LAPORAN TUGAS AKHIR PEMANFAATAN TONGKOL JAGUNG SEBAGAI BAHAN BAKU BIOETANOL DENGAN PROSES HIROLISIS H 2 SO 4 DAN FERMENTASI SACCHAROMYCES CEREVICEAE

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBUATAN BIOETANOL DARI BUAH SALAK DENGAN PROSES FERMENTASI DAN DISTILASI

PEMBUATAN BIOETANOL DARI UBI JALAR (Ipomea batatas) DENGAN PROSES FERMENTASI Saccharomyces cerevisiae

APLIKASI PEMBUATAN BIOETANOL DENGAN PROSES FERMENTASI DAN DISTILASI BERBAHAN DASAR BUAH PISANG

PEMANFAATAN UMBI UWI (Dioscorea alata L) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL DENGAN FERMENTASI OLEH SACHAROMYCES CEREVICEAE

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BUAH PEPAYA

PEMANFAATAN BUAH NANAS SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL

APLIKASI PEMBUATAN BIOETANOL DENGAN PROSES FERMENTASI DAN DISTILASI BERBAHAN DASAR KULIT KETELA

PEMANFAATAN PATI GARUT(Maranta arundinaceae) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL DENGAN FERMENTASI OLEH SACHAROMYCES CEREVICEAE

TUGAS AKHIR. PEMANFAATAN TALAS (Calocasia esculenta L. Schott) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL

PEMANFAATAN JAGUNG SEBAGAI BIOETANOL DENGAN PROSES FERMENTASI DAN HIDROLISA ASAM H 2 SO 4

PEMANFATAAN AMPAS TAHU MENJADI BIOETANOL DENGAN PROSES FERMENTASI DAN HIDROLISA H 2 SO 4

PEMANFAATAN SINGKONG PAHIT SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL SECARA FERMENTASI MENGGUNAKAN Saccharomyces Cerevisiae

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMANFAATAN NIRA SIWALAN UNTUK PRODUKSI BIOETANOL DENGAN PROSES FERMENTASI DAN DISTILASI

Pengaruh Hidrolisa Asam pada Proses Pembuatan Bioetanol dari Pati Ganyong (Canna edulis Ker.) dengan Proses Fermentasi Anaerob

PEMBUATAN BIOETANOL DARI BIJI DURIAN DENGAN PROSES HIDROLISA ASAM SULFAT DAN FERMENTASI Saccharomyces Cerevisiae

PEMBUATAN BIOETANOL DARI BIJI DURIAN MELALUI HIDROLISIS. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh : Fifi Rahmi Zulkifli

PEMBUATAN BIOETANOL DARI MINUMAN SERBUK AFKIR

BIOETHANOL. Kelompok 12. Isma Jayanti Lilis Julianti Chika Meirina Kusuma W Fajar Maydian Seto

ANALISIS KADAR BIOETANOL DAN GLUKOSA PADA FERMENTASI TEPUNG KETELA KARET (Monihot glaziovii Muell) DENGAN PENAMBAHAN H 2 SO 4

LAPORAN AKHIR. Diajukan Sebagai Persyaratan untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya

LAPORAN AKHIR PENGARUH RASIO UREA DAN NPK PADA PROSES PEMBUATAN BIOETANOL DARI MAHKOTA BUAH NENAS

BAB I PENDAHULUAN. Energi (M BOE) Gambar 1.1 Pertumbuhan Konsumsi Energi [25]

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. alternatif penanganan limbah secara efektif karena dapat mengurangi pencemaran

BIOETANOL DARI BONGGOL POHON PISANG BIOETHANOL FROM BANANA TREE WASTE

BAB I PENDAHULUAN. samping itu, tingkat pencemaran udara dari gas buangan hasil pembakaran bahan

FERMENTASI SAMPAH BUAH MENJADI ETANOL MENGGUNAKAN BAKTERI Zymomonas mobilis. FERMENTATION OF REFUSED FRUITS FOR ETHANOL USING Zymomonas mobilis

PENGARUH LAMA HIDROLISIS SELULOSA TONGKOL JAGUNG (Zea mays) DENGAN HCl 1% TERHADAP KADAR GLUKOSA UNTUK PEMBUATAN BIOETANOL SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) saat ini meningkat. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Proyeksi tahunan konsumsi bahan bakar fosil di Indonesia

PEMANFAATAN SAMPAH SAYURAN SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL.

