BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai dasar pertimbangan yang kuat untuk memberikan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kecamatan Warung Kondang Kabupaten Cianjur

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, pertumbuhan penduduk dari tahunketahun

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bermatapencaharian sebagai petani. Kondisi geografis negara Indonesia terletak di

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap daerah mempunyai

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung

2014 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN UNTUK TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN CIMAUNG KABUPATEN BANDUNG

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

BAB 1 PENDAHULUAN. pokok sebagian besar penduduk di Indonesia. karbohidrat lainnya, antara lain: (1) memiliki sifat produktivitas tinggi, (2) dapat

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

BAB I. PENDAHULUAN. Tahun. Pusat Statistik 2011.htpp:// [Diakses Tanggal 9 Juli 2011]

I PENDAHULUAN. pertanian yang dimaksud adalah pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sektor non pertanian merupakan suatu proses perubahan struktur ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam menunjang

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu sentra produksi tanaman bahan makanan di

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia setiap tahunnya. Sektor pertanian telah

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

I. PENDAHULUAN. dan pada umumnya penduduk negara ini tinggal di daearah pedesaan yang bekerja

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang dapat mempercepat pertumbuhan kesempatan kerja, untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan global di masa mendatang juga akan selalu berkaitan dengan

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumberdaya alam

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

Tz 1 = (28,4 0,59 x h ) o C

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya

I. PENDAHULUAN. setengah dari penduduk Indonesia bekerja di sektor ini. Sebagai salah satu

IV. KEADAAN UMUM 4.1. Regulasi Penataan Ruang

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

1. PENDAHULUAN. produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Dalam arti luas industri mencakup

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sektor pertanian merupakan sektor yang mendasari kehidupan setiap

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI TUKAR PETANI SEBAGAI INDIKATOR KESEJAHTERAAN PETANI PADI DI KABUPATEN SRAGEN

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator ekonomi yang

TINGKAT PENERAPAN DIVERSIFIKASI USAHATANI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan,

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut. Masalah pokok dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pertumbuhan pasar dalam negeri bagi sektor-sektor nonpertanian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara agraris yang artinya sebagian besar

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

Jurnal Ekonomi 2012 PERANAN TANAMAN PADI SAWAH TERHADAP PEREKONOMIAN DI KABUPATEN KAMPAR PROPINSI RIAU. Fitra Yani

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

(Monografi Desa Ngijo 2011). 6,5 Sedangkan horizon B21 dalam cm: warna 5YR 3/3

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. daerah bersangkutan (Soeparmoko, 2002: 45). Keberhasilan pembangunan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi adalah mempelajari gejala-gejala di permukaan bumi secara keseluruhan dengan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang,

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I PENDAHULUAN Latar Belakang

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah mempunyai dasar pertimbangan yang kuat untuk memberikan prioritas pada pembangunan sektor pertanian, karena sektor pertanian di Indonesia sampai saat ini masih memegang peranan penting berdampingan dengan sektor lainnya, khususnya industri dalam menggerakkan roda pembangunan. Beberapa alasan yang mendasari pentingnya pertanian di Indonesia: (1) potensi sumberdayanya yang besar dan beragam, (2) pangsa terhadap pendapatan nasional cukup besar, (3) besarnya penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini dan (4) menjadi basis pertumbuhan di pedesaan. Menurut Setiawan (2006:34) Walaupun sektor pertanian semakin berkurang kontribusinya terhadap pendapatan negara, tetapi sebagian besar penduduk Indonesia masih menggantungkan hidupnya pada sektor tersebut. sempit yakni: Menurut Mubyarto (1989:16-17), bahwa pertanian memiliki arti luas dan Pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan. Sedangkan dalam arti sempit pertanian diartikan sebagai pertanian rakyat, yaitu usaha pertanian keluarga dimana diproduksi bahan makanan utama seperti beras, palawija (jagung, kacang-kacangan, dan umbi-umbian) dan tanaman holtikultura yaitu sayur-mayur dan buah-buahan. Berdasarkan data Survey Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) tahun 2006, persentase penduduk pedesaan yang bekerja pada sektor pertanian mencapai 62,9% dengan pendapatan yang relatif rendah. Hal ini dikaitkan dengan faktor 1

