BAB I PENDAHULUAN. sebesar 6,7% hingga 66,7%. Keluhan tentang keluhan bahu juga sering terjadi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dewasa ini meliputi seluruh aspek kehidupan

Oleh: ARIF FI AM J KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. trauma, over use, repetitive injury, operasi pada sendi, hypertiroidisme,

Oleh: NURUL SAKINAH J KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. lain olahraga dan pekerjaan maupun aktivitas sehari-hari. Dalam olahraga

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada usia di bawah 40 dan 65 tahun. Frozen shoulder sering dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. Cita cita bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap bangsa

BAB I PENDAHULUAN. maka setiap warga Indonesia berhak memperoleh derajat sehat yang setinggitingginya

PERBEDAAN PENGARUH INTERVENSI SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI MANIPULASI DENGAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN LATIHAN PENDULUM

BAB I PENDAHULUAN. integrasi penuh dari sistem tubuh. Munculnya beberapa keluhan juga sering

BAB I PENDAHULUAN. dan perlu mendapat perhatian adalah masalah kesehatan. Pembangunan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DENGAN MODALITAS SHORT WAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RUMKITAL dr. RAMELAN SURABAYA

BAB l PENDAHULUAN. gerakannya, dalam kehidupan sehari-hari untuk melakukan aktifitas atau

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI FROZEN SHOULDER CAPSULITIS ADHESIVE DEXTRA DI RST DR. SOEDJONO MAGELANG

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CAPSULITIVE ADHESIVA SINISTRA DI RSUD SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. fungsional. Banyak faktor yang dapat menimbulkan gangguan aktifitas

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat di suatu

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh umur, psikis dan keadaan lingkungan sosial individu. Banyak. terhadap gerak dan fungsi tubuh. (Depkes RI, 1999).

BAB I PENDAHULUAN. persendian melakukan aktivitas atau gerakan (Helmi, 2012). Usia tua merupakan salah satu faktor risiko terjadi osteoarthritis.

BAB I PENDAHULUAN. untuk hiduplebih maju mengikuti perkembangan tersebut. Untuk memenuhi tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya untuk memajukan bangsa dan negara didukung oleh. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta faktor ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat. Nyeri punggung bawah sering dijumpai dalam

BAB I PENDAHULUAN. lingkup perkantoran biasanya sudah dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas serta

BAB I PENDAHULUAN. itu gerak dan fungsi dari sendi bahu harus dijaga kesehatannya. tersebut, salah satu diantaranya adalah frozen shoulder.

BAB I PENDAHULUAN. hidup produktif secara sosial dan ekonomis. individu untuk memenuhi kebutuhan gerak yang fungsional dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, begitu juga dalam bidang kesehatan. Salah satu Negara kita, yaitu dari

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan reformasi pembangunan kesehatan masyarakat adalah. meningkatkan tingkat derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyakit pada anggota gerak yang disebabkan oleh traumatik. Trauma merupakan

BAB I PENDAHULUAN. jaman. Termasuk ilmu tentang kesehatan yang di dalamnya mencakup. manusia. Selama manusia hidup tidak pernah berhenti menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam melakukan aktivitasnya sehari hari manusia harus bergerak,

BAB I PENDAHULUAN. kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang sangat banyak. cidera atau gangguan sendi yang cukup besar. (Kuntono 2003).

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CERVICAL ROOT SYNDROME DENGAN MODALITAS IR, & TERAPI LATIHAN DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan

BAB I PENDAHULUAN. modern. Hal ini mengakibatkan dampak yang positif tetapi juga bisa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. gerak: nyeri cukup berat, sedangkan pada terapi ke-6 didapatkan hasil bahwa

BAB I PENDAHULUAN. bertambah cenderung lebih cepat (Bandiyah, 2009). tujuh tulang (vertebra) dengan bantalan lunak (cakram) antara masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk hidup, salah satu ciri makhluk hidup. dan fungsi dari sendi bahu harus dijaga kesehatannya.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia sampai tahun ini mencapai 237,56 juta orang (Badan

BAB I PENDAHULUAN. emosional setelah menjalani rutinitas yang melelahkan sepanjang hari. Hal

BAB I PENDAHULUAN. dimana dijumpai beraneka ragam jenis keluhan antara lain gangguan neuromuskular,

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FROZEN SHOULDER SINISTRA AKIBAT CAPSULITIS ADHESIVE DI RSUD Dr. HARJONO PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ringan atau berat sehingga dalam proses penyembuhan pasien. buruk dari rawat inap atau long bed rest.

