LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 04 TAHUN 2005 SERI D PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 10 TAHUN 2005

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

-23- BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 4 TAHUN 2010 T E N T A N G PENDIDIKAN AL QUR AN

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 07 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SEKOLAH OLEH WARGA MASYARAKAT

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

REVIEW UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, c, dan d perlu membentuk Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN CILACAP dan BUPATI CILACAP MEMUTUSKAN :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI GUNUNG MAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DI KABUPATEN GUNUNG MAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 19

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

KUMPULAN UU DAN PERATURAN BIMBINGAN DAN KONSELING & PENDIDIKAN

PARADIGMA BARU PENDIDIKAN NASIONAL DALAM UNDANG UNDANG SISDIKNAS NOMOR 20 TAHUN 2003

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223/PMK.011/2014 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PEMBERIAN BANTUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TERNATE NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 18 TAHUN 2007 TENTANG PENDIDIKAN DI KABUPATEN INDRAMAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 27 TAHUN 2007

BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 048 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 14 TAHUN 2005 SERI D

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 56 TAHUN 2013 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 02 TAHUN 2005 SERI D PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 07 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR DINIYAH TAKMILIYYAH AWALIYYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAERAH DAN KOMITE SEKOLAH/MADRASAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 07 TAHUN 2005 SERI D

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 7 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 6 Tahun : 2014

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PENDIDIKAN DASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG PENDIDIKAN BERBASIS KAWASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI GORONTALO, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan salah satu program unggulan daerah tentang pengembangan sumber daya manusia hendaknya mencakup arah kebijakan dan pengembangan pendidikan di daerah baik melalui jalur pendidikan formal, informal maupun non formal; b. bahwa untuk memberi arah kebijakan perlu adanya penerapan konsep Pendidikan Berbasis Kawasan disemua jalur dan jenjang pendidikan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pendidkan Berbasis Kawasan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Gorontalo (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 258, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4060); 75 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI GORONTALO dan GUBERNUR GORONTALO MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO TENTANG PENDIDKAN BERBASIS KAWASAN 76

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Otonom Provinsi Gorontalo. 2. Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonom seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 4. Kepala Daerah adalah Gubernur Gorontalo. 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 6. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo. 7. Dinas adalah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Gorontalo. 8. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. 9. Sistem Pendidikan Nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. 10. Jalur Pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk pengembangan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. 11. Pendidikan Formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. 12. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. 77 13. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. 14. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan 15. Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan. 16. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. 17. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 18. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. 19. Pendidikan Berbasis Kawasan (PBK) adalah merupakan suatu pendidikan yang berakar pada budaya nasional dan daerah serta responsive terhadap kekhasan, potensi, kebutuhan, tantangan, peluang dan keunggulan serta prospek daerah. BAB II DASAR, FUNGSI DAN TUJUAN PENDIDIKAN BERBASIS KAWASAN Pasal 2 Pendidikan Berbasis Kawasan berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pasal 3 Pendidikan Berbasis Kawasan berfungsi mengembangkan kapasitas sumber daya manusia yang relevan dengan kekhasan, potensi, kebutuhan, tantangan, peluang dan keunggulan serta prospek daerah dalam rangka pengembangan keunggulan dan percepatan pembangunan daerah yang berkelanjutan dan berkeadilan. 78

Pasal 4 Pendidikan Berbasis Kawasan bertujuan untuk berkembangnya potensi perserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berjiwa kewirausahaan (entrepreneurial), dan memiliki kemampuan fungsional yang relevan dengan kekhasan, potensi, kebutuhan, tantangan, peluang dan keunggulan serta prospek daerah. BAB III PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BERBASIS KAWASAN Pasal 5 (1) Pendidikan Berbasis Kawasan diselenggarakan untuk menunjang tujuan pendidikan nasional. (2) Pendidikan Berbasis Kawasan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. (3) Pendidikan Berbasis Kawasan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya kewirausahaan, etos kerja serta, dan kecakapan hidup sehingga mampu mengembangkan daerah. (4) Pendidikan Berbasis Kawasan diselenggarakan dengan memberdayakan peran semua komponen masyarakat melalui peran serta penyelenggaraan dan peningkatan mutu layanan pendidikan. (5) Pendidikan Berbasis Kawasan diselenggarakan dengan memberikan keteladanan, membangun kemauan dan prakarsa serta mengembangkan kemandirian dan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran. (6) Pendidikan Berbasis Kawasan diselenggarakan melalui pembinaan dan pengawasan oleh Dinas dan/atau Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota se Provinsi Gorontalo. BAB IV JALUR, JENJANG DAN JENIS PENDIDIKAN Pasal 6 (1) Jalur Pendidikan Berbasis Kawasan meliputi pendidikan formal, pendidikan non formal dan pendidikan informal. (2) Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan dengan sistem terbuka melalui tatap muka baik di kelas maupun diluar kelas. Pasal 7 (1) Penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Kawasan pada jalur pendidikan nonformal dan informal untuk warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan berfungsi sebagai pengganti, penambah dan/atau pelengkap pendidikan formal. (2) Pendidikan nonformal dan informal diarahkan untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional. (3) Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup pendidikan kecakapan hidup, pendidikan kepemudaan, pendidikan keterampilan, dan pelatihan kerja. Pasal 8 Jenjang pendidikan formal pada penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Kawasan meliputi pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pasal 9 (1) Pendidikan Berbasis Kawasan pada jenjang pendidikan dasar, dilaksanakan dalam bentuk mata pelajaran khusus dengan beban belajar 2 (dua) jam hingga 4 (empat) jam pembelajaran setiap pekan setiap semester. (2) Pendidikan Berbasis Kawasan dijenjang pendidikan menengah umum, dilaksanakan dalam bentuk mata pelajaran khusus dengan beban belajar 2 (dua) jam hingga 4 (empat) jam pembelajaran setiap pekan setiap semester. 79 80

(3) Pendidikan Berbasis Kawasan dijenjang pendidikan menengah kejuruan, dilaksanakan dalam bentuk penguatan dan/atau pembukaan jurusan atau bidang keahlian yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi daerah. (4) Pendidikan Berbasis Kawasan dijenjang pendidikan tinggi dilaksanakan dalam bentuk penguatan dan atau pembukaan jurusan dan program studi yang relevan dengan kebutuhan dan potensi daerah. Pasal 10 Jenis pendidikan pada penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Kawasan mencakup jenis pendidikan umum, kejuruan, akademik dan vokasi. BAB V KURIKULUM Pasal 11 (1) Pengembangan kurikulum mengacu pada standar nasional pendidikan dengan priinsip diversifikasi sesuai dengan satuan dan jenjang pendidikan, karakteristik peserta didik dan potensi daerah. (2) Penyusunan kurikulum memperhatikan rambu-rambu yang tercantum dalam sistem pendidikan nasional. (3) Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh sekolah dan komite sekolah disesuaikan dengan potensi sekolah dan karakteristik peserta didik, dibawah koordinasi dan supervisi Dinas. (4) Kerangka dan struktur kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan dan ditetapkan oleh Dinas. (5) Kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk setiap program studi. BAB VI PENDANAAN Pasal 12 (1) Sumber pembiayaan berasal dari : a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam bentuk dana penunjang; b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; c. Sumber-sumber lain yang sah. (2) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b bersumber dari Provinsi dan Kabupaten/Kota. BAB VII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 13 (1) Pembinaan tingkat Provinsi atas penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Kawasan dilakukan oleh Dinas dan Dewan Pendidikan serta dapat bekerja sama dengan perguruan tinggi. (2) Pembinaan tingkat Kabupaten/Kota atas penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Kawasan dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota se Provinsi Gorontalo dan Dewan Pendidikan masing-masing Kabupaten/Kota serta dapat bekerja sama dengan perguruan tinggi. Pasal 14 (1) Pengawasan tingkat Provinsi atas penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Kawasan dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Gorontalo dan Dewan Pendidikan serta dilaksanakan dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas publik. (2) Pembinaan tingkat Kabupaten/Kota atas penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Kawasan dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota se Provinsi Gorontalo dan Dewan Pendidikan masing-masing Kabupaten/Kota dan dilaksanakan dengan prisip transparansi dan akuntabilitas publik. 81 82

(3) Pengawasan tingkat Satuan Pendidikan atas penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Kawasan dilakukan oleh Komite Sekolah/Madrasah dan dilaksanakan dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas publik. (4) Pengawasan atas penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Kawasan dilakukan pula oleh lembaga pengawasan fungsional sesuai peraturan perundang-undangan dan dilaksanakan dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas publik. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 15 I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG PENDIDIKAN BERBASIS KAWASAN Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai Peraturan pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur. Pasal 16 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Gorontalo. Ditetapkan di Gorontalo pada tanggal 29 November 2005 GUBERNUR GORONTALO, ttd & cap FADEL MUHAMMAD Diundangkan di Gorontalo pada tanggal 29 November 2005 Plt. SEKRETARIS DAERAH PROVINSI GORONTALO, ttd & cap HAMDAN DATUNSOLANG LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2005 NOMOR 03 SERI E 83 Dalam kerangka gerakan reformasi dan otonomisasi, pembangunan daerah berkelanjutan dan berkeadilan dipandang sebagai inti dari pembangunan nasional dengan lokomotifnya adalah pengembangan kawasan dan jaringan kawasan yang memiliki terutama keunggulan kompetitif, selain keunggulan komperatif. Pembangunan daerah berbasis pengembangan kawasan menghendaki penyediaan dan pengembangan sumberdaya manusia lokal yang teruji, handal, dan memiliki kemampuan fungsional yang relevan agar mampu mengambil prakarsa, melakukan inovasi-inovasi, berkarya secara profesional, dan responsif terhadap perubahan dan tantangan. Provinsi Gorontalo sebagai sebuah daerah otonom telah menetapkan pengembangan sumberdaya manusia sebagai salah satu program unggulannya. Alasan utama untuk penetapan itu adalah bahwa pemicu, pemacu, dan penghela dari pembangunan daerah berbasis kawasan adalah ketersediaan sumberdaya manusia yang unggul, andal, dan teruji. Pilar utama pengembangan sumberdaya manusia adalah pendidikan. Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional dikemukakan bahwa pembaharuan sistem pendidikan nasional disesuaikan dengan pelaksanaan otonomi 84

