STRES PADA KEJADIAN STROKE

dokumen-dokumen yang mirip
PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN IMOBILISASI FISIK

BAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang. manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG

TINGKAT STRES PADA CAREGIVER PASIEN GANGGUAN JIWA PSIKOTIK LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE DI RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR 2012

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh adanya penyempitan arteri koroner, penurunan aliran darah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab utama kematian di. Indonesia (Sagita, 2013). Adapun stroke adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan

HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL DAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DI IRNA I RSUD PROF. DR

GAMBARAN STRES KELUARGA DENGAN ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA DI POLI JIWA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVSU MEDAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU

BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN FREKUENSI KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID DI POLIKLINIK RS JIWA DAERAH PROPSU MEDAN

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 2, Oktober 2012 ISSN HUBUNGAN STRES DENGAN KENAIKAN TEKANAN DARAH PASIEN RAWAT JALAN

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

D I A N A FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam suatu sistem sosial (Friedman, 2010). Setiap individu

Tingkat depresi berdasarkan derajat ulkus diabetik pada pasien ulkus diabetes melitus yang berobat di rsud kota semarang

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik korelatif. pendekatan cross sectional (Dahlan, 2010).

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : LORA INVESTISIA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan

HUBUNGAN PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN KECEMASAN ORANG TUA PADA ANAK HOSPITALISASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

KARYA TULIS ILMIAH PERAN KELUARGA DALAM PRAKTIK MOBILISASI PASIEN PASCA STROKE

BAB IV METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR

Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia Pada Lansia Demensia Oleh Keluarga

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. global yang harus segera ditangani, karena mengabaikan masalah mata dan

BAB I PENDAHULUAN. otak, biasanya akibat pecahnya pembuluh darah atau adanya sumbatan oleh

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM

Keywords: attitude, family, homecare, knowledge, recurrent stroke, stroke.

ALASAN PASIEN MEMILIH TERAPI PIJAT DALAM PERAWATAN STROKE DI KECAMATAN GUNUNGSITOLI

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN ANEMIA DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) SUSUKAN 04 UNGARAN TIMUR

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

BAB 1 PENDAHULUAN. dan psikologis. Gejala fisik paling khas adalah paralisis, kelemahan, hilangnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN KEMAMPUAN FUNGSI TUBUH DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN DEPRESI PADA PASIEN PASCA STROKE TESIS

KARYA TULIS ILMIAH KEMAMPUAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING S) PADA PASIEN PASCA STROKE

BAB 1 PENDAHULUAN. baik di negara maju maupun di negara berkembang. World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. 50% kematian disebabkan oleh cedera kepala dan kecelakaan kendaraan. selamat akan mengalami disabilitas permanen (Widiyanto, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Menurut Basha (2009) hipertensi adalah satu keadaan dimana seseorang

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena

HALAMAN JUDU L HUBUNGAN PELAKSANAAN MENTORING DENGAN TINGKAT STRES KERJA PERAWAT BARU DI SMC RS TELOGOREJO SEMARANG TESIS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN GANGGUAN SISTIM PERSARAFAN : STROKE HEMORAGIK DI RUANG ANGGREK I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr.

Hubungan Pemberian Informasi dengan Tingkat Kecemasan pada Pasien Preoperasi di RSUD dr. Pirngadi Medan

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RS ADI HUSADA KAPASARI SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat di negara maju maupun negara berkembang telah

SKRIPSI HUBUNGAN TERAPEUTIK PERAWAT-PASIEN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak ditemukan di Indonesia maupun di dunia. Penderita hipertensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DOKTER SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

BAB III METODE PENELITIAN

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif analitik. korelasional dengan pendekatan cross sectional untuk melihat hubungan

PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR BALITA

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

SKRIPSI HUBUNGAN PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD DR. ADNAAN WD PAYAKUMBUH TAHUN 2016

Oleh : Muskhab 2 ABSTRACT

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

BAB I PENDAHULUAN. setelah katarak. Pada tahun 2013, prevalensi kebutaan di Indonesia pada

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS DENGAN TERAPI HEMODIALISIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah ketidaknormalan fungsi sistem

HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG MUTU PELAYANAN TENAGA KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI IGD PAVILIUN ABIYASA RSUD PROF. DR

