BAB I PENDAHULUAN. semakin modern, manusia justru merasakan kegelisahan, kesepian, dan keterasingan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. terhadap perubahan ataupun kemajuan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan kontrol dalam kehidupan. Hal inilah yang membedakan manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt menganugerahi akal. Dan hal tersebut tidak dimiliki oleh makhluk lain.

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan ibadah sangat diperlukan untuk setiap individu-individu setiap

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang belum beragama. Dakwah yang dimaksud adalah ajakan kepada

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam adalah salah satu dari empat kitab

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan dunia dan akhirat. Dakwah sebagai aktifitas umat Islam dalam. metode maupun media yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. melalui proses pendidikan yang baik akan sangat berpengaruh dari generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat kita pungkiri bahwa masih banyak anak-anak kita yang belum dapat

PENDAHULUAN. begitu pun keterkaitannya dengan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Seiring zaman yang selalu berkembang dan dunia pendidikan yang selalu

قال رسول صلي اللھ عليھ وسلن الذى يقزأ القزان وھوبھ

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. merasakannya. Begitu pula bisa membaca Al-Qur an dengan fasih dan benar

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. sebagai salah satu rahmat yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang unik dan sangat menarik di mata manusia

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. menuju kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. dan mengembangkan potensi atau kemampuan dasar tersebut kepada pola hidup yang

BAB I PENDAHULUAN. aspek pribadi manusia lahir dan batin, agar terbentuk menjadi manusia seutuhnya

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

BAB I PENDAHULUAN. yang berlawanan dengan semangat dan komitmen Islam terhadap. yang sejahtera dan baik yang menjadi tujuan utama mendirikan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang berupa ajakan, seruan dan sebagai pemberi peringatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki nilai yang strategi dan urgen dalam pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan kitab suci bagi umat Islam. Secara definitif, Alquran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan utama

BAB I PENDAHULUAN. atau narapidana agar mereka dapat kembali hidup bermasyarakat dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. Pendefinisian manusia dinyatakan Allah Swt. dalam Al-Qur an dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari, memahami dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur an adalah. merupakan kewajiban bagi setiap umat muslim.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Anak dalam Islam adalah sebagai makhluk ciptaan Allah swt. yang. berkedudukan mulia dan dalam keluarga dia memiliki kedudukan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alquran yang secara harfiah berarti bacaan sempurna merupakan suatu

DAFTAR TERJEMAH. No Hal Kutipan Bab Terjemah

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Tanpa pendidikan akan sulit

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur'an Hadits merupakan sumber utama ajaran Islam, dalarn arti

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. memberikan bekal kepada peserta didik untuk memahami Al-qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan rukun Islam ketiga yang menjadi salah satu fondasi penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup. terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi

BAB I PENDAHULUAN. sunnatullah yang umumnya berlaku pada semua mahkluk-nya. Hal ini merupakan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MPENAJAM PASER UTARA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan umat manusia, dan usaha juga sangat menentukan pola hidup, corak

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik. Pada proses pembelajaran baca tulis Al-Qur an tersebut adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena berkaitan dengan hubungan kita kepada Allah dan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dirasakan rahmat dan berkah dari kehadiran al-qur an itu. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Agama Islam sebagai mata pelajaran wajib di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Dalam merespon fenomena itu, manusia berpacu mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. ajaran Islam sangat mementingkan pemeliharaan terhadap lima hal, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahanlahan.

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib, dan berencana, diluar

UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA STATUS DAN TANGGUNGJAWAB MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk membina budi pekerti luhur seperti kebenaran, keikhlasan, kejujuran,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Implementasinya berkait erat dengan lembaga, pendidik,

