BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Tuntutan itu sangat wajar dan masuk akal serta bukan termasuk isu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs.

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi pertumbuhan individu (Mudjahardjo, 2008: 56). Dalam arti sederhana

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan martabat dan kualitas bangsa. Pendidikan adalah investasi

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, mendefinisikan pendidikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2006 TENTANG UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

BAHAN PRESS RELEASE PERSIAPAN PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

alam proses pembelajaran, penilaian dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi

2015 KONTRIBUSI PROGRAM PEMBINAAN KESISWAAN TERHADAP PEMENUHAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar di sekolah atau yang lebih dikenal dengan istilah

Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur an surah Al-Mujadalah

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan diperoleh secara otodidak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada setiap akhir semester 2, sekolah selalu menyelenggarakan ujian

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. kepada persaingan global. Tantangan dan perkembangan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. penanaman nilai-nilai yang baik dan luhur. Menurut UU No. 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMETAAN BUTIR SOAL DALAM RANGKA MENCAPAI TUJUAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH BATURETNO NASKAH PUBLIKASI

TANYA-JAWAB PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN

Peraturan Mendiknas Nomor: 20 Tahun tentang STANDAR PENILAIAN DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

Kata Pengantar. Jakarta, Desember Tim Penyusun

BAB I PENDAHULUAN. ideal yang terlihat ketika guru berinteraksi dengan peserta didik melalui

PEDOMAN SISTEM PENERIMAAN DIDIK BARU SMA PLUS NEGERI 7 BENGKULU T.P. 2012/2013

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA DALAM MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (Studi Situs Di SD Negeri Batursari 6 Mranggen Demak) TESIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi adalah pengambilan keputusan berdasarkan hasil pengukuran dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas merupakan pendidikan yang dapat menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Purnama Adek, 2014

BAB I PENDAHULUAN. kelulusan peserta didik di berbagai jenjeng pendidikan di Indonesia mulai dari

Tanya Jawab Pelaksanaan Ujian Nasional Wednesday, 28 December :24. Kata Pengantar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah bagian dari dunia pendidikan yang membuat program

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. didik. Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan dan

Kata Pengantar. Jakarta, Januari Tim Penyusun

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan tes tertulis. Seperti halnya di kabupaten Klaten, evaluasi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia khususnya pembelajaran matematika harus. informasi, serta kemampuan memecahkan masalah.

STANDAR PENILAIAN (Permen No. 20 Th. 2007)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Buku merupakan salah satu prasyarat bagi tercapainya tujuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Evaluasi merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan

UJIAN NASIONAL SD/MI dan SDLB SMP/MTs, SMPLB, dan SMALB SMA/MA dan SMK Tahun Pelajaran 2011/2012

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang pendidikan tidak lepas dari berbicara tentang hasil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sesuatu dengan ukuran baik atau buruk (kualitatif).

KEMAMPUAN GURU MATA PELAJARAN IPA DALAM PEMBUATAN SOAL ULANGAN DI SMP NEGERI 5 PURWODADI

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. rendah pada tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) atau

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2007 TANGGAL 11 JUNI 2007 STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 78 TAHUN 2008 TENTANG

Oleh : Sri Handayani NIM K

BAB I PENDAHULUAN. dan atau seberapa sulit ukuran soal bagi peserta ujian (siswa). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki

BAB I PENDAHULUAN. sekolah-sekolah sampai sekarang merupakan lembaga pendidikan utama yang. merupakan pusat pengembangan sumber daya manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Peta Konsep. Tujuan Pendidikan (Kompetensi Dasar) Proses/Kegiatan Untuk Mencapai Kompetensi. Hasil-hasil pendidikan yang dapat dicapai

MKF403: S1 PTI & PTE Pertemuan ke-2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

ANALISIS TINGKAT KESULITAN SOAL UJIAN AKHIR SEKOLAH BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 1 KUALA TAHUN AJARAN 2014/2015

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER (UAS) BIOLOGI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KELAS X DAN XI PADA MAN SAMPIT. Nurul Septiana