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI CLOSE FRAKTUR RAMUS PUBIS DEXTRA DAN SINISTRA

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran sehingga dapat memperbaiki kualitas kesehatan para penduduk

BAB I PENDAHULUAN. dan tugas-tugasnya dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. sendi bahu dan mengakibatkan gangguan aktivitas fungsional.

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hidup dalam masyarakat.pembangunan kesehatan, yaitu: menggerakkan. memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. atau permukaan rawan sendi. Karena tulang dikelilingi oleh struktur jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang (Helmi,2012). Klasifikasi

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA ISCHIALGIA DEKSTRA DI RSAL DR RAMELAN SURABAYA

NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FROZEN SHOULDER SINISTRA DI RST DR. SOEDJONO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas sehari- hari, beradaptasi dan berkontribusi di lingkungan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh sejak awal kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya penggunaan komputer atau laptop di kalangan anak sekolah,

Disusun oleh : FITRIA NUR CANDRARINI NIM : J

Hasil Evaluasi Nyeri Tekan Menggunakan Skala VDS

BAB I PENDAHULUAN. NPB lebih kurang 15% - 20% dari populasi, yang sebagian besar merupakan NPB

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST OPERASI FRAKTUR COLLUM FEMORIS DEXTRA DENGAN PEMASANGAN AUSTION MOORE PROTHESIS DI RS ORTHOPEDI SURAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA TENDINITIS SUPRASPINATUS DEXTRA DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, setiap orang dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah menyelenggarakan. bagian-bagian integral dari pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang optimal. Upaya kesehatan yang semula dititikberatkan pada

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi yang sangat modern untuk meningkatkan

BEDA PENGARUH TERAPI INFRA RED DENGAN PARAFFIN BATH TERHADAP PENGURANGAN NYERI AKIBAT REMATOID ARTRITIS JARI-JARI TANGAN

KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

BAB I PENDAHULUAN. punggung antara lain aktifitas sehari-hari seperti, berolahraga, bekerja, dan

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: AYUDIA SEKAR PUTRI J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KARYA TULIS ILMIAH. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE SINISTRA DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI FROZEN SHOULDER SINISTRA DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan berwawasan kesehatan sebagai strategi nasional menuju Indonesia

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN MIOGENIK DI RST. Dr. SOEJONO MAGELANG

BAB 1 PENDAHULUAN. serta bidang kesehatan. Setiap orang yang hidup baik usia produktif maupun

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi penting yaitusebagai stabilisasi serta mobilisasi tubuh.

Di susun oleh: J

BAB I PENDAHULUAN. Brachial Plexus (pleksus brachialis) adalah pleksus saraf somatik yang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya pusat rehabilitasi di Surakarta menuntut pengetahuan lebih

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST ORIF CLOSE FRAKTUR CLAVICULA DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW DI RSO PROF. DR. SOEHARSO SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan dinamis dan dapat ditingkatkan sehingga manusia dapat

PERBEDAAN PENGARUH PENAMBAHAN WILLIAM S FLEXION EXERCISES PADA INTERVENSI SHORT WAVE DIATHERMY DAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION PADA

BAB I PENDAHULUAN. sendi secara pasif maupun aktif karena keterbatasan sendi, fibrosis jaringan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktifitas masyarakat diluar maupun didalam ruangan. melakukan atifitas atau pekerjaan sehari-hari.

