Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

dokumen-dokumen yang mirip
PERANAN PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI SMA TERHADAP KESIAPSIAGAAN SISWA DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KABUPATEN SOLOK

BAB 1 PENDAHULUAN. mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana alam dapat terjadi secara tiba-tiba maupun melalui proses yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana adalah sebuah fenomena akibat dari perubahan ekosistem yang terjadi

STUDI EKSPLORASI PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR DI SD PILANGGEDE KECAMATAN BALEN KABUPATEN BOJONEGORO

2016 KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN PADAT PENDUDUK DI KECAMATAN BOJONGLOA KALER

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana sosial

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I LATAR BELAKANG. negara yang paling rawan bencana alam di dunia (United Nations International Stategy

JURNAL KESIAPAN KELOMPOK SIAGA BENCANA SMA DI WILAYAH ZONA MERAH DI KOTA PADANG DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA DAN TSUNAMI

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.1

BAB I PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung mengganggu kehidupan manusia. Dalam hal

KAJIAN KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA BERBASIS KOMUNITAS DI KECAMATAN KOTAGEDE KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

KERENTANAN (VULNERABILITY)

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X TERHADAP KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPA BUMI DI SMK TUNAS BANGSA KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

25/02/2015. Manajemen bencana Perencanaan,kedaruratan dan pemulihan. Jenis Bencana (UU 24/2007) Terjadinya Bencana. Potensi Tsunami di Indonesia

Edu Geography 5 (2) (2017) Edu Geography.

by : Muhammad Alfi* Helfia Edial** Afrital Rezki**

PENANGGULANGAN BENCANA (PB) Disusun : IdaYustinA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KONTIJENSI TSUNAMI PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Tahun demi tahun negeri ini tidak lepas dari bencana. Indonesia sangat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak diantara pertemuan Lempeng Eurasia dibagian utara,

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI DESA BERO KECAMATAN TRUCUK KABUPATEN KLATEN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT

BAB 1 : PENDAHULUAN. Samudera Pasifik yang bergerak kearah barat-barat laut dengan kecepatan sekitar 10

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN SITUBONDO

MANAJEMEN BENCANA PENGERTIAN - PENGERTIAN. Definisi Bencana (disaster) DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

TINGKAT KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI DUSUN NUSUPAN DESA KADOKAN KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

ABSTRACT. perseptions taxpayer, knowledge taxpayer, sanctions land and building tax, and obedience to pay in land and building tax.

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI

PENGARUH SEMANGAT KERJA PEMILIK DAN PEKERJA TERHADAP KEWIRAUSAHAAN MORO ARTOS DI SALATIGA SKRIPSI

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BAB III LANDASAN TEORI

PERAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Geografi

KESIAPSIAGAAN KOMUNITAS SEKOLAH UNTUK MENGANTISIPASI BENCANA ALAM DI KOTA BENGKULU LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA (LIPI), 2006 BENCANA ALAM

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 mendefinisikan Bencana. kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

RESPON MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI KAWASAN RAWAN BANJIR DESA GADINGAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI DESA LANGENHARJO KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Undang- bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah yang

BAB I PENDAHULUAN. strategis secara geografis dimana letaknya berada diantara Australia dan benua Asia

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA) ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 7 Pages pp

TINGKAT KESIAPSIAGAAN GURU TERHADAP BENCANA GEMPABUMI DI SMK MUHAMMADIYAH 1 PRAMBANAN TAHUN 2014

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. letaknya berada pada pertemuan lempeng Indo Australia dan Euro Asia di

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun faktor manusia, sehingga

ABSTRAK. Kata Kunci : Tax compliance cost, tax service quality, tindakan tax evasion. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia secara geologis terletak di jalur lingkaran gempa (ring of

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

BAB III METODE PENELITIAN. : Kecamatan Astanaanyar dan Bojongloa Kidul

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan korban jiwa, kerugian harta benda kerusakan lingkungan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Kata-kata kunci: gaji, insentif, kinerja karyawan. viii. Universitas Kristen Maranatha

menyiratkan secara jelas tentang perubahan paradigma penanggulangan bencana dari

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

SKRIPSI. Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh. Alif Purwoko Pendidikan Geografi

