BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sebagai kebutuhan yang mutlak, oleh para pelaku pembangunan baik. disalurkan kembali kepada masyarakat melalui kredit.

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

PELAKSANAAN NOVASI SEBAGAI UPAYA PENYELESAIAN KREDIT MACET OLEH BANK

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mendorong dan menggairahkan dunia usaha, Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam rangka memelihara

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

KREDIT TANPA JAMINAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhannya tersebut, bank mempunyai fungsi yang beragam dalam

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK ATAS PENSIUN

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini terlihat dalam pembukaan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana, dalam hal ini bank

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. rangka pembaharuan hukum dengan mengadakan kodifikasi dan unifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

TINJAUAN HUKUM PENOLAKAN PERMOHONAN KREDIT BANK TERHADAP NASABAH (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Solo Kartasura)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. individu, manusia juga berperan sebagai makhluk sosial di mana manusia hidup

BAB I PENDAHULUAN. suatu usaha/bisnis. Tanpa dana maka seseorang tidak mampu untuk. memulai suatu usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada.

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian dari kegiatan pembangunan yang terdahulu, bahwa pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bakti, 2006), hlm. xv. 1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, cet.v, (Bandung:Citra Aditya

PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK PASAR

BAB I PENDAHULUAN. berbuat semaksimal mungkin dan mengerahkan semua kemampuannya untuk

A B S T R A K S I. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Negara Republik Indonesia ditujukan bagi seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S-1) Pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta

PELAKSANAAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PERJANJIAN KREDIT DI BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) KC SOLO KARTASURA

ASPEK JAMINAN DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (BTN) PERSERO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang ekonomi merupakan bagian dari

GADAI DAN HAK KEBENDAAN TINJAUAN YURIDIS GADAI SEBAGAI HAK KEBENDAAN UNTUK JAMINAN KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

KAJIAN PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG DI PEGADAIAN KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. tidaklah semata-mata untuk pangan dan sandang saja, tetapi mencakup kebutuhan

: EMMA MARDIASTA PUTRI NIM : C.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menunculkan bidang-bidang yang terus berkembang di berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang berkembang menjadi krisis ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan prinsip kehati-hatian. Penerapan prinsip kehati-hatian tersebut ada

NOTARIS DAN PERBANKAN

PELAKSANAAN PENANGGUNGAN ( BORGTOCHT ) DALAM PERJANJIAN KREDIT. ( Studi Kasus di PD. BPR BANK PASAR Kabupaten Boyolali )

BAB I PENDAHULUAN. melindungi segenap Bangsa Indonesia, berdasarkan Pancasila dan Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga. Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu

BAB I PENDAHULUAN. berwujud perjanjian secara tertulis (kontrak). berjanji untuk melakukan suatu hal. 1

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PROSES JUAL BELI PERUMAHAN SECARA KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. melakukan transaksi dalam kehidupan sehari-hari. Pada awalnya manusia

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan/leasing) selaku penyedia dana. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia sebagai bagian masyarakat dunia mau tidak mau harus

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana kita ketahui bahwa pembangunan ekonomi sebagai bagian

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN KARTU KREDIT DI PT BNI (PERSERO) SURAKARTA

TINJAUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT BANK DI BPR BKK Capem BATURETNO Kab. WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, dalam

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda. perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. untuk berlomba-lomba untuk terus berusaha dalam memajukan ekonomi masingmasing.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN HAK TANGGUNGAN PADA PT. BPR ARTHA SAMUDRA DI KEDIRI

Oleh : LANANG GALUH PRATYAKSA WP C

PERJANJIAN KREDIT DENGAN SISTEM REKENING KORAN DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SURAKARTA

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH KHASANAH, SIDOHARJO WONOGIRI

TINJAUAN PELAKSANAAN KEWENANGAN PENGUASAAN ATAS BARANG JAMINAN FIDUSIA OLEH DEBITUR

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan manusia lainnya untuk dapat

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang merupakan bagian dari pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. lembaga penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Bank selaku badan

