BAB 1 PENDAHULUAN. evaluasi. Evaluasi merupakan alat untuk mengetahui atau proses belajar mengajar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi salah satu cita-cita dari

BAB I PENDAHULUAN. memanusiakan dirinya dan orang lain. Melalui pendidikan pula manusia mudah

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan dibidang pendidikan merupakan keniscayaan agar suatu bangsa dapat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bangsa Indonesia yang salah satunya yaitu mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata. mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan hidupnya di masa depan. Kesejahteraan hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, mulai dari (kurikulum tahun 1994) yang menggunakan cara belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan berakal sehat, yakni manusia yang sekaligus sebagai

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dalam menjalankan tugasnya dapat mencapai hasil dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peran yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional termasuk didalamnya bidang pendidikan, itulah sebabnya

BAB I PENDAHULUAN. yang serius. Banyak kritikan dari praktisi pendidikan, akademisi dan masyarakat

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada proses pembelajaran di dalamnya, proses pembelajaran meliputi

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang ini, pendidikan berbasis religius merupakan sebuah motivasi hidup sebagai

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. penilaian, dan juga merupakan tiga dari sekian dimensi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana dipahami bahwa para remaja berkembang secara integral,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia, dituntut untuk terus mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hayat. Setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan IAIN Purwokerto Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia (human resources development) untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. 1 Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB. I. Pendahuluan. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. komponen, yaitu : pengajar (Dosen, Guru, Instruktur, dan Tutor) siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. (beribadah) kepada penciptanya. Oleh karena itu Islam memandang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia. dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang bersangkutan di mana anak didik belajar. Di sekolah inilah anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 :

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran atau kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang ada di sekitar kita. tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR PENDIDIKAN JASMANI DI PESANTREN. (Oleh : Dra Tite Juliantine M.Pd)

BAB I PENDAHULUAN. mewarnai seluruh aspek kehidupan manusia. Dalam rangka mengimbangi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan dilakukan agar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2007), hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 173.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepada metode pembelajaran dengan siswa dari tingkat kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. seorang guru dalam kegiatan pembelajaran. Dengan evaluasi, guru akan

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Apalagi di zaman modern sekarang semakin banyak masalah- masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah kurikulum, baik Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri

BAB I PENDAHULUAN. Pada Era globalisasi dewasa ini seluruh bangsa-bangsa di dunia telah berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN. dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No.

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu membantu dan membentuk karakter dan keyakinan yang kuat pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Di antara berbagai program dan kegiatan pembangunan Nasional, salah

BAB I PENDAHULUAN. dengan berlakunya kesepakatan Internasional mengenai pasar bebas. Profesi

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung diluar kelas. Pendidikan tidak hanya bersifat formal, akan tetapi

PARADIGMA PEMBELAJARAN EKONOMI. Sosialisasi KTSP 1

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan degradasi moral. Mulai dari tidak menghargai diri sendiri,

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu kegiatan belajar mengajar ada kegiatan yang dinamakan evaluasi. Evaluasi merupakan alat untuk mengetahui atau proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang di harapkan atau belum, dengan kata lain tujuan dalam proses belajar mengajar itu belum diketahui berhasil tidaknya tanpa alat yang disebut evaluasi, karena itulah kegiatan evaluasi mutlak diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar. Evaluasi merupakan subsistem yang sangat penting di butuhkan dalam setiap sistem pendidikan, karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau kemajuan hasil pendidikan, dan dengan evaluasi pula kita dapat mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih baik kedepan. 1 Semua hasil belajar mengajar pada dasarnya di evaluasi, hanya saja bentuk evaluasinya yang berbeda-beda sesuai dengan fungsi dan tujuanya. Tanpa evaluasi, kita tidak bisa mengetahui seberapa jauh keberhasilan siswa, dan tanpa evaluasi pula kita tidak akan ada perubahan menjadi lebih baik. Oleh Karena itu untuk mengevaluasi hasil belajar harus menggunakan evaluasi, agar dapat 1 http://sitimasrurohum.blogspot.com/2009/05/desainrobot.html 1

