GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 82 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 81 TAHUN 2015

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 49 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 72 Tahun : 2016

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 23 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 73 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 39 TAHUN 2009 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 98 TAHUN 2015 TENTANG

BAB II PEMBENTUKAN BAB III SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 97 TAHUN 2013 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 110 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 33 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 23 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI RIAU GUBERNUR RIAU

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH, PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA BATU

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-D TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR PENANAMAN MODAL WALIKOTA SURAKARTA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 64 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

WALIKOTA TASIKMALAYA,

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-O TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PENGELOLAAN PASAR WALIKOTA SURAKARTA,

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR KETAHANAN PANGAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 81 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II PEMBENTUKAN BAB III SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Balai Laboratorium Kesehatan. Bagian Kedua Balai Pelatihan Kesehatan

dipimpin oleh Kepala Sub Bidang yang berada di bawah dan

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan.

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 103 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 83

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-E TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WALIKOTA SURAKARTA,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI BALI

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN SUMBAWA

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN ACEH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-G TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA WALIKOTA SURAKARTA,

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 19 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-F TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-M TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 94 ayat (1) Peraturan Daerah Istimewa Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 3 Tahun 2015 tentang Kelembagaan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Rincian Tugas dan Fungsi Badan Kepegawaian Daerah; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Jogjakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 3), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 1955 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 3 Jo. Nomor 19 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Jogjakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1955 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 827); 3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 170, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5339); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 2, 3, 10 dan 11 Tahun 1950 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 58); 6. Peraturan Daerah Istimewa Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 3 Tahun 2015 tentang Kelembagaan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (Lembaran Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2015 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Daerah Istimewa Yogyakarta, selanjutnya disingkat DIY, adalah daerah provinsi yang mempunyai keistimewaan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3. Pemerintah Daerah DIY yang selanjutnya disebut Pemerintah Daerah adalah Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dan perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 4. Kabupaten/Kota adalah Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Sleman, dan Kota Yogyakarta. 5. Badan adalah Badan Kepegawaian Daerah DIY. 6. Jabatan Fungsional adalah Jabatan Fungsional Tertentu yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 2 Susunan organisasi Badan Kepegawaian Daerah terdiri dari: a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari: 1. Subbagian Program, Data dan Teknologi Informasi; 2. Subbagian Keuangan; dan 3. Subbagian Umum. c. Bidang Pengembangan Pegawai, terdiri dari: 1. Subbidang Perencanaan dan Pengadaan; dan 2. Subbidang Pengembangan Karir. d. Bidang Mutasi, terdiri dari: 1. Subbidang Mutasi Jabatan; dan 2. Subbidang Kepangkatan dan Pensiun. e. Bidang Kedudukan Hukum dan Kesejahteraan, terdiri dari: 1. Subbidang Kedudukan Hukum Pegawai; dan 2. Subbidang Kesejahteraan Pegawai. f. Bidang Tata Usaha Kepegawaian, terdiri dari: 1. Subbidang Dokumentasi; dan 2. Subbidang Sistem Informasi Manajemen Pegawai. g. UPT; dan h. Kelompok Jabatan Fungsional. BAB III RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI Bagian Kesatu Badan Kepegawaian Daerah Pasal 3 (1) Badan Kepegawaian Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kepegawaian. Badan Kepegawaian Daerah mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan teknis di bidang kepegawaian;

b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang kepegawaian; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kepegawaian; d. pemberian fasilitasi penyelenggaraan kepegawaian Pemerintah Kabupaten/Kota; e. pelindungan dan pengembangan kebudayaan untuk sumberdaya manusia aparatur; f. penyelenggaraan kegiatan ketatausahaan; dan g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh gubernur sesuai dengan Bagian Kedua Sekretariat Pasal 4 (1) Sekretariat mempunyai tugas menyelenggarakan ketatausahaan, penyusunan program, kepegawaian, pengelolaan keuangan, pengelolaan data dan informasi, ketatalaksanaan, monitoring dan evaluasi, serta pelaporan kinerja Badan. Sekretariat mempunyai fungsi : b. penyusunan program Badan; c. fasilitasi perumusan kebijakan teknis bidang kepegawaian daerah; d. penyelenggaraan kearsipan, kerumahtanggaan, pengelolaan barang, kehumasan, kepustakaan, dan ketatalaksanaan Badan; e. penyelenggaraan kepegawaian Badan; f. pengelolaan keuangan Badan; g. pengelolaan data dan pengembangan sistem informasi; h. penyelenggaraan monitoring dan evaluasi program serta penyusunan laporan kinerja Badan; i. fasilitasi pelaksanaan koordinasi dan pengembangan kerjasama teknis; j. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan program Sekretariat; dan k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan

Pasal 5 Sekretariat terdiri atas: a. Subbagian Program, Data dan Teknologi Informasi; b. Subbagian Keuangan; dan c. Subbagian Umum. Pasal 6 (1) Subbagian Program, Data dan Teknologi Informasi mempunyai tugas menyiapkan, menyusun dan mengevaluasi program serta menyajikan data dan informasi Badan. Subbagian Program, Data dan Teknologi Informasi mempunyai fungsi: b. penyusunan program Badan; c. penyusunan rencana anggaran Badan; d. pengelolaan data, pelayanan informasi, dan pengembangan sistem informasi Badan; e. penyiapan bahan fasilitasi pengembangan kerjasama teknis; f. pengendalian, monitoring dan evaluasi program Badan; g. penyusunan laporan program Badan; h. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan program Subbagian Program, Data dan Teknologi Informasi; dan i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan Pasal 7 (1) Subbagian Keuangan mempunyai tugas mengelola keuangan Badan. Subbagian Keuangan mempunyai fungsi : b. pengelolaan keuangan Badan; c. pelaksanaan perbendaharaan keuangan Badan; d. pelaksanaan akuntansi keuangan Badan; e. pelaksanaan verifikasi anggaran Badan; f. penyusunan pertanggungjawaban anggaran Badan;

g. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan program Subagian Keuangan; dan h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan Pasal 8 (1) Subbagian Umum mempunyai tugas melaksanakan kearsipan, kerumahtanggaan, pengelolaan barang, kepegawaian, kehumasan, kepustakaan, dan ketatalaksanaan Badan. Subbagian Umum mempunyai fungsi : b. pengelolaan kearsipan; c. penyelenggaraan kerumahtanggaan Badan; d. pengelolaan barang Badan; e. pengelolaan data kepegawaian Badan; f. penyiapan bahan mutasi pegawai Badan; g. penyiapan kesejahteraan pegawai Badan; h. penyiapan bahan pembinaan pegawai Badan; i. penyelenggaraan kehumasan Badan; j. pengelolaan kepustakaan Badan; k. penyiapan bahan ketatalaksanaan Badan; l. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan program Subbagian Umum; dan m. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan Bagian Ketiga Bidang Pengembangan Pegawai Pasal 9 (1) Bidang Pengembangan Pegawai mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan perencanaan, pengadaan dan pengembangan karir pegawai. Bidang Pengembangan Pegawai mempunyai fungsi:

b. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pengembangan pegawai; c. penyusunan formasi pegawai; d. pengkoordinasian usulan formasi dan pengadaan pegawai kabupaten/kota; e. penyelenggaraan Pengadaan Pegawai; f. penyelenggaraan administrasi Pegawai Tidak Tetap; g. perumusan kebijakan pengembangan pegawai; h. pengelolaan kebutuhan pendidikan dan pelatihan; i. pengkoordinasian bahan rekomendasi pegawai; j. pelaksanaan fasilitasi izin ke luar negeri; k. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan program Bidang Pengembangan Pegawai; dan l. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan Pasal 10 Bidang Pengembangan Pegawai terdiri atas: a. Subbidang Perencanaan dan Pengadaan; dan b. Subbidang Pengembangan Karir. Pasal 11 (1) Subbidang Perencanaan dan Pengadaan mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan formasi pegawai dan pengadaan pegawai. Subbidang Perencanaan dan Pengadaan mempunyai fungsi : b. penyiapan bahan kebijakan teknis perencanaan dan pengadaan pegawai; c. penyusunan perencanaan Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja; d. penyiapan bahan penyusunan formasi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja; e. penyelenggaraan seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja serta Pegawai Non Aparatur Sipil Negara;

