BAB I PENDAHULUAN 1. 5 Latar Belakang Permasalahan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

BAB I PENDAHULUAN. komponen, antara lain: siswa, guru, kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, adalah agar siswa

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Pembekalan Instruktur PLPG 2015

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat digolongkan menjadi dua yaitu: tenaga pendidik (guru) dan tenaga

I. PENDAHULUAN. bertujuan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang terdidik

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses)

RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RPP

RPP Theory A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

RPP DAN MATERI PKGD. Prodi PGSD Penjas FIK UNY Wawan S. Suherman, M.Ed.

PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 14 B. TUJUAN 14 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 14 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 15 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 15

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah aspek penting dalam perkembangan

PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TEKNIK PENYUSUNAN SATUAN ACARAPERKULIAHAN (SAP)

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

Bagaimana memilih bahan ajar? Prinsip Kecukupan. Cakupan Bahan Ajar. Urutan Penyajian Bahan Ajar

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Oleh: Ajat Sudrajat

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

BAB I PENDAHULUAN. membangun peradaban manusia di era modern seperti saat ini. Pada hakikatnya. mengalami perubahan (Wayan Somayasa, 2013: 2).

, 2015 PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS X SMAN 1 SOREANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu unsur konkrit yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dibutuhkan. pendidikan, karena pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

BAB V PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dibahas hasil temuan-temuan dari masing-masing tempat

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Undang-Undang No. 20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kualitas pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI. Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diajarkan bukan hanya untuk mengetahui dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. cerdas, terbuka dan demokratis. Pendidikan memegang peran dalam. tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. kepada semua jenjang pendidikan mulai tingkat SD, SMP, SMA/SMK, bahkan. menghadapi perkembangan jaman yang semakin maju.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memasuki masa sekolah, tugas mereka adalah belajar. Ini merupakan salah

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan ayat sebagai berikut: 1

BAB I PENDAHULUAN. dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian

Kelompok Materi: Pokok

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan kehidupan masyarakat dalam suatu negara sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran melibatkan beberapa komponen yaitu: 1) peserta didik;

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2015

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

BABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Atamik B, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diberikan kepada siswa di semua jenjang pendidikan. Siswa dituntut untuk

DAFTAR ISI. II. PEMBELAJARAN PENGAYAAN A. Pembelajaran Menurut SNP... B. Hakikat Pembelajaran Pengayaan... C. Jenis Pembelajaran Pengayaan...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN MERENCANAKAN EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS X-3 SMA NEGERI 1 SIMO

I. PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, pengangkatan tenaga kependidikan sampai pengesahan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Hal ini dapat terlihat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Undang-Undang Dasar RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional, lembaga pendidikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanty Tiarareja, 2013

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

harapkan dapat mencapai tujuan pendidikan nasional dan dapat meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam hal ini siswa perlu memilik

I. PENDAHULUAN. kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. 1. Tahap Sensori Motor (0 2 tahun) 2. Tahap Pra-operasional (2 7 tahun)

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang membosankan dan bahkan ada yang sampai membenci. Hal ini,

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF ROLE PLAYING DENGAN CD INTERAKTIF

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 43 B. TUJUAN 43 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 44 D. UNSUR YANG TERLIBAT 44 E. REFERENSI 44 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 44

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

EDISI : 2. PENGEMBANGAN RPP. Modul : Pengembangan RPP Soal-soal seputar RPP

BAB III STANDAR PROSES

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1. 5 Latar Belakang Permasalahan Sesuai dengan Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang standar proses dijelaskan bahwa proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Pelaksanaan proses pembelajaran merupakan implementasi dari RPP yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik 1

2 dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Pengawasan proses pembelajaran, terdiri dari pemantauan, supervisi serta evaluasi. Pemantauan dan supervisi dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan. Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada seluruh kinerja guru dalam proses pembelajaran. Evaluasi dilaksanakan dengan cara membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar proses, mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi guru. Pada kenyataannya jarang dijumpai kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar yang berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif meskipun telah memenuhi standar proses. Pembelajaran hanya berlangsung kegiatan transfer knowladge tanpa memperhatikan kebutuhan siswa. Standar proses yang telah dibuat dan ditetapkan hanya menjadi sebuah peraturan tertulis tanpa pelaksanaan secara nyata dan tepat. Menurut Aisyah (2008, 2-17) belajar akan efektif jika dilakukan dalam suasana yang menyenangkan. Berdasarkan struktur kurikulum dalam KTSP, kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada Sekolah Dasar dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan Bahasa, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Ketrampilan/Kejuruan, dan Muatan Lokal yang relevan. Guru hendaknya benar-benar memperhatikan kebutuhan siswa. Dengan adanya berbagai mata pelajaran hendaknya guru mampu memberikan pengalaman belajar yang berbeda pada setiap mata pelajaran. 2

