Bersama ini kami informasikan beberapa produk/teknologi unggulan kami yang layak untuk digunakan.

dokumen-dokumen yang mirip
TEKNIK PRODUKSI KOMPOS. Bio-TRIBA BT1. (Bahan aktif, Bacillus pantotkenticus dan Trichoderma lactae)

Mengenal Penyakit Busuk Batang Vanili. Oleh : Umiati

Produksi Bibit Lada Sehat dengan Teknologi Bio-FOB PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi pertanian, khususnya dalam pengendalian penyakit tanaman di

PERAN DAUN CENGKEH TERHADAP PENGENDALIAN LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN TOMAT

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit layu fusarium yang disebabkan oleh jamur patogen Fusarium sp.

PENDAHULUAN. Sebagian besar produk perkebunan utama diekspor ke negara-negara lain. Ekspor. teh dan kakao (Kementerian Pertanian, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. Colletotrichum capsici dan Fusarium oxysporum merupakan fungi

PENGARUH TEPUNG DAUN CENGKEH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TOMAT ORGANIK

disukai masyarakat luas karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi dalam kondisi aseptik secara in vitro (Yusnita, 2010). Pengembangan anggrek

Trichoderma spp. ENDOFIT AMPUH SEBAGAI AGENS PENGENDALI HAYATI (APH)

EVALUASI PEMANFAATAN FORMULA PESTISIDA NABATI CENGKEH DAN SERAI WANGI UNTUK PENGENDALIAN BUSUK RIMPANG JAHE >50%

PENGARUH Trichoderma viride dan Pseudomonas fluorescens TERHADAP PERTUMBUHAN Phytophthora palmivora Butl. PADA BERBAGAI MEDIA TUMBUH.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pergeseran dari sistem beternak ektensif menjadi intensif

I. PENDAFIULUAN. Tanaman kelapa sawit {Elaeis guineensis Jacq') merapakan tanaman

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang cukup penting di Indonesia, yaitu sebagai sumber protein nabati.

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Teknologi BioFOB-HES (High Energy Soil)

I. PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu hasil pertanian

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kedelai menjadi tanaman terpenting ketiga setelah padi dan jagung

PENDAHULUAN. Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang menurunkan berbagai kedelai yang

BAB I PENDAHULUAN. pangan yang terus meningkat. Segala upaya untuk meningkatkan produksi selalu

I. PENDAHULUAN. Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah tanaman pangan utama keempat dunia setelah

BAB I PENDAHULUAN. industri masakan dan industri obat-obatan atau jamu. Pada tahun 2004, produktivitas

Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Indonesia ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman sayuran yang

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman tomat merupakan tanaman hortikultura yang memiliki prospek

BAB I PENDAHULUAN. banyak dapat diubah menjadi pupuk organik yang bermanfaat untuk. pertanian yang dapat memberikan unsur hara dalam tanah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Tembakau merupakan komoditas perkebunan yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cabai (Capsicum annuum L.) adalah salah satu komoditas hortikultura

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi pemakaian pestisida. Limbah padat (feses) dapat diolah. menjadi pupuk kompos dan limbah cair (urine) dapat juga diolah

I. PENDAHULUAN. sangat penting di Indonesia. Kedelai sangat bermanfaat sebagai bahan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135

BAB I PENDAHULUAN. jumlah spesies jamur patogen tanaman telah mencapai lebih dari

PENERAPAN TEKNOLOGI MIKOTRIDERM BERBASIS 3 in 1 DALAM PEMBIBITAN KARET RAKYAT

BUDIDAYA TANAMAN LADA RAMAH LINGKUNGAN BERBASIS TEKNOLOGI Bio~FOB Wednesday, 12 December :41 - Last Updated Thursday, 13 December :11

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA)

PENGOLAHAN PUPUK PADAT DAN CAIR OLEH PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berpotensi sebagai komoditas agribisnis yang dibudidayakan hampir di seluruh

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai sumber mata pencaharian sementara penduduk Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) termasuk sayuran buah yang

BAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. Cabai merah merupakan jenis tanaman hortikultura yang cukup banyak