PENGARUH PENAMBAHAN CODMAN PENDULAR EXERCISE S

EFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang memanjakan kehidupan manusia. Sehingga akifitas fisik. mengalami peningkatan yang begitu pesat.

BAB I PENDAHULUAN. dari rasa nyeri jika diberikan pengobatan (Dalimartha, 2002).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan usia dan atau mengalami gangguan akibat dari injuri atau sakit.

PENATALAKSANAAN SINAR INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. penelitian, ditemukan bahwa nyeri punggung bawah mengenai kira-kira %

BAB I PENDAHULUAN. dan kemajuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Keluhan yang sering dijumpai pada pekerja biasanya adalah musculosceletal

BAB I PENDAHULUAN. memajukan pembangunan dibidang kesehatan. Dalam pembukaan UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dengan dunia luar. Hal ini memungkinkan kita untuk menyentuh,

BEDA PENGARUH LIFTING TECHNIC EXERCISE DENGAN BACK EXERCISE TERHADAP NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA GILING PADI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluhan pada bahu merupakan masalah yang paling sering terjadi di masyarakat luas. Keluhan tentang masalah pada bahu tercatat dirasakan 0,9% hingga 2,5% yang dialami oleh setiap individu dengan tingkatan usia yang beragam (Allexander, 1974 dalam Kennedy dkk, 2006). Penelitian dari Luine, dkk (2004) dalam Kennedy, dkk (2006) mendapatkan data kenaikan jumlah orang yang mengalami keluhan bahu rata-rata sebesar 6,9% hingga 26%, kenaikan setiap 1 bulan rata-rata sebesar 18,6% hingga 31%, kenaikan 4,7% hingga 46,7% setiap tahunnya, dan kenaikan rata-rata untuk beberapa tahun sebesar 6,7% hingga 66,7%. Keluhan tentang keluhan bahu juga sering terjadi dalam dunia kerja. Organisasi Persatuan Pekerja di Provinsi Ontario, Kanada mencatat bahwa keluhan bahu yang dirasakan oleh para pekerja adalah sebesar 6,1% (n = 5.786) selama tahun 2002 (data dari Statistical Supplement to the 2002 Annual Report, 2002 dalam Kennedy dkk, 2006). Penelitian lain menyebutkan bahwa sekitar 21% dari pasien mengalami kesembuhan setelah menjalani perawatan selama 6 bulan, dan sebesar 49% mengalami kesembuhan setelah 18 bulan (Croff dkk, 1996 dalam Kennedy dkk, 2006). Frozen shoulder sebagai gangguan bahu yang sedikit atau sama sekali tidak menimbulkan rasa sakit, yang tidak memperlihatkan kelainan didalam foto rongen, tapi menunjukkan adanya pembatasan gerak. Apabila ada tanda- 1

2 tanda arthrosis dan disamping itu pasien mengatakan ada rasa sakit, maka mungkin ada arthrosis dengan komponen tambahan (arthritis). Sehingga secara otomatis frozen shoulder akan menyebabkan adanya gangguan pada gerak dan fungsi, maka kemampuan lingkup gerak sendi (LGS) dari pasien juga akan terganggu (Kiery, 2004). Frozen shoulder adalah sebuah kondisi dimana bahu mengalami gangguan pada pergerakan aktif maupun pasif ( Neviaser, 1987 dalam Yang dkk, 2007). Menurut Cluett,2007 frozen shoulder merupakan istilah yang digunakan untuk semua gangguan pada sendi bahu yang menimbulkan nyeri dan pembatasan lingkupan gerakan tersebut. Frozen shoulder faktor penyebab dapat berasal dari gerak atau aktifitas kerja fungsional sehari-hari yang membebani struktur persendian bahu, dan yang paling sering terjadi adalah disebabkan oleh karena tendinitis supraspinatus, rupture rotator cuff, bursitis dan capsulitis adhesiva (Heru, 2004). Satu hal yang perlu dan penting diperhatikan adalah karakteristik keterbatasan yang spesifik menunjukkan bahwa topes lesi sudah diikuti kontraktur dari kapsul sendi. Dengan pemahaman ini maka intervensi fisioterapi yang paling penting adalah mobilisasi sendi (Heru, 2004). Dari penelitian kasus frozen shoulder yang terjadi pada usia 40-65 tahun dari 2-5% populasi 60% kasus frozen shoulder lebih banyak mengenai wanita dari pada pria. Kondisi ini juga terjadi pada penderita diabetes melitus (DM ) sekitar 10-20% dari penderita yang termasuk faktor resiko sekitar 15% terkena frozen shoulder pada kedua sisi ( Gordon, 2004).

