BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. senyawa lain selain protein dalam bahan biasanya sangat sedikit, maka penentuan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit disebut dengan Elaeis guinensis Jacq. Elaeis berasal

PENETAPAN KADAR PROTEIN DENGAN METODE KJELDAHL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bahan kimia : * Asam sulfat pekat 98%, Asam borat 2 % Natrium salisilat, Natrium nitroprusida, Natrium hypokhlorida, Natrium hidroksida, Kalium hidrog

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

KEBUTUHAN NUTRISI ITI PEDAGING : SUPRIANTO NIM : I

I. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. fase ini saling mempengaruhi satu sama lain. Misalnya, reakis-reaksi bahan padat

Pakan ternak. Dibutuhkan oleh ternak untuk : 1. Hidup pokok 2. Pertumbuhan 3. Produksi 4. Mengganti sel yang rusak pada jaringan

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diketahui kandungan airnya. Penetapan kadar air dapat dilakukan beberapa cara.

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013, bertempat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

PENETAPAN KADAR PROTEIN DENGAN METODE KJELDAHL

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

PAKAN AYAM BURAS INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN DKI JAKARTA 1996

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian tepung keong mas (Pomacea

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

Tingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam petelur merupakan ayam yang dipelihara khusus untuk diambil

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem

Lampiran 1. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler. Kaki Ayam Broiler. Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

Lampiran 1. Diagram pembuatan tepung paku air (Azolla pinnata) terfermentasi. Paku air. Diletakkan dalam bak. Diberi air. Dibersihkan.

VI. TEKNIK FORMULASI RANSUM

MATERI DAN METODE. Materi

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba Jonggol R1 (a) dan Domba Jonggol R2 (b) Gambar 4. Domba Garut R1 (a) dan Domba Garut R2 (b)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kehilangan BK, ADF dan N-ADF secara in vitro

BAB I PENDAHULUAN. antar jenis tanaman menyebabkan tanaman ini tersisih dan jarang ditanam dalam

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

I. PENDAHULUAN. masyarakat meningkat pula. Namun, perlu dipikirkan efek samping yang

MATERI DAN METODE. Materi

RINGKASAN PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

PENDAHULUAN. bagi usaha peternakan. Konsumsi susu meningkat dari tahun ke tahun, tetapi

KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN

PRAKTIKUM III PENGENALAN BAHAN PAKAN TERNAK (FEEDS STUFF)

PETUNJUK PRAKTIKUM MATA KULIAH ILMU NUTRISI TERNAK NON RUMINANSIA. Materi 1 : Formulasi Pakan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ransum Ternak Berkualitas (Sapi, Kambing, dan Domba)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian rakyat Indonesia, namun dilain pihak dampak

BAB I PENDAHULUAN. Protein merupakan suatu senyawa yang dibutuhkan dalam tubuh. manusia sebagai zat pendukung pertumbuhan dan perkembangan.

BAB III MATERI DAN METODE. kecap dalam ransum dilaksanakan pada tanggal 28 November 28 Januari 2017.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Jenis makanan basah ataupun kering memiliki perbedaan dalam hal umur simpan

MATERI DAN METODE. Materi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ikan merupakan salah satu hewan yang banyak dibudidayakan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian melalui eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

KLASIFIKASI MINERAL. Makro : Kebutuhan minimal 100 mg/hari utk orang dewasa Ex. Na, Cl, Ca, P, Mg, S

I. PENDAHULUAN. luas. Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ayam broiler adalah pakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji et al ., 2007)

Manajemen Pakan pada Itik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur an surat Al-Mu minun ayat 21 yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

GIZI. Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Ayam broiler merupakan salah satu sumber protein hewani yang gemar

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

Makanan Kasar (Roughage) Pakan Suplemen (Supplement) Pakan Aditive (Additive)

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

PETUNJUK PRAKTIKUM MATA KULIAH ILMU NUTRISI TERNAK NON RUMINANSIA. Materi: Formulasi Pakan

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi makanan. Sehingga faktor pakan yang diberikan pada ternak perlu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ransum dengan suplementasi

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

MANFAAT PENAMBAHAN PUTIH TELUR AYAM KAMPUNG PADA PELET TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KADAR PROTEIN IKAN MAS (Cyprinus carpio Linne) Trianik Widyaningrum

I. PENDAHULUAN. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta

BAB III MATERI DAN METODE. Sumber Protein secara In Vitro dilaksanakan pada bulan September November