BAB I PENDAHULUAN. berada di kawasan yang disebut cincin api, kondisi tersebut akan

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

I. PENDAHULUAN. dan moril. Salah satu fungsi pemerintah dalam hal ini adalah dengan

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Wonoenggal, Sumberagung, dan Aglik. Desa yang terdampak parah di Kecamatan Grabag adalah Desa Bendungan. Bencana banjir sering

Edu Geography

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI ANCAMAN BENCANA KEBAKARAN DI KELURAHAN KAUMAN KECAMATAN PASAR KLIWON KOTA SURAKATA ARTIKEL PUBLIKASI

No.1087, 2014 BNPB. Badan Penanggulangan Bencana. Daerah. Pembentukan. Pedoman KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA,

2015, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamba

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berdasarkan UU No.24/2007, International Federation Red Cross (IFRC) dan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR, GEMPA BUMI, DAN TANAH LONGSOR DI KECAMATAN WONOGIRI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Bantuan logistik. Pedoman. Perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. pada 6`LU- 11` LS dan antara 95` BT - 141` BT1. Sementara secara geografis

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan darurat (Emergency) menurut Federal Emergency. Management Agency (FEMA) dalam Emergency Management

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara geografis, geologis, hidrologis, dan sosio-demografis, Indonesia

ABSTRACT. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. hidrologis dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana,

BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi yang luasnya 510 juta km 2, oleh karena itu persediaan air di

ABSTRAK. Kata kunci : customer engagement,word of mouth, brand loyalty. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. banyak dipengaruhi oleh faktor geologi terutama dengan adanya aktivitas

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

Powered by TCPDF (

PENGARUH HARGA, CITRA MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA PEMBELIAN KUOTA IM3 OOREDOO 4G (Studi Kasus Pada Mahasiswa FEB UMS)

BUPATI KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KORBAN BENCANA BANJIR DI DESA CEMANI KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan data dunia yang dihimpun oleh WHO, pada 10 dekade terakhir ini,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

Transkripsi:

Jurnal Geografi Volume 12 No 2 (214 dari 221) Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG RESIKO BENCANA BANJIR TERHADAP KESIAPSIAGAAN REMAJA USIA 15 18 TAHUN DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN PEDURUNGAN KIDUL KOTA SEMARANG Alif Purwoko 1, Sunarko 2, Saptono Putro 3 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi-Unnes, Staf Pengajar Jurusan Geografi, FIS Unnes 2,3 Email: purwoko_alif@gmail.com Sejarah Artikel Diterima: Mei 2015 Disetujui: Juni 2015 Dipublikasikan: Juli 2015 Abstract The role of a teenager when flood is emergency response, teenagers are always involved in saving both lives and property. This study aims to determine the level of knowledge of adolescents 15-18 years about floods, and to discover the influence of knowledge on the preparedness of adolescents 15-18 years toward floods. The research was conducted in the Village Pedurungan Kidul, District of Pedurungan, Semarang. The sampling technique used in this study support the determination of the sample table (Isac and Michael), thus obtained is 206 samples. The analytical method used descriptive analysis and multiple linear regression analysis. The test results obtained simultaneously using the F statistic value of F at 177.251. At the 5% error level with df 1 = 2 and df 2 = 206-2-1 = 15 obtained Ftabel = 3.04 which means that there was a significant influence knowledge and attitudes towards adolescent preparedness. The magnitude of the influence of both can be seen from the value of the determination coefficient equal to 0.636, which means that changes in preparedness adolescents aged 15-18 years in the Village Pedurungan Kidul toward flood risk by 63.6% influenced by the knowledge and attitudes of adolescents. Keyword: knowledge, risk, flood disaster Abstrak Peran remaja saat terjadi bencana banjir adalah tanggap darurat, remaja selalu terlibat dalam penyelamatan baik nyawa maupun harta benda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja usia 15 18 tahun tentang bencana banjir. dan mengetahui besar kecil pengaruh pengetahuan terhadap kesiapsiagaan remaja usia 15 18 tahun dalam menghadapi bencana banjir. Penelitian di lakukan di Kelurahan Pedurungan Kidul Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan bantuan tabel penentuan sampel (Isac dan Michael), sehingga diperoleh adalah 206 sampel. Metode analisis yang digunakan yaitu metode analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Hasil uji simultan menggunakan statistik F diperoleh nilai Fhitung sebesar 177,251. Pada taraf kesalahan 5% dengan dk 1 = 2 dan dk 2 = 206-2-1 =15 diperoleh Ftabel = 3,04 yang berarti bahwa ada pengaruh secara signifikan pengetahuan dan sikap terhadap kesiapsiagaan remaja. Besarnya pengaruh keduanya dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi yaitu sebesar 0,636, yang artinya perubahan kesiapsiagaan remaja usia 15 18 tahun di Kelurahan Pedurungan Kidul dalam menghadapi resiko bencana banjir sebesar 63,6% dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap remaja. Kata Kunci: pengetahuan, risiko, bencana banjir