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia tidak terlepas dari pendidikan tersebut, baik pendidikan sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepita Ferazona, 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tugas seorang guru dalam kegiatan pembelajaran adalah membantu

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

2. Validitas adalah ketepatan mengukur apa yang seharusnya diukur. 8 Dalam. penelitian ini, validitas tes diukur dari materi, konstruksi, dan bahasa.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesinya sebagai seorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STANDAR PENILAIAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (BSNP)

AlphaMath ZUHROTUNNISA ABSTRACT:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah aspek penting dalam perkembangan

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

STANDAR PENILAIAN BIMBINGAN AKREDITASI SMK Oleh : A L M A N

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menentukan masa depan bangsa, melalui pendidikan ini cita-cita luhur untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia harus terus ditingkatkan kualitas pribadi, kemampuan berkarya dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, bahkan pendidikan telah

PEMERINTAH KOTA SERANG DINAS PENDIDIKAN

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

Kegiatan Belajar 3: Menulis Tes Hasil Belajar

Oleh : Otong Sugiarto K BAB I PENDAHULUAN

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 13 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bangsa pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai sesuai undangundang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan kemajuan ekonomi suatu Negara tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang berhasil membentuk generasi muda yang cerdas, berkarakter, bermoral dan berkepribadian.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 pasal 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. pembenahan di segala bidang termasuk bidang pendidikan. Hal ini juga dilakukan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tantangan dan perkembangan pendidikan di Indonesia pada masa yang akan datang semakin besar dan kompleks. Hal ini disebabkan adanya perubahan tuntutan masyarakat terhadap kualitas dan kuantitas pendidikan itu sendiri. Tuntutan itu sangat wajar dan masuk akal serta bukan termasuk isu yang baru. Seperti tertuang dalam makna pendidikan dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1), Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dari pengertian pendidikan di atas tidaklah salah masyarakat menuntut lebih dari sebuah pendidikan. Seiring dengan meningkatnya kualitas manusia hendaknya searah dengan perkembangan pendidikan. Namun, dewasa ini perkembangan pendidikan diramaikan dengan maraknya kontroversi diadakannya Ujian Akhir Nasional (UAN). Mengingat, kejadian pada tahun 2006, banyak siswa SMP maupun SMA yang harus mengulang setahun karena gagal menghadapi ujian nasional. Hal itu seperti yang terjadi di Karawang, tercatat sebanyak 12 orang siswa SMK yang mengalami gagal ujian (Gim 1

2 Pih, 2007). Pada akhirnya, ujian nasional pada tahun ini tetap dilaksanakan seperti tahun-tahun sebelumnya. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 45 tahun 2006/2007 pasal 1 yang menegaskan bahwa Ujian Nasional adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Kemudian, pada pasal 3 disebutkan bahwa ujian nasional bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran yang ditentukan dari kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka pencapaian standar nasional pendidikan. Tanpa diadakan ujian nasional, pencapaian standar nasional tidak akan pernah bisa diketahui. Untuk itulah diadakan ujian nasional agar dapat mengetahui pencapaiuan standar nasional pendidikan di Indonesia. Dengan diketahuinya pencapaian standar nasional akan dapat diketahui peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Jadi, mutu pencapaian standar nasional dapat digunakan untuk mengukur salah satu indikator peningkatan mutu pendidikan. Ujian nasional digunakan sebagai pemberian pertanggungjawaban dari pihak sekolah pada pihak pihak berkepentingan mengenai kelulusan. Pengertian ujian nasional sesuai dengan peraturan pemerintah RI No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dalam BAB I, ayat 20 ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/ atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan. Diadakannya ujian nasional memiliki tujuan untuk

