TENTANG. Izin Usaha Mikro dan Kecil serta Pasal 4 Peraturan NOMOR 25 TAHUN Menimbang: a. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2014 TENTANG

dalam pemberdayaan dari Pemerintah Kabupaten Musi

BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN IZIN USAHA MIKRO DAN KECIL

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA MATARAM PROVINS! NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR: 21, TAHUN 2015 TENT ANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LABUHANBATU UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI LABUHANBATU UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA MIKRO DAN KECIL DI KABUPATEN BINTAN

BUPATI SEMARANG PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG IZIN USAHA MIKRO BUPATI SEMARANG,

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 19 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI OGAN KOMERING ULU TIMUR PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU TIMUR. NOMOR ft TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 25 TAHUN 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENERBITAN IZIN USAHA MIKRO

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN UNTUK USAHA MIKRO DAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 6 Tahun : 2014

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMBINAAN DAN FASILITASI LEGALITAS IUMK TAHUN 2018

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 59 Tahun : 2015

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 04 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BATANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA MIKRO

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG PENYERAHAN URUSAN PEMERINTAHAN KABUPATEN KEPADA DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 102 TAHUN 2015

2017, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemba

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAHAT,

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG PENERAPAN STANDAR USAHA KARAOKE

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

TENTANG. upaya pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan. Menimbang: a. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PENATAAN TOKO SWALAYAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO SERI C

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN IZIN GANGGUAN DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 23 TAHUN 2017

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PASAR DESA DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 13 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 50 TAHUN 2018 TENTANG PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana Organisasi dan Tatakerja Inspektorat, Badan Daerah dan kmbaga t airr Kabupaten Kepulaua4

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan : 1. Pengumpulan sumbangan masyarakat adalah penghimpunan dan/atau

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL DESA

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG. Nomor 17 Tahun 2011 TENTANG

dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan BUPATI BANTUL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

DENGAN RAHMATTUHAN YANGMAHAESA WALIKOTATARAKAN, Menimbang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 6 TAHUN 2014 TENTANG

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGUMPULAN DAN PENGGUNAAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 7 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

- 1 - KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG KERJA SAMA ANTAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SELAYAR

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 79 TAHUN 2016

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SEWA DAN RUMAH KOST

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA SEWA MENYEWA KIOS 4 X 6

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG MONOGRAFI DESA DAN KELURAHAN

MEMUTUSKAN: IDENTITAS PEDAGANG KAKI LIMA.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL DESA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DESA

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 52 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 4 TAHUN 2008

Transkripsi:

BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG MEKANISME PEMBERIAN IZIN USAHA MIKRO KECIL DAN PENDELEGASIAN KEWENANGAN PELAKSANA IZIN USAHA MIKRO KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN SANGIHE, Menimbang: a. b. Mengingat : 1. bahwa sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 83 Tahun 2OI4 tentang Pedoman Pemberian Izin Usaha Mikro dan Kecil serta Pasal 4 Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2014 tentang Perizinan Untuk Usaha Mikro dan Kecil serta dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kepulauan Sangihe, maka perlu mengatur Mekanisme Pemberian lzin Usaha Mikro Kecil dan Pendelegasian Kewenangan Pelaksana Izin Usaha Mikro Kecil; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peratural Bupati tentang Mekanisme Pemberian lzin Usaha Mikro Kecil dan Pendelegasian Kewenangan Pelaksana lzin Usaha Mikro Kecil. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Le mbaran Negara Republik Indonesia Nomor r822); t

t -2- beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2075 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- 2..)- 4. 5. 6. 7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2OO4 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 726, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor aa3$; Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2OO8 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2OO8 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a866); Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2OO4 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nornor 4a3Q; Undang-Undang Nomor 72 Tahun 2OIl tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OI1 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 523a); Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2Ol4 tentang Perdagangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OL4 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5512); Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OL4 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah Undang Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

D -r )- 8. Peraturan Pernerintah Nomor 38 Tahun 2OO7 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah KabupatenlKota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO7 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara 9. Republik Indonesia Nomor a737); Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2OL4 tentang Pelaksanan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OL4 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5512); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2Ol4 tentang Perubahan Nama Kabupaten Sangihe dan Talaud menjadi Kabupaten Kepulauan Sangihe di Provinsi Sulawesi Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol4 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5557); 11. 12. Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2Ol4 tentang Perizinan Untuk Usaha Mikro dan Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol4 Nomor 222); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2OI4 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32); 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 83 Tahun 2Ol4 tentang Pedoman Pemberian lzin Usaha Mikro dan Kecil (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol4 Nomor tsta); 14. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe Nomor 16 Tahun 2OO8 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Lain Kabupaten Kepulauan Sangihe (Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2008 Nomor 16) Sebagaimana tletafr diubah beberapa kaii I terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe Nomor 7 Tahun 2Ol4 tentang Perubahan Keempat