ETANOL DARI HASIL HIDROLISIS ONGGOK ETHANOL FROM CASSAVA WASTE HYDROLYSIS

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Sedangkan ketersediaan

PEMBUATAN BIOETHANOL DARI AIR CUCIAN BARAS (AIR LERI) SKRIPSI. Disusun Oleh : TOMMY

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL HASIL FERMENTASI TEPUNG UMBI KETELA POHON (Manihot utilissma, Pohl) VARIETAS MUKIBAT DENGAN PENAMBAHAN Aspergillus niger

BAB I PENDAHULUAN. disegala bidang industri jasa maupun industri pengolahan bahan baku menjadi

PENGARUH KADAR GLUKOSA PADA PEMBUATAN ANGGUR DARI NANAS (Ananas comosus) Influence Of Glucose Content In Wine Making Of Pineapple (Ananas Comosus)

PENGEMBANGAN SERBUK GERGAJI MENJADI BIO-OIL MENGGUNAKAN PROSES PIROLISIS

BAB I PENDAHULUAN. Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam negeri semakin berkurang, bahkan di

KARAKTERISTIK GAS BUANG YANG DIHASILKAN DARI RASIO PENCAMPURAN ANTARA GASOLINE DAN BIOETANOL

PEMANFAATAN NIRA NIPAH

BAB I PENDAHULUAN. minyak bumi pun menurun. Krisis energi pun terjadi pada saat ini, untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tersebut, pemerintah mengimpor sebagian BBM. Besarnya ketergantungan

BAB I PENDAHULUAN. Energi minyak bumi telah menjadi kebutuhan sehari-hari bagi manusia saat

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan sudah tidak layak jual atau busuk (Sudradjat, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi di berbagai negara di belahan dunia saat ini

PEMBUATAN BIOETANOL DARI LIMBAH KULIT SINGKONG MELALUI PROSES HIDROLISA ASAM DAN ENZIMATIS

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan energi dunia saat ini telah bergeser dari sisi penawaran ke sisi

TUGAS AKHIR PEMBUATAN BIOETANOL DARI TEPUNG BIJI NANGKA DENGAN PROSES SAKARIFIKASI FERMENTASI FUNGI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisa Penggunaan Bahan Bakar Bioethanol Dari Batang Padi Sebagai Campuran Pada Bensin

PENGUJIAN MODEL BURNER KOMPOR BIOETANOL DENGAN VARIASI VOLUME BURNER CHAMBER 50 cm 3, 54 cm 3, 60 cm 3, 70 cm 3

LAPORAN AKHIR PENGARUH VARIASI RAGI TERHADAP PERSEN YIELD PADA PEMBUATAN BIOETANOL DARI LIMBAH KULIT PISANG

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bahan bakar. Sumber energi ini tidak dapat diperbarui sehingga

LAPORAN AKHIR PEMANFAATAN CAMPURAN LIMBAH AMPAS TEBU DAN LIMBAH AMPAS SINGKONG MENJADI ETANOL DENGAN VARIASI KOMPOSISI

PENGARUH PENAMBAHAN VOLUME MIKROBA DAN ENZIM TERHADAP PEMBUATAN BIOETANOL DARI SINGKONG KARET (MANIHOT GLAZIOVII M.A.)

PEMBUATA SIRUP GLUKOSA BERBAHAN BAKU JAGUNG (Zea Mays) MENGGUNAKAN ALAT REAKTOR ENZIMATIS

PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN UNTUK PEMBUATAN BIOETANOL

Hak Cipta milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH WAKTU UNTUK MENINGKATKAN KADAR PATCHOULI ALCOHOL DALAM PEMURNIAN MINYAK NILAM DENGAN MENGGUNAKAN DISTILASI VAKUM GELOMBANG MIKRO

TUGAS MIKROBIOLOGI BIOETANOL

I. PENDAHULUAN. itu, diperlukan upaya peningkatan produksi etanol secara besar-besaran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LIMBAH KULIT JERUK MANIS SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Sebagian besar produksi dihasilkan di Afrika 99,1 juta ton dan 33,2 juta ton