3 mengukur peserta didik dalam pencapaian kompetensi yang digunakan untuk pengakuan prestasi belajar dan penyelesaian belajar. Ada beberapa manfaat yang dapat diambil dari hasil ujian nasional yang tertuang dalam pasal 4 bahwa hasil UN (Ujian Nasional) digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk (a) pemetaan mutu satuan dan/atau program pendidikan; (b) seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya; (c) penentuan kelulusan peserta didik dari suatu satuan pendidikan; (d) akreditasi satuan pendidikan; (e) pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Hasil ujian nasional dapat digunakan untuk pemetaan mutu satuan dan/atau program pendidikan, hasil ujian nasional digunakan sebagai tolok ukur mutu satuan pendidikan. Hasil ujian tersebut dapat dipetakan pada tiap tahunnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dengan jelas naik turunnya kredibilitas dari program pendidikan tersebut. Nilai ujian nasional juga dapat digunakan sebagai persyaratan masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, digunakan untuk seleksi ketat masuk tidaknya peserta didik. Hasil ujian nasional merupakan salah satu faktor penentu kelulusan peserta didik selain persyaratan kelulusan lainnya seperti nilai rapor. Predikat kelulusan ini dikategorikan menjadi tiga. Pertama, nilai ratarata kelulusan (NK) lebih besar atau sama dengan 8,5 memperoleh predikat sangat baik. Kedua, NK lebih besar atau sama dengan 7,5 dan kurang dari 8,5 berpredikat baik. Ketiga, NK kurang dari 7,5 mendapat predikat cukup. NK diperoleh dari total penjumlahan rata-rata nilai rapor semester I-VI, rata-rata

4 nilai ujian sekolah, dan rata-rata nilai ujian nasional dibagi dengan tiga (Gim- Pih, 2007). Satuan pendidikan dapat memperoleh akreditasi dengan nilai A, B, C, dan seterusnya, jika telah memenuhi persyaratan. Salah satu persyaratan dalam pemberian akreditasi yang baik ialah output yang dihasilkan oleh satuan pendidikan yang bersangkutan itu bagus. Output yang dimaksud adalah nilai ujian nasional satuan pendidikan tersebut memiliki rata-rata nilai yang memenuhi standar. Dengan demikian, pemerintah dapat memberikan bantuan kepada satuan pendidikan yang telah memenuhi syarat dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Melihat kenyataan hasil perolehan nilai mata pelajaran bahasa Indonesia jarang yang mencapai nilai 10, perolehan nilai siswa jauh dari harapan. Bila melihat perbandingan pencapaian nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan mata pelajaran Matematika, IPA, dan Bahasa Inggris perolehan nilai bahasa Indonesia jauh dari harapan. Menurut data dari Puspendik Kemendiknas tabel distribusi nilai siswa SMP/ MTs UN 2009/2010. Tabel 2.1 Hasil Perolehan Nilai Ujian Nasional yang Mencapai 9-10 Tahun 2009-2010 Rentang Nilai Bhs Indonesia Bhs Inggris Matematika IPA 10,00 682 1.040 27.514 6.745 0,02 % 0,03 % 0,76 % 0,18 % 9,00-9,99 265.473 281.809 543.642 312.951 7,36 % 7,80 % 15,06 % 8,67 %

5 Data dari Puspendik Kemendiknas tabel distribusi nilai siswa SMP/ MTs UN 2009/2010 Dari tabel di atas dapat dilihat dan diamati jumlah total peserta Ujian Nasional tahun lalu, hanya ada 682 siswa yang berhasil meraih nilai 10 untuk mata pelajaran bahasa Indonesia. Sebagai catatan, total peserta ujian nasional tahun lalu sebanyak 3.608.495 siswa. Jadi presentase jumlah siswa yang mencapai nilai 10 hanya 0,02 %. Sedang pada rentang nilai 9,00 sampai dengan 9,99. peserta ujian nasional yang meraih 9,00 sampai dengan 9,99 pada mata pelajaran bahasa Indonesia 7,36%. Mata pelajaran bahasa Indonesia paling sedikit tingkat keberhasilannya bila dibanding dengan mata pelajaran lainnya. Ini membuktikan bahwa mata pelajaran bahasa Indonesia menduduki rengking bawah bila dibanding nilai mata pelajaran ujian nasional lainnya. Sebagaimana dikemukakan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendiknas, Mansyur Ramly (2011:1), mata pelajaran bahasa Indonesia masih menjadi momok. Hal itu bisa dilihat dari hasil UN murni. Menurut catatan panitia pusat, rata-rata nilai bahasa Indonesia dalam UN tingkat SMP dan sederajat sebesar 7,12 dengan nilai terendah 0,40 atau hanya benar dua butir soal dan nilai tertinggi 10,00. Sedangkan, rata-rata bahasa Inggris sebesar 7,52, Matematika sebesar 7,30, dan IPA sebesar 7,41. Menurut Mansyur Ramly, pemicu rendahnya nilai rata-rata bahasa Indonesia karena siswa belum terbiasa membaca. Dia menjelaskan, hampir seluruh soal bahasa Indonesia diawali dengan bahan bacaan. Kelemahan kemampuan membaca itu, tegasnya, berpotensi siswa terkecoh ketika menentukan pilihan jawaban. Skor hasil ujian nasional adalah salah satu persyaratan kelulusan

