BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

2015 ANALISIS MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

2015 MANFAAT PEMBELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN DALAM PENUMBUHAN SIKAP WIRAUSAHA SISWA SMAN 1 CIMAHI

A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

2015 PEMBELAJARAN PAI PADA PROGRAM AKSELERASI DI SD AR-RAFI BALEENDAH

BAB I. tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. berilmu sebagaimana termaktub dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun tentang Sistem pendidikan Nasional pada BAB 11 pasal 3 yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berbudaya, semakin maju bahasa suatu bangsa semakin menunjukkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. latihan. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Sebagaimana yang diamanatkan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa di mana pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah sedang giat menggalakkan pembangunan disegala bidang ilmu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dididik, dilatih dan diarahkan agar menjadi manusia yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

faktor eksternal. Berjalannya suatu pendidikan harus didukung oleh unsur-unsur pendidikan itu sendiri. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah siswa,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan bagi peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan, (Semarang: Tim Pengadaan Buku Pelajaran IKIP Semarang Press, 1990), hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

2015 PENGARUH PENYULUHAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) TERHADAP SIKAP PENERIMAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 27 TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. potensi kreatif dan tanggung jawab kehidupan, termasuk tujuan pribadinya. 1

PENDAHULUAN. begitu pun keterkaitannya dengan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya sebagai

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. potensi tumbuh dan berkembang serta kecenderungan bersifat ingin tahu

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. perlu dalam perkembangan zaman untuk menghadapi permasalahan-permasalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. Profil Lulusan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Tahun dan Relev Ansinya dengan Penyerapan Dunia Kerja

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. norma-norma yang berlaku. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis,

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Mulyasa (2010) bahwa, pembangunan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

Berdasarkan pendapat diatas, menegaskan bahwa pendidikan sangat penting bagi setiap insan manusia. Pendidikan sangat erat kaitannya dengan guru dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah fondasi untuk membangun bangsa. Upaya untuk membangun

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupan sebuah bangsa. Seperti halnya kesehatan, pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. lemahnya proses pembelajaran. Pendidikan nasional diarahkan untuk. masalah hidup, serta membentuk manusia kreatif dan inovatif.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangat dibutuhkan oleh manusia dalam menjalani kehidupannya, sebagai pembimbing dalam memecahkan setiap persoalan yang ada. Sehingga dengan pendidikan akan membentuk pribadi yang bermartabat, mandiri serta bertanggung jawab. Sebagaimana telah dijelaskan di dalam Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang dasar, fungsi dan tujuan pendidikan pasal 3 menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia berdasarkan tujuan pendidikan nasional maka tujuan tersebut dapat dicapai melalui pendidikan agama yang didasarkan kepada PMA Nomor 16 Tahun 2010 pasal 1 tentang pendidikan agama yang berbunyi: Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan. Pendidikan agama yang dimaksud adalah Pendidikan Agama Islam dimana Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan yang berlandaskan al- Quran dan Hadis. Sebagaimana firman Allah:

2 Artinya : (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram (Q.S. al-ra d [13]:28). 1 Menurut Majid (2012, hal. 11) mengemukakan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama islam dari sumber utamanya kitab suci al-qur an dan Hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman. Pendidikan Agama Islam dapat diartikan juga sebagai usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun akhirat kelak (Daradjat, dkk., 2012, hal. 86) Tujuan Pendidikan Agama Islam menurut Tafsir (2012, hal. 64), islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah ditegaskan oleh Allah. Tujuan hidup manusia itu menurut Allah adalah ibadah kepada-nya. Firman Allah: Artinya: dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-ku (Q.S Al-Żariāt [51]: 56). Adapun tujuan Pendidikan Agama Islam menurut Mujib & Mudzakir (2010, hal. 72) mengungkapkan bahwa perumusan tujuan pendidikan islam harus berorientasi pada hakikat pendidikan yang meliputi beberapa aspek, 1 Seluruh teks ayat al-qur an dan terjemahannya dalam skripsi ini dikutip dari software al-qur an in word yang divalidasi peneliti dengan al-qur an dan Terjemahan untuk Wanita revisi terjemah oleh pentashih al-qur an Kementrian Agama Republik Indonesia. Selanjutnya setiap kutipan al- Quran tersebut ditulis dengan contoh QS. 51:56 (artinya al-qur an surat 51 Al-Żariāt ayat 56 ).