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

KEPUASAN PASIEN DENGAN TEKNIK PERAWATAN LUKA MODERN DI ASRI WOUND CARE CENTRE MEDAN TAHUN 2013

Transkripsi:

JURNAL NURSING STUDIES, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 183 188 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing STRES PADA KEJADIAN STROKE Gabriella Adientya 1), Fitria Handayani 2) 1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro (email: gabeeiicute@yahoo.com) 2) Staf Pengajar Departemen Keperawatan Dewasa Program studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro (email: fitriaha@yahoo.co.id) Abstract Stroke is the third largest cause of death in the world with a mortality rate of 18-37%, stroke risk factors were related to one of them is stress. Treatment of stress need to be prioritized, because the health department in 2008 report about 10% of the entire population of Indonesia is stressed. The purpose of this study was to determine the stress on the incidence of stroke. This study used a descriptive correlational research design with cross-sectional approach nonprobability sampling and sampling with purposive sampling techniques and data analysis using univariate tests. The number of samples is 90 respondents stroke and recurrent stroke. Techniques of data collection using questionnaires Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42), with significant <α (0.05) given to patients with no recurrent stroke and recurrent stroke. The results of stress analysis of research data on the incidence of stroke, found no recurrent stroke 50 respondents (55.6 %) consisting of 13 respondents (26 %) no stress, 19 respondents (38 %) mild stress, 14 respondents (28 %) and the stress is 4 respondents (8 %) of severe stress. 40 respondents experienced recurrent stroke (44.4%) which includes 6 respondents (15 %) no stress, 11 respondents (27 %) mild stress, 14 respondents (35 %) and 9 respondents were stress (22.5%) of severe stress. The conclusion of this study a total of 71 respondents (78.9 %) experienced stress. Suggestions for hospitals, nursing care provided nurses can be directed to controlling the risk factors stress. Key words: stress, stroke Abstrak Stroke merupakan penyebab kematian terbesar ketiga didunia dengan laju mortalitas 18-37 %, stroke terjadi berkaitan dengan faktor resiko salah satunya adalah stres. Penanganan terhadap stres perlu diprioritaskan, karena departemen kesehatan pada tahun 2008 mencatat sekitar 10 % dari seluruh penduduk Indonesia mengalami stres. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui stres pada kejadian stroke. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional dan pengambilan sampel nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling dan analisa data menggunakan uji univariat. Jumlah sampel adalah 90 responden penderita stroke. Teknik pengambilan data menggunakan kuesioner Depression Anxiety Stres Scale 42 (DASS 42), dengan nilai signifikan < α (0.05) diberikan kepada seluruh penderita stroke yang terdiri dari stroke tidak berulang dan stroke berulang. Hasil analisis data penelitian stres pada kejadian stroke, didapatkan 50 responden stroke tidak berulang (55,6 %) yang terdiri dari 13 responden (26 %) tidak stres, 19 responden (38 %) stres ringan, 14 responden (28 %) stres sedang dan 4 responden (8 %) stres berat. 40 responden mengalami stroke berulang (44,4 %) yang meliputi 6 responden (15 %) tidak