6 bagi siswa dari sekolah untuk melanjutkan ke tingkat berikutnya. Keberadaan ujian nasional masih dipertanyakan. Dari beberapa kasus di atas, perlu diadakan penelitian penyebab ketidak berhasilan siswa dalam pencapaian nilai maksimal terutama pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Apa yang menyebabkan siswa tidak dapat mencapai nilai maksimal. Apakah penulisan soal sudah sesuai dengan SKL atau karena pemahaman siswa yang kurang tepat terhadap soal-soal ujian nasional tersebut. Atau mungkin tingkat kesukaran soal-soal ujian nasional lebih besar dibanding dengan soal-soal ujian akhir semester, yang biasa dilaksanakan sekolah. Penulis tertarik untuk menggunakan validitas isi dan validitas konstruk sebagai alat bantu untuk menganalisis soal-soal ujian nasional tersebut. Dalam penelitian ini, Penulis mengambil soal-soal tahun ajaran 2010-2011, dengan berbagai pertimbangan diantaranya soal-soal ujian nasional tahun ajaran 2010-2011 mulai diberlakukannya 5 paket soal yang digunakan dalam ujian nasional yaitu paket soal 12, paket 25, paket 39, paket 46, dan paket 54. Bentuk soal yang digunakan dalam ujian nasional tersebut adalah pilihan ganda, dengan cara memilih salah satu jawaban yang tepat sesuai dengan soal yang ditanyakan. Digunakannya 5 paket soal diharapkan jumlah soal yang digunakan akan beragam dan siswa mampu menyelesaikan soal-soal tersebut secara mandiri, tanpa bergantung dengan siswa lain. Pertimbangan lain penulis sebagai guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IX akan dapat leluasa dalam pemerolehan data. Selain itu, penulis ingin mengetahui

7 lebih detel mengenai kualitas 5 paket soal yang digunakan dalam ujian nasional melalui cara, mencocokan tiap butir soal dengan indikator yang terdapat dalam SKL. Untuk mengetahui kualitas sebuah tes aspek yang mempengaruhi kualitas dari tes adalah validitas, reliabilitas, objektivitas, dan ekonomis. Semua aspek ini harus dimiliki dalam penulisan soal-soal dan kriteria baik yang memenuhi syarat untuk diujikan. Dalam penelitian ini tidak seluruh aspek akan digunakan untuk penelitian. Penelitian ini Penulis tertarik untuk meneliti validitas. Validitas adalah berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai berdasarkan tujuan dalam sebuah pembelajaran (Standar Kompetensi / Kompetensi Dasar, disingkat SK/ KD). Validitas berkaitan dengan ketepatan dengan alat ukur. Alat ukur yang digunakan dalam hal ini adalah tes. Tes sebagai alat ukur dikatakan valid, apabila tes itu dapat tepat mengukur hasil belajar yang hendak diukur. Dengan tes yang valid akan menghasilkan data hasil belajar yang valid pula. Oleh karena itu validitas dapat digunakan untuk memeriksa secara langsung seberapa jauh alat tes berfungsi mengetahui tingkat penguasaan materi peserta. Macam validitas menurut Kerliger (1996: 730-731) mengelompokkan metode pengujian validitas menjadi tiga macam yaitu validitas isi, validitas kriteria, dan validitas konstruk. Pada validitas tidak seluruh validitas digunakan dalam penelitian ini hanya pada validitas isi dan validitas konstruk.