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pakan Ayam Pakan merupakan bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan,ataupun bahan lain yang diberikan kepada ternak. Pakan tersebut diberikan kepada ayam dalam bentuk ransum. Ransum dibuat dari beberapa bahan baku makanan dari berbagai sumber yang disusun dengan cara-cara tertentu, kandungan nutrisinya disesuaikan dengan kebutuhan ayam. Kandungan nutrisinya disesuaikan dengan kebutuhan ayam. Kandungan nutrisi ayam stater misalnya, berbeda dengan kandungan nutrisi ransum ayam remaja, demikian pularansum ayam remaja berbeda dengn ransum ayam dewasa yang tengah berproduksi (Sudarmono, 2003) 2.1.1. Pengendalian Bahan Baku Pakan Ransume bagi ayam starter, remaja, dewasa, kesemuanya harus memenuhi dua persyaratan sebagai berikut: 1. Teknis Secara teknis, ransume yang harus memenuhi persyratan sebagai berikut. a. Mengandung semua nutrisi yang diperlukan ayam dalam imbangan yang serasi, lebih-lebih kandungan protein dan energinya.

b. Sebagian besar bahan dalam rasum mudah dicerna. c. Bahan baku yang dipakai di dalam ransum tidak cacat, tidak tengik, tidak berjamur, tidak lembab, tidak begumpal, tidak berbau, dan tidak dipalsukan dengan bahan-bahan lain. 2. Ekonomis Secara ekonomis atau dari segi harga, ransume tersebut tidak terlampau mahal, sehingga peternak masih dapat menikmati keuntungan. Semua nutrisi yang terkandung di dalam ransum, dapat dipakai oleh tubuh ternak ayam untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok, perwataan tubuh, dan berproduksi. Sementara sisanya yang tidak tercerna dikeluarkan atau dilepas sebagai kotoran. Dengan demikian setelah kebtuhan hidup pokok terpenuhi barulah kelebihannya digunakan untuk keperluan produksi (Sudarmono, 2003). 2.2. Bahan Baku Pakan Bahan baku pakan ayam ras yang biasanya digunakan untuk membentuk ransume, dibedakan dalam berbagai kelompok: 1. Berdasarkan kegunaannya Menurut kegunaannya bahan baku pakan ayam dibedakan menjadi bahan pangan sebagai sumber protein, sumber energi, sumber vitamin, sumber mineral, dan pelengkap. a). Sumber protein Bahan baku pakan sumber protein minimal mengandung protein kasar sebesar 18%. Adapun bahan baku pakan yang termaksud dalam kelompok

ini adalah tepung ikan. Bungkil kacang kedelai, bungkil kacang tanah, bungkil kelapa, dedak, jagung, sorgum dan lain-lain. b). Sumber energi Bahan baku pakan sumber energi ini mengandung protein kurang dari 18%,akan tetapi memberikan energi yang cukup tinggi. Bahan baku pakan yang termaksud dalam kelompok bahan baku ini adalah jagung kuning, dengan energi 3360kcal/kg, sorghum, 3040kcal/kg, bungkil kacang kedelai 2850kcal/kg. c). Sumber vitamin Bahan baku pakan sumber vitamin ini, umumnya memiliki kandungan protein yang kurang, tetapi memiliki kandungan vitamin yang tinggi. Sebagai contoh ialah jagung kuning dan hijauan, karena kedua bahan pakan tersebut mengandung karoten provitamin A yang cukup tinggi. d). Sumber mineral Bahan baku sumber mineral ini, memiliki kandungan protein energi yang memang rendah, akan tetapi kadar mineralnya cukup tinggi, terutama Ca dan P. Bahan baku pakan yang termaksud dalam kelompok ini adalah tepung tulang, tepung kerang, dan grit e). Pelengkap Ransum ras ayam petelur pada umumnya selalu ditambahkan dengan bahan baku pelengkap yang dibuat oleh pabrik, dengan maksud untuk melengkapi unsur-unsur makanan tertentu yang terkandung di dalam ransum. Bahan baku pakan yang termaksud dalam kelompok ini adalah: feed supplement