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya jaminan dalam pemberian kredit merupakan keharusan yang tidak

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DAN TATA CARA PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA BANK BTN DI SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. untuk menanggung pembayaran kembali suatu hutang, oleh karena itu

BAB I. PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup orang banyak, serta mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB I PENDAHULUAN bagian Menimbang huruf (a). Guna mencapai tujuan tersebut, pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan di bidang teknologi telah memacu perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar roda pembangunan, dan sebagai dinamisator hukum

BAB I PENDAHULUAN. dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara

PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya seperti modal untuk membangun usaha, untuk. membesarkan usaha, untuk membangun rumah atau untuk mencukupi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional merupakan upaya pembangunan secara

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jaminan perorangan. Jaminan kebendaan memberikan hak. benda yang memiliki hubungan langsung dengan benda-benda itu, dapat

BAB I PENDAHULUAN. efisien. Tujuan kegiatan bank tersebut sesuai dengan Pasal 1 butir 2. UndangUndang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang

PENDAHULUAN. mempengaruhi tingkat kesehatan dunia perbankan. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 7 tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, kesinambungan dan. peningkatan pelaksanaan pembangunan nasional yang berasaskan

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka pelaksanaan pembangunan nasional harus lebih memperhatikan keserasian dan kesinambungan antar unsur-unsur pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan stabillitas nasional. Salah satu sarana yang mempunyai peran strategis dalam menyerasikan dan menyeimbangkan unsur-unsur itu adalah dana (biaya). Masalah biaya dapat diperoleh dari berbagai sumber antara lain dari kredit bank, baik itu bank umum maupun bank perkreditan rakyat. Lembaga perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan, mempunyai nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga tersebut dimaksudkan sebagai perantara bagi pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak-pihak yang kekurangan dan memerlukan dana. Lembaga perbankan bergerak dalam kegiatan perkreditan, pemberian berbagai jasa, melayani kebutuhan pembiayaan, serta melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua sektor perekonomian. Ditinjau dari sudut pandang perbankan, fasilitas kredit mempunyai kedudukan yang istimewa, terutama di negara-negara yang sedang berkembang. Penyediaan dana di negara berkembang merupakan salah satu faktor yang menentukan bagi pelaksanaan pembangunan nasional. Pemerintah 1

2 Indonesia mengambil langkah dengan kebijaksanaan untuk membantu memberikan pinjaman melalui jalur perkreditan bagi masyarakat yang membutuhkan tambahan modal dalam mengembangkan dan meningkatkan usaha. Kebijaksanaan yang longgar dalam pemberian fasilitas kredit, dapat menjadikan usaha para pengusaha yang menerima fasilitas kredit menjadi berkembang dan maju. Semakin banyak perusahaan melaksanakan kegiatan usaha dengan lancar dan bertambah maju membuat perusahaan perusahaan tersebut semakin mampu menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Terserapnya sebagian masyarakat menjadi tenaga kerja dalam perusahaan perusahaan tersebut, berarti akan mengurangi tingkat pengangguran yang ada di masyarakat. Perkembangan perekonomian dan perdagangan akan selalu diikuti oleh perkembangan kebutuhan akan kredit. Kredit yang diberikan oleh bank didasarkan atas kepercayaan, sehingga pemberian kredit merupakan pemberian kepercayaan kepada nasabah. Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentudengan pemberian bunga. 1 Dalam proses pemberian kredit, bank harus betul-betul yakin bahwa debitur dapat mengembalikan pinjaman yang diterima, sesuai dengan jangka 1.Pasal 1 Undang-Undang N0.10 Tahun 1998 Tentang Perbankan.