Jurnal Geografi Volume 12 No 2 (215 dari 221) 1. PENDAHULUAN Bencana adalah rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan masyarakat baik yang disebabkan oleh faktor alam/non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis (UU No. 24, 2007). Banjir merupakan bencana besar di dunia. Kejadian dan korban bencana banjir menempati ururan pertama di dunia yaitu mencapat 55%. Presentase kejadian banjir di Indonesia mencapai 38% dari seluruh kejadian bencana. Kejadian longsor mencapai 18% dari seluruh kejadian bencana (Bakornas, 2007). Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna (UU No. 24, 2007). Pengetahuan merupakan faktor utama dan menjadi kunci untuk kesiapsiagaan. Pengetahuan yang dimiliki biasanya dapat memengaruhi sikap dan kepedulian untuk siap siaga dalam mengantisipasi bencana. Kesiapsiagaan merupakan salah satu bagian dari proses manajemen bencana dan didalam konsep bencana yang berkembang saat ini, pentingnya kesiapsiagaan merupakan salah satu elemen penting dari kegiatan pencegahan pengurangan risiko bencana yang bersifat pro- aktif, sebelum terjadinya suatu bencana (LIPI- UNESCO, 2006). Faktor utama yang dapat mengakibatkan bencana tersebut menimbulkan korban dan kerugian besar, yaitu kurangnya pemahaman tentang karakterisitik bahaya, sikap atau perilaku yang mengakibatkan penurunan sumber daya alam, kurangnya informasi peringatan dini yang mengakibatkan ketidaksiapan, dan ketidakberdayaan atau ketidakmampuan dalam menghadapi bencana (Bakornas, 2007). Kesiapsiagaan dikelompokkan menjadi empat parameter yaitu pengetahuan dan sikap, perencanaan kedaruratan, sistem peringatan dan mobilisasi sumber daya (LIPI-UNESCO, 2006). Jawa Tengah sebagai salah satu provinsi yang rawan banjir, pada bulan Februari 2014 banjir melanda Kabupaten/Kota terutama yang terletak di bagian utara Jawa Tengah termasuk Kota Semarang. Berdasarkan data yang dilaporkan oleh Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB) Kota Semarang tahun 2014, Kecamatan Pedurungan merupakan salah satu wilayah yang sering terjadi banjir dalam beberapa tahun ini. Kecamatan Pedurungan memiliki sejarah bencana banjir bandang pada tahun 1990 yang lalu dengan korban yang tidak sedikit serta