-4- AtasPeraturanDaerahKabupatenKepulauanSangihe Nomor 16 Tahun 2OOB tentang organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bad-an Perencanaan Pembangunan Daerah' LembagaTeknisDaerahdanLembagaLainKabupaten Kepulauan Sangihe (Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2Ol4 Nomor 7); 15. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe Nomor 17 Tahun2oostentangOrganisasidanTataKerjaKecamatan dan Kelurahan (Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2008 Nomor 17)'. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURANBUPATITENTANGMEKANISMEPEMBERIANIZIN USAHAMIKROKECILDANPENDELEGASIANKEWENANGAN PELAKSANA IZIN USAHA MIKRO KECIL BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Kepulauan Sangihe' 2. Pemerintahan Daerah adalah Penyelen ggaraar- urusan Pemerintahan oleh pemerintah Daerah dan Dewan perwakilan Rakyat Daerah menurut asas Otonomi dan TUgas Pembantuan d'engan prinsip Otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945' 3. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai Unsur Penyelenggaraan pemerintahan Daerah yang memimpin Pelaksanaan urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan daerah otonom' +

-5-4. 5. Bupati adalah Bupati Kepulauan Sangihe. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan danf atau badan usaha mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2oo9 tentang Usaha Mikro Kecit dan Menengah. 6. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau' bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2OO8 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah. 7. 8. Izin Usaha Mikro dan Kecil, yang selanjutnya disingkat dengan IUMK adalah tanda legaiitas kepada seseorang atau pelaku usaha/kegiatan tertentu dalam bentuk izin usaha mikro dan kecil dalam bentuk satu lembar. Pelaku Usaha Mikro Kecil, yang selanjutnya disingkat PUMK adalah orang yang melakukan usaha mikro kecil dilokasi yang teiah ditetapkan. 9. 10. I1. Lokasi IUMK adalah tempat untuk menjalankan usaha mikro dan kecil yang berada dilokasi sesuai dengan domisili pelaku usaha. Kampung atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Kampung adalah Kesatuan Masyarakat Hukum yang memiliki batasbatas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan rnengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kecamatan atau sebutan lain adalah wilayah kerja camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe. 72. Kelurahan adalah Perangkat Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe dalam wilayah kerja Kecamatan.

-6- BAB Ii RUANG LINGKUP, PRINSIP DAN TUJUAN Pasal 2 Ruang lingkup pengaturan dalarn Peraturan Bupati ini rndiputi pengaturan pemberian IUMK bagi PUMK. Pasal 3 Prinsip pemberian IUMK adalah : (1) Prosedur sederhana, mudah dan cepat. - (2) Terbuka informasl bagi PUMK. (3) Kepastian Hukum serta kenyamanan dalam usaha. Pasal 4 (1) Mendapatkan kepastian dan perlindungan dalarn berusaha d,ilokasi yang telah ditetapkan. (2) Mendapatkan pendampingan untuk pengembangan usaha. (3) Mendapatkan kemudahan daiam akses pembiayaan kelembaga keuangan bank dan non - bank. (4) Mendapatkan kemudahan daiam pemberdayaan dari pemerintah, pemerintah daerah dan/atau iembaga lainnya. BAB III MEKANISME PEMBERIAN IUMK Pasal 5 (1) Camat melakrrkan pendata-an dan menet^apkan lokasi terhadap PUMK diwilayahnya melalui Lurah / Kapitalaung. (2) Pendataan PUMK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan : a. Identitas PUMK; b. Lokasi PUMK yarrg berada diwilayah kecamatan; c. Jenis tempat usaha; d. Bidang usaha; dan e. Besarnya modal usaha.

-7- (3) Penetapan lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditakukan dengan memperhatikan kepentingan umum, sosial, budaya, estetika, ekonomi, keamanan, ketertiban, kesehatan dan kebersihan. Pasal 6 (1) PUMK melakukan pendaftaran IUMK kepada Camat. (2) PUMK harus melengkapi dan menyampaikan berkas pendaftaran kepada Camat. (3) Tata cara pendaftaran IUMK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. Permohonan IUMK; b. Pemeriksaan IUMK; c. Pemberian IUMK; dan d. Pencabutan dan tidak berlaku IUMK. Pasal 7 (1) PUMK mengajukan permohonan IUMK sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (3) huruf a kepada Camat. (2) Permohonan IUMK sebagaimana dimaksud ayat (1) paling sedikit harus melampirkan berkas permohonan sebagai berikut : a. Surat pengantar dari RT atau RW terkait lokasi usaha; b. Kartu Tanda Penduduk; c. Kartu Keluarga; d. Pas photo terbaru berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar; dan e. Mengisi formulir yang memuat tentang : 1) Nama; 2) Nomor KTP; 3) Nomor Telepon; 4) Alamat; 5) Kegiatan Usaha; 6) Sarana usaha yang digunakan; dan 7) Jumlah modal usaha.

