BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan oleh masyarakat (Wahyudi, 2009: 8). oleh setiap orang yang memimpin organisasi atau bagian dari organisasi itu

dokumen-dokumen yang mirip
MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN. MUTU PENDIDIKAN DI MTs NEGERI KLEGO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN NASKAH PUBLIKASI

MANAJEMEN KURIKULUM MTs MUHAMMADIYAH BLIMBING POLOKARTO SUKOHARJO (Tahun 2009)

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. manusia yang lebih utama untuk dibina dan dikembangkan secara

KESIAPAN SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL HILAL RAWA LUMBU, BEKASI Tahun Ajaran 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan tidak kalah pentingnya dari keluarga maupun masyarakat.

PERAN KEPALA MADRASAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI MAN PURWODADI TAHUN AJARAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Terdahulu, (g) Kerangka Pemikiran, dan (h) Sistematika Pembahasan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap kehidupan tersebut, di satu sisi sangat bermanfaat bagi kehidupan

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN KTSP (KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN) DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDIT DARUL FALAH LANGENHARJO SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I) di Fakultas Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (Rindang, 2004: 2). Situasi dan kondisi sekolah mencerminkan keadaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Upaya penyelenggaraan pendidikan formal yang berkualitas sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dalam maknanya yang luas senantiasa menstimulir dan menyertai. perubahan-perubahan dan perkembangan umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sikap, perilaku, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang. serta untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.

BAB III METODE PENELITIAN. yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan sains memberikan pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas seorang guru, sehingga ke. segera menjadi kenyataan seperti yang diharapkan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat faktual secara sistematis dan akurat. Sebagaimana dinyatakan oleh

FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING. DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI MTs NEGERI SURAKARTA 1 TAHUN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. untuk dihafal. Karena keaslian dan kemurnian Al-Qur'an haruslah tetap

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan oleh peneliti di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan menganalisa data adalah sebagai berikut:

1. PENDAHULUAN. Madrasah, dalam konteks ini Institusi Pendidikan formal yang berbasis Agama

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. langkah-langkah yang antara lain : pendekatan penelitan, penentuan objek

BAB I PENDAHULUAN. dibatasi oleh waktu, kapan pun dan dimanapun disepanjang hayatnya. dan yang terpenting adalah mempunyai akhlak dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN. MUTU PENDIDIKAN DI MTs NEGERI KLEGO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sarana dalam membangun watak bangsa. Kebijakan program untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses untuk memanusiakan manusia. Artinya. pendidikan dapat membentuk manusia dewasa, dalam arti mandiri dan

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu. sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.

BAB III METODE PENELITIAN. mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya Prosedur Penelitian Suatu

BAB I PENDAHULUAN. pada unsur proses, terutama unsur output atau lulusan sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. makhluq yang Allah menganugerahkan kepada dirinya sebuah kesempurnaan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research)

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh pengetahuan yang dapat dipercaya (reliable). 1 Metode penyelidikan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan spiritual keagamaan, kepribadian yang baik, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu metode ilmiah yang memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran atau kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang ada di sekitar kita. tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya (lahir dan batin), baik oleh orang lain maupun oleh dirinya sendiri,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan dengan cara-cara masuk akal, sehingga terjangkau oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. diimbangi dengan adanya peningkatan standar kualitas sumber daya manusia.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan ilmu yang mempelajari tentang metode-metode. penelitian, ilmu tentang alat-alat dalam penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian yang bermakna sehingga bangsa Indonesia dapat mengejar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan wadah untuk mencapai cita-cita mereka. 1 Dalam organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendiskripsikan gaya kepemimpinan guna memotivasi guru dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan berusaha melaksanakan pengkajian data deskriptif yang akan dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang

KOMPETENSI GURU BAHASA ARAB DALAM MENINGKATKAN. MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI MTs. MUHAMMADIYAH WARU BAKI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Skripsi ini menggunakan pendekatan yang menjadi landasan kerja

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lesan dari orang-orang dan perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. Para kepala sekolah, guru, warga sekolah, stakeholder sekolah atau yang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

SURAKAR SKRIPSI. Oleh: SUPARTINII G

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BA B I. dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran guna. dikenal dan diakui oleh masyarakat. Pendidikan memberikan konstribusi