JURNAL NURSING STUDIES, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 184 stres, 11 responden (27 %) stres ringan, 14 responden (35 %) stres sedang dan 9 responden (22,5 %) stres berat. Kesimpulan dari penelitian ini sebanyak 71 responden (78,9 %) mengalami stres. Saran bagi rumah sakit, asuhan keperawatan yang diberikan perawat dapat diarahkan untuk pengendalian faktor resiko stres. Kata kunci : stres, stroke Pendahuluan Stroke merupakan penyebab kematian terbesar ketiga didunia dengan laju mortalitas 18-37 % untuk stroke pertama dan 62 % untuk stroke berulang (Smeltzer, 2002), artinya penderita stroke berulang memiliki resiko kematian dua kali lebih besar dibandingkan penderita stroke. Tingginya insiden kematian pada penderita stroke maupun stroke berulang perlu mendapatkan perhatian khusus karena diperkirakan 25 % orang yang sembuh dari stroke pertama akan mendapatkan stroke berulang dalam kurun waktu 1-5 tahun (Jacob, 2001). Hal ini dibuktikan dengan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 13 dan 15 Oktober 2011 di RSUP Dr. Kariadi Semarang, didapatkan data sepanjang tahun 2010 terdapat 1009 pasien penderita stroke yang menjalani rawat inap di dua bangsal saraf yaitu unit stroke dan B1 Saraf. 346 pasien diantaranya menderita SH (Stroke Hemoragik) dan sisanya 663 pasien dengan SNH (Stroke Non Hemoragik). Tercatat juga sebanyak 229 pasien mengalami stroke berulang, artinya 22,6 % dari keseluruhan penderita stroke yang menjalani rawat inap di RSUP Dr. Kariadi adalah penderita stroke berulang. Stroke terjadi dipicu oleh beberapa faktor resiko, makin banyak faktor resiko yang dimiliki oleh penderita, maka makin tinggi pula kemungkinan terjadinya stroke (Makmur, 2002). Stres merupakan salah satu faktor resiko yang berada pada urutan terbawah sebagai faktor paling berpengaruh terhadap terjadinya stroke (Utami, 2009). Hasil studi dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa stres merupakan salah satu faktor utama pemicu hipertensi, yang merupakan faktor terbesar penyebab terjadinya serangan stroke (Herke, 2006). Fakta inilah yang menjadi salah satu alasan bahwa stres perlu mendapatkan perhatian khusus dari setiap penderita stroke. Tingginya insidensi stres di Indonesia juga merupakan alasan mengapa stres harus diprioritaskan penanganannya sebab pada tahun 2008 tercatat sekitar 10 % dari total penduduk Indonesia mengalami gangguan mental atau stres. Tingginya tingkat stres ini umumnya diakibatkan oleh tekanan ekonomi atau kemiskinan, Departemen statistika menyatakan bahwa 31 juta jiwa atau 13,33 % penduduk Indonesia berada pada garis kemiskinan dengan pengeluaran perbulan dibawah Rp 211.726,00 (Depkes, 2009). Rendahnya pendapatan masyarakat yang hanya cukup untuk menyambung hidup tentu menimbulkan tekanan tersendiri, apalagi bila masyarakat mengalami stroke dengan biaya pengobatan yang relatif mahal. Terjadinya serangan stroke berulang pada penderita stroke umumnya dipicu dari spikologis pasien yang merasa menyerah terhadap penyakit dan kondisi tubuhnya yang mengalami kecacatan atau kelumpuhan jangka panjang pasca stroke, sehingga penderita tidak dapat melakukan aktivitas dan berperan seperti sebelumnya. Rendahnya motivasi dan harapan sembuh penderita serta kurangnya dukungan keluarga sangat berpotensi menimbulkan beban dan berujung pada stres (Kumolohadi, 2001).

JURNAL NURSING STUDIES, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 185 Stres akan mengakibatkan bangkitnya serangan stroke apabila terjadi terus menerus dalam jangka waktu lama dan tidak segera ditanggulangi dengan baik. Realitas inilah yang menjadi alasan utama penulis untuk mengetahui lebih lanjut stres pada kejadian stroke. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui stres pada kejadian stroke tidak berulang dan berulang di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi profesi keperawatan khususnya di RSUP Dr. Kariadi Semarang, masyarakat dan penelitian lain. Metode Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan rancangan penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini didapatkan melalui studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 13 dan 15 oktober 2011, yaitu seluruh pasien stroke yang menjalani rawat inap di dua bangsal saraf, yaitu unit stroke dan B1 saraf RSUP Dr. Kariadi Semarang sepanjang tahun 2010. Besar populasi dalam penelitian ini adalah 1009 pasien, teknik pengambilan sampel menggunakan nonprobability sampling yang melibatkan 90 responden yang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini dilaksanakan di RSUP Dr. Kariadi Semarang pada tanggal 4 Maret - 9 April 2012. Uji validitas pada kuesioner stres DASS 42 sejumlah 14 pertanyaan yang terdapat dalam ítem nomor 1, 6, 8, 11, 12, 14, 18, 22, 27, 29, 32, 33, 35 dan 39, dalam penelitian ini melalui dua tahap. Pertama, dengan Content validity yaitu suatu cara untuk mengetahui apakah suatu pertanyaan valid atau tidak yang diujicobakan kepada dua orang ahli dengan hasil beberapa ítem pertanyaan harus diperbaiki sehingga penggunaan kata lebih efektif dan mudah di pahami yaitu ítem pertanyaan nomor 6, 11 dan 13. Hasil uji content validity diteruskan dengan melakukan uji construct validity atau uji coba instrumen pada 30 responden (pasien stroke) di RSUP Dr. Kariadi Semarang pada tanggal 24 Februari - 1 Maret 2012. Hasil kuesioner stres dianalisa menggunakan rumus korelasi Spearman Rank, Setelah instrumen diujicobakan pada taraf signifikansi < α (0.05) sehingga H0 ditolak, maka instrumen dinyatakan valid. Hasil dari uji validitas yaitu 14 pernyataan pada kuesioner stres dinyatakan valid sehingga tidak ada pernyataan yang dibuang. Hasil uji reliabilitas untuk kuesioner stres ini mempunyai nilai alpha 0.879, dalam hal ini kuesioner stres DASS 42 dinyatakan reliabel karena nilai alpha lebih besar dari r tabel. Analisis univariat digunakan untuk menganalisa variable - variabel yang ada secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi dan proporsinya untuk mengetahui karakteristik dari subjek penelitian. Analisa univariat dalam penelitian ini digunakan untuk mendiskipsikan proporsi responden yang mengalami stres.