I. PENDAHULUAN. Tanaman lada (Piper nigrum L) merupakan salah satu komoditi ekspor.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki pasar global, persyaratan produk-produk pertanian ramah

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Budidaya Tanaman Tembakau Dengan Teknologi Bio~FOB

I. PENDAHULUAN. Tembakau (Nicotiana tabacum L.) merupakan jenis tanaman yang dipanen

I. PENDAHULUAN. memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Gaya

Strategi Pengelolaan untuk Mengurangi Serangan Phythopthora capsici pada Tanaman Lada

I. PENDAHULUAN. penting di antara rempah-rempah lainnya (king of spices), baik ditinjau dari segi

Teknik Pembenihan Acacia Spp. (Akasia) Bebas Penyakit

KONSEP DAN STRATEGI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PESTISIDA NABATI PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang produknya digunakan sebagai bahan baku industri serta sangat penting

<!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->pemeliharaan kakao. <!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->integrasi padi sawah dan ternak

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Mikroba Penghasil Fitohormon

Created by. Lisa Marianah (Widyaiswara Pertama, BPP Jambi) PEMBUATAN PUPUK BOKASHI MENGGUNAKAN JAMUR Trichoderma sp. SEBAGAI DEKOMPOSER

I. PENDAHULUAN. Tanaman lada (Piper nigrum L.) adalah tanaman perkebunan yang bernilai ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. persoalan lingkungan dan ketahanan pangan yang dilanjutkan dengan. daripada melaksanakan pertanian organik (Sutanto, 2006).

Pengolahan Tanah Dosis Waktu Aplikasi Sebelum diolah beri pupuk organik dari limbah panen / limbah ternak ataupun sampah kota yang diolah dengan

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai (Capsicum annum L.) merupakan tanaman semusim yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS TANAMAN ORGANIK. Disusun oleh : Petrus Wisnu Kurniawan NIM : S1TI2C

IbM Produksi Biopestisida Trichoderma harzianum di Pusat Pemberdayaan Agens Hayati ( PPAH) Ambulu Jember

I. PENDAHULUAN. seluruh dunia dan tergolong spesies dengan keragaman genetis yang besar.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENELITIAN

Teknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Mukarlina et al., 2010). Cabai merah (Capsicum annuum L.) menjadi komoditas

BAB I PENDAHULUAN. dunia setelah padi, gandum, dan jagung (Wattimena, 2000 dalam Suwarno, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. dari daerah Brasilia (Amerika Selatan). Sejak awal abad ke-17 kacang tanah telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGENDALIAN PENYAKIT JAMUR AKAR PUTIH (JAP) JAMBU METE SECARA TERPADU

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang menghasilkan salah satu komoditas unggulan di Indonesia yaitu

I. PENDAHULUAN. serius karena peranannya cukup penting dalam perekonomian nasional. Hal ini

I. PENDAHULUAN. bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2012 luas perkebunan kakao di

LIMBAHPUN BERMANFAAT INOKULAN RB UNTUK PRODUKSI KOMPOS BERMUTU

OKTOBER 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lada (Piper nigrum L) atau yang sering disebut merica adalah salah

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Pupuk Organik Cair AGRITECH

BAB I PENDAHULUAN. allin dan allisin yang bersifat bakterisida (Rukmana, 1994).

TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN DALAM PENGENDALIAN PENYAKIT BUSUK BATANG VANILI 1)

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

BAB I PENDAHULUAN. berbagai keunggulan nyata dibandingkan dengan pupuk kimia. Pupuk organik dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. khususnya cabai merah (Capsicum annuum L.) banyak dipilih petani dikarenakan

HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN SESUAI PRIORITAS NASIONAL BATCH II

I. PENDAHULUAN. Pisang Cavendish merupakan komoditas pisang segar (edible banana) yang

Transkripsi:

Produk Kami: Teknologi Bio-Triba, Bio-Fob, & Mitol 20 Ec Bersama ini kami informasikan beberapa produk/teknologi unggulan kami yang layak untuk digunakan. A. Bio TRIBA Teknologi ini adalah hasil penemuan dari Dr. Ir. Mesak Tombe selaku Peneliti Utama dari Balai Tanaman Obat& Aromatika. Teknologi ini berupa Formula dalam bentuk Cair yang mengandung 2 jenis mikroorganisme yaitu B. Pantotkenticus dan Trichoderma. Lactae. 2 jenis mikroorganisme ini sangat membantu sebagai Biodekomposer Limbah Organik dan Biofungisida untuk mengendalikan Patogen Tanaman serta dapat dicampur dengan Pupuk Organik dalam aplikasinya. B. Pantotkenticus adalah jenis mikroba yang ditemukan dan diisolasi dari rizosfera pertanaman Jagung dan belum pernah dilaporkan di Indonesia. B. Pantotkenticus dapat merangsang perakaran pada tanaman, biodekomposer limbah organik mentah (Kotoran Ternak, Sayuran dan Sampah Organik), menghasilkan antibiotik selama proses dekomposisi bahan organik serta berfungsi sebagai agen hayati yang akan melindungi sistem perakaran tanaman serta bertahan hidup dalam rizosfera tanaman. Uji in vitro menunjukkan bahwa isolat ini dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis patogen penghuni sel tanah antara lain: R. Lignosus, R. Solani, F. Oxysporum, F. Solani, Pythium dan 1 / 7

S. Rolfsii. Sedangkan Trichoderma. Lactae, mikroorganisme ini ditemukan dan diisolasi dari rizosfera pertanaman Jambu Mente. Pada pelatihan nanti, peserta akan melakukan Kegiatan Praktek Aplikasi Teknologi ini dalam Pembuatan Pupuk berbahan baku Kotoran dan Urine Domba. Tidak hanya pada kotoran Domba, teknologi ini juga dapat diaplikasikan di kotoran Sapi, Kambing, Kelinci dan Ayam. B. Bio FOB Selain Teknologi Bio Triba, ditemukan pula oleh Dr. Ir. Mesak Tombe yaitu Teknologi Bio FOB yang memperkenalkan peranan mikroorganisme dan ekstra tanaman (metabolisme sekunder) dalam budidaya tanaman yang berorientasi Organic Farming dan Ramah Lingkungan. Mikroorganisme yang digunakan sangat berperan untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit dan meningkatkan pula hasil produktivitas tanaman. Adapun 3 jenis mikroorganisme yang digunakan pada Teknologi adalah, B. Pantotkenticus Trichoderma. Lactae dan Ekstrak Tanaman Cengkeh. Dari hasil penelitian yang didapat, Teknologi Bio FOB diharapkan dapat membantu petani untuk tidak menggunakan pupuk anorganik dan pestisida sintentik seperti pada tanaman Jambu Mete, Lada, Coklat, Kopi dan Tanaman Sayuran. Pada pelatihan nanti, peserta akan melakukan Kegiatan Praktek Aplikasi Teknologi ini pada Bibit Tanaman antara lain Sayuran. C. MITOL 20 EC Teknologi ini juga ditemukan oleh Dr. Ir. Mesak Tombe. Formula yang mengandung bahan aktif eugenol dan sitral yang diekstrak dari tanaman Cengkeh dan Sereh Wangi. Teknologi ini dapat digunakan untuk pengendalian penyakit BBV dan busuk pucuk Phtopthora, terutama yang menyerang bagian atas tanaman. 2 / 7

Balittro Temukan Bibit Vanili Bebas Penyakit Balittro lewat berbagai penelitian berhasil menemukan bibit vanili bebas dari gangguan penyakit busuk batang yang selama ini menyerang tanaman bernilai ekonomis tinggi itu di Indonesia. "Bibit BIO-FOB yang dihasilkan diinduksi dengan Fo.NP menunjukkan efektivitas Fo.NP menghasilkan bibit yang bebas penyakit dari hama penyakit," kata Dr Ir Mesak Tambe, peneliti dari Balittro di Denpasar, Senin. 3 / 7