Jurnal Geografi Volume 12 No 2 (216 dari 221) menghanyutkan banyak rumah. Beberapa kelurahan yang sering mengalami banjir adalah Kelurahan Pedurungan Kidul, tercatat rata-rata ketinggian air di daerah tersebut mencapai 1 meter. Pengetahuan tentang bencana sudah seharusnya diberikan kepada masyarakat terutama remaja karena remaja merupakan bagian dari masyarakat yang memiliki peran penting dalam kehidupan bermasyarakat. Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan keamanan terhadap bencana adalah mengembangkan pendidikan mengenai resiko bencana pada remaja. Program ini dimaksudkan untuk menimbulkan kesadaran dan kesiapan remaja yang tinggal di kawasan rawan bencana dalam menghadapi bencana melalui aktivitas-aktivitas seperti pelatihan simulasi bencana, pembentukan organisasi Palang Merah Remaja, dan kegiatan sosialisasi tentang resiko bencana. Peran remaja sebagai generasi muda dalam upaya antisipasi maupun menangani keadaan bencana dianggap sangat penting. Salah satu peran remaja saat terjadi bencana banjir adalah tanggap darurat, remaja selalu terlibat dalam penyelamatan baik nyawa maupun harta benda, oleh karena itu pengetahuan dalam menghadapi bencana banjir sangat bermanfaat bagi remaja. Hasil penelitian Pangesti (2012:88) menyebutkan bahwa tingkat pengetahuan siswa yang tinggal di daerah rawan banjir dibandingkan tingkat pengetahuan siswa yang tinggal di daerah tidak rawan banjir. Firmansyah (2014:7) juga menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kesiapsiagaan terhadap bencana banjir dan longsor pada remaja usia 15 18 tahun. 2. METODOLOGI Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Pedurungan Kidul Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan bantuan tabel penentuan sampel (Isac dan Michael), sehingga jumlah sampel yang diperoleh adalah 206 sampel. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap remaja, sedangkan variabel terikat adalah kesiapsiagaan remaja. Metode analisis yang digunakan yaitu metode analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis distribusi frekuensi tingkat pengetahuan dan sikap, sedangkan analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengidentifikasi besar kecil pengaruh tingkat pengetahuan dan sikap terhadap kesiapsiagaan remaja dalam menghadapi bencana banjir. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Pengetahuan Remaja Tentang Risiko Bencana Banjir

Jurnal Geografi Volume 12 No 2 (217 dari 221) Berdasarkan analisis deskriptif persentase menggunakan pedoman penentuan kriteria pengetahuan diperoleh persentase tingkat pengetahuan remaja usia 15 18 tahun di Kelurahan Pedurungan Kidul tentang resiko bencana banjir paling tinggi pada kriteria tinggi yakni 39,8%, sedangkan yang paling persentase rendah pada kriteria sangat rendah yakni 12,1%. Lebih jelas tentang hasil tes pengetahuan dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 1. Lokasi Penelitian

Jurnal Geografi Volume 12 No 2 (218 dari 221) 100 80 60 40 20 Gambar 2. Diagram Pengetahuan Responden tentang Resiko Banjir 3.2 Sikap Remaja Terhadap Resiko Bencana Banjir 0 Berdasarkan analisis deskriptif persentase menggunakan pedoman penentuan kriteria sikap diperoleh persentase tingkat sikap remaja usia 15 18 tahun di Kelurahan Pedurungan Kidul tentang resiko bencana banjir paling tinggi pada kriteria rendah yakni 33%, sedangkan yang paling persentase rendah pada kriteria sangat rendah yakni 9,2%. Jika ditinjau dari angka persentase, kriteria tinggi dan kriteria rendah memiliki angka persentase yang tidak jauh berbeda, karena hanya terdapat selisih 0,3%. Lebih jelas tentang hasil angket sikap dapat dilihat pada Gambar 3. Frekuensi 25 52 82 47 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Frekuensi 19 68 62 57 Gambar 3. Diagram Sikap Responden tentang Resiko Bencana Banjir 3.3 Kesiapsiagaan Remaja Dalam Menghadapi Bencana Banjir Berdasarkan analisis deskriptif persentase menggunakan pedoman penentuan kriteria kesiapsiagaan diperoleh persentase tingkat kesiapsiagaan remaja usia 15 18 tahun di Kelurahan Pedurungan Kidul dalam menghadapi resiko bencana banjir paling tinggi pada kriteria tinggi yakni 42,2%, sedangkan yang paling persentase rendah pada kriteria sangat rendah yakni 4,4%. Lebih jelas tentang hasil tes pengetahuan dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Diagram Kesiapsiagaan Responden Menghadapi Bencana Banjir 3.4 Pengaruh Pengetahuan terhadap Kesiapsiagaan dalam Menghadapi Bencana Banjir 100 80 60 40 20 0 Frekuensi 9 63 87 47 Pengetahuan remaja usia 15 18 tahun di Kelurahan Pedurungan Kidul memiliki pengaruh secara nyata terhadap kesiapsiagaan remaja dalam menghadapi resiko bencana banjir. Berdasarkan hasil penelitian, pengetahuan remaja tentang pengertian bencana banjir termasuk dalam kategori

