Telah menjadi kehendak Allah SWT, bahwa manusia harus hidup tolong. menolongbermasyarakat dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa hidup sendiri. Baik itu dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. membayar zakat pulalah baru diakui komitmen ke-islaman seseorang. Hal ini

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT telah menjadikan manusia saling berinteraksi antara satu

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Agama Islam sebagai ajaran rahmatan lil alamin, pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. Muamalah adalah ketetapan-ketetapan Allah SWT yang mengatur hubungan

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatur semua aspek kehidupan manusia, baik aqidah, ibadah, akhlak. membeda-bedakan antara muslim dan non muslim.

BAB I PENDAHULUAN. dan saling tolong menolong anatara individu satu dengan individu. lainnya, sebagai makhluk sosial, manusia menerima dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman

BAB I PENDAHULUAN. tidak mau seorang manusia haruslah berinteraksi dengan yang lain. Agar kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. segala isinya adalah merupakan amanah Allah SWT yang diberikan kepada manusia

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB I PENDAHULUAN. SWT dengan di beri banyak kelebihan dibandingkan makhluk lainnya, di

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kewajiban orang lain untuk mengurus jenazahnya dan dengan

BAB I PENDAHULUAN. milik mawhub lah (yang menerima hibah). Dalam Islam, seseorang dianjurkan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. baik (thoyib) karena dalam Alquran Allah SWT telah memerintahkan kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari perlu berhubungan dengan manusia lain,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG SISTEM IJO (NGIJO) DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang komprehensif ( rahmatan lil 'alamin) yang

BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang berarti di Indonesia maupun dunia. Ekonomi Islam juga

BAB I PENDAHULUAN. fenomena ketidak percayaan di antara manusia, khususnya di zaman sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. melepaskan dirinya dari kesempitan dan dapat memenuhi hajat hidupnya. menujukkan jalan dengan bermu amalat.

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN YUSUF QARDAWI DAN MASDAR FARID MAS UDI MENGENAI PENYATUAN ZAKAT DAN PAJAK SEBAGAI INSTRUMEN UNTUK KEMASLAHATAN UMAT

murtahin dan melibatkan beberapa orang selaku saksi. Alasan

BAB I PENDAHULUAN. adalah hancurnya rasa kemanusiaan dan hilangnya semangat nilai-nilai etika religius

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, perdagangan terutama dalam bidang ekonomi. Merupakan suatu

B A B I P E N D A H U L U A N. Puasa di dalam Islam disebut Al-Shiam, kata ini berasal dari bahasa Arab

Artinya: Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia

BAB I PENDAHULUAN. Islam ini mendapat perhatian besar karena pembagian warisan sering

BAB I PENDAHULUAN. Hukum kewarisan adalah hukum yang mengatur pembagian warisan,

BAB 1 PENDAHULUAN. itu juga berfungsi sebagai dana masyarakat yang dimanfaatkan untuk kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Didalam masyarakat yang sedang berkembang seperti sekarang ini, kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. membayar zakat pulalah baru diakui komitmen ke-islaman seseorang. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. lalu di Indonesia dengan konsep perbankan, baik yang berbentuk konvensional

BAB I PENDAHULUAN. berbuat dan bertingkah laku yang baik agar dapat bermuamalah dan mencari

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan Allah SWT

BAB I PENDAHULUAN. dunia maupun di akhirat. Secara garis besar ajaran Islam berisi kandungan-kandungan

BAB IV PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEWARISAN TUNGGU TUBANG ADAT SEMENDE DI DESA MUTAR ALAM, SUKANANTI DAN SUKARAJA

BAB I PENDAHULUAN. bahwa kegiatan-kegiatan ekonomi umat dan kemakmurannya adalah cita-cita

TINJAUAN MENGENAI ASPEK HUKUM PEMBAGIAN HARTA WARISAN MENURUT KUHPERDATA (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Jepara)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRODUK KEPEMILIKAN LOGAM MULIA (KLM) DI PT. BRI SYARIAH KCP SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. melalui Rasulullah saw yang bersifat Rahmatan lil alamin dan berlaku

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan alat pemuas untuk memenuhi kebutuhan manusia terbatas adanya,

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sehingga, hidup mereka dapat berjalan sebagaimana mestinya, dan mesin

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi terjaminnya barang dan jasa dan memanfaatkan nikmat-nikmat yang Allah

BAB I PENDAHULUAN. Para ahli hukum Islam memberikan pengertian harta ( al-maal ) adalah. disimpan lama dan dapat dipergunakan waktu diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. piutang dapat terjadi di dunia. Demikian juga dalam hal motivasi, tidak sedikit. piutang karena keterpaksaan dan himpitan hidup.

