaga. pendidik dan peningkatan sarana dan pra sarana.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu keterampilan dalam berbahasa. Berdasarkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan eksak ataupun permasalahn-permasalahan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan aspek yang terintegrasi dengan pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran merupakan proses yang mendasar dalam aktivitas pendidikan di sekolah. Dari proses pembelajaran tersebut siswa memperoleh hasil belajar yang diperoleh dari interaksi antara guru dan siswa. Menurut UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 1 ayat 20 (2012: 3), Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Asyhar (2011: 7) berpendapat mengenai pembelajaran yaitu segala sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik. Menurut Rusman (2012: 94) menjelaskan pembelajaran merupakan proses interaksi antara sumber belajar, guru dan siswa yang dapat dilakukan secara langsung yaitu tatap muka maupun secara tidak langsung menggunakan media serta sebelumnya telah menentukan model pembelajaran. Menurut Ruseffendi (Heruman, 2011: 1) matematika adalah bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara deduktif, ilmu tentang pola keteraturan dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke detail. Menurut BSNP (2006: 148) mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah, (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, (4) mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau 1

2 masalah, dan (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Akan tetapi, berdasarkan beberapa penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika perlu mendapakan perhatian dan penanganan khusus. Hal tersebut penting, karena pembelajaran matematika di sekolah dasar masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Dalam penelitian, Sumarno, dkk (Susanto, 2013: 191) mengemukakan bahwa hasil belajar matematika siswa sekolah dasar belum memuaskan, juga adanya kesulitan belajar yang dihadapi siswa dan kesulitan mengajar yang dihadapi guru. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Soedjadi (Susanto, 2013: 191) mengemukakan bahwa daya serap rata-rata siswa sekolah dasar untuk mata pelajaran matematika hanya sebesar 42%. Menurut Susanto (2013: 191-192) rendahnya prestasi belajar matematika siswa tersebut disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya masalah penerapan metode pembelajaran matematika yang masih terpusat pada guru, dan siswa cenderung pasif dan penggunaan model konvensional. Sistem pengajaran yang demikian membuat siswa tidak dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Menurut Cooney, Davis, & Henderson (Kumalasari dan Putri, 2013: 10) menyebutkan beberapa faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah matematika yaitu faktor fisiologis, sosial, emosional, intelektual dan pedagogis. Faktor-faktor fisiologis yang dimaksud antara lain lemahnya penglihatan, kurang tajamnya pendengaran dll. Faktor-faktor sosial yang dimaksud yaitu kurangnya motivasi dan penghar gaan di lingkungan keluarga. Faktor-faktor emosional yang dapat menyebabkan siswa kesulitan dalam pembelajaran matematika antara lain: takut belajar matematika, muncul perasaan gagal, dan sebagainya. Faktor intelektual dan motivasi merupakan hal yang menjadi perhatian lebih pendidik saat siswa mengalami kesulitan matematika. Pendidik sering mendeskripsikan kesulitan yang dialami siswa sebagai keengganan untuk mencoba memecahkan masalah matematika. Faktor pedagogis yang menyebabkan siswa kesulitan memecahkan masalah matematika berkaitan