Jurnal Geografi Volume 12 No 2 (219 dari 221) rendah, hal ini disinyalir karena sebagian responden memang belum mengetahui pengertian bencana banjir secara teoritis. Berdasarkan penjelasan di atas maka benar jika pengetahuan tentang resiko bencana banjir sangat berpengaruh terhadap kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana banjir, hal ini juga diperkuat oleh nilai determinasi yang diperoleh dari analisis regresi berganda dengan tingkat pengaruh sebesar 53,3%. Nilai tersebut menyatakan bahwa 53,3% dari kesiapsiagaan remaja usia 15 18 tahun dalam menghadapi bencana banjir dipengaruhi oleh pengetahuan mereka. Priyanto (2006) menunjukkan bahwa pengetahuan partisipan mengenai bencana berhubungan dengan tingkat kesiapannya menghadapi bencana. Dengan pengetahuan akan meningkatkan kemampuan penduduk mempersiapkan diri dengan lebih baik dari banjir atau bencana lain, demikian pula hasil penelitian ini bahwa tingkat pengetahuan yang baik tentang resiko bencana banjir akan meningkatkan kemampuan remaja usia 15 18 tahun di Kelurahan Pedurungan Kidul dalam menghadapi resiko bencana banjir. 3.5 Pengaruh Sikap terhadap Kesiapsiagaan dalam Menghadapi Bencana Banjir Sikap merupakan respon yang bersifat positif maupun negatif, pada sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu, sedangkan pada sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindar, membenci, tidak menyukai obyek tertentu. Pada penelitian ini sikap remaja terhadap resiko bencana banjir dikumpulkan melalui angket berdasarkan 4 aspek yaitu menerima, merespon, menghargai, dan tanggungjawab. Pada aspek menerima, hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap responden untuk bersedia menerima pembelajaran tentang resiko bencana banjir tinggi, artinya sikap responden bersifat positif. Hal ini disebabkan karena mereka tinggal di zona rawan bencana banjir, sehingga responden merasa perlu untuk meningkatkan kewaspadaan mereka terhadap resiko bencana banjir. Aspek kedua yaitu sikap merespon atau tanggap dan peduli terhadap berita-berita banjir seperti berita ramalan cuaca dan sebagainya. Hasil penelitian menyatakan bahwa remaja usia 15 18 tahun di Kelurahan Pedurungan memiliki respon yang tinggi terhadap bencana banjir. Dengan respon yang tinggi maka responden akan mampu mengambil tindakan seperti menyiapkan segala sesuatu untuk menghadapi banjir, oleh karena itu respon terhadap bencana banjir dapat meningkatkan kesiapsiagaan remaja dalam menghadapi resiko bencana banjir. Aspek ketiga yaitu sikap menghargai, menghargai artinya responden mampu