2 memperoleh keterangan yang benar-benar sesuai dengan realitas dan fakta yang ada dari hasil belajar. Dalam proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan satu kegiatan untuk melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan siswa menuju pada perubahanperubahan tingkah laku baik intelektual, akhlak, maupun sosial, agar dapat hidup mandiri sebagai idividu dan makhluk sosial. Sebagaimana yang dirumuskan di dalam UU RI No 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II pasal 4 dinyatakan: Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantab dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. 2 Secara garis besar dalam proses belajar mengajar, evaluasi memiliki fungsi pokok sebagai berikut: 1. Untuk mengukur dan perkembangan peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar mengajar selama jangka waktu tertentu. 2 M. Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik-teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1990), h. 1

3 2. Untuk mengukur sampai dimana keberhasilan sistem pengajaran yang digunakan. 3. Sebagai bahan pertimbangan dalam rangka melakukan perbaikan proses belajar mengajar. 3 Dalam fungsinya sebagai penilaian hasil belajar siswa, guru hendaknya secara terus menerus mengikuti hasil belajar yang dicapai oleh siswanya. Penerapan evaluasi yang merupakan umpan balik (feed back) terhadap proses belajar mengajar, umpan balik ini akan di jadikan titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar, selanjutnya akan tercapai hasil belajar khususnya Pendidikan Agama Islam ( PAI). Dalam upaya mencapai suatu hasil, tidak terlepas dari proses belajar mengajar, dalam proses ini banyak faktor yang mempengaruhi, yaitu : pendidik, anak didik, kurikulum, alat, fakor lingkungan, dan yang paling dominan adalah faktor pendidik yang termasuk didalamnya bertugas sebagai evaluator, dimana seorang pendidik merasa bertanggung jawab atas penyempurnaan pendidikannya, ia harus mengevaluasi anak didiknya agar mengetahui perubahan apa yang seharusnya dilakukan. 4 3 Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 1997), h. 277-278 4 Pupuh Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung : Refika Aditama, 2007), h. 75

4 Guru sebagai pekerja profesional, setidaknya harus memiliki 4 kompetensi sebagai berikut : 5 1. Menguasai substansi, yakni materi dan kompetensi berkaitan dengan mata pelajaran yang di binanya sesuai dengan kurikulum yang berlaku. 2. Menguasai metodologi mengajar, yakni metodik khusus mata pelajaran yang di binanya. 3. Menguasai teknik evaluasi yang baik 4. Memahami, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai moral dan kode etik profesi. Alat evaluasi yang di gunakan di lembga pendidikan atau sekolah salah satunya adalah tes. Tes di buat sebagai usaha mengenai masalah yang di hadapi siswa, kemudian mengadakan usaha perbaikan (remedial action). Tes tersebut hendaknya dapat mengukur secara jelas hasil belajar (learning outcoms) yang telah di tetapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. 6 Pada umumnya, model pembelajaran hanya diukur dari segi kognitifnya saja, demikian juga model pembelajaran pada Pendidikan Agama Islam. Akan tetapi dalam suatu penilaian tidak hanya menekankan dari segi kognitifnya saja, melainkan juga segi afektif, dan segi psikomotorik. Hal ini sesuai dengan 5 Depag RI, standar penilaian di kelas (Jakarta : Depag RI, Dirjen kelembagaan Agama Islam, Derektorat Madrasah dan Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum melalui proyek peningkatan evaluasi dan supervisi serta kepegawaian pendidikan Tingkat Dasar, 2003), h. 1 6 Suharsimi Arikunto, Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, (Jakarta : Bumi Aksara, 2003), h. 33