3 erat dengan kesiapan siswa dalam belajar matematika. Kesiapan siswa dalam pembelajaran matematika yang dipengaruhi langsung oleh pendidik. Ternyata hal-hal mengenai penyebab kesulitan belajar tersebut muncul pada pembelajaran matematika di SDN 2 Kalirejo. Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran terhadap siswa yang dilakukan pada tanggal 11 November 2015, terlihat siswa kurang aktif. Dalam hal ini siswa hanya sebagai pendengar saja dan tidak berpartisipatif dalam pembelajaran. Sedangkan hasil observasi terhadap pembelajaran yang dilakukan guru yaitu menyampaikan materi pelajaran dengan ceramah, memberikan tugas untuk mengerjakan soal di LKS dan dilanjutkan dengan pembahasan. Peneliti juga melakukan wawancara untuk memperoleh informasi lebih dalam mengenai proses pembelajaran matematika yang berlangsung di SD. Berdasarkan hasil wawancara terhadap siswa, beberapa siswa malu untuk menanyakan materi kepada guru dan serta menganggap pelajaran matematika itu sulit. Kemudian peneliti melakukan analisis hasil nilai Ulangan Umum Tengah Semester 1 khususnya mata pelajaran matematika masih rendah. Rata-rata nilai yang diperoleh yaitu 63,30. Rata-rata nilai tersebut belum mencapai hasil Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 68. Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan analisis data hasil UTS dapat dikatakan bahwa pembelajaran yang dilakukan guru masih konvensional dalam mengajar, siswa tidak berpartisipasi dalam pembelajaran dan tujuan pembelajaran matematika belum tercapai. Untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika tidaklah mudah, diperlukan tindakan suatu tindakan yang dapat memudahkan siswa untuk mencapai tujuan tersebut. Berdasarkan masalah pembelajaran yang terjadi di atas diperlukan solusi, diantaranya dengan menggunakan model dan media yang inovatif. Salah satu model pembelajaran yang inovatif yaitu model pembelajaran Think Talk Write (TTW). Dengan model ini membuat siswa untuk berpikir kritis, menyampaikan pendapat saat berdiskusi, memperkenankan siswa untuk mempengaruhi dan memanipulasi ide-ide sebelum menuangkan dalam bentuk tulisan dan menuliskan hasil diskusinya. Menurut Huda (2013: 218) Think Talk Write (TTW) adalah strategi yang mendorong siswa untuk berpikir, berbicara, dan kemudian

4 menuliskan suatu topik tertentu digunakan untuk mengembangkan tulisan dengan lancar dan melatih bahasa sebelum dituliskan. Model ini menekankan keterampilan menulis dan mengembangkan keterampilan mengkomunikasikan hasil pemikirannya. Menurut Shoimin (2014:215) kelebihan dari model TTW yaitu dengan berinteraksi dan berdiskusi dengan kelompok membuat siswa aktif belajar serta dapat membiasakan siswa berpikir dan berkomunikasi dengan teman, guru dan dengan diri mereka sendiri. Langkah-langkah TTW yaitu: (1) membagikan LKS, (2) membaca dan membuat catatan kecil (think), (3) membentuk kelompok, (4) berdiskusi (talk), (5) menuliskan hasil diskusi (write), (6) mempresentasikan hasil diskusi. Selain penggunaan model pembelajaran inovatif juga dibutuhkan penggunaan media yang tepat. Menurut Asyhar (2011: 8) media adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan pesan dari suatu sumber secara terencana, sehingga tercipta lingkungan kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efesien dan efektif. Salah satu ragam media pembelajaran yang tepat untuk siswa kelas IV adalah media konkret. Benda-benda yang dapat dijadikan perantara dalam proses pembelajaran dapat dikatakan media konkret/realia. Rusman (2012: 175) memberikan penjelasan mengenai media realia yaitu alat bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi memberikan pengalaman langsung. Realia merupakan model objek nyata dari suatu benda. Penggunaan media konkret membuat siswa lebih mudah menerima materi pembelajaran karena mendapat pengalaman langsung. Daya serap terhadap materi pelajaran pun lebih lama tersimpan. Beberapa benda yang dapat dijadikan sebagai media konkret dalam pembelajaran bangun ruang yaitu pada pembelajaran kubus dapat menggunakan replika dadu dan puzle warna, pada pembelajaran balok dapat menggunakan kotak kapur dan bungkus susu formula, pada pembelajaran prisma tegak segitiga dapat menggunakan bungkus coklat, dll. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa model Think Talk Write (TTW) dengan media konkret dapat dijadikan sebagai upaya untuk meningkatkan pembelajaran matematika. Dalam model ini, memunculkan masalah yang dijadikan sebagai langkah awal untuk siswa berpikir dan

