BAB I PENDAHULUAN. sistem pemerintahan pada umumnya. Karena itu tugas pokok para pembuat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang bersifat universal. Di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RINTISAN WAJIB BELAJAR 12 ( DUA BELAS ) TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, bangsa Indonesia melalui DPR dan Presiden pada

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan. mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan Sistem

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. latar Belakang Pendidikan di Indonesia semakin hari kualitasnya semakin rendah.

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan suatu aset sehingga perlu dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan dan keadilan, serta potensi dan keanekaragaman daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa dan Negara yang otentik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari seberapa maju pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan nasional

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MERENCANAKAN MENU KESEMPATAN KHUSUS SEBAGAI KESIAPAN MENGOLAH MAKANAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN PADA SISWA DI SMKN 3 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dari kebodohan dan kemiskinan. Hal ini Sesuai dengan fungsi pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional pada hakekatnya adalah membangun manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. kepada daerah. Di samping sebagai strategi untuk menghadapi era globalisasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia telah memasuki masa pemulihan akibat krisis ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, Indonesia dapat sejajar dengan bangsa-bangsa yang sudah maju.

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ikhwannul Ikhsan, 2014 Pengaruh Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Guru Akuntansi Di Smk Se-Kota Cimahi

BAB I PENDAHULUAN. melalui proses pendidikan. Menurut Hasibuan (dalam Sagala, 2007), pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (Good Governance). Terselenggaranya pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. UU RI No. 20 Tahun 2003 SISDIKNAS Bab II Pasal 3 yaitu :Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pratiwi Tristiyani, 2014 Pendapat peserta didik tentang

EVALUASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TUNE UP SEPEDA MOTOR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Seperti tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan, teknologi dan sikap profesionalisme tinggi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. investasi dalam bidang pendidikan sebagai prioritas utama dan. pendidikan. Untuk mendasarinya, Undang-Undang Dasar 1945 di

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Di era saat ini, pendidikan sangatlah memiliki peranan yang penting.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia setelah terjadinya krisis ekonomi adalah turunnya kepercayaan masyarakat terhadap birokrasi publik dan sistem pemerintahan pada umumnya. Karena itu tugas pokok para pembuat keputusan setelah gerakan reformasi adalah memperoleh kembali kepercayaan masyarakat seraya membuktikan bahwa seluruh proses politik dan pembuatan kebijakan yang terjadi akan memberi keuntungan bagi seluruh rakyat. Dengan kata lain, akuntabilitas birokrasi publik menjadi titik krusial bagi arah perkembangan demokrasi di Indonesia termasuk dalam bidang pendidikan. Dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggungjawab. Untuk mencapai tujuan tersebut, UU No 20 Tahun 2003 juga menyatakan bahwa pemerintah dan masyarakat turut bertanggungjawab di dalamnya. Permasalahan pendidikan di Indonesia dirasakan begitu pelik.masalah utama pendidikan di Indonesia meliputi tiga hal yaitu pemerataan, relevansi dan akuntabilitas kinerja pada pendidikan.dalam upaya menanggulangi permasalahan 1

pendidikan tersebut, hal yang perlu diperhatikan adalah mengenai pengelolaan pendidikan. Pengelolaan pendidikan memerlukan terciptanya proses dan manajemen yang menjamin bahwa sumber daya publik digunakan sebagaimana mestinya. Proses dan manajemen tersebut memerlukan tata kelola yang baik (good governance), dimana akuntabilitas merupakan komponen di dalamnya.akuntabilitas menurut Tim Studi Akuntabilitas Kinerja InstansiPemerintahan-BPKP adalah kewajiban untuk menyampaikan pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban. Dengan adanya akuntabilitas kinerja dalam pendidikan maka pihak sekolah harus memberikan informasi serta mengungkapkan aktivitas dan kinerja finansial kepada pihak lain yang terlibat dalam aktivitas sekolah. Selain itu akuntabilitas kinerja dalam pendidikan juga menciptakan kepercayaan publik terhadap sekolah dimana kepercayaan publik yang tinggi terhadap sekolah dapat mendorong partisipasi yang lebih tinggi pula terhadap pengelolaan manajemen sekolah. Proses atau sistem akuntabilitas yang memadai merupakan prasyarat penting bagi peningkatan kualitas pendidikan. Diharapkan ada keterbukaan dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan-kebijakan berdasarkan kebutuhan yang senyatanya.pertanggungjawaban yang dilakukan juga bukan hanya sekedar seremonial, tapi benar-benar mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada pihak terkait dengan menyampaikan informasi yang relevan sehubungan dengan hasil program yang dilaksanakan. 2

