ANALISIS TINDAK TUTUR PADA DIALOG BUKU CATATAN SEORANG DEMONSTRAN SOE HOK GIE SUTRADARA RIRI REZA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan film di Indonesia akhir-akhir ini membuat sikap

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film.

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

KRITERIA PENILAIAN Faslitasi Pembuatan Film Pendek dan Dokumenter 2012

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan industri perfilman di Indonesia mempunyai sisi kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan karya seni kreatif yang menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah di dalam interaksi lingual itu.

BAB I PENDAHULUAN. terbantu oleh situasi tutur. Searle (dalam Wijana dan Rohmadi, 2009: 20)

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita.

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi dan penghubung antar masyarakat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah gambar hidup yang sering disebut movie. Film secara kolektif sering

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media komunikasi massa yang membawa pesan yang berisi gagasan

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi telah menjadi bagian terpenting dalam pembuatan film

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat. Menurut John Vivian, film bisa

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. media visual yang bekerja dengan gambar-gambar, simbol-simbol, dan

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM TALK SHOW EMPAT MATA DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia yang mengglobal ini, media massa telah menjadi alat

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X-2 SMA PGRI 1 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik dia bertindak sebagai. sebuah tuturan dengan maksud yang berbeda-beda pula.

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak bisa apa apa di bawah bayang bayang kekuasaan kaum pria di zaman

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN EKSPRESIF PADA WACANA PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SUSILO BAMBANG YUDHOYONO MASA JABATAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. (Chaer, 2010: 22). Sehingga dalam bertutur tentu menggunakan bahasa dalam

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI

2015 KAJIAN VISUAL POSTER FILM DRAMA PENDIDIKAN SUTRADARA RIRI RIZA PRODUKSI MILES FILMS

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik

BAB I PENDAHULUAN. dengan gaya bahasa. Gaya bahasa atau Stile (style) adalah cara pengucapan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dipengaruhi oleh motivasi dari dalam dan luar siswa.

I. PENDAHULUAN. lain, sehingga orang lain mengetahui informasi untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan masalah terpenting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. : Antonime, Film Pendek, Film Pendek Bisu, Pantomime, Produser

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat. Musik juga menjadi warna tersendiri yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. seniman melalui berbagai bentuk media yang digunakannya. Melalui karya seni inilah

1. Kita harus melaporkan kejadian itu besok, tetapi mereka sekarang tidak berada di sini.

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain walaupun kita berbeda dibelahan bumi. Walaupun dibelahan. banyak dipilih untuk menyampaikan berbagai pesan.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bahasanya. Bahasa setiap daerah memiliki style atau gaya tersendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

2015 ANALISIS PRAANGGAPAN DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

BAB I PENDAHULUAN. yang modern, membuat seorang kreator film akan lebih mudah dalam

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA WACANA OPERA VAN JAVA DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan kita sehari-hari tidak pernah terlepas dari percakapan.

BAB I PENDAHULUAN. diputar sehingga menghasilkan sebuah gambar bergerak yang disajikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tampilannya yang audio visual, film sangat digemari oleh masyarakat. Film

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terdapat media cetak dan media elektronik. semakin mudahnya masyarakat untuk mendapatkan berbagai macam informasi

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. pada satu atau beberapa karakter utama yang sukses menikmati perannya atau

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pertelevisian ditandai dengan banyaknya jenis acara yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film.

ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

ERIZA MUTAQIN A

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta

BAB I PENDAHULUAN. bentuk ujaran atau tuturan. Tuturan-tuturan yang digunakan tersebut biasanya

BAB I PENDAHULUAN. dari banyaknya judul film yang muncul di bioskop bioskop di Indonesia saat ini.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN MAHASISWA DALAM BERINTERAKSI DENGAN DOSEN DAN KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. editing, dan skenario yang ada sehingga membuat penonton terpesona. 1

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

Transkripsi:

ANALISIS TINDAK TUTUR PADA DIALOG BUKU CATATAN SEORANG DEMONSTRAN SOE HOK GIE SUTRADARA RIRI REZA SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Diajukan Oleh: JUMINAH A 310060191 PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maraknya peredaran film di Tanah Air akhir-akhir ini membuat sikap masyarakat menjadi berubah, masyarakat yang biasanya melihat film hanya untuk hiburan semata, mulai melihat film sebagai media komunikasi yang menyampaikan nilai-nilai yang berguna. Sejak film Loetoeng Kasaroeng pertama kali dibuat, yaitu tahun 1962, dimulailah produksi film untuk pertama kali dalam sejarah dunia perfilman di Indonesia. Menurut catatan Sinematek Indonesia, produksi film pertama di Indonesia berjudul Loetoeng Kasaroeng, kisah legenda ini difilmkan oleh G. Kruger, seorang Indo-Jerman, dan mengambil lokasi di Bandung (Marseli Sumarno, 1996: 11). Pada awalnya, film yang diproduksi hanya film bisu (tanpa suara) dan warnanya hitam putih, tetapi seiring berjalannya waktu dan kemajuan teknologi, film mengalami perkembangan dalam penyajiannya, dari film bisu dan warnanya hanya hitam putih berkembang menjadi film bersuara dan dengan menampilkan warna aslinya. Masyarakat menyambut baik masuknya film ke Indonesia dan tertarik untuk mendalami dunia perfilman. Hal ini terlihat dengan munculnya tokohtokoh yang menggeluti dunia perfilman dan berdirinya studio pembuatan film untuk pertama kalinya, seperti yang disebutkan Marselli Sumarno (1996: 11), perintis industri film nasional ialah Usmar Ismail dan Djamaludin Malik di

tahun 1950-an. Mereka mulai aktif berproduksi dengan perusahaan film masing-masing seperti studio Perfini dan studio Persari. Film adalah dokumen sosial sebuah komunitas, film mewakili realitas kelompok masyarakat pendukungnya baik realitas dalam bentuk imajinasi ataupun realitas dalam arti sebenarnya, atau dengan kata lain film merupakan bagian tak terpisahkan dari masyarakat, karena film mencerminkan kehidupan masyarakat secara nyata atau hanya imajinasi dari pengarang yang dipengaruhi kondisi sosial budaya sekitarnya. Film juga merupakan media komunikasi dari pembuat film dengan masyarakat. Seperti dinyatakan Maerselli Sumarno (1996: 27), dalam satu penggunaan, film adalah medium komunikasi massa, yaitu alat penyampai berbagai jenis pesan dalam peradapan modern ini. Dalam penggunaan lain, film menjadi medium ekspresi artistik, yaitu menjadi alat bagi seniman-seniman film untuk mengutarakan gagasan, ide lewat suatu wawasan keindahan. Dari pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa yang menjadi tujuan dari pembuatan film adalah supaya film yang dibuat dapat dipahami makna dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya serta apa yang terdapat dalam film merupakan hal yang ingin disampaikan seniman film atau pembuat film kepada penontonnya. Di dalam film terdapat nilai-nilai kebaikan, nilai-nilai tersebut secara tidak sengaja timbul dari cerita yang terjadi dalam film. Marselli Sumarno (1996: 96) menyatakan film memiliki nilai hiburan, nilai pendidikan, dan nilai artistik. Nilai hiburan adalah hal-hal yang membuat kita tidak bosan dalam melihat sebuah film. Misalnya hal yang membuat senang, tertawa, tegang,

menarik pikiran penonton untuk larut dalam film, dan memainkan emosi penonton. Berangkat dari peristiwa tersebut di atas, penulis ingin mengetahui bagaimana makna dialog dalam film, dimana sebuah cerita dalam film terbangun melalui dialog-dialog antara pemainnya, apakah hambatan dalam menentukan makna dialog dalam film dapat diatasi atau dibahas melalui ilmu kebahasaan yang sudah dipelajari penulis selama kuliah, dalam hal ini penulis menggunakan kajian pragmatik sebagai ilmu untuk meneliti makna dialog atau tuturan yang dikaitkan dengan konteks (situasi dan kondisi). Levinson (dalam Sarwidji, dkk, 1996: 2), menyatakan pragmatik adalah penelitian atau kajian tentang hubungan antara bahasa dan konteks yang mendasari penjelasan pengertian bahasa. Di dalam film selain terdapat dialog dan gerakan atau bahasa non verbal, juga terdapat setting, setting adalah waktu dan tempat dimana cerita sebuah film berlangsung (Joseph M. Boggs, terjemahan Asrul Sani, 1992: 68), dan di dalam film, setting mampu menentukan makan dari dialog yang diucapkan oleh para pemain, setting mampu menentukan makna dari dialog yang diucapkan oleh para pemain. Sehingga dialog dan konteks yang terjadi dalam film dapat dijadikan sebagai bahan kajian pragmatik. Alasan utama pemilihan film Soe Hik Gie adalah karena penyajiannya kepada penonton memiliki hambatan karena konteks, tujuan tuturan, kekuatan tuturan, serta produk tindak tutur dalam dialog sebagai alat penyampai informasi dari pembuat film ke penonton kurang jelas atau tidak