BAB I PENDAHULUAN. tidak akan dapat beragama Islam dengan mudah tanpa melalui pendidikan, yaitu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di tengah pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin modern, manusia justru merasakan kegelisahan, kesepian, dan keterasingan. Manusia modern tidak dapat memahami makna dan konsep hidup yang sesungguhnya sebagai manusia sejati ditengah kemajuan yang luar biasa tersebut 1. Kemodernan semakin menjauhkannya dari nilai-nilai moral, akhlak, dan keluhuran budi pekerti yang akhirnya membawa kepada kesesatan. Dalam kemodernan ini manusia hanya mengandalkan rasio dan keunggulannnya. Sehingga menjadikan mereka tergelincir dan terperangkap pada sesuatu yang mereka ciptakan sendiri. Modernisme telah menjadikan manusia tidak kenal siapa dirinya, siapa lingkungannya, bahkan siapa Tuhannya. Pemikiran manusia benar-benar telah mengalami krisis spiritual dan nilai-nilai moral dalam kehidupannya. 2 Mereka tidak menyadari bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi hanya memenuhi kebutuhan materi saja, dan melupakan sisi spiritualitas kehidupan. Padahal seperti yang dikemukakan oleh Hasan Basri manusia adalah makhluk yang terdiri dari dua unsur pokok, yaitu jasmaniah atau lahiriah yang bersifat material dan 1999), h. 41. 1 Haidar Nashir, Agama dan Krisis Kemanusiaan Modern, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2 Kamrani Buseri, Antologi Pendidikan Islam dan Dakwah Pemikiran Teoritis Praktis Kontemporer, (Yogyakarta: UII Press, 2003), h. Viii-ix. 1

2 rohaniah atau batiniah yang bersifat immaterial 3. Hal ini berarti bahwa disamping memenuhi kebutuhan material, manusia juga harus memenuhi kebutuhan immaterialnya. Untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut manusia telah diberikan kelebihan yang sempurna dari pada makhluk-makhluk Allah yang lainnya. H. M. Roem Rowi menyebutkan beberapa kelebihan yang diberikan Allah kepada manusia diantaranya adalah: 1. Ia dimuliakan dan diistimewakan di atas segenap makhluk yang lain dengan kemampuan menjelajahi dan mengeksploitasi segala penjuru jagat raya. 2. Ia dipercaya sebagai khalifah dan mandataris-nya di bumikarena kemampuannya menyerap dan mengembangkan IPTEK. 3. Karenanya pula, malaikat makhluk yang lebih suci itu pun diperintahkan untuk sujud dan hormat kepadanya. 4. Diciptakan-Nya dalam bentuk dan struktur yang paling baik, lengkap dan sempurna. 5. Ditundukkannya seluruh jagad raya untuk mengabdi kepada kepentingannya. 6. Dibekalinya dengan potensi dan kecendrungan bertauhid sebagai fitrahnya. 7. Ia pun bebas memilih, menentukan dan bahkan memutuskan setelah Allah memilih dan menunjukkan jalan hidupnya 4. Keberadaan manusia dalam kehidupan dengan segala kelebihan yang dimilikinya memerlukan suatu pedoman untuk mengantarkannya kepada kesempurnaan kemanusiaannya dan memberikan keseimbangan antara unsur lahiriah yang mengandalkan ilmu, akal, dan pikiran dengan unsur batiniah yang berorientasi pada keimanan dan hati. Bagi umat manusia khususnya umat Islam pedoman tersebut h. 56 3 A. Tafsir, dkk, Cakrawala Pemikiran Pendidikan Islam, (Bandung: Mimbar Pustaka, 2004), 4 H.M. Roem Rowi, Al-Qur an Manusia dan Moralitas, (Surabaya: Amanah Jaya, 1997), h. 56

3 adalah Al-Qur an. Sebagaimana firman Allah SWT. di dalam Al-Qur an Surah Al Baqarah ayat 185. Keberadaan Al-Qur an memberikan petunjuk bagi kehidupan manusia secara menyeluruh dan seimbang, baik dari segi masalah material maupun sisi spiritualitasnya. Sebagaimana yang dikemukakan Quraish Shihab, bahwa: Al Quran adalah petunjuk-nya yang bila dipelajari akan membantu kita menemukan nilai-nilai yang dapat dijadikan pedoman bagi penyelesaian berbagai problem hidup. Apabila dihayati dan diamalkan akan menjadikan rasa dan karsa kita mengarah kepada realitas keimanan yang dibutuhkan bagi stabilitas dan ketenteraman hidup pribadi dan masyarakat 5 Hal ini dikarenakan Al-Qur an telah memuat berbagai petunjuk bagi kehidupan manusia dalam berbagai bidang kehidupannya. Seperti yang diungkapkan oleh Abdul Muhaimin As ad dan Anas Adnan Sebagai kitab suci Al- Qur an bukan saja mengajarkan dasar-dasar peribadatan tetapi juga mengatur tata cara bagaimana sikap bathin dan hubungannya dengan penciptanya (Hablun min Allah) dan hubungan sosial kemasyarakatannya (Hablun min an-naas). 6 tentunya juga termasuk didalamnya hubungan manusia dengan makhluk hidup yang lain dan alam yang ada disekitarnya. Al-Qur an dalam kedudukannya sebagai petunjuk, bukan hanya sekedar untuk dibaca dan dihapalkan saja. Tetapi Al-Qur an juga harus di mengerti, 5 M Quraish Shihab, Wawasan Al Quran, (Bandung: Mizan, 1998), h. 13 6 Abdul Muhaimin As ad dan Anas Adnan, Terjemah kalimat Al-Qur an Sistem 40 Jam, (Surabaya: Indah Jaya, 1994), cet. 2., h. xiv