JURNAL NURSING STUDIES, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 186 Hasil Penelitian Tabel 1 Distribusi frekuensi Stres Pada Kejadian Stroke di RSUP Dr. Kariadi Semarang pada bulan Maret - April 2012, n = 90 Stroke Berulang Tidak Berulang Total Tingkat Stres Tidak Sangat Total Ringan Sedang Berat Stres Berat 6 11 14 9 0 40 15 % 27,5 % 35 % 22,5 % 0 44,4 % 13 19 14 4 0 50 26 % 38 % 28 % 8 % 0 55,6 % 19 30 28 13 0 90 21,1 % 33,3 % 31,1 % 14,4 % 0 100 % Tabel 1 menunjukkan 90 responden penderita stroke dalam penelitian ini terdiri dari 50 responden (55,6 %) penderita stroke tidak berulang dan 40 responden (44,4 %) penderita stroke berulang. Jika kita lihat distribusi frekuensi kejadian stres pada pasien stroke tidak berulang maka didapatkan hasil 13 responden (26 %) tidak mengalami stres, 19 responden (38 %) stres ringan, 14 responden (28 %) stres sedang, 4 responden (8 %) mengalami stres berat dan 0 responden (0 %) sangat berat. Sedangkan 40 responden yang mengalami stroke berulang memiliki tingkat stress yaitu sebesar 6 responden (15 %) tidak stres, 11 responden (27,5 %) stres ringan, 14 responden (35 %) stres sedang, 9 responden (22,5 %) stres berat dan 0 responden (0%) sangat berat. Pembahasan Hasil distribusi frekuensi stres pada kejadian stroke di RSUP Dr. Kariadi Semarang pada 90 responden sepanjang bulan Maret - April menunjukkan bahwa 71 responden (78,9 %) mengalami stres. Stres yang bersifat konstan dan terus menerus mempengaruhi kerja kelenjar adrenal dan tiroid dalam memproduksi hormon adrenalin, tiroksin, dan kortisol sebagai hormon utama stres akan naik jumlahnya dan berpengaruh secara signifikan pada sistem homeostasis. Adrenalin yang bekerja secara sinergis dengan sistem saraf simpatis berpengaruh terhadap kenaikan denyut jantung, dan tekanan darah. Tiroksin selain meningkatkan Basal Metabolism Rate (BMR), juga menaikkan denyut jantung dan frekuensi nafas, peningkatan denyut jantung inilah yang akan memperberat aterosklerosis (Herke, 2006). Ateroklerosis adalah kelainan pembuluh darah yang ditandai dengan penebalan dan hilangnya elastisitas arteri, sehingga menyebabkan berkurangnya fungsi pada jaringan yang disuplai oleh arteri tersebut (Gofir, 2009). Hasil ini juga menggambarkan bahwa penderita stroke berulang lebih banyak mengalami stres dibandingkan penderita stroke tidak berulang, dapat dilihat dari responden yang tidak mengalami stres pada penderita stroke berulang lebih kecil dibandingkan stroke tidak berulang, namun responden yang mengalami stres berat pada penderita stroke berulang jauh lebih besar dibandingkan dengan penderita stroke tidak berulang, selebihnya untuk responden yang mengalami stres ringan dan sedang hampir sama jumlahnya baik penderita stroke berulang maupun tidak berulang.