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Terhadap Praktek Pinjam Pakai Sepeda Motor

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang amat damai dan sempurna telah diketahui dan dijamin

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGGUNAAN AKAD BMT AMANAH MADINA WARU SIDOARJO. Pembiayaan di BMT Amanah Madina Waru Sidoarajo.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat, kemiskinan menjadi suatu problem

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama dakwah yang Hudan-Linnas sebagai pedoman hidup. maupun bathin dan juga kebahagiaan dunia dan akhirat.

Asas Filsafat Nilai Dasar, Nilai Instrumental, Prinsip-prinsip, dan Faktor-Faktor Ekonomi Islam

PENYALURAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH KEPADA PARA MU ALAF DI (BAZ) BADAN AMAL ZAKAT SUMSEL

BAB I PENDAHULUAN. hubungan, baik bersifat vertikal maupun horizontal. Hubungan yang sifatnya

BAB IV ANALISIS TENTANG ARISAN TEMBAK DI DESA SENAYANG KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENENTUAN TANAH TUNGGU BAHAULAN DI DESA SUNGAI ULIN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG DALAM BENTUK UANG DAN PUPUK DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. memang mengalami kemajuan yang pesat. Itu dikarenakan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang lengkap dan bersifat universal, berisikan ajaran-ajaran

BAB IV. dalam perkara nomor : 1517/Pdt.G/2007/PA.Sda mengenai penolakan gugatan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI QARD} UNTUK USAHA TAMBAK IKAN DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PUPUK DALAM KELOMPOK TANI DI DESA KALIGAMBIR KECAMATAN PANGGUNGREJO KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. lebih lagi menyangkut lembaga perekonomian umat Islam. Hal ini karena agama

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap kematian erat kaitannya dengan harta peninggalan. Setiap

BAB IV ANALISA DATA A. Praktek Gadai Sawah di Kelurahan Ujung Gunung Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan dan kecukupan dalam keuangan, maka masyarakat dapat

PENDAHULUAN. orang-orang yang melanggar perintahnya, maka amal perbuatan mereka akan

BAB IV ANALISA DATA. jual beli lada melalui perantara Tengkulak, diperkenankan oleh syara ; apabila

BAB I PENDAHULUAN. dan sosialisme. Sistem tersebut mengacu kepada prinsip-prinsip yang sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Pasal 33 Undang-Undang dasar 1945 menempatkan

LAMPIRAN TERJEMAHAN AYAT AL-QUR AN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 tentang perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN. Segala puji bagi Allah Swt. yang mengatur dan memelihara segala sesuatu yang

BAB V PENUTUP. akhirnya pada bab ini penulis dapat suatu kesimpulan. Adapun benang merah. 1. Pendapat Ulma Tentang Zakat Atas Tambak Garam.

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH CATONAN DI DESA CIEURIH KEC. MAJA KAB. MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tuntutan kebutuhan yang makin maju dan sejahtera, tuntutan tersebut

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Fitrah manusia bahwa mereka diciptakan oleh Allah dengan bersukusuku. dan berbangsa-bangsa sehingga satu sama lain saling mengenal.

BAB I PENDAHULUAN. sekundernya, contohnya keinginan memiliki mobil, motor, HP dan lain-lain, hal pokok yang melekat pada setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. manusia disebut sebagai makhluk sosial. Islam mengajarkan kita untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. dengan istilah pembiayaan yang dilakukan oleh Lembaga Keuangan Syari ah baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi merupakan suatu hal yang tidak bisa terlepas dari

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Telah menjadi kehendak Allah SWT, bahwa manusia harus hidup tolong menolongbermasyarakat dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya. Sebagai makhluk sosial manusia menerima dan memberikan andil dalam kehidupan orang lain, saling berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mencapai kemajuan dalam hidupnya. Untuk mencapai kemajuan dalam hidupnya dan tujuan hidup diperlukan kerja sama yang baik antara sesama manusia. 1 Di antara sekian banyak aspek kerja sama yang menonjol diantara manusia adalah aspek ekonomi. Ekonomi Islam bersifat dinamik menurut dimensi ruang dan waktu, karena Islam adalah Rahmatan Lil Alamin. Islam mengatur sistem perekonomiannya dengan suatu metode yang unik. Islam memandang masalah ekonomi tidak dari sudut pandang kapitalis dan tidak juga dari sudut pandang sosialis. Akan tetapi membenarkan adanya hak invidu tanpa merusak masyarakat. Konsep ekonomi Islam meletakkan aspekmoral maupun material kehidupan sebagai basis untuk membangun kekuatan ekonomi di atas nilai-nilai moral. Dalam rangka menciptakan kesejahteraan rakyat dan kemakmuran bersama, manusia dituntut untuk berusaha dan bekerja. Dalam masyarakat Islam semua dituntut untuk berusaha dan bekerja, menyebar di muka bumi dan 1 Tim Penyusun, Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 2008), h. 26. 1