4 dipahami, dihayati, dan diamalkan. Umar Shihab mengemukakan bahwa aktualisasi pemahaman ajaran Al-Qur an dalam kehidupan sehari-hari bukan sekedar tuntutan agama. Tetapi lebih jauh akan menjadi benteng dalam mencegah timbulnya polusi pemikiran dan pencemaran kebudayaan. 7 Berdasarkan hal diatas, jelaslah bahwa kedudukan Al-Qur an sangat penting bagi kehidupan. Oleh karena itu umat Islam berkewajiban untuk mempelajarinya. Rasulullah Saw. Bersabda: Artinya: Yang terbaik diantara kamu adalah yang mempelajari dan mengajarkan Al- Qur an.(hr. Bukhari). Dalam mempelajari Al-Qur an, seseorang harus mempunyai kemampuan membaca, kemudian memahami dan menghayati makna yang terkandung di dalamnya serta lebih jauh mengamalkannya dalam kehidupan. Namun tidak semua orang memiliki kemampuan sampai pada tingkat pemahaman tersebut. Dalam kenyataan sekarang ini masih banyak masyarakat yang mempunyai kemampuan hanya sampai pada tingkat baca saja, bahkan tidak sedikit masyarakat yang masih buta huruf Al-Qur an. Di Kalimantan Selatan sendiri berdasarkan berita yang termuat di dalam Banjarmasin Post edisi 23 September 2007 tingkat buta huruf Al-Qur an ini masih sangat tinggi, bahkan mencapai 70% dari total jumlah penduduk muslim yang ada. 8 Berdasarkan hasil survei tahun 2000, 97,03 % dari total penduduk Kalimantan Selatan yang berjumlah lebih dari 3 juta 7 Umar Shihab, Kontekstualitas Al Quran Kajian Tematik Atas Ayat-Ayat Hukum Dalam Al Quran,(Jakarta: Penamadani, 2006), h. 66 8 Banyak Tak Pandai Baca Al-Qur an, Banjarmasin Post, 23 September 2007.

5 jiwa adalah beragama Islam. 9 Hal ini sangat memprihatinkan, padahal masyarakat Kalimantan Selatan dikenal sebagai masyarakat relegius. Menurut Alfani Daud seperti dikutif Kamrani Busri keberadaan Islam telah lama dikenal sebagai ciri khas masyarakat Banjar, terutama sejak berdirinya kerajaan Banjar sekitar abad ke 18. Pada saat itu Islam telah menjadi agama resmi kerajaan dan menjadi identitas masyarakat Banjar. 10 Pada sisi lain keadaan ini ditambah lagi dengan terbatasnya wadah atau tempat bagi masyarakat untuk mempelajari Al-Qur an dengan lebih mendalam serta adanya anggapan sebagian masyarakat bahwa mempelajari Al- Qur an itu sangat sulit. Berangkat dari beberapa hal diatas, perlu adanya kesadaran dari seluruh komponen masyarakat untuk bersama-sama memberantas buta huruf Al-Qur an. Untuk dapat memahami arti atau terjemah dari ayat-ayat Al-Qur an beserta isi kandungannya diperlukan adanya suatu niat dan usaha untuk mempelajarinya. Baik melelui belajar sendiri maupun melalui pembelajaran yang mengajarkan bagaimana cara-cara menterjemahkan dan memahami arti dan makna yang terkandung di dalam Al-Qur an tersebut. Berdasarkan hal tersebut, Lembaga Pengembangan Ilmu Al-Qur an (LPIQ) Nasional berupaya memasyarakatkan pemahaman terhadap Al-Qur an, dengan menyelenggarakan suatu program khusus mempelajari terjemah Al-Qur an secara komplet dan menyeluruh dengan cara mudah dan sistematis bagi semua kalangan masyarakat dalam segala tingkat usia melalui program terjemah Al-Qur an sistem 40 9 Balitbangda Profinsi Kalimantan Selatan, Urang Banjar dan Kebudayaannya, (Banjarmasin: Pustaka Banua, 2007), Cet. 2., h. 11 10 Kamrani Buseri, Nilai-nilai Ilahiah Remaja Pelajar Telaah Phenomenologis dan Strategi Pendidikannya, (Yogyakarta: UII Press, 2004), h. 5