3 waktu dan syarat-syarat yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Hal tersebut menunjukkan perlu diperhatikannya faktor kemampuan dan kemauan, sehingga terwujud prinsip kehati- hatian dengan menjaga unsur keamanan dan sekaligus unsur keuntungan dari sudut kredit. Pelaksanaan pemberian kredit harus memperhatikan asas-asas perkreditan yang sehat, sebab kredit yang diberikan oleh bank mengandung resiko. Untuk mengurangi resiko kerugian dalam pemberian kredit, diperlukan jaminan pemberian kredit, dalam arti keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi hutang sesuai dengan yang diperjanjikan. (pasal 8 UU perbankan). Jaminan mempunyai fungsi untuk melancarkan dan mengamankan pemberian kredit, yaitu dengan memberikan hak dan kekuasaan kepada bank untuk mendapatkan pelunasan lebih dulu dari barang barang jaminan tersebut, apabila debitur ingkar janji ( wanprestasi ). Hak kebendaan yang dijadikan jaminan untuk pelunasan hutang tidak dibatasi / macam maupun bentuknya, yang jelas kebendaan tersebut harus mempunyai nilai secara ekonomis serta memiliki sifat mudah dialihkan atau mudah diperdagangkan, sehingga kebendaan tersebut tidak akan menjadikan suatu beban bagi kreditur untuk menjual lelang pada saat debitur secara jelas telah melalaikan kewajiban, sesuai dengan ketentuan dan syarat syarat yang berlaku dalam perjanjian pokok yang melahirkan hutang piutang tersebut. Dalam pemberian kredit terdapat hubungan yang erat antara pemberian kredit dan jaminan, yaitu kreditur tidak akan memberi kredit, jika tidak ada jaminan yang dianggap dan dinilai memadai untuk menjamin pelunasan

4 hutang debitur. Perjanjian pemberian jaminan tidak berdiri sendiri, tanpa didahului dengan adanya suatu perjanjian yang mendasari yaitu hutang piutang antara pihak debitur dan kreditur. Ada beberapa macam jaminan kebendaan yang dikenal dalam hukum jaminan, salah satu dari jaminan kebendaan tersebut adalah jaminan fidusia. Ciri khusus dari lembaga jaminan fidusia adalah masalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan, dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda. Menurut Undang Undang No.42 tahun 1999 pasal 1 tentang Jaminan Fidusia sebagai berikut: Jaminan fidusia dengan benda adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki dan dialihkan, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang terdaftar maupun tidak terdaftar, yang bergerak maupun tidak bergerak, yang tidak dapat dibebani hak tanggungan atau hipotek 2. Seiring dengan perkembangan ekonomi dan bisnis serta kebutuhan yang besar dan terus meningkat bagi dunia usaha, maka permintaan kredit terutana kredit modal kerja dengan menggunakan jaminan secara fidusia merupakan langkah yang tepat. Hal ini dikarenakan bentuk jaminan fidusia sebagai suatu bentuk jaminan yang dapat dipergunakan secara luas dan fleksibel dalam transaksi pinjam meminjam dengan memiiki ciri sederhana, mudah, cepat, dan memiliki kepastian hukum. Lembaga fidusia juga memberikan kemungkinan yang sangat menguntungkan, karena pemberi 2 Pasal 1 butir 4 Undang-Undang No.42 tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.

5 fidusia tetap dapat menguasai benda yang dijaminkan. Kreditur yang merupakan pemegang fidusia memiliki dan mendapatkan hak yang didahulukan (prefentie) oleh undang- undang terhadap jaminan fidusia yang diperoleh. Proses pemberian kredit modal kerja dengan jaminan fidusia perlu disosialisasikan kepada masyarakat, terutama kepada pengusaha kecil dan menengah, para pengusaha kecil dan menengah yang mengalami hambatan dalam menjalankan usaha oleh karena kekurangan modal dapat mengajukan kredit kepada bank, dengan menggunakan jaminan alata-alat produksi yang dijaminkan, sehingga benda tersebut masih bisa digunakan untuk operasional produksi. Sehubungan dengan hal tersebut, maka Bank Rakyat Indonesia merupakan salah satu tempat untuk memperoleh kredit modal kerja bagi para pengusaha kecil dan menengah. Bank Rakyat Indonesia merupakan bank milik pemerintah yang mempunyai sasaran utama kepada usaha kecil dan menengah. Bank Rakyat Indonesia berusaha untuk membantu para pengusaha kecil dan menengah dalam mengembangkan usaha. Dalam pemberian kredit, pihak bank harus memperhatikan secara cermat mengenai proses pemberian kredit. Proses pemberian kredit dipandang penting untuk mengetahui letak kesalahan dan kekurangan, serta mencari penyebab apabila suatu saat terjadi masalah. Upaya-upaya pihak bank dalam mengamankan dana yang disalurkan juga sangat penting, karena untuk mengatasi agar pihak bank tidak menderita kerugian. Dalam pemberian kredit pihak bank juga harus mempertimbangkan hambatan hambatan yang timbul,