vitamin atau multivitamin, feed supplement mineral,dan lain sebagainya (Sudarmono, 2003) 2.3. Pemberian Pakan Jadi Umur 2-14 hari sebanyak Umur 15-45 hari sebanyak Umur 1,5-3 bulan sebanyak : 10-20 gram makanan tepung : 20-30 gram makanan tepung : 30 gram makanan tepung + 20 gram butiran Umur 3-4 bulan sebanyak : 20 gram makanan tepung + 20 gram butiran Umur 4-6 bulan sebanyak :10 gram makanan tepung + 60 gram butiran Umur 5-6 bulan ke atas sebanyak 100gram butiran (Sarwono,1997) 2.3.1. Bahan Makanan Sumber Protein Bahan makanan di kategorikan sebagai sumber protein karena protein dan asam amino yang dikandungnya. Bahan makanan macam ini cukup banyak digunakan dan umumnya dari kelompok kacang-kacangan dan limbahnya. Bahan makanan ini memiliki kandungan energi yang tinggi karena bahan dasar minyak kacang.kandungan protein ini sangat baik karena kelompok kacang-kacangan inilah yang mampu berkadar protein yang baik. 2.3.2. Kadar protein pakan ayam Bungkil kelapa 18-26%

Dedak 13,50% Jagung kuning 8-11% Sorghum 10% Bungkil kacang kedelai 40-50% Bungkil kacang tanah 40-55% Bungkil kacang kuning 37,2% Bungkil kacang hijau 23% Ikan kering tawar 53,3% Tepung darah 80,1% (Rasyaf,1997) Protein sering dikaitkan dengan harga ransu, semakin tinggi kadar protein ransum, semakin tinggi pula harga ransum karena pemakaian tepung ikan dan bungkil kacang kedelai juga semakin tinggi. Namun, menilai manfaat ransum tidak layak hanya dari harga ransum. Meskipun harga ransum yang tinggi, jika produksi telurnya baik, akan memberikan manfaat yang tinggi. Protein, asam amino, energi, vitamin, dan mineral yang berada di dalam bahan makanan terpilih akan dijadikan ransum. Dari ransum yang dimakan itulah ayam memperoleh semua kebutuhan nutrisi atau zat-zat makananya. Bahan-bahan makanan yang biasa digunakan untuk menyusun ransum di indonesia adalah sebagai berikut: 1. Berasal dari tumbuh-tumbuhan jagung kuning, jagung putih, kedelai, rumput muda, daun turi muda, dan ubi kayu. Tidak banyak bahan makanan dari tumbuhan yang langsung digunakan. 2. Sisa proses produksi pertanian: bungkil kelapa, dedak, bekatul, bungkil kacang tanah, bungkil kacang kedelai, gaplek, bungkil inti sawit, ampas tahu

3. Berasal dari hewan: tepung ikan, tepung darah, sisa-sisa dari rumah potong, tepung tulang, tepung katak. 4. Bahan makanan nonkonvensional: protein, peragian ubi kayu, tepung daun kacang tanah 5. Bahan makanan asal tumbuhan Bahan makanan asal hewan Pakan Dikombinasikan untuk memenuhi kebutuhan ayam Ransum sudah sesuai dengan kebutuhan ayam Gambar 39. Posisi bahan pakan makanan ransum (Rasyaf.M,1996) 2.4. Protein Kata protein berasal dari protos atau protein yang berarti pertama dan utama. Protein merupakan komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentukan tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Komposisi rata-rata unsur kimia yang terdapat dalam protein ialah sebagai berikut: karbon 50%, hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 16%, belerang 0-3%,

dan fosfor 0-3%. Dengan berpedoman pada kadar nitrogen sebesar 16%, dapat dilakukan penentuan kadar protein dalam suatu bahan makanan, misalnya dengan cara Kjeldahl, yaitu dengan cara destruksi dengan asam pekat. Berat protein yang ditentukan ialah 6,25 kali berat unsur nitrogen (Poedjiadi,1994) 2.4.1. Manfaat Protein Protein dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan,mengganti jaringan tubuh yang rusak, dan untuk berproduksi. Telur mengandung protein yang tinggi, banyak faktor yang mempengaruhi konsumsi makanan dan kebutuhan protein pada ayam calon bibit dan ayam untuk menghasilkan telur. Selain itu, kebutuhan protein dipengaruhi pula oleh berbagai faktor lainya antara lain: jenis ayam, suhu daerah, saat pertumbuhan ayam, dan sebagainya. Sumber protein pada ayam organik adalah bungkil kedelai, bungkil kacang tanah, kacang ijo, daun lamtoro, tepung ikan tanpa garam, cacing tanah, rayap, insek yang terbang, belalang dan sebagainnya. (Sitepoe. M,2008) Nutrisi berupa protein yang dibentuk dari berbagai asam amino, sangat diperlukan dalam berberapa proses seperti : a. Pembentukan dan pembangunan jaringan tubuh b. Pembentukan berbagai enzim yang berperan dalam proses pencernaan c. Produksi Dengan demikian kebutuhan protein bagi setiap kelompok ayam berbedabeda sesuai dengan tingkatan umumnya yaitu sebagai berikut : a. Masa awal, starter : 20%-21% b. Masa remaja : 16%