Pengamat pendidikan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Titik Handayani, mengatakan apabila anggaran pendidikan di Indonesia tanpa sistem yang akuntabelakan semakin meningkatkan peluang terjadinya korupsi. Ia menilai selama ini pendidikan di Indonesia juga tidak memiliki arah yang jelas. Menurut beliau, rencana dan strategi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan cenderung hanya berisi target-target tanpa didasari pada filosofi dan arah pendidikan. Bercermin dari data yang disampaikan, terlihat bahwa akuntabilitas kinerja pada pendidikan masih rendah.sebagai wahana peningkatan mutu SDM dalam mewujudkan pembangunan nasional, sekolah memiliki tanggung jawab yang sangat besar.hal tersebut mendukung penelitian yang dilakukan oleh Jason, Langberg, Taiyyaba Qureshi dan Eldrin Deas (2013) yang menyatakan bahwa akuntabilitas dalam pendidikan sangat penting untuk menghasilkan siswa yang berkualitas tinggi. Sekolah harus memiliki akuntabilitas kinerja terhadap mutu pendidikan yang diselenggarakan pada satuan pendidikan.fagan, Lenora P (1995) menyatakan bahwa terjadi peningkatan permintaan akuntabilitas dalam pendidikan.akuntabilitas kinerja pada sekolah merupakan kemampuan sekolah mempertanggungjawabkan kepada publik segala sesuatu mengenai kinerja yang telah dilaksanakan.penerapan prinsip akuntabilitas dalam penyelenggaraan manejemen sekolah mendapat relevansi ketika pemerintah menerapkan otonomi pendidikan yang ditandai dengan pemberian kewenangan kepada sekolah untuk melaksanakan manajemen sesuai dengan kekhasan dan kemampuan sekolah.namun kenyataannya kualitas pendidikan masih jauh dari harapan kita 3

semua.kekurangberhasilan tersebut tidak terlepas dari guru, administrator, orangtua siswa, masyarakat serta orang-orang luar lainnya.para pelaku pendidikan belum mampu memainkan peranannya secara maksimal. Partisipasi semua pihak, baik sekolah, masyarakat maupun pemerintah daerah mutlak diperlukan guna mencapai akuntabilitas kinerja yang baik pada sekolah. Pada tingkat operasional, kepala sekolah dan guru memiliki peranan yang tidak tergantikan dalam menciptakan pendidikan yang baik. Kepala sekolah merupakan motor penggerak dan penentu arah kebijakan, yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan pada umumnya direalisasikan. Sedangkan guru memiliki pengaruh dalam pengambilan keputusan dengan berpartisipasi dalam perencanaan, pengembangan, monitoring dan peningkatan program pengajaran di dalam sekolah. Guru dituntut mampu melakukan inovasi di sekolah yang berkaitan dengan masalah kurikulum, pembelajaran, manajerial dan lain sebagainya yang tumbuh dari aktivitas, kreativitas dan profesionalisme yang dimiliki. Pengelolaan pendidikan yang desentralisasi memberikan keleluasaan kepada masing-masing satuan pendidikan dalam mengembangkan pendidikan.namun implementasi desentralisasi pendidikan harus didukung kebijakan pemerintah yang diarahkan dalam mendukung setiap langkah sekolah dalam meningkatkan mutunya.dan pada akhirnya dalam keberhasilan kebijakan pemerintah harus didukung sumber daya yang berkualitas pengimplementasiannya yang ideal.dalam hal ini profesionalisme para pelaku 4