6 karena untuk mengantisipasi supaya pihak bank (kreditur) dapat memilih caracara yang harus ditempuh agar tidak terlalu banyak mengandung resiko. Untuk mengetahui lebih terperinci tentang penggunaan jaminan fidusia sebagai jaminan kredit modal kerja, maka penulis meresa tertarik untuk membuat penulisan hukum ( skripsi ) dengan judul : TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA (STUDI PADA BANK RAKYAT INDONESIA UNIT SIDODADI CABANG SRAGEN). B. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penulisan skripsi ini bertujuan mempertegas ruang lingkup penelitian. Dalam hal ini hanya akan membahas tentang pelaksanaan perjanjian fidusia di Bank Rakyat Indonesia Unit Sidodadi Cabang Sragen dengan kredit yang disampaikan oleh BRI Unit Sidodadi Cabang Sragen serta kesesuaian nilai barang yang dijadikan jaminan atas kredit tersebut. C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, penulis merumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan pemberian kredit dengan jaminan fidusia di Bank Rakyat Indonesia Unit Sidodadi Cabang Sragen? 2. Permasalahan-permasalahan apa saja yang timbul dalam pemberian kredit dengan jaminan fidusia, dan bagaimana cara penyelesaiannya?

7 D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan objektif a. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pemberian kredit dengan jaminan fidusia di Bank Rakyat Indonesia Unit Sidodadi Cabang Sragen. b. Untuk mengetahui permasalahan permasalahan apa saja yang timbul dalam pemberian kredit dengan jaminan fidusia dan cara penyelesaiannya. 2. Tujuan subjektif a. Untuk memperoleh data yang lengkap guna penyusunan skripsi sebagai salah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta. b. Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dalam bidang hukum perdata dan hukum jaminan, khususnya mengenai jaminan fidusia, sehingga diharapkan dapat bermanfaat di kemudian hari. E. Manfaat Penelitian Suatu kegiatan penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat kepada peneliti dan kepada pihak lain. Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat praktis

8 a. Dapat mengetahui bagaimana proses pemberian kredit dengan jaminan fidusia. b. Dapat mengetahui permasalahan permasalahan apa saja yang timbul dalam pemberian kredit dengan jaminan fidusia dan bagaimana cara penyelesaiannya. 2. Manfaat teoritis a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah kontribusi bagi pengembangan ilmu hukum perdata, khususnya hukum jaminan dan hukum perbankan. b. Menambah literatur dan menjadi acuan terhadap penelitian selanjutnya. F. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan sutu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya. 3 Berdasarkan pengertian tersebut, metodologi penelitian dapat diartikan sebagai cara untuk memecahkan masalah dengan jalan menemukan, mengumpulkan, menyusun data guna mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan yang hasilnya dituangkan dalam penulisan ilmiah. 3 Dr.Khudzalifah Dimyati dan Kelik Wardiono, Metode Penelitian Hukum, Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta 2004 hal. 4.

