BAB I PENDAHULUAN. resolusi tinggi, metode geokimia yang dapat menganalisa unsur unsur dalam

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERNYATAAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. banyak terkait oleh mineralisasi endapan hidrotermal-magmatik. Dalam berbagai

Survei Polarisasi Terimbas (IP) Dan Geomagnet Daerah Parit Tebu Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka-Belitung

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN 50 KOTA DAN SIJUNJUNG, PROVINSI SUMATERA BARAT

PENYELIDIKAN GEOFISIKA DI DAERAH GUNUNG RAWAN, KECAMATAN SEKAYAM, KABUPATEN SANGGAU, PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PENYUSUNAN PEDOMAN TEKNIS EKSPLORASI BIJIH BESI PRIMER. Badan Geologi Pusat Sumber Daya Geologi

BAB I PENDAHULUAN. curam, hanya beberapa tempat yang berupa dataran. Secara umum daerah Pacitan

PENYELIDIKAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. bijih besi, hal tersebut dikarenakan daerah Solok Selatan memiliki kondisi geologi

3. HASIL PENYELIDIKAN

Abstrak

PENDUGAAN ZONA MINERALISASI GALENA (PbS) DI DAERAH MEKAR JAYA, SUKABUMI MENGGUNAKAN METODE INDUKSI POLARISASI (IP)

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

3. HASIL PENYELIDIKAN

PENGOLAHAN DATA MANUAL DAN SOFTWARE GEOLISTRIK INDUKSI POLARISASI DENGAN MENGGUNAKAN KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE

Pendugaan Zona Endapan Mineral Logam (Emas) di Gunung Bujang, Jambi Berdasarkan Data Induced Polarization (IP)

lajur Pegunungan Selatan Jawa yang berpotensi sebagai tempat pembentukan bahan galian mineral logam. Secara umum daerah Pegunungan Selatan ini

Pemetaan Sebaran Endapan Mineral Logam Berdasarkan Interpretasi Data Polarisasi Terimbas di Lapangan X PT Newmont Nusa Tenggara (PT NNT)

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SURVEI POLARISASI TERIMBAS (IP) DAN GEOMAGNET DAERAH TELUK SANTONG UTARA, KECAMATAN PLAMPANG KABUPATEN SUMBAWA, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

EKSPLORASI MINERAL MANGAN MENGGUNAKAN METODE POLARISASI TERINDUKSI DI DAERAH KASIHAN, KECAMATAN TEGALOMBO, KABUPATEN PACITAN

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE UNTUK IDENTIVIKASI POTENSI SEBARAN GALENA (PBS) DAERAH-X, KABUPATEN WONOGIRI

PENYELIDIKAN EKSPLORASI BAHAN GALIAN

BAB VI DISKUSI. Dewi Prihatini ( ) 46

EKSPLORASI UMUM ENDAPAN MANGAN DI KABUPATEN MANGGARAI, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Gambar 3.1 Lokasi lintasan pengukuran Sumber: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

Gambar 1. Lokasi kesampaian daerah penyelidikan di Daerah Obi.

APLIKASI METODE GEOFISIKA UNTUK GEOTEKNIK. Oleh: Icksan Lingga Pradana Irfan Fernando Afdhal Joni Sulnardi

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN. Judul penelitian Studi Karakteristik Mineralogi dan Geomagnetik Endapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang

KONSEP PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAPORAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN. Oleh : Tim Penyusun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN POTENSI MINERALISASI LOGAM DASAR DI DAERAH TAKENGON, NANGROE ACEH DARUSSALAM

Integrasi SIG dan citra ASTER BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TRANSFORMASI BESI DAN MANGAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Penambangan (mining) dapat dilakukan dengan menguntungkan bila sudah jelas

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab II. Kriteria Geologi dalam Eksplorasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 3. PENDEKATAN DAN METODOLOGI

BAB IV PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

IDENTIFIKASI MINERAL BIJIH BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDUCED POLARIZATION (IP) DI DAERAH OKU SELATAN, SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

AKUISISI DATA SELF POTENTIALS (SP) UNTUK MENENTUKAN KEDALAMAN POTENSI MASSIVE SULFIDA DI DESA BABAN KECAMATAN SILO KABUPATEN JEMBER SKRIPSI.