BAB I PENDAHULUAN. dan Costa Rica yang umumnya digemari sebagai konsumsi buah segar. Buah segar

BIOETANOL DARI PATI (UBI KAYU/SINGKONG) 3/8/2012

I. PENDAHULUAN. Bioetanol merupakan suatu bentuk energi alternatif, karena dapat. mengurangi ketergantungan terhadap Bahan Bakar Minyak dan sekaligus

PENGARUH WAKTU FERMENTASI DAN PERSENTASE STARTER PADA NIRA AREN (Arenga pinnata) TERHADAP BIOETHANOL YANG DIHASILKAN

PEMBUATAN SIRUP GLUKOSA DARI UBI JALAR (Ipomoea Batatas L) DENGAN MENGGUNAKAN REAKTOR ENZIMATIS

BAB I PENDAHULUAN. Bioetanol merupakan salah satu alternatif energi pengganti minyak bumi

SKRIPSI PEMANFAATAN LIMBAH BIJI JAGUNG DARI INDUSTRI PEMBIBITAN BENIH JAGUNG MENJADI BIOETHANOL

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia semakin tahun

PENGARUH MASSA RAGI DAN WAKTU FERMENTASI TERHADAP BIOETANOL DARI BIJI DURIAN SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Saat ini persediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia semakin

BIOETANOL DARI LIGNOSELULOSA: POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH PADAT DARI INDUSTRI MINYAK KELAPA SAWIT

LAPORAN AKHIR PENGARUH PENAMBAHAN MASSA RAGI DAN WAKTU FERMENTASI HASIL HIDROLISA PATI BIJI DURIAN MENJADI BIOETANOL

PEMBUATAN ETHANOL DARI JERAMI PADI DENGAN PROSES HIDROLISIS DAN FERMENTASI

NURUL FATIMAH A

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kaya akan sumber daya alam salah satunya adalah rumput laut. Rumput

PEMBUATAN BIOETHANOL DARI AIR CUCIAN BERAS (AIR LERI) SKRIPSI. Oleh : CINTHYA KRISNA MARDIANA SARI NPM

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL PADA FERMENTASI TEPUNG KETELA POHON (Manihot utilissima Pohl) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA

POTENSI NIRA AREN (Arenga pinnata) SEBAGAI BAHAN BAKU BIOETANOL

PENDAHULUAN Latar Belakang

Nira Latifah Mukti, Wulan Aryani Jurusan Teknik Kimia, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

I. PENDAHULUAN. Persediaan bahan bakar fosil yang bersifat unrenewable saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan salah satu sumber kehidupan bagi makhluk hidup.

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting, terutama di jaman modern dengan mobilitas manusia yang sangat

PEMBUATAN BIOETANOL DARI LIMBAH BUAH TOMAT DENGAN HIDROLISIS ASAM DAN FERMENTASI MENGGUNAKAN RAGI ROTI SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat seiring dengan terus meningkatnya pertumbuhan

Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan

BAB I PENDAHULUAN. maka kebutuhan energi juga mengalami peningkatan. Hal tersebut tidak

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. menurun. Penurunan produksi BBM ini akibat bahan bakunya yaitu minyak

BIOETANOL (MATERI 1 Mikrobiologi Industri) Kelompok 17, 18, dan 19

I. PENDAHULUAN. yang tidak dapat diperbaharui) disebabkan oleh pertambahan penduduk dan

TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI BIO-ETHANOL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

Transkripsi:

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMANFAATAN TONGKOL JAGUNG SEBAGAI BAHAN BAKU BIOETANOL DENGAN PROSES HIROLISIS H 2 SO 4 DAN FERMENTASI SACCHAROMYCES CEREVICEAE (Utilitation of Corn Cobs as Bioethanol Material with H 2 SO 4 Hydrolysis Process and Saccharomyces Cereviceae Fermentation) Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Teknik Kimia Program Diploma Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang Disusun oleh : SUSILOWATI L0C 008 127 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA PROGRAM DIPLOMA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2011 i