JURNAL NURSING STUDIES, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 187 Enam responden yang tidak mengalami stres pada penderita stroke berulang berusia lebih dari 60 tahun, hal ini dapat berkaitan dengan tingginya pemenuhan kebutuhan spiritual pada lansia. Beberapa penelitian mengemukakan bahwa spiritual dapat meningkatkan koping, dukungan sosial, optimism, harapan,mengurangi depresi dan kecemasan, serta mendukung perasaan relaksasi (Hamid, 2002). Tingginya penderita stroke berulang yang mengalami stres dikarenakan penurunan kualitas hidup akibat perburukan kondisi dan kecacatan yang mereka alami. Penurunan produktivitas dan semakin beratnya kecacatan yang dialami penderita diakibatkan oleh perluasan lesi pada area otak sehingga terjadi eksaserbasi atau penurunan secara progresif fungsi organ tubuh yang terkena, apalagi jika stroke yang kedua ini mengenai sisi yang sama dengan stroke pertama atau defisit neurologis yang terdahulu (Makmur, 2002). Penelitian terkait stres dengan terjadinya stroke mapun stroke berulang sendiri belum ada sebelumnya, namun terdapat penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Herke J.O Sigarlaki yang menyatakan bahwa ada hubungan antara faktor stres dengan terjadinya hipertensi sebangai faktor paling berpengaruh terhadap terjadinya stroke ataupun stroke berulang (Herke, 2006). Kesimpulan dan Saran Hasil penelitian stres pada kejadian stroke menunjukkan sebanyak 71 responden (78,9 %) mengalami stres, 30 responden (33,3 %) stres ringan, 28 responden (31,1 %) stres sedang, 13 responden (14,4 %) stres berat dan 0 responden (0%) stres sangat berat. Perencanaan pengobatan dalam asuhan keperawatan yang diberikan perawat dapat diarahkan untuk pengendalian faktor resiko stres pada penderita stroke, pemberian dukungan moral untuk mempercepat proses penyembuhan serta pemberian penyuluhan tentang upaya prevensi sekunder terjadinya stroke. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh responden yang telah bersedia meluangkan waktu dan berkonstribusi dalam memberikan data bagi penelitian ini, Ibu Sarah Ullya, S.Kp, M.Kes, selaku koordinator mata ajar Riset Keperawatan, Bapak Agus Santoso, S.Kp, M.Kes selaku reviewer I, Ibu Ns. Meira Erawati, S.Kep.,M.Si.Med selaku reviewer II. Tidak lupa jug penulis ucapan terima kasih kepada orangtua, kakak dan adik tercinta yang telah memberikan dukungan kepada penulis selama penulis melakukan penelitian. Daftar Pustaka Depkes RI. (2009). Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta. 2009. Diperoleh dari http://www.depkes.go.id. Gofir, A. (2009). Manajemen Stroke. Yogyakarta: Pustaka Cendekia Press. Hamid, A.Y. (2002). Buku Ajar Aspek Spiritual dalam Keperawatan. Jakarta : Hart, J. A. Herke, J.O. (2006). Karakteristik dan Faktor Berhubungan dengan Hipertensi. Jakarta. 10 (2), 78 88. Jacob, George. (2001). Stroke. Clinical Trials Research Unit, Auckland. New Zeland.

JURNAL NURSING STUDIES, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 188 Kumolohadi, R. (2001). Tingkat Stres Dosen Perempuan UII Ditinjau Dari Dukungan Suami. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Makmur, T., Anwar, Y., & Nasution, D. (2002). Gambaran Stroke Berulang di RS H. Adam Malik Medan. Nusantara. 35 (1), 1 5. Smeltzer,S.C., & Bare, B.G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth (Volume 3) (Edisi 8). Jakarta : Penerbit Buku EGC. Utami, P. (2009). Solusi Sehat Mengatasi Stroke. Jakarta : Agromedia Pustaka.