2 memanfaatkan rezeki, nafkah dan tidak terus menerus berdiam diri hanya menunggu rezeki yang telah dijamin, makanan yang telah ditakar dan kehidupan yang dimudahkan, namun semua itu tidak akan diperoleh tanpa ada usaha dan bekerja. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT sebagai berikut: Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. 2 Dengan bekerja seseorang akan mempermudah penghasilan dan laba atau imbalan yang dapat digunakan untuk menutupi kebutuhan pokok demi kelangsungan hidup diri dan keluarganya. Ia dapat memenuhi kebutuhan dirinya dengan hasil kerjanya sendiri tanpa harus meminta kepada orang lain atau menunggu bantuan dari orang lain.bekerja dan berusaha merupakan salah satu cara menyelesaikan masalah kemiskinan. Islam memandang bahwa kesejahteraan sosial dan individu harus saling membantu melainkan dorongan kerja sama dalam mengembangkan hubungan antar perorangan. Dan banyak cara yang dapat dilakukan seseorang untuk memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan, di antaranya adalah 2

3 memberikan pinjaman atau hutang piutang, sedekah maupun zakat, dimana dalam pelaksanaannya telah diatur dalam hukum Islam. Manusia dalam interaksinya dengan masyarakat sering terbentuk dengan kemampuan dan terbatas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan dalam hidupnya. Oleh karena itu, bila sewaktu-waktu muncul kebutuhan mendesak dan sangat terpaksa, seseorang harus berhutang pada orang lain baik berupa barang maupun uang, dengan cara memberikan pertolongan pinjaman atau hutang yang mempunyai nilai kebaikan dan berpahala di sisi Allah. Dalam Islam setiap orang yang telah meniggal dunia maka diwajibkan untuk segera menyelesaikan pembayaran hutang si mayit, menunaikan wasiat yang telah diberikan dan melaksanakan nazar si mayit. Pelunasan terhadap hutang piutang yang dimiliki oleh ahli kubur di ambil dari harta yang ditinggalkan. Namun demikian, bila ternyata tidak memiliki harta benda yang mencukupi, maka keluarganyalah yang berhak membayarkan hutang-hutang ahli kubur. 3 Jika seseorang berhutang pada seseorang yang lain, namun belum sempat ia membayarnya orang tersebut sudah meninggal. Dan ketika keluarga si mayit ingin membagikan warisan peninggalan simayit, sebelumnya mereka harus membayar hutangnya terlebih dahulu, agar bisa dibagikan warisannya.namun bagaimana jika si pemberi hutang tidak ingin hutangnya dibayar cicil tapi harus 3 Imam Syafi i, Ringkasan Kitab Al-Umm, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008), h. 116.

4 kontan.tetapi keluarga pewaris tidak bisa membayar kontan. Kasus ini terjadi di desa Sukaramai Satu Kec. Seruway Kab. Aceh Tamiang. 4 Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti suatu kasus, yang penulis beri judul PROBLEMATIKA PEMBAYARAN HUTANG SEBELUM PEMBAGIAN HARTA WARISAN DI GAMPONG SUKA RAMAI DUA KEC. SERUWAY KAB. ACEHTAMIANG. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah problematika pembayaran hutang sebelum pembagian harta warisan di Gampong Suka Ramai Dua Kec. Seruway Kab. Aceh Tamiang? 2. Bagaimana tinjauan hukum Islamterhadap pembayaran hutang sebelum pembagian harta warisan di desa Suka Ramai Dua kec. Seruway kab. Aceh Tamiang? C. Tujuan dan Kegunaan Dalam penulisan ini, penulis mempunyai tujuan dan kegunaan antara lain: a. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui problematika pembayaran hutang sebelum pembagian harta warisan di Gampong Suka Ramai Dua Kec. Seruway Kab. Aceh Tamiang. 4 HasilWawancara dengan Pemberi Hutang, Tanggal:28 Mei 2015.

5 2. Untuk mengetahui tinjauan hukum Islamterhadap pembayaran hutang sebelum pembagian harta warisan di desa Suka Ramai Dua kec. Seruway kab. Aceh Tamiang. b. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah untuk menambah wawasan keilmuan penulis dibidang hukum Islam, juga untuk memperkaya khazanah ilmu-ilmu keislaman dan ilmu-ilmu dibidang lainnya, sebagai bahan masukan bagi kaum masyarakat muslimin dan muslimat dalam menjalani dunia yang fana ini. D. Penjelasan Istilah Agar tidak terjadi kekeliruan dalam mengartikan kata-kata yang ada dalam penelitian ini, maka penulis akan menjelaskan satu persatu, di antaranya adalah: 1. Problematika Problematika adalah masalah-masalah yang ditimbulkan dari suatu kasus. 2. Pembayaran Hutang Hutang adalah sebuah akad yang bertujuan untuk tolong menolong, sehingga syarat tambahan atau bunga yang ditetapkan baik secara pribadi ataupun kesepakatan kedua belah pihak itu tidak diperbolehkan, karena hal ini pada dasarnya tidak sesuai sengan prinsip-prinsip hukum Islam. 5 3. Harta Warisan 1987), h. 53. 5 Sayyidsabiq, Fikih Sunnah, Jilid 6, Cet. ke-5, terj. Ahmad Rofiq, (Bandung: Al-Ma arif,