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN... ii RINGKASAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Perumusan Masalah... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bioethanol... 4 2.2 Prinsip Pembentukan Bioethanol... 5 2.3 Proses Fermentasi... 7 2.4 Pemurnian dengan Proses Destilasi dan Dehidrasi... 7 2.5 Sacharomyces cereviceae... 8 2.6 Tongkol Jagung... 8 2.7 Hidrolisis... 10 2.7.1 Hidrolisis Asam... 10 2.7.2 Hidrolisis Enzim... 10

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT 3.1 Tujuan... 11 3.2 Manfaat... 11 BAB IV PERANCANGAN ALAT 4.1 Hasil Perhitungan Dimensi Alat... 12 4.2 Gambar dan Dimensi Alat... 13 4.3 Cara Kerja Alat....13 4.4 Tangki Fermentor... 18 4.5 Prosedur Pengoperasian Tangki Distilasi Bioetanol... 19 BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan... 20 5.1.1 Variabel tetap... 20 5.1.2 Variabel bebas... 20 5.1.3 Alat Yang Digunakan... 20 5.2 Prosedur Percobaan... 21 5.2.1 Pembuatan Bioetanol dari Tongkol Jagung... 21 5.2.1 Diagram Alir Pembuatan Bioetanol... 24 5.3 Analisa Hasil... 25 5.3.1 Analisa Kadar Selulosa... 25 5.3.2 Analisa Kadar Gula Reduksi Metode Fenol Sulfat... 26 5.3.3 Analisa Kadar Alkohol.... 27 BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Hasil dan Pembahasan... 28 6.1.1 Hasil Analisa Kadar Selulosa... 28 6.1.2 Hasil Analisa Kadar Gula pada Bubur Tongkol Jagung dengan metode Fenol Sulfat... 28

6.1.3 Hasil Analisa Proses fermentasi, Distilasi dan Dehidrasi... 33 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan... 39 7.2 Saran... 40 DAFTAR PUSTAKA... 41

DAFTAR TABEL Tabel 1. Karakteristik dan Komposisi Tongkol Jagung... 9 Tabel 2. Alat yang Digunakan dalam Percobaan... 20 Tabel 3. Analisa Kadar Selulosa... 28 Tabel 4. Analisa Larutan Standar... 29 Tabel 5. Hasil Analisa Kadar Gula Tongkol Jagung Setelah Fermentasi dengan Metode Phenol Sulfat... 31 Tabel 6. Hasil Analisa Etanol setelah Fermentasi... 33 Tabel 7. Hasil Pengamatan Proses Distilasi... 34 Tabel 8. Hasil Perbandingan Persentase Yeast, Kadar Gula dan Kadar Etanol Hasil Distilasi... 34 Tabel 9. Hasil Proses Dehidrasi Etanol dengan Kapur Tohor... 36 Tabel 10. Perbandingan Hasil Etanol setelah Fermentasi, setelah Distilasi dan setelah Dehidrasi... 36 Tabel 11. Perbandingan Titik Didih dan Titik Beku Etanol Hasil dengan Etanol Murni... 37 Tabel 12. Uji Organoleptik Bioetanol Setelah Proses Distilasi... 38 Tabel 13. Analisa Kadar Selulosa.... 42 Tabel 14. Perhitungan Analisa Kadar Gula Standar.... 43

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Rangkaian Alat Bioetanol... 13 Gambar 2. Unit Pemanas... 14 Gambar 3. Unit Distilasi Double Heating... 15 Gambar 4. Unit Kondensor... 16 Gambar 5. Tangki Fermentor... 18 Gambar 6. Diagram Alir Pembuatan Bioetanol... 24 Gambar 7. Larutan Standar yang akan Dianalisa... 29 Gambar 8. Grafik Hubungan Antara Konsentrasi dan Absorbansi Larutan Standar... 30 Gambar 9. Hubungan Persentase Yeast, Kadar Gula dan Etanol setelah Fermentasi... 31 Gambar 10. Grafik Hubungan Persentase Yeast, Kadar Gula dan Kadar etanol Hasil Distilasi... 35

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I. Perhitungan.... 42

INTISARI Bioetanol adalah etanol yang dibuat dari biomassa yang mengandung komponen gula, pati, maupun selulosa. Bioetanol biasanya dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat minuman keras, untuk keperluan medis, sebagai zat pelarut, dan yang sedang popular saat ini adalah pemanfaatan bioetanol sebagai bahan bakar alternatif. Penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar dicampur dengan bensin yang biasa disebut gasohol. Biomassa tongkol jagung merupakan sampah yang sejauh ini masih belum banyak dimanfaatkan menjadi produk yang memiliki nilai tambah (added value). Tongkol jagung yang termasuk biomassa mengandung lignoselulosa sangat dimungkinkan untuk dimanfaatkan menjadi bioetanol karena memiliki kandungan selulosa yang cukup banyak. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan biomassa tongkol jagung menjadi bioetanol. Pembuatan bioetanol dengan bahan dasar tongkol jagung ini melalui tiga tahapan proses yaitu proses hidrolisis, fermentasi dan distilasi. Proses hidrolisis mengubah selulosa menjadi glukosa, proses fermentasi mengubah glukosa menjadi etanol dengan bantuan bakteri Saccharomyces cereviceae yang terkandung pada ragi roti. Proses distilasi merupakan proses pemurnian untuk meningkatkan kadar etanol yang dihasilkan pada proses fermentasi. Reaktor bioetanol terdiri dari rangkaian tangki fermentasi dan rangkaian alat distilasi yang meliputi tangki distilator atau tangki pemanasan dan kondensor. Untuk bioetanol hasil percobaan, dapat disimpulkan bahwa semakin banyak jumlah ragi yang digunakan maka semakin tinggi kadar alkohol yang diperoleh. Dari hasil percobaan pada pembuatan bioetanol dari tongkol jagung dengan variabel penambahan ragi 0,5%, 0,6%, dan 0,7% didapatkan bioetanol dengan kadar alkohol tertinggi 43% yaitu pada variabel ketiga dengan penambahan ragi 0,7%. Kata kunci : Biomassa, tongkol jagung, fermentasi, bioetanol

ABSTRACT Bioethanol is ethanol made from biomass containing sugar components, starch, or cellulose. Bioethanol is usually used as an ingredient for making liquor, for medical purposes, as a solvent, and that are popular today is the use of bioethanol as an alternative fuel. The use of bioethanol as a fuel mixed with gasoline is called gasohol. Biomass corn cob is a waste that so far still has not been widely utilized as a product that has added value (added value). Cobs of corn, including lignocellulosic biomass contains very possible to be used to bioethanol since it has a lot of cellulose content. This study aims to utilize corn cob biomass into bioethanol. Making bioethanol with the basic ingredients of this corn cob through a three stage process ie the process of hydrolysis, fermentation and distillation. The process of hydrolysis of cellulose into glucose change, the process of fermentation convert glucose into ethanol with the aid of bacteria contained in cereviceae Saccharomyces yeast bread. The process of distillation is a purification process to increase the levels of ethanol produced in fermentation processes. The reactor consists of a series of bioethanol fermentation tanks and distillation equipment that includes a series of tanks or tank distilator heating and condenser. For bioethanol the experiment results, it can be concluded that the more the amount of yeast used, the higher levels of alcohol obtained. From the result of experiments on the manufacture of bioethanol from corn cobs with variable addition of yeast 0.5 %, 0.6 % and 0.7 % obtained the highest alcohol content of bioethanol with 43 % of the third variable with the addition of yeast 0.7 %. Keywords : Biomassa, corn cobs, fermentation, bioethanol

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi bahan bakar yang berasal dari eksplorasi fosil terus meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan industri dan ekonomi. Hal tersebut dapat menjadi masalah besar ketika negara belum bisa mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil atau bahan bakar minyak (BBM), sedangkan cadangan sumber energi tersebut makin terbatas. Fluktuasi suplai dan harga minyak bumi yang terjadi seharusnya membuat kita sadar bahwa jumlah cadangan minyak semakin menipis. Kebijakan mengurangi konsumsi energi bukan merupakan langkah tepat. Karena konsumsi energi dan pertumbuhan ekonomi merupakan dua sisi yang saling mempengaruhi, diperlukan kehati-hatian dalam menerapkan kebijakan energi agar pertumbuhan ekonomi tetap terjaga. Supaya perekonomian dunia lebih stabil, penggunaan sumber energi alternatif dengan bahan baku non-fosil seperti bahan bakar dari sumber nabati dapat menjadi solusi yang baik. Pembakaran bahan bakar fosil juga akan menghasilkan gas CO 2 yang lama kelamaan akan menumpuk di atmosfer, sehingga menyebabkan suhu bumi meningkat (green house effectt). Oleh karena itu, pemakaian suatu bahan bakar terbarukan yang lebih aman dan ramah lingkungan merupakan suatu hal yang mutlak. Bioetanol merupakan bahan bakar alternatif yang dalam beberapa tahun terakhir dikenal luas oleh masyarakat. Bioetanol dapat diproduksi dari bahan

baku tanaman yang mengandung pati atau karbohidrat. Sumber bahan baku energi alternatif tersebut umumnya berasal dari tanaman pangan, seperti singkong, ubi jalar, tebu, jagung, dan lain-lain. Namun, penggunaan bahan pangan sebagai energi alternatif dapat menimbulkan masalah baru yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan pangan. Sebagai contoh, hanya untuk memproduksi 1 liter bioetanol dari ubi kayu dibutuhkan sekitar 6,5 kg ubi kayu. Hal ini tentu saja dapat mengancam ketahanan pangan nasional, dan bahkan mungkin dunia. Di Indonesia, jagung merupakan komoditas pangan dengan tingkat permintaan yang terus meningkat. Badan Pusat Statistik (2008) memperkirakan pada tahun 2008 produksi jagung pipil kering di Indonesia sebanyak 14.854.050 ton. Jumlah ini dihasilkan oleh propinsi-propinsi penghasil jagung terbesar seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, NTT, dan Gorontalo. Pada industri jagung pipil, akan dihasilkan limbah organik antara lain adalah limbah tongkol jagung. Sekarang ini, diketahui pula ternyata bioetanol dapat diproduksi dari bahan baku tanaman yang mengandung selulosa. Tongkol jagung mengandung selulosa sekitar 44,9 %. Jika umumnya jagung mengandung kurang lebih 30 % tongkol jagung, jumlah tongkol jagung di Indonesia pada tahun 2008 adalah sebanyak 6.366.021 ton. Padahal, setelah pemipilan biji, tongkol jagung dibuang dan menjadi limbah. Hal tersebut tentu saja akan menambah jumlah limbah tidak bermanfaat yang merugikan lingkungan jika tidak ditangani dengan benar.

1.2 Perumusan Masalah Permasalahan energi di Indonsia sama seperti yang dihadapi dunia. Jika tidak ada penemuan ladang minyak dan kegiatan eksplorasi baru, cadangan minyak di Indonesia diperkirakan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan selama 18 tahun mendatang. Sementara itu, cadangan gas cukup untuk 60 tahun dan batu bara sekitar 150 tahun. Hal tersebut juga menyebabkan Indonesia menjadi negara pengimpor minyak mentah sampai sekarang. Setidaknya, ada tiga jalan keluar dari hal ini. Pertama, mencari ladang minyak baru; kedua, menggunakan energi secara efisien; dan ketiga, mengembangkan sumber energi terbaharukan, seperti sinar matahari, panas bumi, air, angin, dan bahan bakar nabati (biofuel). Hal yang paling mungkin dilakukan sekarang adalah mengembangkan sumber energi terbaharukan, contohnya bioetanol dari tongkol jagung. Bioetanol saat ini yang diproduksi umumnya berasal dari Bioetanol generasi pertama, yaitu bioetanol yang dibuat dari pati-patian (jagung, singkong, gandum) atau dibuat dari gula (tebu, molase, nira), jika menggunakan bahan yang mengandung pati patian yang kebanyakan bahan- bahan tersebut adalah bahan yang dijadikan sebagai bahan pangan dan banyak dugaan, terutama dari Eropa dan Amerika menyebutkan bahwa konversi bahan pangan menjadi bioetanol merupakan salah satu penyebab naiknya harga-harga pangan maka sangatlah memungkinkan jika memanfaatkan bahan baku dari tongkol jagung yang keberadaanya sangat melimpah di Indonesia dan hanya sebagai limbah. Email : quinn_of_alang24@live.com