Upaya mempercepat pengembangan tanaman vanili oleh Dinas Perkebunan Propinsi Bali, ia mengatakan, pengembangan vanili selain menggunakan bibit unggul juga melakukan pengendalian hama terpadu. "Upaya tersebut menerapkan teknologi lain, yakni bio-fungisida Bio--TRIBA mengandung agen hayati Bacillus dan Trichoderma merupakan musuh alamiah penyakit hama busuk batang," katanya di hadapan sejumlah petani yang datang dari delapan kabupaten di Bali. Fungisida nabati mengandung eugenol yang diisolasi dari tanaman cengkeh toksik terhadap beberapa patogen termasuk penyakit busuk batang. "Dengan menggunakan tiga komponen tersebut serangan penyakit busuk batang pada tanaman vanili dapat dihindari," ujar Mesak Tombe seraya menambahkan vanili merupakan salah satu tanaman rempah penghasil devisa. Indonesia mempunyai potensi untuk mengembangkan tanaman yang bernilai ekonomis. Namun dalam pengembangan tersebut menghadapi kendala utama, yakni penyakit busuk batang. Dengan ditemukannya bibit vanili bebas penyakit busuk batang diharapkan petani kembali bergairah mengembangkan tanaman untuk dijadikan komoditas ekspor. Dalam mengatasi hama penyakit petani tidak lagi tergantung dengan pestisida sintetis. Penggunaan komponen teknologi ramah lingkungan sekaligus dapat meningkatkan mutu karena menghasilkan produk vanili organik yang bebas dari residu pestisida, ujar Mesak Penanaman vanili. (sumber: Pikiran Rakyat, 2004). 4 / 7

Teknologi Bio-Fob Bio-FOB, adalah formula dengan bahan aktif (b.a) spora Fusarium oxysporum non patogenik (Fo. NP). Untuk aplikasi dilapangan telah disiapkan 4 macam formula yang sudah dipaten pada Ditjen HAKI yaitu : a. Bio-FOB EC : formula berbentuk cair mengandung spora Fo.NP 10 6 cfu/ml dengan kemasan 1 liter. b. Bio-FOB WP : formula berbentuk tepung (powder) mengandung spora Fo.NP 10 6 cfu/g dengan kemasan 1 lb. C. Organik-FOB : formula berbentuk bahan organik. mengandun spora Fo.NP 10 6 cfu/g dengan kemasan 10kg. D. Biof MA (Cocobiofob) : formula yang dikemas dalam three in one dengan kemasan 1kg/bungkus terutama digunakan untuk benih tanaman berbiji seperti ; tomat, tembakau, cabe, melon, semangka dll. KEGUNAAN. Hasil observasi dapat diketahui kegunaan formula pada tanaman antara lain : 1) Menginduksi/meningkatkan ketahanan tanaman terhadap infeksi patogen penyakit terutama yang disebabkan oleh cendawan. 2) Menyeleksi bibit yang telah terinfeksi oleh patogen, sehingga mencegah peluang patogen penyakit terbawa kelapanan. 3) Menghasilkan bib it yang bermutu dan bebas patogen penyakit. 5 / 7

4) Merangsang pertumbuhan dan produktivitas tanaman. MEKANISME KERJA: 1) Induksi Fo.NP dapat mengaktifkan secara cepat berbagai mekanismie resistensi tanaman, diantaranya akumulasi fitoaleksin, dan peningkatan aktivitas beberapa jenis enzim penginduksi seperti ß-1,4-glukosidase, chitinase dan ß-1-3-glukanase. 2) Senyawa fitoaleksin yang dihasilkan adalah sustansi antibiotik yang diproduksi oleh tanaman inang apabila ada infeksi patogen atau pelukaan. 3) Induksi Fo.NP meningkatkan terbentuknya hormon tumbuh seperti IAA dapat mempercepat dan meningkatkan produksi pada beberapa tanaman. MUTU: 1) Proses produksi dikerjakan oleh teknisi BALITTRO yang telah berpengalaman dibawah pengawasan langsung penemu/peneliti Bio-FOB. 2) Kultur yang digunakan secara periodik dimurnikan dan dijaga kwalitasnya serta dikoleksi di laboratorium Fitopatologi BALITTRO, Bogor. 6 / 7

3) Viabilitas Bio-FOB disimpan dalam suhu kamar/ruangan dapat bertahan sampai 2-3 tahun. 7 / 7