2 luas lahan yang dimiliki, kebijakan pemerintah dalam memberikan insentif kepada petani dan sebagainya. Sejalan dengan hal tersebut, Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Cianjur tahun 2006 mencatat sebanyak 503.090 orang (57,46%) penduduk di Kabupaten Cianjur bekerja dan menggantungkan hidupnya di bidang pertanian. Visi pembangunan pertanian nasional yaitu membangun petani melalui bisnis pertanian yang modern, efisien, dan lestari yang terpadu dengan pembangunan wilayah. Visi tersebut menjadi bahan acuan bagi pemerintah Kabupaten Cianjur dalam menyusun kebijakan pembangunan di daerahnya melalui suatu visi yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Cianjur (RTRW) periode 2005-2015 yaitu: Terwujudnya Kabupaten Cianjur sebagai salah satu pusat agribisnis dan pariwisata andalan Jawa Barat di era otonomi daerah. Agribisnis merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan pengusahaan dalam bidang pertanian yang berorientasi pasar dan ada nilai tambah. Hal tersebut menjadi arahan bagi Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur dalam membuat kebijakan pembangunan pertanian tahun 2007-2011 melalui misinya yaitu Terwujudnya Pembangunan Pertanian Berbasis Potensi Lokal yang Berwawasan Lingkungan melalui Agrobisnis dan Agrowisata dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat. Tujuan utamanya yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama kelompok masyarakat yang mata pencahariannya berkaitan langsung dengan sumberdaya pertanian (petani). Peran sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi di Kabupaten Cianjur sangat dominan, indikatornya adalah kontribusi sektor pertanian terhadap

3 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Tahun 2006 sebesar 47,73% dari total PDRB, dengan rincian sumbangan sub sektor tanaman bahan makanan 35,29%, sub sektor perkebunan 3,37%, sub sektor peternakan 6,69%, sub sektor perikanan 2,14% dan sub sektor kehutanan 0,24%. (Laporan Tahunan Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur Tahun 2007). Untuk mewujudkannya, sektor agribisnis menjadi fokus pembangunan utama disamping sektor pariwisata, kerajinan rumah tangga, industri manufaktur serta perdagangan dan jasa. Desa Jambudipa merupakan salah satu sentra produksi padi pandan wangi yang berada di wilayah administrasi Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur. Sebagian besar daerahnya merupakan areal pertanian lahan basah (sawah), sedangkan sisanya digunakan sebagai areal pemukiman dan sebagian kecilnya adalah kebun. Hal ini terutama ditunjang oleh faktor fisik yang mendukung terhadap usaha pertanian sawah terutama kondisi iklim (curah hujan dan suhu udara), kondisi hidrologi, kondisi tanah serta kondisi geomorfologinya. Berikut ini disajikan grafik mengenai penggunaan lahan di Desa Jambudipa Kecamatan Warungkondang: 37,477 ha (22,36%) 2,223 ha (1,33%) 7,56 ha (4,51%) Luas Total = 167,6 Hektar Sawah Irigasi Pemukiman 120,34 ha (71,80%) Sawah Tadah Hujan Kebun Sumber: Peta RBI, 1999 Lembar Cugenang dan Gegerbitung Gambar 1.1 Grafik Penggunaan Lahan di Desa Jambudipa

4 Sektor pertanian merupakan jenis mata pencaharian utama penduduk Desa Jambudipa, jenis pertaniannya adalah pertanian lahan basah (sawah) yang ditanami jenis padi pandan wangi. Berdasarkan data monografi tahun 2007, jumlah Rumah Tangga Petani (RTP) di Desa Jambudipa berjumlah 803 RTP. Selain bertani, mata pencaharian lainnya yaitu sebagai pengrajin terutama di daerah gentur dan sebagai pedagang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.1 di bawah ini: Tabel 1.1 Komposisi Penduduk Desa Jambudipa Berdasarkan Mata Pencaharian No. Mata Pencaharian Jumlah % 1. Buruh Tani 853 45,79 2. Petani 145 7,78 3. Pedagang/pengusaha 187 10,04 4. Pengrajin 223 11,97 5. Pegawai Negeri Sipil 80 4,29 6. TNI/POLRI 2 0,11 7. Pensiunan 29 1,56 8. Penjahit 29 1,56 9. Montir 6 0,32 10. Sopir 60 3,22 11. Karyawan Swasta 177 9,50 12. Tukang Kayu 5 0,27 13. Tukang Batu 25 1,34 14. Guru Swasta 7 0,38 15 Ojek 35 1,88 Jumlah 1.863 100 Sumber: Monografi Desa Jambudipa, 2007 Tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa mata pencaharian penduduk di Desa Jambudipa didominasi oleh sektor pertanian meskipun sebagian besar diantaranya hanya sebagai buruh tani. Mata pencaharian selanjutnya yaitu sebagai pengrajin rajutan dan sebagai pedagang, baik dengan cara membuka toko atau warung di