c. Masa dewasa, masa berproduksi : 17%-18% (Sudarmono,2003) Protein berguna bagi pertumbuhan tulang, otot, dan daging. Selain itu digunakan untuk membentuk atau mengganti jaringan yang rusak,menumbuhkabn bulu, dan meningkatkan produksi telur. Protein terdiri atas asam amino penting yang berguna bagi proses perkembangan tubuh(metabolisme). Bahan pakan sumber protein antara lain: tepung ikan, tepung daging, tepung kedelai, kacang hijau, bungkil kacang tanah, dan jagung. (Darmana w,2003) 2.4.2 Tiga tahap analisa protein cara kjeldahl 1. Tahap destruksi Pada tahapan ini sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga terjadi destruksi menjadi unsur-unsurnya. Elemen karbon,hidrogen teroksidasi menjadi CO, CO2 dan H2O. Sedangkan nitrogen nya (N) akan berubah menjadi (NH4)2SO4. Asam sulfat yang dipergunakan untuk destruksi diperhitungkan adanya bahan protein lemak dan karbohidrat. Untuk mendestruksi 1 gram protein diperlukan 9 gram asam sulfat, untuk 1 gram lemak perlu 17,8 gram, sedangkan 1 gram karbohidrat perlu asam sulfat sebanyak 7,3 gram. Karena lemak memerlukan waktu destruksi dilakukan. Asam sulfat yang digunakan minimal 10 ml (18,4 gram). Sampel yang dianalisa sebanyak 0,4-3,5 gram mengandung nitrogen sebanyak 0.02-0,04 gram. Untuk cara mikro kjeldahl bahan tersebut lebih sedikit lagi yaitu b10-30mg. 2. Tahap destilasi Pada tahap destilasi, ammonium sulfat dipecah menjadi ammonia (NH3) dengan penambahan NaOH sampai alkalis dan dipanaskan agar supaya selama

destilasi tidak terjadi superheating ataupun pemercikan cairan atau timbulnya gelembung gas yang besar maka dapat ditambahkan logam Zink (Zn). Ammonia yang yang dibebaskan selanjutnya akan ditangkap oleh larutan asam standart. Asam standart yang berlebihan supaya kontak antar asam dan ammonia lebih baik maka di usahakan ujung tabung destilasi tercelup sedalam mungkin dalam asam. Untuk mengetahui asam dalam keadaan berlebihan maka deberi indikator misalnya BCG + MR atau PP. Destilasi diakhiri bila sudah semua ammonia terdestilasi sempurna dengan ditandai destilasi tidak bereaksi basis. 3. Tahap titrasi Apabila penampung destilat digunakan asam klorida maka sisa asam klorida yang tidak bereaksi dengan ammonia dititrasi dengan NaOH standar (0,1N). Akhir titrasi ditandai dengan tepat perubahan warna larutan menjadi merah muda dan tidak hilang selama 30 detik bila menggunakan indikator PP. Selisih jumlah titrasi blanko dan sampel merupakan jumlah ekuivalen nitrogen. %N = ml NaOH (blanko sampel) berat sampel (g)x 1000 x N.NaOH x 14,008x100% Apabila penampung destilasi digunakan asam borat maka banyaknya asam borat y6ang bereaksi dengan ammonia dapat diketahui dengan titrasi menggunakan asam klorida 0,1 N dengan indikator (BCG + MR). Akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna larutan dari biru menjadi merah muda. Jumlah titrasi sampel dan blanko merupakan ekuivalen nitrogen. %N = ml HCL(blanko sampel) berat sampel (g)x 1000 x N.HCL x 14,008x100%

Setelah diperoleh%n, Selanjutnya dihitung kadar proteinnya dengan mengalikan suatu faktor. Besarnya faktor perkalian N menjadi protein ini tergantung pada presentase N yang menyusun protein dalam suatu bahan. (Sudarmadji. S,1987)