-8- Pasal 8 (1) Camat rnelakukan perneriksaan berkas pendafta-ran IUMK- (2) Berkas pendaftaran IUMK yang telah memenuhi persyaratan menjadi dasar pernberian IUMK. (3) Dalam hal berkas pendaftaran IUMK tidak memenuhi persyaratan, Camat mengembalikan berkas agar dilengkapi. (4) Pengembalian sebagaimana dimaksud ayat (3) disampaikan kepada PUMK paling lambat 1 (satu) hari kerja sejak tanggal penerimaan surat permohonan pendaftaran. BAB IV PENDELEGASIAN KEWENANGAN PELAKSANA IUMK Pasal 9 (1) Camat memberikan IUMK dalam bentuk naskah 1 (satrr) lembar. (2) Pemberian IUMK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan pendelegasian kewenangan dari Bupati kepada Camat. (3) Pendelegasian kewenangan dari Bupati kepada Camat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat juga dilakukan kepada LurahlKapital.aung sesuai dengan karakteristik wilayah. (4) Pemberian IUMK oleh Camat dapat dilimpahkan oleh Bupati kepada L:ur ah I Kapitaiaung dengan memperhatikan karakterristik wilayah. (5) IUMK diterbitkan paling lambat 1 (satu) hari kerja sejak tanggal penerimaan surat permohonan pendaftaran diterima, lengkap dan benar (6) Pemberian IUMK kepada PUMK tidak dikenakan biaya, retribusi danf atau pungutan lainnya. Pasal 10 (1) Bentuk naskah 1 (satu) lembar sebagimana dimaksud Pasal 9 ayat (7) mencakup hal - hal sebagai berikut : a. Kop surat; b. Nama izin; c. Nomor surat; d. Dasar hukum;

-9- e. Detail pemohon, terdiri dari : 1) Nama; 2) Nomor KTP; 3) Nama Usaha; 4) Alamat; 5) Nomor telepon; 6) NPWP; 7) Bentuk Usaha; 8) Alamat Perusahaan; dan 9) Nomor pendaftaran. f. Stiker hologram anti pembajakan; g. Barcode; dan h. Tanda tangan Camat. (2) Naskah 1 (satu) lembar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menggunakan perrzinan secara elektronik. Pasal 1 1 (1) Karakteristik wilayah sebagaimana dimaksud Pasal 9 ayat (3) dan ayat (4) adalah terkait : a. Jumlah penduduk; b. Luas wilayah; c. Letak geografis dan topografis; dan d. Kearifan lokal. (2) Jumlah penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, adalah jumlah manusia yang bertempat tinggal / berdomisili pada suatu wilayah atau Caerah dan memiliki mata pencaharian tetap di daerah itu serta tercatat secara sah berdasarkan peraturan yang berlaku di daerah. (3) Luas wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah besaran ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap Llnsur terakit yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional. (4) Letak geografis dan topograhs sebagimana dimaksud pada ayat (1) huruf c adalah letak dari suatu daerah dilihat dari kenyataan pada posisi daerah itu.

+ - 10- (5) Kearifan lokal sebagimana dimaksud pada ayat (1) huruf d adalah bentuk kearifan lingkungan yang ada dalam kehidupan bermasyarakat disuatu tempat atau daerah. Pasal 72 (1) Camat dapat melakukan pencabutan IUMK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) huruf d. (2) Pencabutan IUMK sebagaimana dirnaksud pada ayat (7) dapat dilakukan apabila pemegang IUMK melanggar ketentuan perundang-undangan. Pasal 13 PUMK mempun yai ltak antara Tain : (1) Melakukan kegiatan usaha. (2) Mendapatkan informasi dan sosialisasi atau pemberitahuan terkait dengan kegiatan usaha. (3) Mendapatkan pembinaan dan kemudahan dalam pemberdayaan dari pemerintah, pemerintah Daerah danf atau lembaga lainnya. (4) Mendapatkan kemudahan daiam akses pembiayaan ke lembaga keuangan, bank dan non - bank. Pasal 14 PUMK rnempunyai kewajiban antara lain : (1) Mematuhi ketentuan perudang-undangan. (2) Mematuhi kegiatan usaha sesuai IUMK. Pasal 15 PUMK dllarang melakukan hal - hal sebagai berikut : (i) Memperdagangkan barang dan/atau jasa illegal. (2) PUMK yang kegiatan usahanya bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