3 yakni: Pertama, tujuan dan tugas hidup manusia. Manusia hidup bukan karena kebetulan dan sia-sia. Ia diciptakan dengan membawa tujuan dan tugas hidup tertentu. Tujuan diciptakan manusia hanya untuk mengabdi kepada Allah. Kedua, memerhatikan sifat-sifat dasar manusia yaitu, konsep tentang manusia sebagai makhluk unik yang mempunyai beberapa potensi bawaan seperti fitrah. bakat minat dan karakter. Ketiga, tuntutan masyarakat. Keempat, dimensidimensi kehidupan ideal islam. Manusia diciptakan untuk beribadah dan betakwa kepada Allah SWT. Melalui pengetahuan dan keterampilan beragama akan membentuk karakter yang dinginkan di dalam al-qur an dan Hadis semua itu dapat ditempuh melalui jenjang pendidikan, sehingga dibutuhkannya pengajaran dari para pendidik. Dalam meralisasikan hal tersebut maka dibutuhkan faktor pendukung berupa sarana dan prasarana. Dalam Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 pasal 45 yang berbunyi: Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik. Dijelaskan juga mengenai standar sarana dan prasarana dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 tahun 2013 tentang standar nasional pendidikan pasal 1 menyatakan bahwa: Standar sarana prasarana adalah kriteria mengenai ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat bekreasi dan berekreasi serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Begitupun dalam memerdayakan pembelajaran PAI yang digunakan untuk memotivasi peserta didik dan mempermudah pembelajaran/kegiatan beragama di sekolah yang sejalan dengan tujuan pendidikan maupun tujuan Pendidikan Agama Islam, Peraturan Menteri Agama RI Nomor 16 tahun 2010 tentang pengelolaan pendidikan agama pada sekolah pasal 24 menyatakan: Setiap sekolah wajib dilengkapi dengan sarana dan prasarana sesuai standar nasional pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan agama yang meliputi, antara lain, sumber belajar, tempat ibadah, media pembelajaran, perpustakaan dan laboratorium pendidikan agama.

4 Untuk memenuhi ketentuan minimum yang ditetapkan dalam standar sarana dan prasarana keagamaan, Kementerian Agama mengembangkan standar yang sesuai yang diatur dalam KMA Nomor 211 Tahun 2011 tentang pedoman pengembangan standar nasional Pendidikan Agama Islam pada sekolah yang berbunyi: Setiap sekolah minimal memiliki sarana dan prasarana PAI sebagai berikut: 1. Sarana dan prasarana ibadah. 2. Sarana dan prasarana laboratorium PAI. 3. Sarana dan prasarana perpustakaan PAI. Namun hal tersebut belum banyak diketahui oleh para guru khususnya guru di bidang agama bahkan ketika peneliti melakukan wawancara ke beberapa sekolah untuk mengetahui keberadaan laboratorium PAI di sekolah, masih banyak guru agama yang berpandangan bahwa laboratorium PAI adalah masjid atau mushola padahal laboratorium PAI sudah memiliki standar tersendiri dari Kementrian Agama Pusat sehingga layak disebut Laboratorium PAI. Berdasarkan hasil studi pendahuluan dengan melakukan wawancara dengan beberapa guru dan teman-teman yang melakukan PPL di beberapa sekolah, pengelolaan sarana dan prasarana PAI pada beberapa sekolah belum terkelola dengan baik, hal tersebut menghambat kegiatan pembelajaran PAI seperti penyimpanan alat peraga yang tidak apik, ruang yang sempit untuk melakukan praktikum pembelajaran PAI, sehingga pendidik kesulitan ketika akan memakai alat peraga PAI, hal tersebut akan berdampak pada pemahaman peserta didik terhadap mata pelajaran PAI. Selain memudahkan pembelajaran PAI sarana dan prasarana disiapkan pula sebagai inovasi agar peserta didik dapat berkreasi dan memotivasi sehingga membuat pembelajaran PAI menjadi menyenangkan. Mewujudkan sarana dan prasarana yang efektif dan efisien diperlukan adanya pengelolaan. Pengelolaan yang baik merupakan kunci suksesnya keberlangsungan sarana dan prasarana yang efektif dan efisien. Untuk itu,