f. pelaksanaan pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja; g. fasilitasi Calon Pegawai Negeri Sipil yang akan mengikuti diklat pra jabatan dan pengujian kesehatan; pelaksanaan pemberhentian Calon Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja; h. pelaksanaan pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil menjadi Pegawai Negeri Sipil; i. pelaksanaan pengambilan sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil; j. pelaksanaan pengangkatan dan pemberhentian Pegawai Tidak Tetap; k. penyiapan bahan rekomendasi pengadaan pegawai non aparatur sipil negara; l. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan program Subbidang Perencanaan dan Pengadaan; dan m. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan Pasal 12 (1) Subbidang Pengembangan Karir mempunyai tugas menyiapkan bahan kebijakan pengembangan karir Pegawai Negeri Sipil, penyusunan analisis dan informasi kebutuhan diklat. Subbidang Pengembangan Karir mempunyai fungsi : b. penyiapan bahan kebijakan teknis pengembangan karir Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja; c. penyusunan rencana pola karir Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja; d. penyiapan bahan kebijakan kebutuhan pendidikan dan pelatihan Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja; e. pelaksanaan analisis kebutuhan pendidikan dan pelatihan; f. pelaksanaan seleksi dan pemanggilan calon peserta diklat Pemda DIY; g. pengelolaan Ijin Belajar dan Tugas Belajar; h. pengelolaan Ujian Dinas dan Ujian Penyesuaian Ijazah;

i. pelaksanaan fasilitasi ijin ke luar negeri Pegawai Negeri Sipil dan Pejabat Negara; j. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan program Subbidang Pengembangan Karir; dan k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan Bagian Keempat Bidang Mutasi Pasal 13 (1) Bidang Mutasi mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan mutasi jabatan, kepangkatan, dan pemberhentian. Bidang Mutasi mempunyai fungsi : b. penyiapan bahan kebijakan teknis mutasi; c. pengkoordinasian kebijakan mutasi jabatan; d. pengkoordinasian kebijakan kenaikan pangkat, peninjauan masa kerja, pemberhentian; e. pengkoordinasian dan fasilitasi pengangkatan, kenaikan pangkat, pemberhentian jabatan, serta pemberhentian pegawai Kabupaten/Kota; f. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan program Bidang Mutasi; dan g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan Pasal 14 Bidang Mutasi terdiri atas: a. Subbidang Mutasi Jabatan; dan b. Subbidang Kepangkatan dan Pensiun. Pasal 15 (1) Subbidang Mutasi Jabatan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan kebijakan dan fasilitasi penataan jabatan serta pemindahan tempat bekerja Pegawai Negeri Sipil.

Subbidang Mutasi Jabatan mempunyai fungsi : b. penyiapan bahan kebijakan teknis mutasi jabatan; c. pengelolaan pemindahan tugas dan tempat bekerja Pegawai Negeri Sipil; d. penyiapan bahan dan fasilitasi pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian jabatan pimpinan tinggi; e. penyiapan bahan dan fasilitasi pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian jabatan administrasi, meliputi jabatan administrator, jabatan pengawas, dan jabatan pelaksana; f. penyiapan bahan dan fasilitasi pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian jabatan fungsional. g. penyiapan bahan koordinasi pengangkatan Sekretaris Daerah kabupaten/kota; h. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan program Subbidang Mutasi Jabatan; dan i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan Pasal 16 (1) Subbidang Kepangkatan dan Pensiun mempunyai tugas melaksanakan kepangkatan dan pensiun. Subbidang Kepangkatan dan Pensiun mempunyai fungsi : b. penyiapan bahan kebijakan teknis kepangkatan dan pensiun; c. penyusunan daftar nominatif Pegawai Negeri Sipil yang akan naik pangkat dan pensiun; d. pelaksanaan peninjauan masa kerja, kenaikan pangkat pegawai daerah dan kabupaten/kota; e. penyiapan bahan penetapan kenaikan pangkat, bebas tugas dan pensiun; f. pelaksanaan pembekalan Pegawai Negeri Sipil Calon Pensiun; g. penyiapan bahan penetapan pensiun Pegawai Negeri Sipil yang menjadi pejabat negara, pensiun Janda/Duda dan anak pegawai, pensiun atas permintaan sendiri dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil yang disebabkan oleh hal-hal lain;