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sekunder, melainkan kebutuhan primer. Suatu bangsa tidak akan. bisa maju tanpa didukung kualitas pendidikan yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang saling mempengaruhi, misalnya persoalan administrasi,

BAB III METODE PENELITIAN. dicapai adalah: Mendeskripsikan dan menganalisis pengembangan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan masyarakat muslim di Indonesia. 1. pesantren; dalam hal ini kyai dibantu para ustadz yang mengajar kitab-kitab

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetensi manajerial, dimensi kompetensi kewirausahaan, dimensi kompetensi

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam semua bidang

FUNGSI KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN KESISWAAN DI SDI AL FATTAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar

BAB I PENDAHULUAN. ketahun maka sekolah dasar harus dipersiapkan dengan sebaik baiknya. genersi yang unggul dari sekolah dasar.

BAB III METODE PENELITIAN

2017, No tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone

PERAN GURU PAMONG DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAMI DI SMP ISALM TERPADU AT-TAQWA KECAMATAN MIRI KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuti Rohayati, 2014

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai suatu sistem yang terdiri dari berbagai aspek, pendidikan haruslah dikelola secara tepat agar tujuan dapat tercapai secara efisien dan efektif. Karena itu, untuk pengelolaan pendidikan diperlukan administrator yang dapat berkinerja secara maksimal guna meningkatkan kualitas kelulusan yang diharapkan oleh masyarakat (Wahyudi, 2009: 8). Kepala Sekolah sebagai pemimpin lembaga pendidikan harus memahami langkah-langkah pokok organisasi dan manajemen yaitu : apa yang disebut tugas-tugas pokok atau kegiatan-kegiatan pokok yang harus dijalankan oleh setiap orang yang memimpin organisasi atau bagian dari organisasi itu (Suryo Subroto, 2004: 9). Ada lima kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh Kepala Sekolah. Pertama, memahami visi organisasi dan memiliki visi kerja yang jelas. Kedua, mampu dan mau bekerja keras. Ketiga, tekun dan tabah dalam bekerja dengan bawahan. Keempat, memberikan layanan secara optimal dengan tetap tampil secara rendah hati. Kelima, memiliki disiplin kerja yang kuat (Sudarman Danim, 2010: 150). Kelangsungan hidup dan keberhasilan organisasi pada masa kini diantaranya tergantung pada kemampuan kepala sekolah dalam mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal. Dalam konteks ini organisasi harus memiliki pimpinan yang efektif dalam menjalankan manajemen untuk 1

2 mengelola perubahan yang ada dalam berkelanjutan, tantangan bagi seorang manajer pendidikan yaitu Kepala Sekolah atau Madrasah, Pimpinan Pesantren, Rektor atau Direktur adalah bagaimana menjadi pendorong atau pelopor perubahan lembaga pendidikan agar lebih maju. Dukungan dari bawah hanyan akan muncul secara berkelanjutan ketika pimpinannya benar-benar berkualitas. Sekolah hanya akan maju bila kepala sekolah mempunyai visi yang bagus, memiliki kemampuan manajerial serta integritas kepribadian dalam melakukan perbaikan mutu. Dalam mewujudkan kualitas pendidikan yang diharapkan sangat tergantung pada manajemen kepala sekolah yang berorientasi pada pencapaian mutu lulusan dan pelayanan pelanggan yang terbaik. Sementara Permen Diknas No. 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah menegaskan bahwa Kepala Sekolah profesional harus mempunyai kompetensi dalam berbagai dimensi, yaitu: (1) Dimensi kepribadian; berakhlak mulia, bersikap terbuka, dapat mngendalikan diri. (2) Dimensi manajerial; menyusun perencanaan pengembangan sekolah, mengelola guru dan staf, sarana dan prasarana. (3) Dimensi kewirausahaan; menciptakan inovasi, memiliki motivasi kuat, pantang mnyerah. (4) Dimensi supervisi; merencanakan, melaksanakan supervisi akademik dan menindaklanjutihasilnya. (5) Dimensi sosial; bekerjasama dengan pihak lain,berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan memiliki kepekaan terhadap orang lain.