5 depan rumah maupun dengan berdagang di pasar Warungkondang yang lokasinya dekat dengan desa Jambudipa. Padi pandan wangi merupakan beras khas Cianjur yang berasal dari padi bulu varietas lokal. Karena nasinya yang beraroma pandan, maka padi dan beras ini sejak tahun 1973 terkenal dengan sebutan Pandan Wangi. Beras Pandan Wangi sudah termasyur di Jawa Barat, Nasional bahkan di mancanegara. Harganya pun cukup mahal yaitu pada kisaran Rp.7.500,00/kg, sehingga banyak dikonsumsi terutama oleh kalangan masyarakat menengah ke atas. Jenis padi ini termasuk varietas Javanica atau biasa dikenal padi bulu dengan ciri bulat, berbulu, dan tahan rontok. Usia tanamnya 150-160 hari dengan tinggi 150 cm mempunyai keunggulan rasa yang sangat enak, pulen dan beraroma wangi pandan. Varietas unggul lokal pandan wangi cocok ditanam di dataran sedang dengan ketinggian ±700 mdpl dan yang paling terkenal berasal dari Kecamatan Warungkondang dan sedikit di Kecamatan Cugenang, Cibeber, Cianjur, Cilaku, Gekbrong dan Sukaresmi dengan total areal 4.355 hektar. Uniknya apabila ditanam di luar daerah tersebut rasanya berbeda dan aromanya tidak muncul. Hingga saat ini belum ada kualitas padi pandan wangi yang dapat menandingi kualitas padi pandan wangi dari daerah/kecamatan-kecamatan tersebut di atas. Luas sebaran padi Pandan Wangi dari tahun 2001-2007 di Kabupaten Cianjur dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut:

6 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Tabel 1.2 Luas Sebaran Padi Pandan Wangi Tahun 2001-2007 di Kabupaten Cianjur Kecamatan Warungkondang Gekbrong Cianjur Cilaku Cibeber Cugenang Sukaresmi Tahun Sebaran (Ha) 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2.467 3.388 3.366 2.396 2.056 1.780 1.780 - - - - - 545 545 558 526 406 377 200 225 225 708 703 785 352 150 140 140 1.943 1.890 2.113 1.193 1.100 1.020 1.020 875 990 1.134 588 641 540 540 152 116 168 172 115 105 105 Jumlah 6.703 7.613 8.062 5.078 4.262 4.355 4.355 Sumber: Laporan Tahunan Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur, 2007 Dari tabel 1.2 di atas, Kecamatan Warungkondang merupakan daerah penghasil padi pandan wangi terbesar di Kabupaten Cianjur selama tahun 2001-2007 yang sebagian besar dihasilkan dari Desa Jambudipa dengan luas tanam yaitu sebanyak 127,9 Ha pada tahun 2007 (monografi Desa Jambudipa). Selama bertahun-tahun Desa ini dikenal sebagai sentra produksi padi pandan wangi dan merupakan penyumbang produksi padi pandan wangi terbesar di Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur. Hal tersebut dapat menjadi potensi terhadap peningkatan kesejahteraan penduduknya, terutama petani sebagai pelaku utama pada sektor ini. Sasaran pertanian ada dua yaitu sasaran sebelum panen atau sasaran pra panen dan sasaran pasca panen. Sasaran pra panen yaitu hasil pertanian setinggitingginya. Sasaran ini merupakan sasaran tahap pertama atau sasaran fisik. Sasaran tahapan kedua yaitu sasaran ekonomis atau sasaran akhir yaitu pendapatan atau keuntungan yang sebesar-besarnya tiap satuan lahan yang

7 diusahakan, karena hasil panen tinggi belum tentu memberikan keuntungan atau pendapatan yang tinggi pula. Tingkat pendapatan dapat menunjukkan tinggi rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat tertentu. Hal ini sesuai dengan permasalahan yang terjadi di Indonesia yaitu masih rendahnya tingkat pendapatan sebagian besar petani. Usaha untuk meningkatkan pendapatan petani dari lahan pertaniannya merupakan salah satu tujuan usaha pertanian. Tinggi rendahnya pendapatan petani ditentukan oleh beberapa hal diantaranya luas lahan garapan, produktivitas lahan melalui pengolahan lahan, pemupukan, pengairan dan penerapan pola tanaman. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan Arsyad (1995:25) berikut ini: Besar kecilnya pendapatan petani dari usaha taninya terutama ditentukan oleh luas lahan garapan. Kecuali itu, faktor lain yang menentukan diantaranya produktivitas dan kesuburan tanah. Jenis komoditas yang diusahakan serta tingkat penerapan teknologi pertanian. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Tingkat kesejahteraan petani padi pandan wangi di Desa Jambudipa Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur, judul tersebut berkaitan erat dengan keberadaan padi pandan wangi di Desa Jambudipa Kecamatan Warungkondang kabupaten Cianjur propinsi Jawa Barat, yang menurut penulis perlu dipertahankan eksistensinya bahkan dikembangkan potensinya sehingga dapat menjadi daya tarik dan ciri khas bagi Kabupaten Cianjur.