Gravitasi Vol. 14 No.2 (Juli-Desember 2015) ISSN:

Potensi Panas Bumi Berdasarkan Metoda Geokimia Dan Geofisika Daerah Danau Ranau, Lampung Sumatera Selatan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sebagai negara kepulauan tergabung kedalam rangkaian sirkum

BAB I PENDAHULUAN. dengan udara terbuka. Salah satu metode pertambangan bawah tanah yang sering

BAB I PENDAHULUAN I.1. Judul Penelitian I.2. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah memproduksi timah sejak abad ke 18 (van Leeuwen, 1994) dan

GEOFISIKA EKSPLORASI. [Metode Geolistrik] Anggota kelompok : Maya Vergentina Budi Atmadhi Andi Sutriawan Wiranata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

sumber daya alam yang tersimpan di setiap daerah. Pengelolaan dan pengembangan

SNI Standar Nasional Indonesia. Tata cara umum penyusunan laporan eksplorasi bahan galian BSN. ICS Badan Standardisasi Nasional

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PERAN REMOTE SENSING DALAM KEGIATAN EKSPLORASI GEOLOGI

EKSPLORASI MANGAN DI SUMBAWA BESAR, KABUPATEN SUMBAWA, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT. Moetamar, dkk Pokja Mineral

Ditulis oleh Aziz Rabu, 07 Oktober :16 - Terakhir Diperbaharui Minggu, 11 Oktober :06

183 PENDUGAAN BIJIH BESI DENGAN GEOLISTRIK RESISTIVITY-2D DAN GEOMAGNET DI DAERAH SEBAYUR, DESA MAROKTUAH, KEC

EKSPLORASI ENDAPAN BAUKSIT

EKSPLORASI BIJIH BESI DENGAN METODE DIPOLE-DIPOLE DAN GEOMAGNET DI WILAYAH GANTUNG, KABUPATEN BLITUNG TIMUR, PROVINSI BLITUNG

TA5212 Eksplorasi Cebakan Mineral. Pengenalan Eksplorasi Geokimia

BAB V MINERALISASI Mineralisasi di daerah Sontang Tengah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam diantaranya sumberdaya batubara. Cekungan Barito merupakan

batuan, butiran mineral yang tahan terhadap cuaca (terutama kuarsa) dan mineral yang berasal dari dekomposisi kimia yang sudah ada.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dunia akan timah terus meningkat seiring dengan pengurangan

Pengertian Sistem Informasi Geografis

BAB I PENDAHULUAN. Pliosen Awal (Minarwan dkk, 1998). Pada sumur P1 dilakukan pengukuran FMT

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Utara secara geografis terletak pada 1ºLintang Utara - 4º Lintang Utara dan 98 Bujur Timur Bujur

BAB IV PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

Keselarasan dan Ketidakselarasan (Conformity dan Unconformity)

PROSPEKSI MINERAL LOGAM DI KECAMATAN SUBI KABUPATEN NATUNA - PROVINSI KEPULAUAN RIAU Wahyu Widodo Kelompok Penyelidikan Mineral Logam

BAB I PENDAHULUAN. banyak digunakan di bidang otomotif, elektronik dan sebagainya. Endapan timah dapat ditemukan dalam bentuk bijih timah primer dan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sepertiga wilayah Indonesia berada di atas permukaan laut yakni belasan

BAB IV ANALISIS KORELASI INFORMASI GEOLOGI DENGAN VARIOGRAM

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin hari

Bab I - Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Oleh : Franklin S A R I

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

termineralisasi dan tanah, akan tetapi tidak semua unsur dibahas dalam makalah ini karena tidak menunjukkan hasil yang signifikan.