3 Kepala Sekolah yang memiliki kompetensi tinggi mutlak dibutuhkan untuk membangun sekolah berkualitas, sekolah efektif, karena kepala sekolah sebagai pemegang otoritas dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah perlu memahami proses pendidikan di sekolah serta menjalankan tugasnya dengan baik, sehingga proses penyelenggaraan pendidikan di sekolah dapat berjalan sesuai dan sejalan dengan upaya-upaya pencapaian tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Maju mundurnya suatu sekolah tidak terlepas dari peran Kepala Sekolah, karena Kepala Sekolah berperan sebagai kekuatan sentral yang menjadi kekuatan penggerak kehidupan sekolah. Untuk mewujudkan sekolah efektif dibutuhkan Kepala Sekolah yang tidak hanya sebagai figur personifikasi sekolah, tapi juga paham tentang tujuan pendidikan, punya visi masa depan serta mampu mengaktualisasikan seluruh potensi yang ada menjadi suatu kekuatan yang bersinergi guna mencapai tujuan pendidikan. Kepala Sekolah di tuntut mempunyai keterampilan manajerial yang meliputi ; keterampilan konseptual,sosial dan operasional, masing-masing dari ketiga keterampilan tersebut harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah, dalam manajemen sangat dibutuhkan kemampuan kerjasama dan bergaul dengan orang lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sukses seseorang dalam hidupnya ternyata keterampilan konseptual (kecerdasan intlektual) hanya menyumbang 10 sampai 20%, sedangkan 80% sisanya sangat ditentukan oleh keterampilannya dalam bergaul atau kecerdasan emosional (Husaini, 2008: 14).

4 Upaya memperbaiki kualitas dalam suatu lembaga pendidikan atau sekolah sangat ditentukan oleh kepemimpinan Kepala Sekolah dalam manajemen yang efektif. Menurut Made Pidarta (2004: 4) manajemen diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam hal ini kepala sekolah berperan sebagai manajer dalam memadukan sumber-sumber pendidikan, juga sebagi supervisor dalam membina guru-guru pada proses belajar mengajar. Manajemen sekolah yang baik tentu akan menghasilkan pendidikan yang bermutu pula. Pendidikan yang bermutu mempunyai karakteristik ; kinerja yang baik, watu yang wajar, handal, daya tahan, bentuk khusus, standar tertentu, mampu memberikan pelayanan tepat dan prima (Husaini, 2008: 14). Dengan manajemen peningkatan mutu yang efektif yaitu dengan sumberdaya yang telah ada digunakan secara maksimal untuk mendapatkan hasil yang maksimal, maka kualitas unggul lulusan madrasah akan tercapai. Dalam konteks ini, diperlukan strategi manajemen yang bisa membawa pada peningkatan mutu pendidikan pada tahun-tahun berikutnya secara kontinu. MTs Negeri Klego Boyolali merupakan madrasah yang sudah lama berdiri dibawah Yayasan Islamiyah Tanjung. Sebelum berubah menjadi Madrasah Negeri, madrasah ini hanya berjalan apa adanya, dari tahun ke tahun tanpa ada kemajuan yang berarti, kemudian ditetapkan menjadi Madrasah Negeri pada tahun 2008 sehingga terjadi perubahan-perubahan baik dalam hal SDM, sarana dan prasarana maupun manajemen pengelolaannya yang

5 kemudian menjadikan madrasah ini mendapatkan peningkatan kepercayaan dari masyarakat sekitar yang ditandai dengan jumlah murid yang semakin meningkat. Proses pembelajaran berjalan di MTs sebelumnya masih banyak yang menggunakan metode ceramah, belum menggunakan metode-metode active learning, kurikulum yang diterapkan belum membawa perubahan yang mengarah pada peningkatan mutu, tenaga pengajar dan tenaga kependidikan lain masih banyak yang belum diperdayakan sebagaimana mestinya, jumlah guru tidak seimbang dengan jumlah siswa sehingga banyak guru yang kurang jam mengajarnya, nilai kelulusan ujian nasional yang menjadi salah satu indikator pencapaian mutu lulusan masih sejajar dengan sekolah lain yang setingkat. Berdasarkan Latar Belakang sebagaimana penulis uraikan di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian di MTs Negeri Klego Boyolali dengan mengangkat judul : Manajemen Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di MTs Negeri Klego Boyolali Tahun Pelajaran 2011 2012 B. Penegasan Istilah Sebelum peneliti membahas lebih lanjut inti permasalahan dan untuk menghindari kesalahan penafsiran, maka perlu peneliti jelaskan istilah-istilah yang berkaitan dengan judul diatas yaitu antara lain:

6 1. Manajemen : Manajemen berasal dari bahasa Inggris to manage yang berarti menganut, mengatur, melaksanakan dan mengelola (Echol dan Hasan Shadily, 1987: 372) Manajemen adalah penggunaan sumberdaya secara efektif untuk mencapai sasaran, pimpinan yang bertanggungjawab atas jalanya perusahaan dan organisasi (Kamus Bahasa Indonesia, 2002 : 708). Manajemen pendidikan sebagai upaya pendayagunaan sumbersumber untuk mencapai tujuan pendidikan, Sumber yang dimaksud dapat berupa sumber manusia, uang, sarana dan prasarana maupun waktu (Suryosubroto, 2010: 14) Manajemen juga berarti proses merencana, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien (Fatta, 2001: 1) Menurut Suskanto Reksohadiprojo manajemen adalah suatu usaha merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, mengkoordinir serta mengawasi kegiatan dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif (Depag RI, 2001: 50). 2. Kepala Sekolah Kepala Sekolah adalah orang (guru) yang memimpin suatu sekolah (Kamus Bahasa Indonesia, 2002: 546). Menurut Hari Sudrajat Kepala

7 Sekolah adalah direkur yang menjadi penanggungjawab peningkatan mutu pendidikan di sekolah (2005 : 13). 3. Mutu Pendidikan Mutu adalah taraf atau derajat dari kecerdasan, kepandaian dan sebagainya (Kamus Bahasa Indonesia, 2002 : 768). Mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuanya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan atau tersirat (Diknas, 2000: 56). Sedangkan Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dala usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan, mendidik (Kamus Bahasa Indonesia, 2002 : 263). Mutu Pendidikan adalah derajat keunggulan dalam pengelolaan pendidikan secara efektif dan efisien untuk melahirkan keunggulan akademis dan ekstrakurikuler pada pesertadidik yang dinyatakan lulus untuk satu jenjang pendidikan (Winarno, 2010: 4). Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan atau kompetensi baik kompetensi akademik maupun kompetensi kejuruan yang dilandasi oleh kompetensi personal dan sosial, yang secara menyeluruh disebut sebagai kecakapan hidup (life skill) (Hari Sudrajat, 2005 : 17).

8 4. MTs Negeri Klego, Boyolali. MTs Negeri Klego, Boyolali merupakan suatu lembaga pendidikan menengah pertama yang berada dibawah Kementerian Agama yang terletak di Desa Tanjung, Kecamatan Klego, Kabuapten Boyolali. Adapun yang dimaksud dengan manajemen kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di MTsN Klego adalah usaha pengaturan pimpinan MTsN Klego dalam memimpin, menjalankan perannya, mengelola tenaga kependidikan, mengelola keuangan dan mengelola masyarakat untuk mencapai derajat keunggulan pendidikan MTsN Klego. C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis uraikan di atas, maka masalah yang akan penulis teliti adalah: Bagaimanakah Manajemen Kepala Sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di MTs Negeri Klego, Boyolali Tahun Pelajaran 2011-2012? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan Manajemen Kepala Sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di MTs Negeri Klego, Boyolali Tahun Pelajaran 2011-2012`. 2. Manfaat a. Manfaat Teoritis 1. Menambah khazanah pengetahuan dalam dunia pendidikan