Jurnal Geografi Volume 12 No 2 (220 dari 221) menghargai diri sendiri dan orang lain serta segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya. Dalam penelitian ini sikap menghargai diukur melalui sikap responden terhadap pembangunan fasilitas umum sebagai upaya mitigasi bencana banjir di sekitar tempat tinggal mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden memiliki sikap menghargai yang tinggi dengan bersedia terlibat dalam kegiatan-kegiatan sosial guna meningkatkan kesiapsiagaan terhadap resiko bencana banjir. Berdasarkan analisis regresi secara parsial, diketahui bahwa variabel sikap memiliki pengaruh secara nyata terhadap kesiapsiagaan remaja 15 18 tahun dalam menghadapi resiko bencana banjir. Angka determinasi menunjukkan persentase sebesar 48,3%, artinya sebesar 48,3% dari kesiapsiagaan remaja usia 15 18 tahun di Kelurahan Pedurungan Kidul dipengaruhi oleh sikap remaja terhadap resiko bencana banjir. 3.6 Kesiapsiagaan Remaja Usia 15 18 Tahun di Kelurahan Pedurungan Kidul dalam Menghadapi Bencana Banjir Kesiapsiagaan remaja usia 15 18 tahun di Kelurahan Pedurungan Kidul dalam menghadapi bencana banjir termasuk dalam kriteria tinggi. Responden menyatakan telah memiliki persiapan dalam menghadapi banjir seperti menyediakan perlengkapan kesehatan (PPPK), menjaga kelestarian lingkungan dengan tidak membuang sampah di sembarang tempat, serta memiliki rencana penyelamatan diri dan keluarga untuk evakuasi pada situasi darurat. Pengetahuan merupakan faktor utama dan menjadi kunci untuk kesiapsiagaan. Pengetahuan yang harus dimiliki oleh individu tangga tentang kejadian alam dan bencana banjir (tipe, sumber, besaran, lokasi), kerentanan fisik bangunan (bentuk dan fondasi). Pengetahuan yang dimiliki biasanya dapat mempengaruhi sikap dan kepedulian masyarakat untuk siap dan siaga dalam mengantisipasi bencana terutama bagi mereka yang bertempat tinggal di daerah rawan bencana seperti banjir, oleh karena itu hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan di atas, karena hasil analisis regresi secara simultan menunjukkan bahwa sebesar 63,6% kesiapsiagaan remaja usia 15 18 tahun di Kelurahan Pedurungan Kidul dalam menghadapi bencana banjir dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap remaja terhadap bencana banjir. 4. KESIMPULAN DAN SARAN Tingkat pengetahuan remaja di Kelurahan Pedurungan Kidul dengan kriteria sangat tinggi sebanyak 22,8%, kriteria tinggi 39,8%, kriteria rendah 25,2%, dan kriteria sangat rendah 12,1%. Nilai rata-rata pengetahuan remaja tentang resiko bencana banjir sebesar 68,77, dengan kata lain remaja

Jurnal Geografi Volume 12 No 2 (221 dari 221) usia 15 18 tahun di Kelurahan Pedurungan Kidul memiliki pengetahuan yang baik tentang resiko bencana banjir. Tingkat sikap remaja di Kelurahan Pedurungan Kidul dengan kriteria sangat tinggi sebanyak 22,8%, kriteria tinggi 42,2%, kriteria rendah 30,6%, dan kriteria sangat rendah 4,4%. Nilai rata-rata pengetahuan remaja tentang resiko bencana banjir sebesar 70,29, dengan kata lain remaja usia 15 18 tahun di Kelurahan Pedurungan Kidul memiliki kesiapsiagaan yang baik dalam menghadapi resiko bencana banjir.analisis regresi menunjukkan bahwa pengetahuan memiliki pengaruh secara nyata sebesar 55,3% terhadap kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana banjir. Remaja usia 15 18 tahun di Kelurahan Pedurungan Kidul yang belum pernah mendapatkan pembelajaran teoritis tentang bencana banjir hendaknya mengikuti penyuluhan tentang penanggulangan bencana banjir yang diselenggarakan oleh BPBD guna meningkatkan pengetahuan teoritis tentang bencana banjir. http;// bnpd.go.id/ dampak banjir.html. LIPI UNESCO/ISDR, 2006, Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Mengantisipasi Bencana Gempa Bumi & Tsunami, Deputi Ilmu Pengetahuan Kebumian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta. Pangesti, Asih Dwi Hayu.2012. Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Aplikasi Kesiapan Bencana pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Tahun 2012. Tidak diterbitkan. Skripsi. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. 5. DAFTAR PUSTAKA Bakornas PB.2007. Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di Indonesia.Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana BPBD Kab.Pati. 2013. Penyusunan Studi Analisis Resiko Bencana Alam Kabupaten Pati. http;// dampak yang ditimbulkan oleh banjir.html.