5 peneliti akan membahas mengenai sarana dan prasarana yang dikhususkan pada sarana dan prasarana Laboratorium PAI. Menurut Mariyana dkk (2010, hal. 16) menyatakan bahwa istilah pengelolaan merupakan terjemahan dari kata manajement, berasal dari kata to manage yang berarti mengatur, melaksanakan, mengelola, mengendalikan dan memperlakukan. Namun kata management sendiri sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kata manajemen yang berarti sama dengan istilah pengelolaan yakni sebagai suatu proses mengordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar dapat diselesaikan secara efektif dan efisien. Adapun pengertian mengenai Laboratorium menurut Rita Mariyana dkk. (2010, hal. 17), dapat diartikan sebagai lingkungan belajar atau tempai bagi anak untuk bereksplorasi, bereksperimen dan mengekspresikan diri untuk mendapatkan konsep dan informasi baru sebagai wujud dari hasil belajar. Menurut Decaprio (2013, hal. 16), laboratorium yang sering disingkat lab adalah tempat dilakukannya riset (penelitian) ilmiah, eksperimen (percobaan), pengukuran, ataupun pelatihan ilmiah. Dengan kata lain, laboratorium adalah tempat sekelompok orang yang melakukan berbagai macam kegiatan penelitian (riset) pengamatan, pelatihan dan pengujian ilmiah sebagai pendekatan antara teori dan praktik dari berbagai macam disiplin ilmu. Maka pengelolaan laboratorium PAI adalah suatu pengaturan dimana pengelolaan memiliki beberapa tahapan yaitu, tahapan perencanaan, pengorganisaian, pelaksanaan, dan pengasawasan untuk berjalannya kegiatan keagamaan yang sesuai dengan standarisasi dari Kementrian Agama Pusat yang berjalan secara efektif dan efisien. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari studi pendahuluan beberapa sekolah dan diperkuat dari hasil wawancara kepala sekolah SMAN 3 Bandung yang aktif dalam masalah Pendidikan Agama bahwa sekolah-sekolah yang memenuhi standar Laboratorium PAI diantaranya adalah SMAN 11 Bandung, SMAN 3 Bandung, SMAN 20 Bandung dan SMPN 5 Bandung. Namun berdasarkan data yang didapat dari salah sseorang Guru PAI SMAN 3 Bandung yang pernah mengajar di SMAN 20 Bandung bahwa laboratorium PAI di SMAN 20 sudah tidak terkelola dengan baik sehingga laboratorium PAI

6 tersebut tidak bisa digunakan. Selain itu ketika peneliti datang ke SMAN 11 dan SMPN 5 Bandung ruangan Laboratorium PAI sedang dialihfungsikan menjadi ruangan belajar untuk sementara dan sedang dilakukan pembenahan. Untuk itulah penulis tertarik untuk meneliti laboratorium PAI di SMAN 3 Bandung. Perlunya penelitian tentang Pengelolaan Laboratorium Pendidikan Agama Islam di SMAN 3 Bandung terkait dengan proses Pendidikan Agama Islam sehingga peneliti memiliki alasan ingin mengetahui lebih jauh, bagaimana pengelolaan laboratorium PAI di SMAN 3 Bandung. Untuk itu, peneliti akan melakukan penelitian tentang pengelolaan laboratorium dengan mengangkat judul,. (Studi Kasus di SMAN 3 Bandung). B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah Agar penelitian ini mencapai sasaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka peneliti merasa perlu untuk mengidentifikasi apa yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini. Secara umum masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Minimnya pengetahuan beberapa pihak sekolah dan guru PAI terhadap KMA Nomor 211 tahun 2011 mengenai standar sarana dan prasarana PAI khususnya tentang Laboratorium PAI. 2. Pengelolaan sarana dan prasarana PAI khususnya laboratorium PAI, yang kurang baik di beberapa sekolah sehingga menghambat pembelajaran praktikum PAI oleh guru maupun peserta didik. 3. Pembelajaran PAI di beberapa sekolah yang kurang inovatif. Dari identifikasi masalah diatas dapat dirumuskan pokok masalah dalam penelitian ini yaitu: Bagaimana Pengelolaan Laboratorium Pendidikan Agama Islam di SMAN 3 Bandung? Dari pokok masalah tersebut dapat diturunkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana profil SMAN 3 dan Laboratorium PAI di SMAN 3 Bandung? 2. Bagaimana perencanaan pengelolaan laboratorium PAI di SMAN 3 Bandung?

