Hubungan Kualifikasi Guru Pendidikan Jasmani dengan Efektifitas Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar

dokumen-dokumen yang mirip
Universitas Pendidikan Indonesia

KEMAMPUAN GURU PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PEMBELAJARAN DI SLB BAGIAN A KOTA BANDUNG

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP KEBERHASILAN BELAJAR SISWA. Oleh: Yayah Pujasari Nurdin. Abstrak

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian sebagai pedoman dan cara-cara (metode) berkaitan dengan kegiatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Pada Bab ini penulis akan membahas hasil penelitian tentang Pengaruh

PENGARUH PROGRAM SERTIFIKASI DAN KOMPETENSI TERHADAP KINERJA GURU PENJASORKES SMP NEGERI SE-KABUPATEN SUMEDANG. Oleh Jejen Jaenudin

BAB III METODE PENELITIAN. Pendidikan Teknik Arsitektur yang beralamatkan di Jln. Setiabudhi No. 207 Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN MOTOR EDUCABILITY, INDEKS MASSA TUBUH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENJASORKES. Myrza Akbari*)

Perbedaan Persepsi Guru Pendidikan Jasmani Terhadap Orientasi Tujuan Instruksional Pada Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar

Upaya Guru Meningkatkan Keterampilan Dasar Dribling Dalam Permainan Bolas Basket Pada Siswa Sekolah Dasar Kelas 5

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 2 No.1 Pebruari 2016 ISSN

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGALAMA MENGAJAR TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antar variabel, dan jika ada

BAB III METODE PENELITIAN. No Kelas Jumlah 1 XII Busana XII Busana XII Busana 3 32 Jumlah 94 Tabel 3.1.

PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2

PENGARUH PERAN GURU DALAM MEMBIMBING SISWA PADA MATA PELAJARAN PRAKTIKUM PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN SISTEM REFRIGERASI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD N PANDANSARI WARUNGASEM BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional bertujuan untuk membangun manusia yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN-SARAN. penjas terhadap kemampuan mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan Prodi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

DASAR PROFESIONALITAS GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KINERJA GURU DI KECAMATAN GIRIMULYO KABUPATEN KULON PROGO. Oleh: ABSTRAK

DAMPAK SARANA OLAHRAGA REKREASI TERHADAP PARTISIPASI BEROLAHRAGA. Mudjihartono. (Universitas Pendidikan Indonesia) Abstrak

1 Didin Budiman 1. (FPOK Universitas Pendidikan Indonesia)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Penggunaan Media Tanam Hidroponik Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Terong (Solanum melongena) Fahruddin

PEMETAAN KOMPETENSI, SIKAP, TANGGUNG JAWAB, DAN JUMLAH JAM GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN DI SMK SE-MALANG RAYA

PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMK BATIK 1 SURAKARTA 2013/2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI KOMPETENSI GURU DAN SERTIFIKASI GURU DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014/2015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN LABUHAN BATU

KORELASI KESULITAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN COMPUTER NUMERICAL CONTROL SISWA SMK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Strata-1 Program studi Pendidikan Akuntansi.

JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

DESKRIPSI PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SD SE-KECAMATAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau. baru dan menaikan tingkat ilmu serta teknologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan

PENGARUH PENILAIAN BERBASIS KELAS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG KELAS VIII SMP NEGERI 4 PALIMANAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PELAKSANAAN TES DALAM PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 1 CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT.

PENGARUH MINAT PROFESI GURU TERHADAP INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA PGSD UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN ANGKATAN 2010

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN DI SMA NEGERI 1 SRAGEN. Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan

HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN GRABAG DITINJAU DARI STATUS GURU

PENGARUH PENGETAHUAN TERHADAP KETERAMPILAN DAN SIKAP PRAKTIK SISWA KELAS XII PADA MATA PELAJARAN POWER TRAIN DI SMK N 1 WADASLINTANG

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI DI SMA PRASETYA KOTA GORONTALO OLEH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana karakteristik dari negara tersebut. Pendidikan merupakan kunci untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengungkapkan tentang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan seberapa besar hasil

HUBUNGAN ANTARA KARAKTER SISWA, KEDISIPLINAN SISWA, DAN KELENGKAPAN SARANA PRASARANA SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