9 2. Dapat menjadi bahan masukan bagi aktivis pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan b. Manfaat Praktis 1. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sebuah rujukan yang dianggap lebih kongkrit apabila nantinya penulis berkecimpung dalam dunia pendidikan. 2. Bagi sekolah, dapat menjadi bahan masukan dalam rangka perbaikan apabila nantinya dalam penelitian ini ditemukan berbagai kekurangan. E. Kajian Pustaka Pada bagian ini akan dikemukakan hasil-hasil penelitian atau karya terdahulu yang mempunyai relevansi dengan penelitian kami. Peneliti telah melakukan beberapa kajian pustaka sebagai bahan masukan. Kajian pustaka tersebut berupa kajian buku teks dan karya skripsi,thesis mahasiswa sebelumnya, diantaranya: 1. Bekti Lestari (FAI UMS, 2003) dalam skripsinya yang berjudul Manajemen Pendidikan Islam di Pondok Pesantren Imam Syuhodo Tahun Pelajaran 2002/2003 menyimpulkan bahwa manajemen Islam yang dikembangkan pada lembaga sekolah yang berasaskan Islam mengacu pada dimensi-dimensi manajerial. Dimensi yang terkandung dalam manajemen tersebut yaitu; Planning, Organizaing, Coordinating, Controlling dan Evaluating. Sekolah yang baik harus mempunyai

10 Perencanaan dan pengorganisasian sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah. Koordinasi yang baik dari komponen yang ada, akan membuat orang yang bertugas dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Agar pelaksanaan program sesuai dengan rencana serta diketahui berbagai hambatan yang dihadapi, maka diperlukan adanya pengawasan dari kepala sekolah. 2. Nur Aisyah (FAI UMS, 2006) dalam skripsinya yang berjudul Peran Kepala Sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di SLTP Al-Islam 1 surakarta Tahun Pelajaran 2005-2006 menjelaskan bahwa : a. Kepala sekolah berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan. b.dalam meningkatkan mutu pendidikan kepala sekolah bersama dengan stekholder yang lain melakukan menejemen mutu yang terdiri dari menejemen kurikulum, kesiswaan, sarana prasarana dan supervisi pendidian. 3. Kuwat (FAI UMS, 2005) dalam thesisnya yang berjudul Implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah di MTs N 1 Surakarta menyimpulkan bahwa warga madrasah, masyarakat menyadari arti pentingnya perubahan dalam pendidikan, utamanya menejemen mutu berbasis sekolah disikapi positif, kesiapan MTs N 1 Surakarta dalam Manajemen Mutu berbasis Sekolah nampak pada rencana program pengembangan madrasah, sikap positif masyarakat melalui tokohtokohnya terhadap MMBS nampak dengan dibentuknya kepengurusan Komite Madrasah, AD dan ARTnya. Kendala Madrasah dalam

11 menerapkan MMBS meliputi : Pembagian tugas belum proporsional, perbandingan guru siswa belum ideal, keterbatsan sarana dan prasarana dan subsidi pemerintah. 4. Dalam buku Dasar-Dasar Ilmu Organisasi karya Ig. Wursanto (2002) Manusia manajemen adalah manusia yang mampu melakukan pengendalian dan pengembangan kegiatan operasional melalui kemampuan dalam penyusunan rencana yang baik, pengorganisasian yang rapi, pemberian motivasi yang selaras dengan kebutuhan dari para anggota, para karyawan, pengawasan yang baik, dan kemampuan mengambil keputusan yang cepat dan tepat dalam menghadapi masalah yang harus segera dipecahkan. 5. Dalam buku Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek karya Nana Syaudih sukmadinata, (1997) mengemukakan bahwa kurikulum merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, dan urutan isi, serta proses pendidikan. Disamping itu, kurikulum juga merupakan suatu bidang studi, yang ditekuni oleh para ahli atau spesialis kurikulum, yang menjadi sumber konsep-konsep atau memberikan landasan-landasan teoritis bagi pengembangan kurikulum berbagai institusi pendidikan. Dalam karya-karya tersebut di atas membahas manajemen kepala sekolah yang kebanyakan lebih spesefik pada manajemen kurikulum. Sedangkan dalam penelitian ini akan dibahas manajemen kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan.

