BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara telah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menyusun APBN. Penerimaan Negara meliputi penerimaan perpajakan, penerimaan Negara bukan pajak (PNBP), serta hibah.

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI PERATURAN SEKRETARIS KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI NOMOR : 02/PER/SM/IV/2010

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 163/PMK.05/2013 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 35 jpbj2014 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 87 1P13/2011

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 115/PMK.05/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 32/PMK.

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,

NOMOR 73 /PMK.05/2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Rekening Penerimaan. KPPN. Penerapan. TSA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Identifikasi Sistem dan Prosedur Penatausahaan Penerimaan Negara

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Back Office. Middle Office. Front Office. Uraian Kegiatan. Satker. 1. Pelaksana Seksi Pencairan Dana (Petugas Validasi Tagihan)

BAB 1 PENDAHULUAN. Kas adalah salah satu komponen dari aktiva yang sangat vital bagi

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-10/PB/2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan berupa penerimaan dan pengeluaran anggaran yang dilaksanakan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Sistem Penerimaan Negara Secara Electronic

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDOENSIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Kementerian Keuangan. Rekening. Saldo Nihil. Treasury Single Account.

2011, No menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 60/PMK.05/2011 tentang Pelaksanaan Uji Co

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 268/PMK.05/2014

2 1. Dana Operasional Menteri/Pimpinan Lembaga yang selanjutnya disebut dengan Dana Operasional adalah dana yang disediakan bagi Menteri/Pimpinan Lemb

228/PMK.05/2010 MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 256/PMK.05/2010 TENTANG TATA CARA PENYIMPANAN DAN PENCAIRAN DANA CADANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

2017, No menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai pada Kementerian Negara/Lembaga; Menging

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 183 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 222/PMK.05/2014 TENTANG DANA PERHITUNGAN FIHAK KETIGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERIKEUANGAN REPUBLlK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 186/PMK.OS/2017

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA

2011, No.35 2 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

PENATAUSAHAAN PNBP PADA SATUAN KERJA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 7/PJ/2011 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 274/PMK.04/2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pedoman Evaluasi Kinerja Bank/Pos Persepsi mitra kerja KPPN untuk Pegawai Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah sebagai organisasi sektor publik

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Pihak-Pihak Terkait Penerimaan Negara. Dokumen-Dokumen Terkait Penerimaan Negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disingkat SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa

KEDUDUKAN DAN TANGGUNG JAWAB BENDAHARA PADA SATKER PENGELOLA APBN (Sesuai PMK No. 162/PMK.05/2013)

BAB IV HASIL PENELITIAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 115/PMK.07/2013 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN PAJAK ROKOK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 115 /PMK.07/2013 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN PAJAK ROKOK

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

2017, No Pinjaman atas Beban Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; d. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.05/2011 tentang Pem

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

BERITA NEGARA. KEMENRISTEK-DIKTI. Pejabat Perbendaharaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.85, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Mekanisme. Pertanggungjawaban. Bea Masuk. Pelaksanaan.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN

Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung 2015

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2005 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN DANA OPERASIONAL KHUSUS PENGAMANAN PENERIMAAN NEGARA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 194/PMK.05/2014 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA.

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Fungsi Penerimaan Negara

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 83/PMK.05/2008 TENTANG

PRESENTASI KETUA KELOMPOK KERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

KEDUDUKAN DAN TANGGUNG JAWAB BENDAHARA PADA SATKER PENGELOLA APBN (Sesuai PMK No. 162/PMK.05/2013)

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Buku Saku. di Lingkungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Panduan Pelaksanaan PNBP

Arsip Nasional Republik Indonesia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 226/PMK.03/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. cukup signifikan dalam pelaksanaan APBN di Indonesia. Perubahan tersebut ditandai

2014, No Menetapkan MEMUTUSKAN: : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG SISTEM PENERIMAAN NEGARA SECARA ELEKTRONIK. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Da