3 Pada mata pelajaran Matematika sering dijumpai banyak siswa yang tidak menyukainya. Siswa menganggap matematika sulit untuk dipelajari, tidak menyenangkan, membosankan, menakutkan dan sebagainya. Sikap itu tentu membuat hasil belajar matematika menjadi rendah. Akibat lebih lanjut siswa menjadi semakin tidak suka terhadap matematika. Hal ini tidak terlepas dari perencanaan proses pembelajaran oleh guru. Pada kegiatan pembelajaran guru terbiasa menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, serta cara konvensional untuk setiap tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Sehingga proses pembelajaran berlangsung tidak efektif dan membosankan. Belajar matematika akan lebih efektif jika dilakukan dalam suasana yang menyenangkan. Salah satu hal yang menyenangkan siswa SD adalah dengan permainan, karena dunia anak tidak lepas dari permainan. Menurut Monks (terjemahan Pitajeng 2005 dalam Aisyah 2008, 2-24) anak dan permainan merupakan dua pengertian yang hampir tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Hal ini berarti bahwa anak-anak tidak dapat dipisahkan dari permainan. Bagi anak bermain merupakan kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan. Menurut Ahmadi (dalam Firmanawaty, 2003; Aisyah, 2008) permainan adalah suatu perbuatan yang mengandung keasyikan dan dilakukan atas kehendak sendiri, bebas tanpa paksaan dengan tujuan untuk mendapatkan kesenangan pada waktu melakukan kegiatan tersebut. Dengan demikian, jika anak melakukan kegiatan dengan asyik, bebas, dan mendapat kesenangan pada waktu melakukan kegiatan tersebut, maka anak merasa sedang bermain-main. Jika pendapat ini diterapkan pada mata pelajaran matematika dengan tetap memperhatikan standar proses maka pembelajaran itu merupakan hal yang menyenangkan. Permaianan interaktif merupakan suatu permainan yang dikemas dalam pembelajaran, sehingga peserta didik menjadi aktif dan senang dalam belajar. Oleh karena itu, jika guru dapat mengemas permainan sebagai media maupun pendekatan dalam belajar matematika bagi anak, maka anak akan senang belajar matematika sehingga menjadi efektif untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal. 3

4 Menurut Aisyah (2008:2-7) Zoltan P. Dienes adalah seorang matematikawan yang memusatkan perhatiannya pada cara-cara pengajaran terhadap siswa-siswa. Dasar teorinya bertumpu pada Piaget, dan pengembangannya diorientasikan pada siswa-siswa, sedemikian rupa sehingga sistem yang dikembangkan itu menarik bagi siswa yang mempelajarinya. Pada penerapan teori belajar Dienes, Permainan Menggunakan Aturan (Games) siswa diajak mengenal dan memikirkan bagaimana struktur matematika itu. Teori Dienes ini menempatkan suatu pembelajaran dalam sebuah permainan yang akan merangsang keinginan siswa untuk ingin tahu dan lebih semangat lagi dalam belajar. Hal ini menarik perhatian peneliti untuk melakukan upaya perbaikan proses pembelajaran mata pelajaran matematika dengan menggunakan penerapan teori belajar Dienes tentang Permainan Menggunakan Aturan (Games) untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 1. 6 Rumusan Masalah Bedasarkan uraian dalam latar belakang maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah penerapan Permainan Menggunakan Aturan efektif terhadap peningkatan hasil belajar Matematika Siswa Kelas IV Semester I SD Negeri Kawengen 02 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2011-2012. 1. 7 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penerapan Permainan Menggunakan Aturan terhadap peningkatan hasil belajar Matematika siswa kelas IV Semester I pokok bahasan operasi perkalian dan pembagian, di SD Negeri Kawengen 02 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2011-2012. 4

5 1. 8 Manfaat Penelitian Hasil dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang berarti bagi siswa, guru dan sekolah sebagai suatu metode pembelajaran yang mendukung peningkatan proses belajar dan mengajar. 1) Manfaat Teoritis Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya hasil penelitian yang telah ada serta dapat memberi informasi serta gambaran mengenai penerapan Permainan Menggunakan Aturan dalam mata pelajaran Matematika Kelas IV Semester I. 2) Manfaat Praktis a. Manfaat bagi siswa (1) Siswa merasa senang karena merasa dilibatkan dalam proses pembelajaran. (2) Siswa dapat tetap belajar dengan cara yang menyenangkan yaitu permainan. (3) Dengan diterapkannya model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. b. Bagi Guru (1) Dengan dilaksanakannya penelitian ini, guru dapat mengetahui variasi strategi belajar mengajar yang dapat digunakan sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan sesuai dengan materi pelajaran. 5