6 jam. Lembaga ini bertujuan membentuk masyarakat Qur ani yang menjadikan Al- Qur an sebagai pedoman hidup dan dasar dari segala tingkah laku baik sebagai pribadi, keluarga, maupun sebagai masyarakat dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Di Kalimantan Selatan program ini dilaksanakan oleh Lembaga Pengembangan Pemahaman Al-Qur an Kalimantan Selatan. Pembelajaran terjemah pada lembanga ini mempunyai beberapa jenjang atau tingkatan, disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Jenjang terendah dalam pembelajaran ini yaitu tingkat persiapan berupa paket pra terjemah, tingkat dasar (nahwu), kemudian dilanjutkan dengan tingkat menengah (sharaf), dan tingkat tinggi (balaghah, ulumul Qur an, dan tafsir). Berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan di Lembaga Pengembangan Pemahaman AlQur an, dapat diketahui pelaksanaan pembelajaran program terjemah Al-Qur an ini dimulai dengan menterjemahkan kata demi kata sampai selesai satu ayat kemudian dilanjutkan dengan ayat berikutnya, disertai dengan penjelasan ilmu alatnya, sehingga artinya lebih mudah untuk di mengerti dan dipahami dengan lebih mendalam. Dalam pembelajaran ini peserta juga dbmbing untuk memahami kosa kata-kosa kata kunci berupa kata dasar dan kata yang berulang yang diaflikasikan dengan menggunakan nahwu sharaf. Sehingga apabila peserta menguasai satu kata dasar, ia bisa dimungkinkan bsa memahami kata-kata serupa pada ayat-ayat berikutnya. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengetahui dan meneliti lebih jauh tentang pelaksanaan pembelajaran program terjemah Al-Qur an sistem 40 jam ini. Semuanya akan penulis kemukakan dalam sebuah skripsi yang berjudul PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PROGRAM

7 TERJEMAH AL-QUR AN SISTEM 40 JAM PADA LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMAHAMAN AL-QUR AN KALIMANTAN SELATAN. B. Penegasan Judul Untuk menghindari adanya kesalahan dalam memahami judul tersebut, maka penulis merasa perlu untuk memberikan penegasan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran merupakan proses berlangsungnya interaksi antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan pengajaran. 11 Yang dimaksud penulis dengan pelaksanaan pembelajaran disini adalah suatu proses atau cara berlangsungnya interaksi pendidik dengan peserta didik dalam penyampaian materi pembelajaran yang meliputi yang meliputi tahapan pelaksanaan pembelajaran, pendekatan dan metode pembelajaran, materi dan media pembelajaran, pola pembelajaran, dan factor-faktor yang mendukung pelaksanaan pembelajaran. 2. Program terjemah Al-Qur an sistem 40 jam Program terjemah Al-Qur an sistem 40 jam adalah suatu metode pelatihan untuk mempelajari terjemah Al-Qur an sekaligus bahasa arabnya dengan alokasi waktu 40 jam pelajaran dalam 20 kali pertemuan untuk setiap paketnya. 12 Yang 11 H. Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dam Micro Teaching, (Jakarta: Ciputat Press, 2005), h. 120 12 LPPQ Kalimantan Selatan, Sekilas Program Terjemah Al Qur an Sistem 40 Jam, Banjarmasin: 2008, h. 30