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lemba

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pertanggungjawaban. Bea Masuk. Prosedur.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PREBENDAHARAAN NOMOR : PER- 17 /PB/2006 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 63/PMK.05/2010 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara telah ditegaskan pemisahan kewenangan dalam pelaksanaan anggaran belanja negara. Kewenangan Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN) dikuasakan kepada Direktorat Jenderal Perbendaharaan sebagai Kuasa BUN di Pusat, dalam hal ini dilaksanakan oleh Direktorat PKN, dan KPPN sebagai Kuasa BUN di daerah. Sebagai Kuasa BUN di daerah KPPN melakukan pembayaran atas beban APBN dan PFK, serta melakukan penatausahaan penerimaan negara. Dalam rangka pelaksanaan pembayaran, KPPN berkewajiban untuk meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa PA, menguji kebenaran perhitungan tagihan atas beban APBN yang tercantum dalam perintah pembayaran, menguji ketersediaan dana yang bersangkutan, memerintahkan pencairan dana sebagai dasar pengeluaran negara, menolak pencairan dana. Apabila perintah pembayaran yang diterbitkan oleh PA/Kuasa PA tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Berdasarkan undang-undang nomor 17 tahun 2003, Penerimaan Negara adalah uang yang masuk ke kas Negara. Dalam hal ini penerimaan negara akan menjadi pendapatan untuk tiap tahunnya oleh pemerintah dalam menyusun APBN. Penerimaan negara meliputi penerimaan perpajakan, penerimaan negara bukan pajak, serta hibah. Untuk mengelola penerimaan negara tersebut, Menteri Keuangan menunjuk bank umum atau dikenal dengan istilah bank-persepsi untuk 1

2 menerima setoran pajak dari wajib pajak atau setoran bukan pajak dari satuan kerja/masyarakat yang merupakan penerimaan Negara. Pengelolaan penerimaan Negara ini dikelola oleh Dirtjen perbendaharaan, unit eselon I di Kementerian Keuangan. Dirtjen Perbendaharaan memiliki Kantor vertikal atau Kantor daerah yaitu Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Berdasarkan peraturan menteri keuangan nomor 134/PMK.01/2006 tentang organisasi dan tata kerja instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan maka tugas Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) adalah melaksanakan keuangan perbendaharaan dan perbendaharaan umum, penyalur pembiayaan atas beban anggaran, serta penatausahaan penerimaan dan pengeluaran anggaran melalui dan dari kas Negara berdasarkan undang-undang yang berlaku. Dalam penatausahaan penerimaan negara KPPN Yogyakarta dalam melakukan tugasnya bekerjasama dengan Bank persepsi sebagai mitra kerjanya. Untuk menjadi Bank persepsi sebagai mitra kerja KPPN Yogyakarta, bank umum tersebut dapat mengajukan diri ke KPPN Yogyakarta atau KPPN Yogyakarta meminta bank umum tersebut. Kedua hal ini tentunya membutuhkan proses seleksi bank secara berjenjang. Bank umum yang bukan merupakan bank persepsi tidak diperkenankan untuk menerima setoran penerimaan negara. Satuan kerja (Satker) atau wajib pajak melakukan setoran pajaknya atau setoran bukan pajak ke bank persepsi di loket penerimaan negara pada bank sesuai jam kerja yang ditetapkan yaitu pukul 15.00 waktu setempat dan pengisian formulirnya disesuaikan dengan jenis penerimaannya. Dalam merekam setoran penerimaan Negara, bank persepsi menggunakan sistem aplikasi penerimaan negara secara elektronik melalui sistem billing atau yang disebut MPN G-2

3 yaitu perubahan dari sistem manual yang disebut (MPN G1) merupakan aplikasi yang telah terintegrasi antara Kementerian Keuangan, kantor pusat bank persepsi, dan bank persepsi daerah. Semua setoran penerimaan Negara tersebut masuk ke kas Negara. Pemerintah juga menerapkan Treasury Single Account (TSA) yaitu Rekening Kas Umum Negara, merupakan rekening tempat penyimpanan uang Negara oleh Menteri Keuangan untuk menampung seluruh penerimaan Negara dan pengeluaran Negara pada Bank Indonesia (BI). Bank Indonesia memiliki anak rekening di BI daerah yang disebut SUBRKUN. Hal ini KPPN Yogyakarta bertugas untuk menatausahakan seluruh penerimaan Negara yang ada di rekening persepsi untuk dilimpahkan ke SUBRKUN di BI setempat. Sehingga setoran yang ada di rekening persepsi KPPN Yogyakarta pada Bank persepsi tersebut hanya sekedar rekening penampungan sementara Berdasarkan uraian penjelasan di atas, penulis menyusun judul Sistem dan Prosedur Penatausahaan Penerimaan Negara pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Sistem dan Prosedur Penatausahaan Penerimaan Negara pada KPPN Yogyakarta? 2. Apakah tindakan atau perlakuan KPPN Yogyakarta terhadap kelebihan dan kekurangan pelimpahan penerimaan negara oleh Bank/Pos Persepsi pada BI sudah sesuai Peraturan Dirtjen Nomor 35/PB/2014 dan Peraturan Dirtjen No 32/PB/10?