9 Adapun metode yang digunakan penulis adalah sebagai berikut: 1. Jenis dan sifat penelitian Ditinjau dari segi bidang ilmu dan sumber data, penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris yaitu; penelitian dibidang hukum yang mempunyai sumber data berasal dari perilaku anggota masyarakat, terutama pegawai perbankan dalam melaksanakan proses pemberian kredit modal kerja dengan jaminan fidusia yang harus sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sifat penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu; penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan data seteliti mungkin tentang manusia, keadaan, atau gejala-gejala lain. 4 Penelitian ini memberikan gambaran yang lengkap mengenai proses pemberian kredit modal kerja dengan jaminan fidusia di Bank Rakyat Indonesia Unit Sidodadi Cabang Sragen. 2. Lokasi penelitian Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Rakyat Indonesia Cabang Sragen yang berlokasi di JL. Raya Solo-Sragen KM 18 Masaran Sragen. 3. Sumber data penelitian Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: a. Data primer 1986, hal. 10 4 Soerjono Soekanto. Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, Universitas Indonesia Pers,

10 Data primer adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan secara langsung dari lapangan yang menjadi objek penelitian atau yang diperoleh secara langsung dari responden yang berupa keterangan atau fakta-fakta 5. b. Data sekunder Data sekunder merupakan data yang menunjang dan mendukung data primer yang diperoleh dari studi kepustakaan dan studi dokumen yang berhubungan dengan permasalahan yang di teliti antara lain; 1) UU No. 42 tahun 1999 tentang jaminan fidusia 2) UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan 4. Metode pengumpulan data Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut: a. Observasi Adalah suatu pengamatan yang sistematis yang penulis lakukan dengan langsung mendatangi lokasi penelitian yaitu Bank Rakyat Indonesia Unit Sidodadi Cabang Sragen. b. Studi kepustakaan Merupakan metode dengan jalan mencari keterangan-keterangan, teoriteori dan data lain yang diperlukan dalam pembahasan penelitian ini melalui buku-buku literatur dan peraturan perundang-undangan. c. Wawancara atau interview 5 Ibid., hal.12.

11 Yaitu suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan informasi atau data-data yang berkaitan dengan permasalahan secara lesan dari responden dengan cara berbicara langsung dengan responden tersebut. Penulis mengadakan komunikasi langsung dengan responden secara bebas terarah menggunakan instrumen berupa daftar pertanyaan sehingga data yang diperoleh tidak terlalu luas dan dapat di analisis guna menjawab perumusan masalah. 5. Analisis data Setelah data terkumpul dan dirasa lenkap, lalu diadakan analisa terhadap data-data tersebut dengan cara pendekatan kualitatif yaitu data yang terkumpul akan dianalisisis melalui tiga tahap yang meliputi reduksi data penyajian dan menarik kesimpulan. G. Sistematika Skripsi Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh, maka penulis menyusun sistematika skripsi sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Pembatasan masalah C. Permusan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian F. Metode Penelitian G. Sistematika Skripsi BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

12 A. Pengertian perjanjian pada umumnya 1. Pengertian perjanjian 2. Unsur-unsur perjanjian 3. Syarat sahnya perjanjian 4. Subjek dan objek perjanjian 5. Asas-asas perjanjian 6. Berakhirnya perjanjian B. Pengertian kredit pada umumnya 1. Pengertian kredit 2. Macam-macam kredit 3. Unsur-unsur kredit 4. Prinsip-prinsip pemberian kredit 5. Perjanjian kredit C. Tinjauan Tentang Jaminan Kredit 1. Pengertian Jaminan 2. Pentingnya Jaminan Dalam Perjanjian Kredit 3. Macam Jaminan Kredit D. Jaminan Fidusia Menurut UU No. 42 tahun 1999 1. Pengertian Jaminan Fidusia 2. Objek Jaminan Fidusia 3. Pembebanan Jaminan Fidusia 4. Pendaftaran Jaminan Fidusia 5. Eksekusi Jaminan Fidusia 6. Hapusnya Jaminan Fidusia

13 BAB. III. PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Pemberian Kredit Modal Kerja dengan Jaminan Fidusia di Bank Rakyat Indonesia Unit Sidodadi Cabang Sragen. B. Permasalahan-permasalahan yang Timbul dalam Pemberian Kredit Modal Kerja dengan Jaminan Fidusia dan Cara Penyelesaiannya. BAB. IV. PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN