BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di Indonesia, rural banking

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Al-Qur an dan As-Sunnah, termasuk dari segi ekonominya. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang berkelebihan untuk kemudian di salurkan kepada pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DAN PEMBIAYAAN MURABAHAH TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN ( Studi Kasus pada PT. BPR Syariah Al-Wadi ah )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dana dan menyalurkan kredit secara efisien dan efektif kepada pengusaha. memperoleh soliditas dan kepercayaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. prinsip syariah sebagai dasar hukumnya berupa fatwa yang dikeluarkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan bank syariah di Indonesia membawa angin segar bagi para

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia perbankan. Jika dihubungkan dengan pendanaan, hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan Al-quran dan As-sunnah. Tak lain tujuan. dan mengalirkan dana sesuai dengan undang-undang perbankan

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT EL LABANA SERTA KAITANYA DENGAN FATWA DSN MUI NO.04 TAHUN 2000

BAB I PENDAHULUAN. Islam di Tanah Air sebenarnya sudah dimulai secara formal dan informal jauh

BAB I PENDAHULUAN. melayani kebutuhan masyarakat melalui jasa-jasanya. 1 Perbankan syariah. Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. masalah perekonomian. Allah SWT berfirman QS;17:9 Sesungguhnya Al Qur an ini

2017, No khusus terhadap kredit atau pembiayaan bank bagi daerah tertentu di Indonesia yang terkena bencana alam; e. bahwa berdasarkan pertimba

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB 1 PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana disebut dengan debitur. satu, yang sering disebut dengan pooling of fund yang sesuai dengan

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB IV. ANALISIS IMPLEMENTASI FATWA DSN NO. 03/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG DEPOSITO PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH di BMT MASJID AGUNG DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah berawal pada tahun 1950an.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan

Majalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 18, No 2,Oktober 2011 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

ISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti perbankan, reksadana, dan takaful. 1. Banking System, atau sistem perbankan ganda, di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional. Bank Islam telah berkembang pesat pada dekade terakhir

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR,

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya bagi umat islam. Rasa terpercaya, amanah dan aman serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

BAB I PENDAHULUAN. keperluan-keperluan lain, tidak bisa diabaikan. Kenyataan menunjukkan bahwa di

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengaruh Dana Pihak Ektiga terhadap Pembiayaan Bagi Hasil dan Dampaknya terhadap Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Al-Qur an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Al-Qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah untuk dapat diterapkan

I. PENDAHULUAN. pendapat dikalangan Islam sendiri mengenai apakah bunga yang dipungut oleh

BAB II TINJAUAN UMUM AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN SYARIAH

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat dan stabil. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri dari tiga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat. Dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), h. 17

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia umumnya

BAB I PENDAHULUAN. yang kita ketahui sistem perekonomian negara-negara di dunia. Tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, ada

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. tidak menawarkan sesuatu yang merugikan hanya demi sebuah keuntungan sepihak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat; kedua, penyaluran dana (financing) merupakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian pasti ada hubungannya dengan dunia keuangan dan

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB I PENDAHULUAN. juga berfungsi sebagai suatu lembaga intermediasi (intermediary instution), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhinya, baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh karena itu peranan

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah pertama kali didirikan pada tahun 1992 adalah Bank. Amanah Rabbaniah. Walaupun perkembangannya agak terlambat bila

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan khususnya sektor perbankan menempati posisi sangat strategis dalam menjembatani kebutuhan modal kerja dan investasi riil dengan pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem perbankan konvensional dan sistem perbankan syariah. Sistem perbankan konvensional seperti yang kita ketahui menggunakan bunga (interest) sebagai landasan operasionalnya. Berbeda halnya dengan perbankan konvensional yang menggunakan bunga sebagai landasan operasionalnya, sistem perbankan syariah menggunakan prinsip bagi hasil sebagai landasan dasar bagi operasionalnya secara keseluruhan. Sistem perbankan syariah tidak kalah perkembangannya dengan sistem perbankan konvensional walaupun sistem perbankan syariah muncul baru-baru ini. Operasional perbankan syariah di Indonesia pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang kemudian diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 dan diperbaharui lagi pada tahun 2008 dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Pertimbangan perubahan Undang-Undang tersebut dilakukan untuk mengantisipasi tantangan sistem keuangan yang semakin maju dan kompleks dan mempersiapkan infrastruktur memasuki era globalisasi. Bank bagi pemilik lebih 1

2 berfungsi sebagai fasilitator memobilisasi dana masyarakat untuk kepentingan usahanya. Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 pasal 1 ayat 7 tentang Perbankan Syariah: Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Penulis akan mengambil salah satu contoh Bank Syariah yaitu Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (PBRS) Amanah Rabbaniah Bandung dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan salah satu Bank Syariah di Indonesia. Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008, pasal 1 ayat 9 tentang Perbankan Syariah: Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BPRS meningkat sebanyak 37 kantor dari 364 kantor menjadi 401 kantor pada akhir tahun 2012. Peningkatan ini memberikan kemudahan bagi masyarakat indonesia untuk dapat menikmati layanan dari perbankan syariah. Selain berpengaruh terhadap pertumbuhan penghimpunan dana, meningkatnya jumlah bank syariah juga berpengaruh terhadap pertumbuhan penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan. Produk perbankan BPRS sebenarnya tidak jauh berbeda dengan produk perbankan yang ditawarkan oleh bank umum syariah. Secara umum produk perbankan BPRS terbagi kepada tiga kategori, yaitu produk dalam pengerahan

3 dana, penyaluran dana dan jasa perbankan. Kegiatan usaha BPRS secara teknis operasionalnya berkaitan dengan produk-produknya mendasarkan pada Pasal 2 dan Pasal 3 PBI No. 9/19/PBI/2007 tentang pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa bank syariah. 1 Kegiatan penghimpunan dana, terutama dana dari masyarakat oleh BPRS mengacu kepada Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 pasal 21 huruf a tentang Perbankan Syariah: Simpanan berupa Tabungan atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad wadi ah atau lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah dan Investasi berupa Deposito atau Tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah. Sumber dana merupakan hal terpenting bagi bank untuk dapat meningkatkan jumlah pembiayaan yang akan disalurkan ke masyarakat. Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam bentuk tunai, sumber-sumber dana dari suatu bank antara lain dana pihak kesatu, kedua dan ketiga. Secara umum sumber dana bank dapat dikelompokan kedalam tiga kategori yaitu sumber dana yang berasal dari bank itu sendiri, dana yang berasal dari masyarakat dan dana yang bersumber dari dana lain. 2 Semakin banyak dana yang dimiliki oleh bank, maka akan semakin besar peluang bank untuk menjalankan fungsinya. Dana pihak ketiga merupakan salah satu sumber dana terpenting bagi kegiatan operasional suatu bank dan merupakan ukuran 1 Abdul Ghofur Anshori, Hukum Perbankan Syariah, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), h. 58. 2 Atang Abdul Hakim, Fiqih Perbankan Syariah, (Bandung: PT Refika Aditama, 2011), h, 203.

4 keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini. 3 Dana pihak ketiga ini merupakan dana dari masyarakat luas dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. 4 Dengan meningkatkan dana pihak ketiga, maka dana yang dialokasikan untuk pemberian pembiayaan juga akan meningkat sehingga akan meningkatkan pula pendapatan bank yang akan berdampak terhadap peningkatan profitabilitas bank tersebut. Dana pihak ketiga akan masuk pada modal bank, kegiatan operasional bank dapat berjalan dengan lancar apabila bank tersebut memiliki modal yang cukup sehingga pada saat kritis bank dalam tetap posisi aman karena memiliki cadangan modal di Bank Indonesia. Sedangkan kegiatan penyaluran dana ini dikenal juga dengan istilah alokasi dana. Kegiatan alokasi dana yang terpenting tersebut adalah alokasi dana dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal pembiayaan. Penyaluran dana bisa dalam bentuk investasi yang bersifat produktif maupun dalam bentuk pinjaman konsumtif yang tidak berbunga. Produk perbankan yang bersifat produktif antara lain pembiayaan mudharabah, musyarakah, murabahah, sedangkan yang bersifat konsumtif adalah pembiayaan al qardh ul hasan. 5 Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan 3 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 62. 4 Gita Danupranata, Manajemen Perbankan Syariah, (Jakarta: Salemba Empat, 2013), h. 90. 5 A. Dzajuli dan Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat (Sebuah Pengenalan), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 117.

5 uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. 6 Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 pasal 1 ayat 25 tentang Perbankan Syariah: Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna, transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh, dan transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa. Penulis membahas pembiayaan yang memfokuskan berdasarkan akad musyarakah. Transaksi musyarakah dilandasi adanya keinginan para pihak yang bekerjasama untuk meningkatkan nilai aset yang mereka miliki secara bersamasama. 7 Dalam pembiayaan musyarakah untuk membagi keuntungan dapat dilakukan menurut besarnya porsi modal atau dapat pula berdasarkan perjanjian, yaitu sesuai nisbah bagi hasil yang telah disepakati para pihak, sedangkan dalam pembagian kerugian harus ditanggung sesuai dengan porsi modal masing-masing pihak yang bercampur. 8 Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal. Rasio rofitabilitas sebagai salah satu indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja perbankan syariah, kemampuan perbankan syariah dalam menghasilkan laba dapat menjadi tolak 6 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h. 85. 7 Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqhdan Keuangan Edisi 4, (Jakarta: PT Rajawali Pers, 2011), h. 102. 8 Trisadini dan Shomad, Transaksi Bank Syariah, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), h. 19.

6 ukur kinerja perbankan syariah tersebut. Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. 9 Tujuan untuk mendapatkan suatu profitabilitas yang optimal berlaku untuk semua perusahaan, termasuk lembaga keuangan atau bank. Lembaga keuangan atau bank perlu untuk memperoleh profitabilitas agar dapat mempertahankan keberlangsungan usahanya, sehingga bank dapat menjalankan kegiatan usaha. Dalam upaya untuk memperoleh pendapatan dan menghasilkan laba usaha, maka BPRS melakukan penghimpunan dana dan penyaluran dana kepada masyarakat. Penyaluran dana berupa pembiayaan merupakan kegiatan utama BPRS dalam menjalankan usahanya, karena dana yang disalurkan oleh BPRS merupakan aset yang dimiliki oleh bank sehingga memberikan kontribusi dalam perolehan laba bagi BPRS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dana pihak ketiga dan pembiayaan musyarakah terhadap profitabilitas. Dana pihak ketiga merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasional suatu bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini, dana masyarakat yang dihimpun yaitu mencakup giro, simpanan berjangka (deposito), dan tabungan. 10 Menurut Undang Undang No 21 Tahun 2001 tentang Perbankan Syariah bahwa akad yang digunakan oleh Bank Syariah, UUS dan BPRS untuk 9 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h. 196. 10 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Gara Grafindo Persada, 2002), h. 64.

7 menghimpun dana adalah wadiah dan mudharabah. Menurut bahasa wadiah ialah sesuatu yang ditempatkan bukan pada pemiliknya supaya dijaganya, 11 atau titipan murni dari satu pihak ke pihak lainnya, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendakinya. 12 Akad wadiah dalam penghimpunan dana dari masyarakat atau dari dana pihak ketiga yang berbentuk simpanan, yaitu giro wadiah dan tabungan wadiah. Sedangkan pengertian mudharabah yaitu kerjasama antara pemilik dana dengan pengelola dana. 13 Akad mudharabah sebagai akad penghimpun dana dalam bentuk tabungan dan deposito yang dijelaskan pada Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia yaitu Nomor 02/DSN-MUI/IV/2000 tentang Tabungan dan Nomor 03/DSN-MUI/IV/2000 tentang Deposito. Sebagai firman Allah SWT dalam QS. An-Nisa ayat 29: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Dalam upaya untuk memperoleh pendapatan dan menghasilkan laba usaha, maka BPRS melaksanakan usahanya yang secara khusus menghimpun dana dan menyalurkan dana, karena kegiatan tersebut merupakan usaha BPRS 11 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), h. 179. 12 Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001), h. 85. 13 Ibid, h. 150.

8 untuk mendapatkan keuntungan dari perolehan bagi hasil penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan. Penghimpunan dana berupa dana pihak ketiga dan penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan, keduanya akan mempengaruhi pendapatan BPRS. Dalam menyalurkan dananya pada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan syariah terbagi ke dalam empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu pembiayaan dengan prinsip jual beli, prinsip sewa, prinsip bagi hasil dan akad pelengkap. 14 Penulis akan memfokuskan pembiayaan pada prinsip bagi hasil yang ditujukan untuk memenuhi kepentingan nasabah akan modal atau tambahan modal untuk melaksanakan suatu usaha yang produktif yaitu pembiayaan musyarakah. Serikat atau musyarakah adalah akad dari dua orang atau lebih untuk berserikat harta yang ditentukan oleh keduanya dengan maksud mendapat keuntungan (tambahan), keuntungan itu untuk mereka yang berserikat itu. 15 Akad musyarakah adalah transaksi penanaman dana dari dua atau lebih pemilik dana dan /atau barang untuk menjalankan usaha tertentu sesuai syariah dengan pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang disepakati, sedangkan pembagian kerugian berdasarkan proporsi modal masingmasing. 16 Jadi pembiayaan musyarakah adalah pembiayaan berupa penanaman dana dari pemilik dana/ modal (dalam hal ini bank) umtuk mencampurkan dana/ modal mereka (nasabah) pada suatu usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya, sedangkan 14 Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2011), h. 97. 15 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1994), h. 296. 16 Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012), h. 196.

9 kerugian ditanggung semua pemilik dana/ modal berdasarkan bagian dana/ modal masing-masing. 17 Fungsi perbankan sebagai lembaga intermediasi yang menghubungkan antara pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak yang kekurangan dana (defisit unit) pun dapat diemban dengan baik oleh perbankan syariah. Perbankan, baik itu perbankan syariah maupun perbankan konvensional tak terlepas dari tujuannya sebagai sebuah perusahaan pada umumnya yaitu memperoleh laba. Untuk itu diperlukan sebuah analisis bagaimana kedua variabel antara dana pihak ketiga dan pembiayaan musyarakah apakah mempengaruhi laba suatu bank syariah yang merupakan salah satu tujuan didirikannya bank tersebut atau sebaliknya tidak mempengaruhi. Sebagai gambaran, dana pihak ketiga, pembiayaan musyarakah dan profitabilits di BPRS Amanah Rabbaniah Bandung dapat digambarkan sebagai berikut: Bulan/Tahun Tabel 1.1 Dana Pihak Ketiga BPRS Amanah Rabbaniah Periode Maret 2010 Desember 2013 (dalam ribuan rupiah) Tabungan Wadiah Tabungan Mudharabah Deposito Mudharabah Dana Pihak Ketiga Mar-10 21.402 2.717.790 7.224.650 9.963.842 Jun-10 57.201 2.928.319 7.007.400 9.992.920 Sep-10 32.442 2.819.398 8.250.800 11.102.640 Des-10 14.441 3.359.649 8.567.600 11.941.690 Mar-11 17.893 3.726.216 9.493.550 13.237.659 17 Abdul Ghofur Ansori, Penerapan Prinsip Syariah Dalam Lembaga Keuangan, Lembaga Pembiayaan dan Perusahaan Pembiayaan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, h. 22.

10 Jun-11 30.938 3.150.522 8.426.900 11.608.360 Sep-11 3.084.501 255.792 8.647.400 11.987.693 Des-11 3.732.914 258.470 9.134.450 13.125.834 Mar-12 3.995.040 258.287 10.939.250 15.192.577 Jun-12 3.493.752 289.531 12.744.000 16.527.283 Sep-12 4.463.550 400.887 14.099.100 18.963.537 Des-12 4.886.900 458.335 14.497.700 19.842.935 Mar-13 5.663.000 534.044 15.159.550 21.356.594 Jun-13 4.582.958 453.345 14.719.500 19.755.803 Sep-13 5.714.735 500.105 15.843.800 22.058.640 Des-13 7.308.689 530.494 15.177.250 23.016.433 Sumber: www.bi.go.id (data diolah kembali) Tabel 1.1 menunjukan bahwa dalam empat tahun terakhir jumlah tabungan wadiah dan deposito mudharabah di BPRS Amanah Rabbaniah mengalami kenaikan yang tidak stabil, sedangkan tabungan mudharabah mengalami penurunan yang signifikan. Tetapi jika dijumlahkan secara keseluruhan total dana pihak ketiga mengalami kenaikan yang signifikan yaitu dari bulan Maret tahun 2010 pada kisaran Rp9.963.842.000 menjadi kisaran Rp23.016.433.000 pada bulan Desember tahun 2013. Tabel 1.2 Pembiayaan Musyarakah BPRS Amanah Rabbaniah Periode Maret 2010 Desember 2013 (dalam ribuan rupiah) Bulan/Tahun Pembiayaan Musyarakah Mar-10 3.789.974 Jun-10 3.957.109 Sep-10 4.009.737 Des-10 4.321.929

11 Mar-11 4.440.120 Jun-11 4.558.920 Sep-11 2.904.997 Des-11 2.349.749 Mar-12 2.163.803 Jun-12 2.616.615 Sep-12 1.423.807 Des-12 985.678 Mar-13 706.044 Jun-13 707.336 Sep-13 672.856 Des-13 760.901 Sumber: www.bi.go.id (data diolah kembali) Berdasarkan tabel 1.2 menunjukan bahwa pembiayaan musyarakah mengalami penurunan secara signifikan di BPRS Amanah Rabbaniah dari bulan Maret tahun 2010 kisaran Rp3.789.974.000 menjadi kisaran Rp760.901.000 pada bulan Desember tahun 2013. Namun penurunan tersebut mengalami naik turun dari jumlah pembiayaan musyarakah tersebut. Tabel 1.3 Profitabilitas BPRS Amanah Rabbaniah Periode Maret 2010 Desember 2013 (dalam ribuan rupiah) Bulan/Tahun Profitabilitas Mar-10 79.571 Jun-10 169.866 Sep-10 256.856 Des-10 335.047 Mar-11 85.846