8 B. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah mengenai tingkat kesejahteraan petani padi pandan wangi di Desa Jambudipa Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah karakteristik petani padi pandan wangi di Desa Jambudipa Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur? 2. Bagaimanakah klasifikasi tingkat kesejahteraan petani padi pandan wangi di Desa Jambudipa Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur? 3. Bagaimanakah hubungan antara luas lahan garapan dengan tingkat kesejahteraan petani padi pandan wangi di Desa Jambudipa Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur? C. Definisi Operasional Penelitian ini berjudul Tingkat Kesejahteraan Petani Padi Pandan Wangi di Desa Jambudipa Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur. Untuk mempermudah pembahasan dan sekaligus menghindari kesalahpahaman maka perlu penjelasan beberapa konsep yang terkandung di dalam tulisan ini: 1. Kesejahteraan Berdasarkan kamus Webster s New International Dictionary (dalam Solih, 1983:14) yakni menggambarkan situasi kerja yang menunjukkan kesuksesan, kemakmuran dan meliputi juga kebahagiaan karena terdapatnya nasib yang baik. Dalam penelitian ini, menggunakan indikator kesejahteraan menurut

9 BPS tahun 2006 dan menurut Shaleh C, yaitu pendapatan, pola konsumsi rumah tangga, kesehatan (dalam hal ini yaitu tempat pengobatan), ketenagakerjaan (dalam hal ini yaitu mata pencaharian sampingan), serta kondisi perumahan (dalam hal ini yaitu kondisi fisik rumah). 2. Petani Petani merupakan penduduk yang mata pencahariannya ada pada bidang pemanfaatan dan pengolahan lahan pertanian. Dalam penelitian ini lebih diarahkan pada petani padi pandan wangi di Desa Jambudipa Kecamatan Warungkondang yang memiliki lahan garapan sawah, baik milik sendiri maupun menyewa dari orang lain. 3. Padi pandan wangi Padi pandan wangi adalah salah satu jenis padi yang termasuk varietas Javanica dengan ciri bulat, berbulu, dan tahan rontok. Padi jenis ini dikenal nasinya pulen, enak, dan wangi sehingga harganya relatif mahal. Usia tanamnya 150-160 hari dengan tinggi 150 centimeter. 4. Desa Jambudipa Desa Jambudipa merupakan salah satu Desa yang berada di wilayah administrasi Kecamatan Warungkondang kabupaten Cianjur Propinsi Jawa Barat. Sebagian besar daerahnya digunakan untuk usaha pertanian lahan basah dengan jenis komoditas yang terkenal yaitu padi pandan wangi.

10 D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu: 1. Mengetahui karakteristik petani padi pandan wangi di Desa Jambudipa Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur? 2. Mengetahui klasifikasi tingkat kesejahteraan petani padi pandan wangi di Desa Jambudipa Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur? 3. Mengetahui hubungan antara luas lahan garapan dengan tingkat kesejahteraan petani padi pandan wangi di Desa Jambudipa Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur? E. Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memberikan pengalaman, pengayaan keilmuan dan pendalaman bidang geografi bagi penulis khususnya. 2. Dapat dijadikan sebagai bahan kajian atau literatur untuk penelitian lebih lanjut mengenai masalah yang sama pada masa yang akan datang. 3. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah Kabupaten Cianjur dalam menentukan arah kebijakan khususnya dalam mempertahankan keberadaan Padi pandan wangi di Desa Jambudipa kaitannya dengan Tingkat Kesejahteraan Penduduk terutama petani sebagai pelaku utama sektor ini.

11 4. Memperkaya dan mengembangkan ilmu pengetahuan Geografi, baik secara teoretis maupun secara praktis, terutama dalam pengajaran geografi bagi siswa SMA Kelas XI program IPS pada pokok bahasan Pengelolaan Sumber Daya Alam Berwawasan Lingkungan, sub pokok bahasan Pertanian Padi Sawah. F. Anggapan Dasar Anggapan dasar Menurut Prof. Dr. Winarno Surakhmad M.Sc. Ed. ( dalam Arikunto, 2002:58) adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik. Sedangkan menurut Tika (2005:18), Anggapan dasar adalah suatu pernyataan pokok yang dibuat dalam suatu penelitian dan secara umum dapat diterima kebenarannya walaupun tanpa pembuktian. Adapun yang menjadi anggapan dasar dalam penelitian ini adalah: 1. Perbedaan luas lahan garapan, status kepemilikan lahan dan sistem pertanian yang digunakan akan mengakibatkan perbedaan tingkat pendapatan petani. 2. Perbedaan tingkat pendapatan akan menentukan perbedaan tingkat kesejahteraan petani.