Oleh: HESTI NUFRIDA A

PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN MENGAJAR TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana

KONTRIBUSI PENGUASAAN KOMPETENSI GURU MELALUI PLK TERHADAP MINAT MENJADI GURU BAGI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FT-UNP ABSTRACT

PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATAKULIAH AKUNTANSI BIAYA II MAHASISWA FKIP AKUNTANSI UMS ANGKATAN 2012

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI PENDIDIKAN DAN LATIHAN (DIKLAT) SERTA PENGALAMAN MENGAJAR GURU DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN DELANGGU TAHUN 2014

BAB III METODE PENELITIAN. mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya. 74

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April dan Mei Semester genap Tahun

KOMPETENSI GURU DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI GUGUS I SDN KECAMATAN MARPOYAN DAMAI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto, yaitu Penelitian untuk

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQH (Penelitian di MA Hidayatul Faizien Bayongbong)

Oleh: QONITAH HAPPY EXACTA A

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas XI SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode analitis

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VI. No. 2 Tahun 2008 Hal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KINERJA GURU DITINJAU DARI SERTIFIKASI GURU DAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Pendidikan Akuntansi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MAN Tebing Tinggi Tahun Pelajaran yang

JURNAL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh NISFILAILI A

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2. Variabel Terikat (Dependent Variabel Y) : Kinerja. maka dikemukakan definisi operasional sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KETRAMPILAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

HUBUNGAN PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI

Transkripsi:

Hubungan Kualifikasi Guru Pendidikan Jasmani dengan Efektifitas Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Mudjihartono * FPOK Universitas Pendidikan Indonesia Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganlisis hubungan antara kualifikasi tingkat kelulusan guru pendidikan jasmani terhadap efektifitas proses belajar mengajar pendidikan jasmani di sekolah dasar se-kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi Jawa Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan populasi yaitu guru pendidikan jasmani se-kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi dan sampel diambil secara purposive sebanyak 20 orang. Instrumen penelitian berupa angket. Hasil uji signifikansi dan linearitas menunjukan bahwa keterhubungan antara kualifikasi guru dengan efektifitas proses belajar mengajar pendidikan jasmani adalah signifikan. Semakin tinggi kualifikasi seorang guru maka akan menunjukkan efektifitas proses belajar mengajarnya. Apabila kualifikasi guru ditingkatkan maka efektifitas proses belajar mengajar pendidikan jasmani akan meningkat pula. Kata Kunci : Kualifikasi, guru pendidikan jasmani,efektifitas,proses. PENDAHULUAN Pembelajaran pendidikan jasmani merupakan suatu proses interaksi belajar mengajar melalui pengembangan aspek jasmani menuju tercapainya tujuan pendidikan. Lutan (1988:15), menjelaskan bahwa: Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani. Tujuan yang ingin dicapai bersifat menyeluruh, mencakup domain psikomotor, kognitif, dan afektif. Maka, pendidikan jasmani merupakan proses interaksi sistematik antara anak didik dan lingkungannya yang dikelola melalui pengembangan jasmani secara efektif dan efisien menuju pembentukan manusia seutuhnya. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan. Proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan dukungan dari beberapa faktor yang bersifat internal (segala sesuatu yang berasal dari diri individu dan menjadi ciri khas individu tersebut seperti bakat, motivasi, dan minat) serta *Penulis adalah staf pengajar Progrm Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) Universitas Pendidikan Indonesia. Jln. Dr. Setia Budhi 229. Bandung. Mobile 0813200807547. E-mail: ydsunaryadi@yahoo.com. 74