12 Jun-11 197.586 Sep-11 268.577 Des-11 326.258 Mar-12 159.196 Jun-12 317.892 Sep-12 490.415 Des-12 565.788 Mar-13 200.574 Jun-13 437.042 Sep-13 690.381 Des-13 900.989 Sumber: www.bi.go.id (data diolah kembali) Berdasarkan tabel 1.3 bahwa dalam empat tahun terakhir jumlah profitabilitas di BPRS Amanah Rabbaniah mengalami kenaikan yang cukup signifikan walaupun tidak stabil atau terjadi naik turun, dari bulan Maret tahun 2010 kisaran Rp79.571.000 menjadi kisaran Rp900.989.000 pada bulan Desember 2013. Bank sebagai lembaga perantara keuangan memberikan jasa-jasa keuangan baik kepada pihak yang membutuhkan dana dan pihak yang memiliki dana. Penilaian kesehatan bank sangat penting disebabkan karena bank mengelola dana yang dimilikinya setiap saat dan bank harus sanggup mengembalikan dana yang dipakainya jika ingin tetap dipercaya oleh nasabahnya. Berdasarkan latarbelakang di atas, dapat diketahui ada beberapa aspek yang membantu bank berhasil berkembang, dan tetap eksis dalam dunia perekonomian, salah satunya melalui kemampuan dan keunggulan dalam manajemen keuangan. Manajemen keuangan bisa didefinisikan sebagai manajemen fungsi-fungsi keuangan perusahaan yaitu bagaimana memperoleh

13 dana dan menggunakan dana. 18 Jadi manajemen bank itu sendiri perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan. Maka penulis ingin meneliti lebih khusus salah satu perbankan syariah yaitu di BPRS Amanah Rabbaniah Bandung untuk mengetahui kinerja keuangannya, penulis mengambil judul dalam tiga variabel yang terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat dengan judul Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan Musyarakah terhadap Profitabilitas di BPRS Amanah Rabbaniah. B. Rumusan Masalah Ada beberapa hal yang berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas perbankan syariah yang menyebabkan asset perbankan syariah bisa meningkat atau menurun. Salah satunya dari penghimpunan dana dari pihak ketiga seperti giro, tabungan dan deposito dan penyaluran dana yang dapat menguntungkan bagi pihak bank dari prinsip bagi hasil. Penyaluran dana ini melalui pembiayaan salah satunya adalah pembiayaan musyarakah, produk pembiayaan syariah yang didasarkan atas prinsip bagi hasil. Berdasarkan uraian di atas, penulis mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Seberapa besar pengaruh dana pihak ketiga terhadap profitabilitas di BPRS Amanah Rabbaniah? 2. Seberapa besar pengaruh pembiayaan musyarakah terhadap profitabilitas di BPRS Amanah Rabbaniah? 18 Mamduh M Hanafi, Manajemen Keuangan, (Yogyakatra: BPFE, 2010), h.1.

14 3. Seberapa besar pengaruh dana pihak ketiga dan pembiayaan musyarakah secara simultan terhadap profitabilitas di BPRS Amanah Rabbaniah? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diidentifikasikan di atas, maka penelitian memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh dana pihak ketiga terhadap profitabilitas di BPRS Amanah Rabbaniah; 2. Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan musyarakah terhadap Profitabilitas di BPRS Amanah Rabbaniah; 3. Untuk mengetahui pengaruh dana pihak ketiga dan pembiayaan musyarakah secara simultan terhadap profitabilitas di BPRS Amanah Rabbaniah D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Akademisi Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan khususnya bagi jurusan Manajemen Keuangan Syariah tentang bagaimana pengaruh dana pihak ketiga dan pembiayaan musyarakah terhadap profitabilitas di perbankan syariah, serta dapat menjadi rujukan bagi penelitian selanjutnya; 2. Kegunaan Penulis Sebagai wahana untuk mengaplikasikan teori yang telah diperoleh selama belajar di bangku kuliah, serta menambah pengetahuan tentang pengaruh

15 dana pihak ketiga dan pembiayaan musyarakah terhadap profitabilitas di perbankan syariah; 3. Kegunaan Praktisi Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran bagi masyarakat dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi di perbankan syariah, dengan melihat pengaruh dana pihak ketiga dan pembiayaan musyarakah terhadap profitabilitas di Perbamkan syariah.