4 C. Tujuan Penelitan Tujuan penelitan dalam merumuskan masalah tersebut di atas adalah: 1 Untuk mengetahui lebih dalam mengenai sistem dan prosedur penatausahaan penerimaan negara pada KPPN Yogyakarta. 2 Untuk mengetahui tindakan atau perlakuan KPPN Yogyakarta terhadap kelebihan dan kekurangan pelimpahan penerimaan oleh Bank/Pos Persepsi pada BI yang sesuai dengan Peraturan Dirtjen Nomor 35/PB/2014 dan Peraturan Dirtjen No 32/PB/10. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Mahasiswa: a. Memberikan bahan dasar informasi kepada mahasiswa selanjutnya mengenai permasalahan yang mengenai penatausahaan penerimaan negara. b. Dapat menjadi bahan referensi dalam penulisan Tugas Akhir untuk mahasiswa lainnya. 2. Bagi Peneliti: a. Untuk dapat menyandang gelar Ahli Madya. b. Untuk menambah pengetahuan lebih banyak mengenai penulisan ini baik secara teori maupun praktiknya. 3. Bagi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Yogyakarta: Mendapat saran dan masukan yang membangun untuk meningkatakan pelayanan di KPPN Yogyakarta. 4. Bagi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi mahasiswa yang terdapat dalam perpustakaan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

5 E. Batasan Masalah Dalam pembahasan ini penulis membatasi permasalahan hanya membahas mengenai Sistem dan Prosedur Penatausahaan Penerimaan Negara dan Pelimpahan Penerimaan Negara yang dikelola oleh KPPN Yogyakarta melalui Bank/Pos Persepsi pada BI. F. Metodologi Penelitian 1. Sumber Data a. Data Primer Menurut Sugiyono (2009: 137) data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sehingga data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung oleh penulis dari KPPN Yogyakarta. b. Data Sekunder Menurut Sugiyono (2005: 62) data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti. Data ini diperoleh dengan menggunakan studi literatur yang dilakukan pada banyak buku atau catatan yang berhubungan dengan penelitian. 2. Teknik Pengumpulan Data a. Dokumentasi Merupakan teknik pengumpulan data dengan membaca, mengamati dokumen atau catatan yang sudah ada, serta mengadopsi materi yang berasal dari website sesuai dengan topik yang dibutuhkan.

6 b. Observasi Merupakan teknik pengumpulan data dengan mengamati dan meneliti pelaksanaan sistem dan prosedur penerimaan kas pada KPPN Yogyakarta. c. Wawancara Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung kepada staf pekerja yang ada, sesuai dengan penelitian yang dilakukan. d. Metode dokumentasi Merupakan metode pengumpulan data dan informasi dengan mempelajari catatan-catatan serta dokumen yang berhubungan dengan Sistem dan Prosedur Penatausahaan Penerimaan Negara. e. Studi Kepustakaan Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari dan menganalisa beberapa referensi buku yang berkaitan dengan masalah-masalah yang ada dalam ruang lingkup penelitian ini. 3. Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode pendekatan analisis deskriptif kualitatif, yaitu menganalisa data yang berhasil dikumpulkan, dengan uji non statistik sesuai dengan penelitian yang bersifat kualitatif. Pada analisis ini dilakukan pembandingan apakah pelaksanaan Sistem dan Prosedur Penatausahaan Penerimaan Negara pada bagian front Office dan Middle Ofice sudah sesuai dengan Peraturan Direktorat Jendral Perbendaharaan No 07/PB/2014 tentang Penatausahaan Penerimaan Negara pada Sistem Perbendaharaan Negara (SPAN) apakah masih perlu dilakukan perbaikan.

7 Pelaksanaan Penatausahaan Penerimaan Negara harus dibuktikan dengan adanya dokumen-dokumen bukti setor penerimaan yang dianggap sah. Kemudian dokumen tersebut memiliki kriteria-kriteria khusus untuk memenuhi pelaksanaan Penatausahaan Penerimaan Negara yang sesuai. Adapun Kriteria tersebut adalah melalui terpenuhinya kelengkapan dokumen bukti setor penerimaan. Ada beberapa tahap dalam proses analisis data, yaitu: a. Mengidentifikasi sistem yang digunakan. b. Mengidentifikasi prosedur Penatausahaan Penerimaan Negara. c. Melakukan interpretasi hasil penelitian. d. Menarik kesimpulan terhadap pertanyaan atau masalah penelitian kemudian memberikan saran sebagai pengembangan hasil penelitian.