pendidikan yang ditandai dengan komitmen dan dedikasi yang tinggi dalam mengemban tugasnya mutlak diperlukan. Partisipasi juga dibutuhkan dalam penyusunan anggaran. Penyusunan anggaran merupakan suatu proses yang harus diperhatikan oleh sekolah pada saat menyusun suatu perencanaan yang akan dibuat dan direalisasikan. Anggaran tersebut disusun untuk mengetahui atau membatasi biaya yang akan dikeluarkan. Oleh karena itu, anggaran haruslah realistis, dapat dicapai dan terdokumentasi dengan baik untuk pertanggungjawaban atas anggaran tersebut. Dalam pasal 46 ayat 1 UU Nomor 20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa pendanaan pendidikan menjadi tanggungjawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat. Dana yang berasal dari masyarakat adalah dana yang berasal dari orangtua peserta didik yang pengelolaannya diserahkan kepada pihak sekolah. Akuntabilitas merupakan prinsip pertanggungjawaban yang berarti bahwa proses penganggaran dimulai dari perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan. Proses tersebut harus dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada pihak yang memiliki wewenang sesuai dengan sistem pelaporan yang dibuat. Sistem pelaporan adalah indikator keberhasilan suatu kegiatan. Tanpa ada pencatatan dan pelaporan, kegiatan atau program apapun yang dilaksanakan tidak akan berjalan lancar. Sekolah dalam hal ini harus membuat sistem pelaporan yang dapat dijadikan sebagai bahan untuk mengevaluasi akuntabilitas kinerja sekolah tersebut. Oleh karena itu, penyusunan anggaran dan sistem pelaporan diharapkan akan meningkatkan akuntabilitas kinerja sekolah. 5

Akuntabilitas kinerja bukanlah akhir dari sistem penyelenggaran manajemen sekolah, tetapi merupakan faktor pendorong munculnya kepercayaan dan partisipasi yang lebih tinggi lagi.singkatnya akuntabilitas merupakan titik awal menuju keberlangsungan manajemen sekolah yang berkinerja tinggi. Pendidikan kejuruan atau SMK adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang bertujuan mempersiapkan tenaga yang memiliki keterampilan dan pengetahuan sesuai dengan kebutuhan persyaratan lapangan kerja dan mampu mengembangkan potensi dirinya dalam mengadopsi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memperkuat pendidikan vokasi di jenjang menengah, dengan terus menambah SMK (Sekolah Menengah Kejuruan).Pada tahun 2020 nanti, jumlah SMK mencapai 60-70 persen dari sekolah menengah yang ada.peningkatan pendidikan kejuruan bertujuan menyiapkan tenaga terampil untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan tuntutan dunia industri.kebijakan ini dilaksanakan dengan meningkatkan daya tampung dan kualitas pendidikan menengah kejuruan serta tetap menjaga keseimbangan dan kualitas pendidikan menengah umum. Penelitian mengenai partisipasi penyusunan anggaran menunjukkan hasil yang tidak konsisten, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Erpina (2014) yang menunjukkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran tidak berpengaruh positif terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan.sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2014) menunjukkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh signifikan positif terhadap akuntabilitas kinerja. 6

Penelitian mengenai sistem pelaporan juga menunjukkan hasil yang tidak konsisten, yaitu oleh Yuwono (2014) yang menunjukkan hasil bahwa sistem pelaporan secara parsial tidak berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja.penelitian tersebut juga berbeda dengan penelitian Pratiwi (2014) yang menunjukkan hasil bahwa sistem pelaporan berpengaruh signifikan positif terhadap akuntabilitas kinerja. Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti melakukan penelitian mengenai akuntabilitas kinerja sekolah dalam judul penulisan Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Sistem Pelaporan terhadap Akuntabilitas Kinerja Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Medan. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 7

1. Apakah partisipasi penyusunan anggaran dan sistem pelaporan berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Medan? 1.3 Tujuan Penelitian Sebagaimana telah dinyatakan dalam rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris mengenai: 1. Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan sistem pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Medan. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi peneliti Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti untuk menambah wawasan dan pengetahuan berkenaan dengan pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan sistem pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja. 2. Bagi calon peneliti Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menjadi bahan referensi dan dasar pengembangan dalam melakukan penelitian yang berkenaan dengan pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan sistem pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja. 3. Bagi manajemen sekolah Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai saran dan masukan dalam meningkatkan akuntabilitas kinerja di sekolah. 8