Kelompok 3 : Ahmad Imam Darmanata Pamungkas Firmansyah Saleh Ryan Isra Yuriski Tomy Dwi Hartanto

Metode Induced Polarization Untuk Eksplorasi Mineral Emas Daerah B Gunawan Setiono dan Dr.Supriyanto. Abstrak

POTENSI DAN PROSPEK PENGEMBANGAN PERTAMBANGAN RAKYAT DI NAD

BAB VI KARAKTERISTIK REKAHAN PADA BATUGAMPING

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sistem informasi geografis (SIG) ialah suatu sistem komputasi yang memiliki kemampuan untuk melakukan proses manipulasi, analisa, hingga menampilkan data yang memiliki orientasi spasial. Salah satu kemampuan sistem informasi geografis dalam dunia pertambangan yaitu kemampuannya dalam mengkompilasi data dari beberapa tahapan eksplorasi yang bersumber dari beberapa metode dan tipe data ke dalam suatu data model. Seiring dengan perkembangannya, data eksplorasi digital baik yang bersifat kualitas maupun kuantitas seperti data citra satelit yang menghasilkan multispektral dengan resolusi tinggi, metode geokimia yang dapat menganalisa unsur unsur dalam berbagai fase kimiawi. Data eksplorasi yang ada tersebut menimbulkan permasalahan baru dalam dunia pertambangan yaitu integrasi data yang rumit (Bonham - Carter, 1997). Data yang paling sulit diintegrasikan ialah data geofisika. Hal ini disebabkan data data geofisika memerlukan pengolahan yang cukup rumit secara matematis sebelum dapat ditampilkan atau dikombinasikan dengan data lainnya. Metode induced polarization (IP) dikatakan sulit diintegrasikan ke dalam SIG dikarenakan hasil pengolahan data metode ini menghasilkan citra bawah permukaan (pseudosection) secara vertikal, berbeda dengan metode 1

geofisika lainnya seperti metode geomagnetik dan gaya berat yang menghasilkan citra bawah permukaan secara horizontal (Swangga, 2011). Metode geofisika yang umum dilakukan dalam ekplorasi mangan yaitu metode induced polarization. Respon polarisasi mineral mineral tersebut merupakan fungsi dari beberapa parameter seperti kandungan sulfida, porositas batuan asal, ukuran butir, densitas, hingga saturasi air. Hasil pengolahan data dengan metode ini menghasilkan beberapa parameter turunan berupa resistivity, chargeability, sudut fase, dan faktor logam. Keberadaan potensi mangan dari metode ini dapat diketahui berdasarkan pada perbedaan nilai resistivity dan chargeability dari batuan, (Winarti dan Ansori, 2009). Mangan adalah unsur/elemen logam berharga yang memiliki lebih dari 10 jenis mineral. Kesepuluh mineral tersebut termasuk kelompok oksida : pirolusit/grup rutil (MnO 2 ), braunit (Mn 2 O 3 ), hausmanit (Mn 3 O 4 ); kelompok oksigen garam (oxygene salt) : rodhokrosit (MnCO 3 ), rodhonit (Mn,Ca)SiO 3 ; dan kelompok hidroksida/hidrate : manganit (Mn2O 3 (OH) 2 ), psilomelan (m.mno.mno 2.nH 2 O). Mangan merupakan salah satu bahan galian mineral logam yang keterdapatannya sangat dipengaruhi oleh faktor mineralisasi dan kimiawi dalam suatu batuan. Di Pulau Sumatera sendiri banyak dijumpai potensi deposit mangan seperti yang terdapat di daerah Aceh yang diindikasikan berupa deposit metasomatik yang berasosiasi dengan mineral besi dengan mineral utama penyusunnya yaitu berupa pirolusit. Selain itu terdapat juga di daerah bagian timur Sumatera dengan konsentrasi Mn 3 O 4 mencapai 20 % (Van Bemmelen, 2