6 Harta warisan adalah harta orang lain yang diperoleh atas usaha jerih payah orang lain sewaktu di dunia. Harta pemberian orang lain tak akan senikmat harta jerih payah kita sendiri. Terlebih jika cara memperolehnya dilakukan dengan cara yang tidak halal dan tidak baik. Tentu saja dengan mendapatkan harrta tersebut bukanlah hal terpuji. 6 4. Desa Sukaramai Dua Kec. Seruway Kab. Aceh Tamiang. Adalah sebuah desa yang di dalamnya tersapat kasus yang penulis teliti. 7 Jadi yang penulis maksud dengan judul ini adalah ialah masalahmasalah yang ditimbulkan dari hutang si mayit sebelum pembagian harta warisan di Desa Sukaramai Dua Kec. Seruway Kab. Aceh Tamiang. E. Kerangka Teori Kerangka teori merupakan kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, thesis mengenai sesuatu kasus atau permasalahan yang menjadi bahan perbandingan, pegangan teoritis yang mungkin disetujui atau pun tidak disetujui. Kerangka teori adalah penentuan tujuan dan arah penelitian dalam memilih konsep-konsep yang tepat guna pembentukan hipotesa-hipotesanya. Teori ini bukanlah pengetahuan yang dilakukan sehingga merupakan masukan eksternal bagi penelitian ini. 6 Zainuddin Ali,Hukum Perdata Islam, (Jakarta:Sinar Grafika 2006),h. 59. 7 Ibid.

7 Islam memandang bahwa kesejahteraan sosial dan individu harus saling membantu melainkan dorongan kerja sama dalam mengembangkan hubungan antar perorangan. Dan banyak cara yang dapat dilakukan seseorang untuk memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan, di antaranya adalah memberikan pinjaman atau hutang piutang, sedekah maupun zakat, dimana dalam pelaksanaannya telah diatur dalam hukum Islam. Manusia dalam interaksinya dengan masyarakat sering terbentuk dengan kemampuan dan terbatas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan dalam hidupnya. Oleh karena itu, bila sewaktu-waktu muncul kebutuhan mendesak dan sangat terpaksa, seseorang harus berhutang pada orang lain baik berupa barang maupun uang, dengan cara memberikan pertolongan pinjaman atau hutang yang mempunyai nilai kebaikan dan berpahala di sisi Allah. Dalam Islam setiap orang yang telah meniggal duniua maka diwajibkan untuk segera menyelesaikan pembayaran hutang si ahli kubur, menunaikan wasiat yang telah diberikan dan melaksanakan nazar ahli kubur. Pelunasan terhadap hutang piutang yang dimiliki oleh ahli kubur di ambil dari harta yang ditinggalkan. Namun demikian, bila ternyata tidak memiliki harta benda yang mencukupi, maka keluarganyalah yang berhak membayarkan hutang-hutang ahli kubur. 8 8 Imam Syafi i, Ringkasan Kitab Al-Umm, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008), h. 116.

8 F. Sistematika Pembahasan Untuk memperoleh gambaran yang sistematis maka penelitian ini dituangkan ke dalam lima Bab yang terdiri dari: Bab pertama: merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, penjelasan istilah, studi pustaka, kerangka teori, metodologi penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab kedua: pengertian hutang piutang, dasar hukum hutang piutang, rukun dan syarat hutang piutang, hukum pembayaran hutang sebelum pembagian harta warisan. Bab ketiga: membahas tentang metodologi penelitian, yaitu jenis penelitian, pendekatan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, metode pengumpulan data dan metode analisis data dan pedoman penulisan. Bab keempat: hasil penelitian, yaitu gambaran umum lokasi penelitian, problematika pembayaran hutang sebelum pembagian harta warisan di gampong sukaramai dua kec. Seruway aceh tamiang, tinjauan hukum Islam terhadap pembayaran hutang sebelum pembagian harta warisan di gampong Sukaramai dua Kec. Seruway Aceh Tamiang dan analisa penulis. Bab kelima: adalah bagian terakhir dari penulisan ini yang berisi penutup dari uraian-uraian yang telah dibahas dan diperbincangkan dalam keseluruhan penelitian. Dalam bab ini juga berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.