3 Ginn (1997) dalam penelitiannya yang berjudul A Randomized, Controlled Clinical Trial of a Treatment for Shulder Pain meneliti pengaruh joint mobilisasi dan manipulasi terhadap LGS sendi bahu. Kelompok control dalam penelitian itu tidak diberi terapi sama sekali. Hasil penelitian itu menemukan bahwa joint mobilisasi dan manipulasi dapat meningkatkan LGS fleksi sendi bahu. Yang, dkk (2007) dalam penelitiannya yang berjudul mobilization techniques in subjects with frozen shoulder syndrome joint mobilization menemukan bukti bahwa joint mobilization dapat meningkatkan lingkup gerak sendi (LGS) bahu secara signifikan. Fisioterapi mempunyai peran penting dalam penyembuhan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional. Dengan menggunakan modalitas fisioterapi diharapkan dapat membantu dalam proses rehabilitasi sehingga masalah yang dialami oleh penderita dapat di tangani. Salah satu modalitas fisioterapi yang digunakan untuk mengatasi permasalahan seperti nyeri, penurunan lingkup gerak sendi (LGS), dan penurunan kekuatan otot serta gangguan fungsional adalah dengan terapi latihan (Kisner, 1996). Lingkup gerak sendi (LGS) adalah merupakan luasnya gerakan yang dapat dilakukan suatu sendi pada suatu bidang gerak sagital, frontal, dan transversal (horizontal). Hal ini sangat menentukan gerak masing-masing sendi, Lingkup gerak sendi (LGS) yang maksimal tanpa hambatan akan menghasilkan aktifitas fungsional yang baik bagi manusia itu sendiri.

4 Menurut Nevasier dan Donatelli (1991), mobilisasi pada keterbatasan gerak sendi bahu akibat adanya perlengketan jaringan fibrous lebih efektif dengan menggunakan terapi manipulasi untuk mengurangi keterbatasan lingkup gerak sendi. Terapi manipulasi merupakan tehnik terapi yang digunakan pada gangguan sendi dan jaringan lunak terkait dan salah satu metode penanganan yang utama adalah mobilisasi meliputi mobilisasi sendi dan jaringan lunak yang dalam praktek kedua tehnik ini selalu digabungkan (Kaltenborn dalam Darajatun, 2009). Terapi manipulasi sangat efektif dan aman untuk menangani kekakuan atau keterbatasan gerak dan nyeri (Edmond, 2006 ). Terapi manipulasi merupakan terapi mobilisasi sendi yang menggunakan gerak pasif disertai tehnik khusus berdasarkan biomekanik sendi (Suhardi, 1989). Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis akan meneliti tentang pengaruh terapi manipulasi terhadap peningkatan lingkup gerak sendi pada frozen shoulder dengan kekakuan pola kapsuler dan ingin menambah wawasan tentang intervensi terapi manipulasi. B. Identifikasi Masalah Frozen shoulder merupakan wadah semua gangguan pada bahu yang menimbulkan nyeri, keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS), penurunan kekuatan otot-otot bahu dan penurunan aktifitas fungsional. Keadan ini sering