h. penyiapan penetapan pensiun atas permintaan sendiri bagi pegawai negeri sipil Kabupaten/Kota; i. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan program Sub Bidang Kepangkatan dan Pensiun; dan j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan Bagian Kelima Bidang Kedudukan Hukum dan Kesejahteraan Pasal 17 (1) Bidang Kedudukan Hukum dan Kesejahteraan mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan kedudukan hukum dan kesejahteraan pegawai. Bidang Kedudukan Hukum dan Kesejahteraan mempunyai fungsi: b. penyiapan bahan kebijakan teknis kedudukan hukum dan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja, dan Pegawai Tidak Tetap; c. penyiapan bahan petunjuk teknis di bidang kepegawaian dan kedudukan hukum dan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja dan Pegawai Tidak Tetap; d. perumusan kebijakan teknis peningkatan kesejahteraan pegawai Negeri Sipil, Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja dan Pegawai Tidak Tetap; e. pengkoordinasian pemberian penghargaan kepada pegawai Negeri Sipil; f. pengkoordinasian penilaian kinerja; g. pengkoordinasian pemberian peningkatan kesejahteraan pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak Tetap; h. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan program Bidang Kedudukan Hukum dan Kesejahteraan; dan i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan Pasal 18 Bidang Kedudukan Hukum dan Kesejahteraan, terdiri atas: a. Subbidang Kedudukan Hukum Pegawai; dan b. Subbidang Kesejahteraan Pegawai.

Pasal 19 (1) Subbidang Kedudukan Hukum Pegawai mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan penyusunan petunjuk teknis peraturan di bidang kepegawaian dan kedudukan hukum pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak Tetap. Subbidang Kedudukan Hukum Pegawai mempunyai fungsi: b. penyiapan bahan kebijakan teknis kedudukan hukum pegawai; c. penyiapan bahan perumusan petunjuk teknis dan penyebarluasan peraturan di bidang kepegawaian dan kedudukan hukum pegawai; d. penyiapan bahan dan pengelolaan data penjatuhan hukuman disiplin Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak Tetap; e. penyiapan bahan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil yang menjadi anggota Partai Politik; f. penyiapan bahan permohonan ijin Pegawai Negeri Sipil yang akan mengikuti pemilihan/diangkat menjadi kepala desa, perangkat desa dan pejabat negara; g. penyiapan bahan pemberian ijin perkawinan dan perceraian bagi pegawai negeri sipil; h. penyiapan bahan permohonan ijin cuti bagi Pegawai Negeri Sipil dan pejabat negara; i. pengelolaan laporan harta kekayaan penyelenggara negara; j. pengelolaan daftar hadir Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak Tetap Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta; k. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan program Subbidang Kedudukan Hukum Pegawai; dan l. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan Pasal 20 (1) Subbidang Kesejahteraan Pegawai mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan penilaian kinerja dan kesejahteraan pegawai. Subbidang Kesejahteraan Pegawai mempunyai fungsi : b. penyiapan bahan kebijakan teknis penilaian kinerja dan kesejahteraan pegawai;

c. penyiapan bahan dan pengelolaan penilaian kinerja instansi dan kinerja aparatur; d. penyiapan bahan pemberian penghargaan dan tanda kehormatan bagi Pegawai Negeri Sipil; e. pengelolaan kegiatan pembinaan dan pemeliharaan kesehatan jasmani dan rohani pegawai; f. penyiapan bahan pemberian tunjangan kesejahteraan pegawai; g. penyiapan bahan dan koordinasi kesejahteraan pegawai; h. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan program Subbidang Kesejahteraan Pegawai; dan i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan Bagian Keenam Bidang Tata Usaha Kepegawaian Pasal 21 (1) Bidang Tata Usaha Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dokumentasi dan sistem informasi manajemen kepegawaian. Bidang Tata Usaha Kepegawaian mempunyai fungsi : b. penyiapan bahan kebijakan teknis tata usaha kepegawaian; c. pengelolaan kearsipan kepegawaian; d. pengelolaan data kepegawaian; e. pengelolaan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian; f. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan program Bidang Tata Usaha Kepegawaian; dan g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan Pasal 22 Bidang Tata Usaha Kepegawaian, terdiri atas: a. Subbidang Dokumentasi; dan b. Subbidang Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian.