-11- BAB V MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN Pasal 16 (1) (2) Bupatimelakukanmonitoringdanevaluasiterhad'appemberianIUMK diwilayahnya melalui Dinas Perindustian, Perdagangan' Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah Kab-upaten Keprrlarran Sangikre' Monitoringdanevaluasisebagaimanad.imaksudpadaayat(1) dilaksanakan paiing sedikit 2 (dua) kali dalam setahun d'anlatau sewaktu - waktu apabila diperlukan' Pasal 17 (1) 12) (3) LurahlKapitalaurrgrIlenyarrrpalkanlaporanpendataanPUMKdanlaporan hasil pemberian IUMK kepada Camat' camat menyampaikan laporan hasil pemberian IUMK kepada Bupati melaluidinasperindustian,perdagangan,koperasidanusahamikro Kecil Menengah Kabupaten Kepulauan Sangihe' Bupati meialui Dinas Perindustian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha MikroKeciiMenengahKabupatenKepulauanSangihe.menyampaikan laporan hasil pemberian IUMK kepada Gubernur' Pasal 18 (1) (2) BupatimelaluiDinasPerind,ustian,Perdagangan,Koperasidanusaha Mikro Kecil Menengah Kabupaten Kepulauan Sangihe melakukan pembinaandanpengawasanterhadappelaksanaankegiatanpemberian IUMK di wilayahnya' camat melakukan pembinaan d.an pengawasan terhadap pelaksanaan pemberian IUMK di wilayahnya' Pasal 19 Pembinaan dan pengawasan meliputi : (1) Pendataan. (2) Fasilitasi akses perrnoda)an' (3) Penguatan kelembagaan' (4) Pembinaan dan pendampingan bimbi'ngan teknis' (5) Mengembangkan kemitraan dengan dunia usaha'

-72- BAB VI PENDANAAN Pasal 20 Biaya pelaksan aan pernberian IUMK bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten I(epularran Sangihe. BAB VII KETENTUAN LAIN _ LAIN Pasal 21 Format IUMK sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan ini dan merupakan bagian yarrg tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini BAB VIII PENUTUP PasaL 22 Peratrrran Bupati ini mr-rlai berlakrr pada tanggal dirrndangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Bupati ini dengan Penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe. Diundangkan di Tahuna pada tanggal, i'i lifr,,.';:r' :r f ';11: Ditetapkan di Tahuna pada tanggal, 1'l -,o'.'enbei:?-ol5 BUPATI KEPULAUAN SANGIHE, ffi rtrcdninaus ROMPAS MAKAGANSA SEKRETARIS DAERAH YYATtrN KEPULAUAN SANGIHE,.+aauf EDWIN RORING BERITA DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE TAHUN 2075 NOMOR?5

BERITA DAERAH IGBUPATEN KEPULAUAN SANGIHE TAHUN 2015 NOMOR LAMPIRAN PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SAI{GIHE NOMOR :?, T*vN?74s- TANGGAL : ll vovttt?,ev qo$ TENTANG : MEKANISME PEMBERIAN IZIN USAHA MIKR. KECIL PENDEITEGASIAN DAN KE*ENANGAN PEI,AKSANA IZIN- T.,}SAHA MIKRO KECIL FORMAT IUMK PEMERIIVTAH IGBUPATEN KEPUI.AUAN SANGIHE KECAIVIATAN..,..,... SITRAT IZIN... NOMOR: Berdasarkan Perattrran Presiden Nomor 98 Tahun 2ol+ tentang penziman untuk usatra Miliro dan Kecil da'peraturan Menteri Daram Negeri Nomor gs Tahun zor4 tentang Pedoman Pemberian Izin usaha Mikro dan Kecit, bersam4 ini menyatakan dan memberikan izin kepada : Nama : Nomor trcip : Alamat : Nomor Telepon : unhrk mendirikan usatra Mikro Kecil yang merrcaktrp perizinan menempati lokasi / domisiri; meralnrkan kegiatan usatra baik penjualan barang dan jasa, dengan identitas : dasar yang berupa produksi maupun Nama Perusahaan : Bentuk Perusalraan : NP\MP : Alamat Ueaha : Nomor Pendaftaran : I:-I I oho, I l*o*l LI Ditetapkan di... pada tanggal, Camat...2O1 BUPATJ KEPUI-AUAN SANGIHE ' -/. Ft- ' HIRONTMUS ROMPAS MAKAGANSA '