eksternal (segala sesuatu yang berada di luar individu, seperti fasilitas belajar, media belajar, sumber belajar, dan biaya). Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor penting dalam proses pendidikan, baik berkaitan dengan subyek maupun objek pendidikan. Peranan guru tidak hanya terbatas sebagai pengajar atau penyampai ilmu pengetahuan saja, tetapi juga sebagai pembimbing, pengembang, dan pengelola kegiatan pembelajaran yang dapat menfasilitasi kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Secara lebih spesifik Supandi (1991) mengemukakan tentang peranan guru pendidikan jasmani, yaitu guru pendidikan jasmani berperan sebagai pemimpin, manajer, fasilitator, dan sebagai pembimbing. Dalam proses pembelajaran yang merujuk pada profesionqliame guru harus memiliki kualifikasi akademik. Sebab dalam proses ini seorang guru harus memiliki kualifikasi dengan izajah yang merefleksikan kemampuan yang dipersyaratkan bagi guru untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik pada jenjang, jenis, dan satuan pendidikan atau mata pelajaran yang diajarkan. Berdasar pada penjelasan di atas, maka dapat digambarkan bahwa peran dan tugas guru pendidikan jasmani dalam proses dan pencapaian tujuan kegiatan belajar mengajar sangatlah penting, diantaranya sebagai pemimpin, fasilitator yang berupaya menciptakan lingkungan belajar yang mengefektifkan proses belajar siswa, manajer yang mengelola kegiatan belajar siswa, dan pembimbing yang membantu kesulitan dan pengarahan belajar siswa. Seorang guru pendidikan jasmani yang mempunyai kualifikasi yang tinggi akan sangat menentukan dalam proses belajar mengajar. Kualifikasi seorang guru pendidikan jasmani didalamnya terdapat basic dari pendidikan tersebut. Kualifikasi S1 mempunyai materi dan pengalaman yang cukup untuk mendukung seorang guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Dibandingkan dengan kualifikasi D2/D3 mempunyai materi dan pengalaman sedikit didalam pengajaran. Sedangkan untuk sekarang ini di Sekolah Dasar (SD) untuk seorang guru penjas minimal S1. sebagaimana tertera pada pasal 29 tentang Standar Nasional Pendidikan ayat 2 dijelaskan bahwa: Pendidik pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat memiliki: (1) Kualifikasi akademik pendidikan minimum diplomat empat (D-IV) atau sarjana (S1) (2) Latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan SD/MI, kependidikan lain, atau psikologi; dan (3) Sertifikat profesi guru untuk SD/MI. Maka dari itu kualifikasi untuk Sekolah Dasar (SD) minimal S1, kualifikasi tersebut untuk membantu guru pendidikan jasmani di dalam proses belajar mengajar. Berkenaan dengan uraian di atas, penelitian ini akan mengkaji mengenai hubungan kualifikasi guru pendidikan jasmani dengan efektifitas proses belajar 75

mengajar pendidikan jamani di sekolah dasar. Tempat penelitan akan di fokuskan pada Sekolah Dasar (SD)N se- kecamatan Cimahi utara, kota Cimahi Jawa Barat. METODE Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode deskriptif, karena hanua bermaksud mengetahui ada tidaknya hubungan antara kualifikasi guru pendidikan jasmani dengan efektifitas proses belajar mengajar (PBM) pendidikan jasmani di SDN Se-Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi Jawa Barat. Populasi dan sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah guru pendidikan jasmani SDN Se-Kecamatan Cimahi Utara. Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh penulis adalah sampel bertujuan atau purposive sebanyak 20 orang guru pendidikan jasmani Sekolah Dasar, jumlah sampel ini disesuaikan dengan pertimbangan waktu, tenaga, dan dana. Instrumen Instrumen dalam penelitian ini adalah angket tertutup untuk mengukur keterhubungan antara kualifikasi guru penjas dengan efektvitas proses belajar mengajar (PBM) penjas. Ujicoba angket dilaksanakan terhadap 20 orang guru (bukan sampel penelitian) pada tanggal 27 Desember 2009 dengan tujuan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas angket. Setelah dilakukan analisis diperoleh butir soal dalam angket yang valid dan reliabel sebanyak 38 soal pernyataan. Angket disebarkan kepada 20 orang guru penjas yang menjadi sampel penelitian yang sebenarnya. Pelaksanaan penyebaran angket pada bulan Pebruari 2010. Pengolahan dan Analisis Data Langkah-langkah yang di tempuh dalam pengolahan data penelitian ini meliputi (1) mengumpulkan data dengan menyebarkan angket yang sudah diisi oleh responden; (2) menghitung persentase dari setiap katagori; (3) perhitungan dan pengolahan data. Skala yang digunakan adalah skala penilaian yang dibuat oleh Likert (Nasution, 2002). HASIL Berdasarkan pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 1. Hasil Perhitungan Validitas Instrumen Kualifikasi Guru 76