Pasal 23 (1) Subbidang Dokumentasi mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan kearsipan kepegawaian, naskah kepegawaian dan Kartu Identitas Pegawai. Subbidang Dokumentasi mempunyai fungsi : b. penyiapan bahan kebijakan teknis dokumentasi; c. pengelolaan dokumentasi kepegawaian; d. pengelolaan dokumentasi Kepegawaian Elektronik; e. pengelolaan Naskah dan Tanda Nomor Surat Keputusan Kepagawaian; f. pengelolaan Kartu Pegawai, Kartu Suami, Kartu Istri dan Kartu Peserta Tabungan Asuransi Pensiun; g. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan program Subbidang Dokumentasi; dan h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan Pasal 24 (1) Subbidang Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan penyediaan sistem dan penyajian informasi kepegawaian. Sub Bidang Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian mempunyai fungsi: b. penyiapan bahan kebijakan teknis sistem informasi manajemen kepegawaian; c. pengelolaan aplikasi Sistem Informasi Manajamen Kepegawaian, Sistem Informasi Presensi, dan Sistem Monitoring Evaluasi Data Pegawai Negeri Sipil Aparatur Sipil Negara; d. pengembangan penerapan teknologi informasi Kepegawaian; e. pengelolaan jaringan area lokal (Local Area Network) dan intranet Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian, Sistem Informasi Presensi, dan Sistem Monitoring Evaluasi Data Pegawai Negeri Sipil Aparatur Sipil Negara;

f. monitoring jaringan internet Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian, Sistem Informasi Presensi, dan Sistem Monitoring Evaluasi Data Pegawai Negeri Sipil Aparatur Sipil Negara; g. fasilitasi pengelolaan Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian, Kartu Pegawai Negeri Sipil Elektronik, dan Aplikasi Anjungan Kartu Pegawai Negeri Sipil Elektronik; h. pengelolaan dan perawatan jaringan mesin presensi; i. pengelolaan, validasi, dan penyajian data informasi kepegawaian; j. pengelolaan laporan monitoring dan evaluasi data kepegawaian Provinsi dan kabupaten/kota; k. pengelolaan dan penyajian informasi daftar urut kepangkatan (DUK) secara elektronik; l. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan program Subbidang Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian; dan m. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan BAB IV KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 25 (1) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis di bidang keahliannya masing-masing. (2) Kelompok Jabatan Fungsional dapat dibagi-bagi dalam subkelompok sesuai dengan kebutuhan dan keahliannya masingmasing dan dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior. (3) Pejabat Fungsional dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab langsung kepada Kepala Badan. (4) Kebutuhan jabatan fungsional ditentukan berdasarkan sifat, jenis, dan beban kerja. (5) Pembinaan terhadap tenaga fungsional dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 26 Pada saat Peraturan Gubernur ini mulai berlaku:

a. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 53 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Badan dan Unit Pelaksana Teknis pada Badan Kepegawaian Daerah (Berita Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2008 Nomor 54); b. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 38 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 53 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Badan dan Unit Pelaksana Teknis pada Badan Kepegawaian Daerah (Berita Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012 Nomor 38), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 27 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal 2 Januari 2016. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Diundangkan di Yogyakarta pada tanggal 2 September 2015 SEKRETARIS DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, ttd ICHSANURI Ditetapkan di Yogyakarta pada tanggal 2 September 2015 GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, ttd HAMENGKU BUWONO X BERITA DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2015 NOMOR 72 Salinan Sesuai Dengan Aslinya KEPALA BIRO HUKUM, DEWO ISNU BROTO I.S. Pembina Tingkat I (IV/b) NIP. 19640714 199102 1 001