5 timbul tanpa alasan yang jelas, tetapi dapat dihubungkan atau merupakan reaksi radang atau trauma (Mc. Kiery,2004). Menurut Sidharta (2002) permasalah yang timbul akibat dari frozen shoulder antara lain adalah : 1. Nyeri adalah tidak seimbangnya aktifitas supperssor dan depressor pada fase tertentu akibat adanya gangguan atau cidera pada jaringan tertentu. 2. Kerterbatasan lingkup gerak sendi disemua gerakan yaitu fleksi, ektensi, abduksi,adduksi,eksorotasi dan endorotasi. 3. Penurunan kekuatan otot akibat adanya nyeri bahu maka akan merangsang suatu proteksi tubuh berupa spasme otot terutama pada otot-otot rotataor cuff, hal ini untuk memfiksir sendi bahu sehingga akan pasien akan terhindar dari nyeri.imobilisasi yang lama pada sendi bahu akan menyebabkan ishemic jaringan internal dan retensi metabolisme, sehingga menimbulkan gangguan aktifitas otot dalam berkontraksi, rileksasi memanjang dan mendek jika hal ini berlangsung lama maka akan sangat berpotensial terjadinya penurunan elastisitas otor dan penurunan kekuatan otot serta gangguan otot itu sendiri. C. Pembatasan Masalah Dari berbagai masalah yang timbul akibat nyeri bahu atau frozen shoulder maka, penulis dalam penelitian ini mengambil permasalahan mengenai peningkatan lingkup gerak sendi pada bahu. Penulis ingin meneliti

6 apakah memang ada pengaruh terapi manipulasi terhadap peningkatan lingkup gerak sendi pada pasien frozen shoulder dengan kekakuan pola kapsuler. D. Perumusan Masalah Melihat pembatasan permasalah penelitian ini, maka dapat di rumuskan masalah : Apakah terapi manipulasi dapat meningkatkan lingkup gerak sendi bahu pada pasien frozen shoulder dengan kekakuan pola kapsuler? E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh terapi manipulasi terhadap peningkatan lingkup gerak sendi pada pasien frozen shoulder dengan kekakuan pola kapsuler. 2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui pengaruh terapi manipulasi terhadap peningkatan lingkup gerak sendi pada pasien frozen shoulder dengan kekakuan pola kapsuler. 2. Untuk memberikan pengetahuan pada masyrakat bahwa terapi manipulasi dapat meningkatkan lingkup gerak sendi pada frozen shoulder dengan kekakuan pola kapsuler.

7 F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) Hasil penelitian untuk pengembangan IPTEK diharapkan dapat khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang kesehatan. Yang memberikan gambaran bahwa terapi manipulasi sebagai salah satu modalitas dari fisioterapi dapat digunakan untuk diterapkan pada pasien dengan kondisi frozen shoulder untuk menyelesaikan problem pada kapasitas fisik dan kemampuan fungsional pasien, dimana pelaksanaannya dengan tidak mengindahkan atau tetap mengacu pada ketrampilan dasar dari praktek klinik dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 2. Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk institusi pendidikan sebagai sarana pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik di lingkungan pendidikan fisioterapi untuk memahami serta melaksanakan proses fisioterapi dengan modalitas yang ada khususnya manual terapi ( terapi manipulasi). 3. Bagi Penulis Manfaat hasil penelitian ini bagi penulis sendiri diharapkan dapat menambah dan memperluas wawasan, serta pengetahuan penulis tentang pengaruh terapi manipulasi terhadap peningkatan lingkup gerak sendi pada frozen shoulder.

8 4. Bagi Pembaca Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberitahukan serta memberikan informasi kepada masyarakat tentang pengaruh terapi manipulasi frozen shoulder dan permasalahannya serta mengetahui program fisioterapi. 5. Bagi Institusi Dapat berfungsi bagi institusi-institusi kesehatan agar dapat lebih mengembangkan ilmu pengetahuan dan kemampuan dalam mempelajari, menganalisa dan mengambil suatu kesimpulan tentang kasus-kasus frozen shoulder yang banyak ditemui di masyarakat sehingga dapat memberi terapi pada kasus tersebut agar dapat di tangani dengan baik dan benar.