5 ketentuan penilaian berbasis kelas yang memperhatikan ketiga ranah tersebut. 7 Sementara kondisi lapangan terkadang masih belum sesuai dengan konsep yang di tawarkan oleh KBK, terlebih pada bidang Pendidikan Agama Islam yang lebih banyak menekankan pada hafalan sehingga dalam proses penilaiannya pun kurang mengevaluasi dari sisi kinerja siswa. Pada dasarnya pendidikan di sekolah lebih berorientasi pada pengembangan intelegensi saja. Selama ini anak didik cenderung dituntut dalam berpikirnya, seringkali siswa hanya mampu mengingat sesaat tentang berbagai pengetahuan tanpa ada kesempatan untuk melakukan praktek atau tes perbuatan dalam proses belajar mengajar. Apalagi pemanfaatan dalam menghadapi masalah dikehidupan sehari-harinya yang sangat berpengaruh untuk mencapai hasil akhir (output) yang lebih baik. Sedangkan untuk menjadikan peserta didik supaya berkembang dengan semestinya, membutuhkan tiga aspek, yakni aspek kognitif, aspek afektif, aspek psikomotorik. Ketiga aspek tersebut sama pentingnya untuk mencapai keberhasilan dalam belajar dan dalam bermasyarakat. Untuk mengetahui tercapai tidaknya pembelajaran, seorang guru di tuntut melaksanakan sebuah evaluasi pembelajaran siswa, karena mayoritas siswa sering mengalami kegagalan dalam belajar yang di tentukan pada saat penilaian berlangsung di dalam kelas. Sehubungan dengan hal tersebut, maka seorang guru 7 Abdul Majid, Diah Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2004), h. 132

6 harus mempunyai kemampuan untuk mengetahui apa dan bagaimana yang di pikirkan oleh siswanya tentang Pendidikan Agama Islam. Guru harus menggunakan sebuah alat untuk mengumpulkan informasi kinerja siswa serta harus terus menerus menilai kemajuan siswanya. Pada dasarnya siswa seharusnya bisa melakukan praktek atau tes kinerja, seperti contoh, melakukan praktek wudlu, praktek shalat, shalat sunah rawatib, praktek haji dan lain sebagainya sesuai dengan kriteria-kriteria yang sudah diajarkan sebelumnya. Dengan demikian guru dapat mengetahui hasil dari proses belajar mengajar serta output yang diinginkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Secara teoritis, penilaian performance mempunyai hubungan timbal balik dengan hasil belajar siswa, karena model evaluasi ini siswa diminta untuk mendemonstrasikan pengetahuan kedalam berbagai konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Sedangkan pada hasil belajar, siswa dituntut untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tes ini untuk mengetahui seberapa pengetahuan, keterampilan, atau sikap siswa. 8 Berawal dari fenomena diatas mencoba untuk mengadakan penelitian dengan judul EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENILAIAN PERFORMANCE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA BIDANG STUDI PAI DI SMP AL-FALAH DELTASARI SIDOARJO 8 Harjanto, Perencanaan Pengajaran, h. 298

7 B. Rumusan Masalah Berdasakan uraian latar belakang di atas, maka dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana impelementasi penilaian performance pada bidang studi PAI di SMP Al-Falah Deltasari Sidoarjo? 2. Bagaimana hasil belajar siswa pada bidang studi PAI di SMP Al-Falah Deltasari Sidoarjo? 3. Bagaimana efektivitas penilaian performance terhadap hasil belajar siswa pada bidang studi PAI di SMP Al-Falah Deltasari Sidoarjo? C. Tujuan Penelitian Diantara tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pelaksanaan penilaian evaluasi performance pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Al-Falah Deltasari Sidoarjo. 2. Untuk menilai tingkah laku siswa selama proses pelaksanaan tugas sampai kepada hasil yang di capai. 3. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan efektivitas penilaian performance terhadap hasil belajar siswa pada bidang studi PAI di SMP Al-Falah Deltasari Sidoarjo. D. Kegunaan Penelitian 1. Guna memenuhi salah satu syarat bagi peneliti untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata-1 di fakultas Tarbiyah jurusan Pendidikan Agama Islam.

8 2. Sebagai bahan informasi dan suatu pengalaman bagi peneliti sebagai seorang calon pendidik guna meningkatkan dan menambah kapabilitas peneliti dalam mengelola proses pembelajaran dan melaksanakan penilaian. 3. Bagi sekolah dan instansi-instansi pendidikan pada umumnya merupakan konstribusi tersendiri, atau minimal dapat dijadikan sebagai refrensi tambahan guna mendukung tercapainya proses evaluasi yang lebih baik dan mengena. E. Asumsi 1. Siswa mengerjakan tes hasil belajar dengan sungguh-sungguh sehingga hasil tes mencerminkan kemampuan siswa yang sebenarnya. 2. Guru melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan menggunakan penilaian performance sebagai alat ukur untuk mencapai hasil akhir sesuai dengan indikator yang disebutkan. F. Ruang Lingkup Penelitian Untuk menghindari luasnya penelitian ini maka ruang lingkup penelitian ini kami batasi pada: 1. Materi Pendidikan Agama Islam yang dalam penelitian ini adalah meliputi bab shalat dan akhlaq. 2. Peneliti ini dilaksanakan pada kelas VIII di SMP Al-Falah Deltasari Sidoarjo tahun 2008-2009. 3. Penilaian performance penelitian ini adalah meliputi penilaian kinerja yang di lakukan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.