dijelaskan secara detil oleh si pembuat film, sehingga penonton yang hanya sekali melihat film ini pastibertanya-tanya tentang kejelasan arti, maksud, dan tujuan dari film tersebut. Alasan lainnya adalah film ini mengangkat tema sejarah bangsa Indonesia yang kelam, Indra Wahyudi dalam situsnya menyebutkan, alternatif (film) yang diberikan Mira, Riri, dan rekan-rekannya ini mungkin bisa menggeser paradigma soal peristiwa kelam 1965 yang dulu hanya diketahui lewat film G30S/PKI yang diputar setiap tahun, atau yang tadinya tidak mengenal Soe Hok Gie bisa mengetahui bahwa ada sosok pemuda yang tidak Cuma memikirkan kesenangan duniawi dan diri sendiri. Serta keberhasilan film ini menembus ajang bergengsi yang diselenggarakan di tingkat internasional, dari situs milik Konsulat Jendera Republik Idonesia menyebutkan, Indonesia kembali berpartisipasi dalam Vancouver International Film Festival (VIFF), di mana 2 film nasional Indonesia mendapatkan kehormatan terpilih dalam festival tersebut. Film Gie arahan sutradara muda Riri Reza dan film of love and Eggs arahan sutradara Garin Nugroho akan turut berkompetisi memperebutkan penghargan The Dragons & Tigers Award berhadiah 5000 dolar AS. B. Pembatasan Masalah Untuk membatasi permasalahan dalam penelitian ini maka penulis hanya membatasi permasalahan yang memiliki kaitan dengan kapasitas penulis sebagai mahasiswa FKIP Bahasa Indonesia dan salah satu bidang ilmu

pragmatik yang menitiberatkan pada tujuan pengucapan atau memperhatikan makna atau arti tindakan dalam tuturan, yaitu: 1. Menganalisis jenis tindak tutur lokusi, pada kalimat dalam dialog buku Gie sutradara Riri Reza. 2. Menganalisis jenis tindak tutur ilokusi pada kalimat dalam dialog buku Gie sutradara Riri Reza. 3. Menganalisis jenis tindak tutur perlokusinya pada kalimat dalam dialog buku Gie sutradara Riri Reza. C. Perumusan Masalah Mengacu pada uraian pada latar belakang dan identifikasi masalah serta pembatasan masalah di atas maka permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pemakaian tindak lokusi pada kalimat dalam dialog buku Gie, sutradara Riri Reza? 2. Bagaimana pemakaian tindak ilokusi pada kalimat dalam dialog buku Gie, sutradara Riri Reza? 3. Bagaimana pemakaian tindak perlokusi pada kalimat dalam dialog buku Gie, sutradara Riri Reza?

D. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan pemakaian tindak lokusi pada kalimat dalam dialog buku Gie, sutradara Riri Reza. 2. Mendeskripsikan pemakaian tindak ilokusi pada kalimat dalam dialog buku Gie, sutradara Riri Reza 3. Mendeskripsikan pemakaian tindak perlokusi pada kalimat dalam dialog buku Gie, sutradara Riri Reza E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian mengacu pada tujuan penelitian ini di atas, maka penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Memberikan masukan teori-teori dan penerapannya tentang kajian linguistik terapan khususnya pragmatik, sebab penerapan pragmatik dalam dialog film sebagai pendekatan dalam menafsirkan atau interpretasi makna memang masih jarang seain itu dengan adanya penelitian ini dapat mengawali kajian analisis pragmatik, khususnya pemakaian tindak tutur dengan objekj kajian film untuk seterusnya. Dengan hasil deskripsi data dari film akan memperoleh manfaat dari sebuah film yang berupa nilainilai kebaikan yang terkandung dalam film tersebut.

2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis kepada beberapa pihak yaitu: a. Pembuat film sebagai bahan pertimbangan dalam pemakaian bahasa pada film, agar membuat film dengan bahasa yang mampu dipahami para pemirsa dan memperhatikan kaidah bahasa. b. Masyarakat luas pada umumnya supaya menjadi bahan pertimbangan dalam memilih dan menikmati film agar tidak terjebak memiih film yang tidak memiliki bermanfaat. c. Kalangan pendidik, agar dapat menjadikan film sebagai masukan bahan ajar dalam memberi pelajaran, pelajaran bahasa Indonesia khususnya pragmatik. d. Mahasiswa, supaya dalam melihat suatu film dapat mengetahui makan yang ada di dalam film dan mengambil pelajaran moral dan nilai kebaikan yang ada.