No. Soal Korelasi T-tabel Keterangan 1 100 1,73 Valid 2 100 1,73 Valid 3 10 1,73 Valid 4 10 1,73 Valid 5 31,62 1,73 Valid 6 316,22 1,73 Valid Berdasarkan hasil analisis validitas instrumen penelitian dari setiap butir tes yang berjumlah 6 butir soal di peroleh semua soal dinyatakan valid artinya butir-butir pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai alat pengumpul data. Tabel 2. Hasil Perhitungan Validitas Instrumen Efektifitas PBM No Soal Korelasi T-tabel Keterangan 1 10 1,73 Valid 2 3,16 1,73 Valid 3 3,16 1,73 Valid 4 3,16 1,73 Valid 5 10 1,73 Valid 6 3,16 1,73 Valid 7 3,16 1,73 Valid 8 10 1,73 Valid 9 3,16 1,73 Valid 10 10 1,73 Valid 11 3,16 1,73 Valid 12 3,16 1,73 Valid 13 10 1,73 Valid 14 3,16 1,73 Valid 15 3,16 1,73 Valid 16 3,16 1,73 Valid 17 3,16 1,73 Valid 18 3,16 1,73 Valid 19 3,16 1,73 Valid 20 3,16 1,73 Valid 21 3,16 1,73 Valid 22 7,78 1,73 Valid 23 3,16 1,73 Valid 24 3,16 1,73 Valid 25 3,16 1,73 Valid 26 3,16 1,73 Valid 77

27 3,16 1,73 Valid 28 10 1,73 Valid No Soal Korelasi T-tabel Keterangan 29 3,16 1,73 Valid 30 3,16 1,73 Valid 31 10 1,73 Valid 32 3,16 1,73 Valid 33 3,16 1,73 Valid 34 1 1,73 Tidak valid 35 3,16 1,73 Valid 36 3,16 1,73 Valid 37 42,53 1,73 Valid 38 10 1,73 Valid 39 1 1,73 Tidak valid 40 3,16 1,73 Valid Berdasarkan hasil analisis validitas instrumen penelitian dari setiap butir tes yang berjumlah 40 butir soal di peroleh 38 soal dalam penelitian ini yang valid artinya butir-butir pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai alat pengumpul data. Tabel 3. Hasil Penghitungan Koefisien Korelasi Butir tes Koefisien Korelasi Keterangan Hubungan antara kualifikasi guru dengan efektifitas Proses Belajar Mengajar (PBM) 0,55 Signifikan Tabel 4. Hasil Penghitungan Koefisien Korelasi Butir-Butir Tes Butir Soal Koefisien Korelasi Keterangan Hubungan antara kualifikasi guru dengan efektifitas Proses Belajar Mengajar (PBM) 0,86 Signifikan 78

Berdasarkan hasil uji koefisien korelasi pada tabel 3, dapat dilihat bahwa terdapat hubungan antara kualifikasi guru dengan efektifitas tersebut signifikan (r = 0.55). Setelah diketahui koefisien korelasinya dari kualifikasi guru dengan efektifitas PBM maka dapat dilakukan penghitungan dan pengujian korelasi dari setiap butir tes. sebagaimana disajikan pada tabel 4 (empat). Hasil perhitungan korelasi tersebut dapat dilihat pada tabel 4 di atas. Dari hasil perhitungan korelasi pada setiap variabel butir tes, diperoleh nilai r = 0.86, hal ini berarti bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut signifikan. Hasil Uji Signifikansi dan Linearitas Melalui uji signifikansi dan linearitas di atas menunjukan bahwa keterhubungan antara kualifikasi guru dengan efektifitas proses belajar mengajar (PBM) penjas adalah signifikan. Semakin tinggi kualifikasi seorang guru maka akan mempengaruhi efektifitas proses belajar mengajarnya. Apabila kualifikasi guru ditingkatkan maka efektifitas proses belajar mengajar penjas akan meningkat pula. Regresi Linear Kualifikasi a = 4,032 Efektifitas Y = 4,032 + 0,358 PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data berupa uji signifikansi dan uji linieritas terhadap keterhubungan antara kualifikasi guru dengan efektifitas proses belajar mengajar (PBM) penjas didapat hasil uji signifikansi sebesar 0,86 dan uji linieritas yang diperlihatkan dalam grafik regresi linier. Berdasarkan grafik terlihat adanya garis lurus linier meningkat antara peningkatan kualifikasi guru dengan peningkatan efektifitas proses belajar mengajar (PBM) penjas. Hal ini berarti semakin tinggi kualifikasi seorang guru maka akan mempengaruhi efektifitas proses belajar mengajarnya. Kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diwujudkan oleh guru dalam 79