daerah, dan pembaharuan sistem pendidikan nasional tersebut mencakup pula diversifikasi kurikulum untuk melayani peserta didik dan potensi daerah yang beragam, penyusunan standar kompetensi tamatan yang berlaku secara nasional dan daerah menyesuaikan dengan kondisi setempat / lokal. Dalam perspektif paradigma pembangunan daerah berbasis pengembangan kawasan dan paradigma baru sistem pendidikan nasional, maka Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo sebagai sebuah daerah otonom dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia menggagas dan menetapkan Pendidikan Berbasis Kawasan sebagai pendidikan berbasis keunggulan lokal untuk menjadi wahana dan instrumen pengembangan sumberdaya manusia. Visi Pendidikan Berbasis Kawasan (PBK) adalah terwujudnya kembaga pendidikan yang efektif sebagai pusat pengembangan SDM yang berkualitas, berbudaya entrepreneur, berdedikasi, berlandaskan moral agama dan sesuai dengan kebutuhan kawasan. Dengan visi tersebut, Pendidikan Bebasis Kawasan mempunyai misi sebagai berikut : 1. Mengembangkan kemandirian SDM, berbudaya entrepreneur, berdedikasi, yang bersandar pada moralitas agama. 2. Memberdayakan lembaga pendidikan sebagai pusat pemberdayaan nilai, sikap dan kemampuan SDM yang bekualitas sesuai dengan kebutuhan kawasan. 3. Mewujudkan kualitas pendidikan yang sejalan dengan pengembangan IPTEK sesuai dengan tuntutan kebutuhan pembangunan dan dunia usaha. Penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Kawasan di Provinsi Gorontalo memerlukan strategi tertentu. Strategi dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Kawasan dalam kerangka Sistem Pendidikan Nasional untuk memperkuat dan mempercepat pencapaian tujuan pendidikan nasional di Provinsi Gorontalo. 2. Koordinasi dan konsultasi dengan Departemen Pendidikan Nasional dan institusi lain tingkat nasional dan daerah dalam penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Kawasan. II. 3. Pengembangan dan sosialisasi peraturan dan kebijaksanaan penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Kawasan. 4. Penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Kawasan mengikuti dan merespon dinamika perkembangan kepentingan nasional dan kawasan. 5. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum dalam kerangka kurikulum berbasis kompetensi. 6. Mengandalkan tanggungjawab dan peran pemerintah Provinsi Gorontalo, Pemerintah Kota/ Kabupaten se Provinsi Gorontalo, stakeholder pendidikan, termasuk lembaga pendidikan keagamaan, dan masyarakat secara seimbang dan optimal dalam penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Kawasan. 7. Memberdayakan dan memandirikan masyarakat dan satuan-satuan pendidikan dalam penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Kawasan. 8. Memperkuat program wajib belajar dan meningkatkan partisipasi pendidikan dalam penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Kawasan. 9. Penyelenggaraan penjaminan mutu, pembinaan, evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi yang berkelanjutan dan memberdayakan dalam penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Kawasan. 10. Pengembangan dan pembinaan kapasitas SDM pendidikan, serta pengerahan sumber daya daerah. Dengan strategi-strategi tersebut diharapkan visi, misi, dan tujuan Pendidikan Berbasis Kawasan dapat terwujud secara efektif dengan melibatkan berbagai pihak secara aktif dalam penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Kawasan di Provinsi Gorontalo. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 85 86

Pasal 3 Pasal 4 Cukup jelas Pasal 5 Yang dimaksud dengan Kecakapan Hidup adalah mencakup kecakapan personal/pribadi, kecakapan sosial, kecakapan intelektual atau akademik serta kecakapan vokasional untuk bekerja atau usaha sendiri. Ayat (4) Memberdayakan semua komponen masyarakat berarti Pendidikan Berbasis Kawasan diselenggarakan oleh pemerintah daerah dan masyarakat dalam suasana kemitraan dan kerja sama yang saling melengkapi dan memperkuat. Ayat (5) Cukup jelas Ayat (6) Cukup jelas Pasal 6 Cukup jelas Pasal 7 Pasal 8 Pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan yakni berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk yang sederajat serta Sekolah menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar dan terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma dan sarjana serta dapat berbentuk akademi. Pasal 9 Beban belajar menggunakan jam pembelajaran setiap pekan, setiap semester dengan sistem tatap muka, penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dan ditetapkan bersama-sama oleh sekolah / madrasah serta stakeholder dengan mempertimbangkan, kebutuhan/kepentingan dan potensi kawasan, minat peserta didik, dan kondisi sekolah/madrasah. Ayat (4) 87 88

Pasal 10 Pasal 11 Ayat (4) Ayat (5) Pasal 12 Huruf a Huruf b Huruf c Pasal 13 Pasal 14 Ayat (4) Pasal 15 Pasal 16 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 89 90