1949). Sedangkan pada bagian barat deposit mangan ditemukan dengan asosiasi dengan Au dan Ag sebagai rhodokrosit pada urat breksi. Di daerah Singingi Riau dijumpai berupa sedimen di dalam breksi, dan di daerah Belang Beo mangan oksida dijumpai dalam bentuk bongkah (Sukandarrumidi, 2009). I.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang dirumuskan pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimana mengintegrasikan metode geofisika induced polarization ke dalam sistem informasi geografis untuk menghasilkan model bawah permukaan dari endapan mangan? 2. Bagaimana kondisi bawah permukaan berdasarkan parameter fisik pada endapan mangan dengan parameter nilai resistivity dan chargeability? 3. Bagaimana potensi endapan mangan pada daerah penelitan? I.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian yang dilaksanakan adalah : 1. Mengintegrasikan data induced polarization dan data lainnya ke dalam sistem informasi geografis dan untuk menghasilkan model bawah permukaan hasil integrasi dari endapan mangan. 2. Mengetahui variasi bawah permukaan berdasarkan kontras sifat fisis, yaitu resistivity dan chargeability daerah penelitian. 3. Mengetahui potensi endapan mangan pada daerah penelitian 3

I.4 Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada menghasilkan suatu metodologi untuk mengintegrasikan data geofisika dalam hal ini metode induced polarization dan data lainnya ke dalam sistem informasi geografis untuk mengetahui potensi endapan mangan pada daerah penelitian. Hal ini didasarkan bahwa data geofisika induced polarization sangat sulit didalam proses integrasinya sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. I.5. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian secara administrasi pemerintahan terletak di Desa Domo, Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar. Gambar 2.1 Peta lokasi penelitian dengan lokasi penelitian ditunjukkan dengan kotak merah 4

I.6. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk memberikan gambaran proses atau metodologi yang dapat digunakan dalam melakukan integrasi data geofisika metode Induced Polarization dan data geologi dalam suatu tahapan eksplorasi mineral, sehingga pada penelitian penelitian selanjutnya integrasi eksplorasi endapan mineral dengan sistem informasi geografis (SIG) akan semakin banyak dimanfaatkan dalam tahapan eksplorasi potensi mineral. I.7. Peneliti Terdahulu Dari studi literatur diperoleh peneliti terdahulu pada daerah penelitian, serta penelitian penelitian yang berkaitan dengan integrasi data geofisika dan geologi yaitu : 1. Djumhana, 2011 Pada daerah penelitian dilakukan pemetaan potensi mineralisasi galena dengan menggunakan metode IP. Selain pemetaan potensi mineralisasi galena juga dijumpai potensi mineralisasi mangan. Kedua mineralisasi ini dijumpai pada batuan metasedimen. 2. Sirinyildiz, 2003 Dalam penelitiannya dilakukan integrasi data gaya berat, magnetik, ke dalam sistem informasi geografis (SIG) dalam analisis struktur dari data geofisika. 5

3. Ansori, 2010 Dalam penelitiannya dengan menggunakan metode Induced Polarization (IP) dalam pemetaan mineralisasi mangan menghasilkan parameter fisis untuk endapan mangan berupa nilai resistivity rendah (<40 Ω meter) dan nilai chargeability tinggi (135 250 msec). 4. Swangga, 2011 Melakukan penelitian dengan mengintegrasikan sistem informasi geografis dengan sistem pemodelan geologi untuk tipe endapan skarn. Berdasarkan dari penelitian penelitian yang telah dilakukan sebelumnya di atas, diketahui bahwa potensi endapan mangan pada daerah penelitian dijumpai pada batuan metasedimen dengan batuan induknya berada pada batuan metamorf. Sedangkan untuk aplikasi metode geofisika dalam hal ini Induced Polarization dalam eksplorasi endapan mangan telah banyak dilakukan, akan tetapi mengintegrasikan data data tersebut ke dalam sistem informasi geografis masih sangat kurang dilakukan. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran lebih jelas mengenai integrasi metode Induced Polarization dalam sistem informasi geografis dalam eksplorasi potensi mineral secara luas. 6