5 selanjutnya menuliskan hasil pemikirannya. Penggunaan media konkret berfungsi memudahkan siswa memahami materi dengan mengamati langsung media tersebut. Selain itu juga sesuai dengan karakteristik siswa kelas IV SD yaitu memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, berpikir aktif, senang berkelompok dan sudah mampu berfikir logis dengan hal-hal konkret. Dari berbagai materi matematika yang ada di kelas IV SD, peneliti memilih materi Bangun Ruang. Pada materi tersebut pembelajaran lebih banyak dilakukan dengan berdiskusi dalam penyelesaian masalah untuk mendorong sikap kerjasama dan rasa ingin tahu siswa sehingga pembelajaran matematika khususnya pada materi sifat-sifat bangun ruang kubus, balok dan prisma tegak segitiga akan menarik minat siswa untuk belajar serta kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna. Bertolak dari pemaparan di atas, peneliti memiliki keinginan untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaboratif dengan judul Penggunaan Model Think Talk Write dengan Media konkret dalam Peningkatan Pembelajaran Matematika Tentang Bangun Ruang Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Kalirejo Tahun Ajaran 2015/2016. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah, maka permasalahan yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana penggunaan model Think Talk Write (TTW) dengan media konkret dalam peningkatan pembelajaran matematika tentang sifat-sifat bangun ruang pada siswa kelas IV SDN 2 Kalirejo Tahun Ajaran 2015/2016? 2. Apakah penggunaan model Think Talk Write (TTW) dengan media konkret dapat meningkatkan pembelajaran matematika tentang sifat-sifat bangun ruang pada siswa kelas IV SDN 2 Kalirejo Tahun Ajaran 2015/2016? 3. Apa kendala dan solusi dari penggunaan model Think Talk Write (TTW) dengan media konkret dalam peningkatan pembelajaran matematika tentang sifat-sifat bangun ruang pada siswa kelas IV SDN 2 Kalirejo Tahun Ajaran 2015/2016?

6 C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan pembelajaran matematika tentang bangun ruang pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Kalirejo. Adapun secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mendeskripsikan penggunaan model Think Talk Write (TTW) dengan media konkret dalam peningkatan pembelajaran matematika tentang sifatsifat bangun ruang pada siswa kelas IV SDN 2 Kalirejo Tahun Ajaran 2015/2016. 2. Meningkatkan pembelajaran matematika tentang sifat-sifat bangun ruang melalui penggunakan model Think Talk Write (TTW) dengan media konkret pada siswa kelas IV SDN 2 Kalirejo Tahun Ajaran 2015/2016. 3. Mendeskripsikan kendala dan solusi dari penggunaan model Think Talk Write (TTW) dengan media konkret dalam peningkatan pembelajaran matematika tentang sifat-sifat bangun ruang pada siswa kelas IV SDN 2 Kalirejo Tahun Ajaran 2015/2016. D. Manfaat Penilitian Manfaat dalam penelitian ini dapat ditinjau dari dua kegunaan, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. 1. Manfaat teoretis Manfaat teoritis yang dapat diperoleh dari penelitian ini diantaranya: a. Menambah ilmu pengetahuan di bidang pendidikan, khususnya tentang penggunaan model Think Talk Write (TTW) yang dapat mengembangkan tulisan dan melatih bahasa sebelum dituliskan. b. Menambah pengetahuan tentang media pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman langsung dari objek yang dipelajari yaitu dengan menggunakan media konkret. c. Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan mata pelajaran matematika SD, model Think Talk Write dan media konkret.

7 d. Sebagai bahan rujukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran. 2. Manfaat praktis Berikut perincian manfaat praktis yang dapat diperoleh dari penelitian ini. a. Bagi peneliti Mendapatkan pengalaman secara langsung dalam penggunaan model Think Talk Write (TTW) dengan media konkret dan sebagai tambahan dokumen ilmiah. b. Bagi siswa Dengan menerapkan penggunaan model Think Talk Write (TTW) dengan media konkret dalam pembelajaran matematika maka siswa dapat berperan aktif, mampu menyusun dan menguji ide-ide yang muncul dari kelompok belajar, mengembangkan kemampuan pemahamannya, dan meningkatkan komunikasi lisan dan tulisan dalam pembelajaran matematika. c. Bagi guru Menambah pengetahuan guru tentang penggunaan model Think Talk Write (TTW) dengan media konkret dalam pembelajaran matematika dan memudahkan guru untuk menarik minat serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran matematika di kelas. d. Bagi sekolah Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan tentang kolaborasi penggunan model dengan media pembelajaran yang dijadikan solusi untuk mengatasi kesulitan pembelajaran matematika serta meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.