8 Tingkat validitas isi soal-soal harus ada keselarasan dengan kurikulum yang ditentukan. Bila yang diteliti mengenai validitas isi dalam soal-soal ujian nasional mata pelajaran bahasa Indonesia SMP/MTs tahun 2010/2011 harus sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, ujian nasional sekolah menengah pertama tahun lulusan 2010/2011 berdasarkan lampiran dari Menteri Pendidikan Nasional Peraturan nomor 46 tahun 2010. Tingkat validitas konstruk secara kualitatif dapat diteliti dengan menggunakan aspek-aspek kesahihan. Aspek-aspek untuk mengetahui kesahihan meliputi tiga aspek : materi, konstruksi, bahasa dan budaya, bentuk soal pilihan ganda dari pengembangan pendapat Safari (2008:7). Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal-soal ujian nasional mata pelajaran Bahasa Indonesia tahun ajaran 2010/ 2011 jenjang pendidikan SMP/MTs. Sedang bentuk soal yang digunakan berupa soal pilihan ganda. Agar lebih mudah dalam menelaah dan menjabarkan hasil penelitian ini penulis memberi judul Validitas Soal-soal Ujian Nasional Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs. B. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini tidak terlalu luas, perlu dibatasi pokok permasalahannya. Mengetahui tingkat validitas isi dan tingkat validiras konstruk dalam soal-soal ujian nasional tahun ajaran 2010-2011.

9 C. Perumusan Masalah Berdasarkan masalah di atas, permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Bagaimana tingkat validitas isi pada soal-soal ujian nasional mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP/ MTs tahun 2010-2011? 2. Bagaimana tingkat validitas konstruk pada soal-soal ujian nasional mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs tahun 2010-2011? D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini. 1. Mendeskripsikan validitas isi pada soal-soal ujian nasional mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs tahun ajaran 2010-2011. 2. Mendeskripsikan validitas konstruk pada soal-soal ujian nasional mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs tahun pelajaran 2010-2011. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak, bagi lembaga peneliti, peneliti pada khususnya maupun bagi guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) / MTs pada umumnya. Bagi lembaga peneliti, penelitian ini dimaksudkan dapat memberikan informasi yang faktual. Manfaat penelitian ini dapat dirinci menjadi manfaat teoritis dan manfaat praktis.

10 1. Manfaat teoritis (a) Mendapat bukti penggunaan validitas isi dalam soal-soal ujian nasional. (b) Mendapat bukti penggunaan validitas konstruk dalam soal-soal ujian nasional. (c) Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai dasar pengembangan pemikiran selanjutnya yang sejenis. 2. Manfaat praktis (a) Bagi siswa, dengan mengetahui SKL yang akan diujikan, siswa akan lebih mudah dalam belajar, karena belajar menjadi vokus pada materi dalam SKL. Bagi siswa, dengan mengetahui aspek berpikir yang ada dalam TIK, akan mempermuda pola pikir peserta didik dalam menjawab pertanyaan. (b) Bagi guru, mengetahui SKL ujian nasional mata pelajaran Bahasa Indonesia tahun pelajaran 2010-2011 dan dapat digunakan sebagai pedoman penjabarkan SKL tersebut ke dalam soal-soal latihan ujian pada tahun yang akan datang. Bagi guru, dengan mengetahui aspek berpikir yang ada dalam soal-soal sesuai dengan TIK akan mempermudah dalam menyusun vareasi soalsoal. Bagi sekolah, penelitian ini dapat dipakai sebagai masukan untuk menemukan penerapan validitas isi dan validitas konstruk, pada alat

11 evaluasi dalam soal-soal ujian nasional mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP/ MTs tahun pelajaran 2010-2011. Serta dapat digunakan sebagai alat evaluasi penulisan soal-soal ujian nasional maupun ujian sekolah pada tahun berikutnya