7 3. Bagaimana pengorganisasian pengelolaan laboratorium PAI di SMAN 3 Bandung? 4. Bagaimana pelaksanaan pengelolaan laboratorium PAI di SMAN 3 Bandung? 5. Bagaimana pengawasan pengelolaan laboratorium PAI di SMAN 3 Bandung? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini terbagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengelolaan Laboratorium PAI di SMAN 3 Bandung, sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui profil SMAN 3 dan laboratorium PAI di SMAN 3 Bandung. 2. Mengetahui perencanaan pengelolaan laboratorium PAI di SMAN 3 Bandung. 3. Mengetahui pengorganisasian pengelolaan laboratorium PAI di SMAN 3 Bandung. 4. Mengetahui pelaksanaan pengelolaan laboratorium PAI di SMAN 3 Bandung. 5. Mengetahui pengawasan pengelolaan laboratorium PAI di SMAN 3 Bandung. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan ilmiah dalam bidang pendidikan, khususnya Pendidikan Agama Islam, yakni memberikan informasi tentang pengelolaan laboratorium di SMAN 3 Bandung sebagai salah satu cara dalam penyampaian teori Pendidikan Agama Islam dan penciptaan lingkungan belajar yang dapat menarik simpati para peserta didik untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan Pendidikan Agama Islam guna mewujudkan tujuan Pendidikan Agama Islam yang ingin dicapai.

8 2. Manfaat Praktis Penyusun berharap hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak terutama pihak-pihak yang berhubungan dengan dunia pendidikan yakni : a. Bagi civitas akademik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi khususnya bagi para calon guru Pendidikan Agama Islam tentang pengelolaan laboratorium PAI di SMAN 3 Bandung dan manfaatnya dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam. b. Bagi mahasiswa Program Ilmu Pendidikan Agama Islam, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya khususnya penelitian tentang pengelolaan laboratorium PAI. c. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan rujukan dalam memahami pengelolaan laboratorium PAI. d. Bagi Penulis, penelitian ini sebagai acuan untuk memperluas pemikiran dan pengalaman penulisan karya ilmiah sekaligus menjadi acuan dan refleksi untuk mengetahui implementasi laboratorium PAI. E. Sistematika Penulisan Agar pembahasan dalam penelitian ini mengarah pada maksud yang sesuai dengan judul, maka pembahasan ini penulis susun menjadi lima bab dengan rincian sebagai berikut : 1. BAB I Pendahuluan, membahas tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. 2. BAB II Kajian Pustaka membahas tentang tinjauan teoritis tentang konsep laboratorium secara umum, manajemen laboratorium secara umum, konsep laboratorium Pendidikan Agama Islam dan manajemen laboratorium Pendidikan Islam. 3. BAB III Metode penelitian, membahas tentang metode penelitian, tempat dan waktu penelitian, instrument penelitian, sampel sumber data, teknik

9 pengumpulan data, teknik analisis data, dan rencana pengujian keabsahan data. 4. BAB IV Pembahasan hasil penelitian, membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan, yang merupakan isi dari hasil penelitian yang mana dalam bab ini dijelaskan mengenai pokok pembahasan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. 5. BAB V simpulan, implikasi dan rekomendasi, menyajikan penafsiran dan pemahaman peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian serta merekomendasikan untuk penelitian selanjutnya.

10