8 dimaksud penulis disini adalah suatu program pelatihan untuk mempelajari Al- Qur an dan kajian ilmu alatnya yang diberi nama sistem 40 jam. 3. Lembaga Pengembangan Pemahaman Al-Qur an Lembaga Pengembangan Pemahaman Al-Qur an adalah sebuah wadah pendidikan yang khusus menyelenggarakan pembelajaran program terjemah Al- Qur an dengan sistem 40 jam. 13 Yang dimaksud penulis disini adalah Lembaga Pengembangan Pemahaman Al-Qur an Kalimantan Selatan yang berada dikomplek Mesjid Raya Sabilal Muhtadin. Jadi yang dimaksud dengan judul di atas adalah suatu penelitian untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran program terjemah Al-Qur an sistem 40 jam pada Lembaga Pengembangan Pemahaman Al-Qur an Kalimantan Selatan. C. Perumusan Masalah Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut, yaitu: 1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran program terjemah Al-Qur an sistem 40 jam pada Lembaga Pengembangan Pemahaman Al-Qur an Kalimantan Selatan. 2. Faktor-faktor apa saja yang mendukung pelaksanaan pembelajaran program terjemah Al-Qur an sistem 40 jam pada Lembaga Pengembangan Pemahaman Al-Qur an Kalimantan Selatan. 13 Ibid, h. 6

9 C. Alasan Memilih Judul Ada beberapa alasan yang mendasari penulis memilih judul ini dalam penelitian, yaitu: 1. Al-Qur an sebagai sumber utama ajaran Islam dan pedoman hidup manusia merupakan suatu objek yang selalu menarik untuk dipelajari. 2. Kemampuan mengerti dan memahami Al-Qur an merupakan modal dasar bagi umat Islam untuk menerapkan nilai-nilai Al-Qur an dalam kehidupan sehari-hari. 3. Lembaga Pengembangan Pemahaman Al-Qur an mempunyai program khusus terjemah Al-Qur an sistem 40 jam yang tentunya memiliki ciri khas tersendiri dalam pelaksanaannya. Dalam penyelenggaraannya tidak hanya mengajarkan terjemah saja tetapi juga dilengkapi dengan materi-materi ilmu alat yang mendukung, seperti ilmu nahwu, sharaf, balaghah, dan ulumul qur an serta tafsir. D. Signifikansi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna, antara lain: 1. Sebagai bahan informasi bagi lembaga yang bersangkutan dan penulis sendiri sehingga dapat menambah wawasan dan pengalaman pembelajaran Al-Qur an. 2. Sebagai bahan perbandingan bagi penulis untuk bekal mengajar bidang pendidikan Agama Islam khususnya yang berkaitan dengan Al-Qur an. 3. Untuk menambah khazanah perpustakaan IAIN Antasari Banjarmasin yang mengupas tentang pembelajaran Al-Qur an.

10 E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran program terjemah Al- Qur an sistem 40 jam pada Lembaga Pengembangan Pemahaman Al-Qur an Kalimantan Selatan. 2. Dan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mendukung pelaksnaan pembelajaran program terjemah Al-Qur an sistem 40 jam pada Lembaga Pengembangan Pemahaman Al-Qur an Kalimantan Selatan. F. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan memahami isi pembahasan ini maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, penegasan judul, perumusan masalah, alasan memilih judul, signifikansi penelitian tujuan penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan teoritis tentang pelaksanaan pembelajaran program terjemah Al-Qur an sistem 40 jam berisi pengertian, latar belakang proram pembelajaran terjemah Al-Qur an sistem 40 jam, proses pelaksanaan pembelajaran program terjemah Al-Qur an sistem 40 jam,dan faktor-faktor pendukung pelaksanaan pembelajaran program terjemah Al-Qur an sistem 40 jam.

11 Bab III Metode penelitian berisi jenis dan pendekatan penelitian, subjek dan objek penelitian, data, sumber data, dan teknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data, dan prusedur penelitian. Bab IV laporan hasil penelitian berisi gambaran umum lokasi penelitian, proses penyelenggaraan program terjemah Al-Qur an sistem 40 jam, dan analisis data. BabV Penutup yang berisi simpulan dan saran-saran.