9 G. Definisi Operasianal Untuk menghindari kesalah pahaman dan kekeliruan terhadap judul skripsi, maka penulis akan memberikan keterangan dan penjelasan mengenai permasalahan skripsi ini secara rinci. Adapun permasalahan yang perlu dijelaskan dalam skripsi ini adalah : 1. Implementasi Penilaian Performance Adalah berbagai macam tugas dan situasi di mana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan mengaplikasikan pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam konteks. 9 Penilaian performance menggambarkan prilaku siswa dalam mengikuti prosedur berdasarkan langkah yang perlu dilakukan dalam bekerja ilmiah dan juga mempraktekkan macam-macam tes perbuatan untuk mendapatkan output yang lebih baik. Sebagaimana dalam mata pelajaran PAI materi fiqih bab shalat, yang menjelaskan tata cara shalat, seperti bagaiamana cara melakukan shalat sunah rawatib dengan baik dan benar, pendidik harus menyuruh anak didiknya mempraktekkan atau mendemonstrasikan cara shalat sunah rawatib sesuai dengan tata cara (sesuai dengan tuntunan shalat). 10 Penilaian ini sebagai bentuk evaluasi guru terhadap kinerja siswa yang dipraktekkan langsung di sekolah. Dalam hal ini penilaian 9 http://groups.yahoo.com/group/sd-islam/message/1193 10 Pupuh Fathurrahman, Startegi Belajar Mengajar, h. 85

10 performance diidentikkan dengan penialain kinerja (performance assessment). 2. Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia brubah dalam sikap dan tingkah lakunya. 11 Adapun yang di maksud hasil belajar Pendidikan Agama Islam adalah kemampuan (kognitif, afektif, psikomotorik) yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar dan usaha yang dilakukan siswa, agar setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup. Dalam hal ini, maksud hasil belajar dari penelitian tentang mata pelajaran PAI adalah siswa dapat mengaplikasikan shalat sunah rawatib dengan baik dan benar, dan siswa juga bisa bersosialisasi dengan baik terhadap guru, teman di lingkungan sekolah. Maka dengan ini, guru bisa mendapatkan data atau hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dengan demikian. efektifitas implementasi penilaian performance terhadap hasil belajar siswa pada bidang studi PAI adalah mencakup dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik yang bertujuan untuk menentukan seberapa besar pemahaman yang di peroleh siswa dalam pembelajaran yang disampaikan oleh guru dan cara mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. 11 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009), h. 45

11 H. Sistematika Pembahasan Untuk memudahkan dalam pembahasan dan pemahaman skripsi, diperlukan adanya sistematika pembahasan sebagai berikut : BAB I Merupakan bab pendahuluan yang berisi : Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, asumsi, ruang lingkup, definisi operasional, dan sistematika pembahasan. BAB II Merupakan pembahasan tentang landasan teori yang terdiri dari : penilaian performance, pengertian penilaian performance, fungsi dan tujuan penilaian performance, karakteristik penilaian performance, langkah-langkah penilaian performance, metode dan contoh menilai penilaian performance, keuntungan penilaian performance. Sedangkan tentang hasil belajar meliputi : pengertian hasil belajar, jenis-jenis hasil belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Membahas pemahaman tentang Pendidikan Agama Islam, Pengertian Pendidikan Agama Islam. Membahas tentang efektivitas penilaian performance terhadap hasil belajar siswa. Hipotesis penelitian. BAB III Merupakan penyajian metode penelitian yang terdiri dari : jenis penelitian, rancangan penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, instrument penelitian, metode pengumpulan data, analisis data.

12 BAB IV Merupakan hasil dari penelitian yang berisi : Deskripsi data, dan Analisis data serta pengujian Hipotesis. BAB V Merupakan pembahasan akhir dari skripsi yang berisi: kesimpulan dan saran