melaksanakan tugas keprofesionalannya. Dalam Undang-undang Guru dan Dosen pasal 10 ayat 1 tahun 2005 menjelaskan bahwa: Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Mengacu pada Undang-undang guru dan Dosen pada pasal 10 ayat 1 di atas peneliti mendapatkan temuan di lapangan diantaranya bahwa para guru SD sekecamatan Cimahi Utara sudah mulai mengikuti perundang-undangan di atas diantaranya: (1) Para guru sudah meningkatkan kemampuan keprofesionalannya dengan mengikuti perkuliahan S1, (2) Perubahan-perubahan setelah adanya peningkatan kualifikasi guru terlihat pada persiapan pengajaran diantaranya dalam pembuatan RPP dimana bobot kualitas dari isi materi yang disajikan dikatagorikan baik, (3) Pengolaan/managerial kelas, kegiatan kesiswaan dan peralatan pembelajaran sudah adanya keteraturan, (4) Guru pengajar yang telah mengikuti jenjang S1 penanpilan di depan siswa lebih percaya diri dan dapat membawakan materi lebih mendalam dan bermakna, serta guru sudah berani menggunakan metode yang berbeda tiap kelas ini menunjukkan adanya pemahaman bahwa setiap kelas memiliki karakter yang berbeda satu sama lain sehingga metode mengajarnya pun harus berbeda. KESIMPULAN Berdasarkan pada uraian yang telah dikemukakan dan analisis data mengenai hubungan kualifikasi guru pendidikan jasmani dengan efektifitas proses belajar mengajar penjas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) dalam kualifikasi guru penjas dengan efektifitas proses belajar mengajar (PBM) terdapat hubungan yang signifikan; (2) semakin tinggi kualifikasi guru penjas maka efektifitas PBM akan meningkat. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Zainal. (1992). Pendekatan dalam proses belajar mengajar. Bandung. Remaja Karya CV. Muslich, Masnur. (2007). Sertifikasi guru menuju profesionalisme pendidik. Malang. Bumi Aksara. Nasution. (2002). Metode research (penelitian ilmiah). Jakarta. Bumi Aksara. Nazir. Mohammad. (2003). Metode penelitian. Ghalia Indonesia. Nurhasan, dkk. (2000). Tes dan pengukuran. Bandung. FPOK, UPI. Nurhasan, dkk. (2002). Pengembangan sistem pembelajaran modul mata kuliah statistik. Bandung. FPOK, UPI. 80

Samsudin. (2002). Pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SD/MI. Bandung. PT. remaja Rosda Karya. Sarimaya, Farida. (2008). Sertifkasi guru apa, mengapa dan bagaimana?. Bandung. Yrama Widya. Sudjana. (2002). Metoda statistik. Bandung. Tarsito. Sudjana, Nana. (1999). Dasar-dasar proses belajar mengajar. Bandung. Sinar Baru. Suharsimi, Arikunto. (2002). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta. Rineka Cipta. Surakmad, W. (1998). Pengantar penelitian ilmiah. Bandung. Tarsito. Tim Penulis. (1998). Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta. Balai Pustaka. Usman, Uzer. (1995). Menjadi guru profesional. Bandung. PT. Remaja Rosda Karya. Korespondensi untuk artikel ini dapat dialamatkan ke Sekretariat Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga FPOK UPI. Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Phone (022) 70902870 / (022) 70902867; Hp. 081321994631; 081395402906. E-mail: jurnal_por2009@yahoo.com atau ke Mudjihartono. Mobile. 0813200807547. E-mail: ydsunaryadi@yahoo.com. Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Univeristas Pendidikan Indonesia ISSN: 2085-6180 81