12 F. Metode Peneleitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif lapangan (field research) dengan menggunakan metode diskriptif yang bertujuan untuk membuat penginderaan (deskripsi) secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan fenomenologis yang berusaha untuk memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi-situasi tertentu, dalam penelitian ini ditekankan pada aspek subjektif dari orang-orang yang diteliti (Melihat dari segi pandangan mereka) (Lexi J. Moleong, 1993: 9) 2. Metode Penentuan Subjek Tatang Amirin (1986: 93) memberikan pengertian bahwa subjek penelitian adalah sumber memperoleh informasi yang dapat diperoleh dari seseorang atau sesuatu yang mengenainya ingin diperoleh keterangan. Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, didukung data dari guru, karyawan dan siswanya. Dalam memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan populasi. Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk di selidiki (Sutrisno Hadi, 1994 : 257.). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, dan karyawan. Dalam penelitian ini peneliti tidak menggunakan sampel karena jumlahnya sedikit, sehingga penelitian ini bersifat penelitian populasi yaitu

13 kepala sekolah dan staf guru. 3. Metode Pengumpulan Data a. Wawancara Sutrisno Hadi (1986: 2) menyatakan bahwa "metode interview adalah suatu pengumpulan data melalui proses tanya jawab secara lesan dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik". Peneliti akan melakukan interview untuk mendapatkan data yang dibutuhkan tentang sejarah berdirinya MTs N Klego Boyolali, sarana prasarana, manajemen yang diterapkan dan mutu pendidikan, sedangkan yang menjadi sumber adalah kepala sekolah, para guru, karyawan dan siswa. b. Dokumentasi Suharsini Arikunto (1983: 236) menyatakan bahwa "dokumentasi adalah mengungkapkan data dengan menyalin dan mencatat langsung dari data yang ada dalam obyek penelitian seperti: surat-surat, bukubuku untuk catatan-catatan biografi". Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data tentang tujuan pendidikan, letak geografis, sejarah berdirinya, struktur organisasi, sarana dan prasarana serta pelaksanaan dan hasil pembelajaran MTs N Klego Boyolali. c. Metode Observasi Observasi Sutrisno Hadi metode ini dilakuakan dengan cara melakukan pengamatan terhadap fenomena-fenomena yang di teliti ( Sutrisno Hadi 1983 : 136). Teknik ini digunakan untuk mendapatkan

14 data tentang letak geografis, pelaksanaan pembelajaran dan hasil yang dicapai MTs N Klego Boyolali. 4. Analisis Teknis analisis kualitatif yakni menggunakan proses berfikir induktif. Langkah-langkah yang diambil peneliti dalam analisis data ( Milles Mattew, 1992 : 16-19 ) adalah: a. Pengumpulan Data Untuk memeproleh data dari lapangan yang dilakukan melalui observasi, data yang ada dapat berupa dokumen, catatan lapangan mengenai perilaku subyek penelitian dan sebagainya. Dalam proses pengumpulan data dilaksanakan kegiatan triangulasi, yakni pengecekan terhadap kebenaran data dan penafsiran dengan cara membandingkan data yang diperoleh dari sumber lain pada berbagai fase penelitian lapangan pada waktu berlainan dan menggunakan metode yang berlainan. b. Reduksi Data Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penelitian yang sederhana, pengabstrakan, transformasi data yang muncul dari catatan-catatan hasil di lapangan. Reduksi data bukanlah hal yang terpisah dari analisa data di lapangan. c. Penyajian Data Penyajian disini dibatasi sebagai penyajian sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan

15 kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam penyajian data akan dianalisis data yang bersifat deskriptif analisis, yaitu menguraikan seluruh konsep yang ada hubungannya dengan pembahasan penelitian. Oleh karena itu, semua data-data di lapangan yang berupa dokumen, hasil wawancara, hasil observasi dan lain-lain, akan dianalisis sehingga memunculkan deskripsi dan pada akhirnya dapat menjelaskan adanya permasalahan. d. Penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan penggambaran yang utuh dari obyek yang diteliti atau konfigurasi yang utuh dari obyek penelitian. Prosedur penarikan kesimpulan didasarkan pada gambaran informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu pada penyajian data melalui transformasi tersebut, peneliti dapat melihat apa yang ditelitinya dan menentukan kesimpulan yang benar mengenai obyek penelitian. Kesimpulan-kesimpulan yang diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi ini mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran peneliti selama menulis dan merupakan suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan. Pada tahap sebelumnya, verifikasi juga dilangsungkan untuk memeriksa keabsahan data. G. Sistematika Laporan Penelitian BAB I Pendahuluan yang terdiri dari : Latar Belakang Masalah, Penegasan Istilah, Permusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Pembahasan.

16 BAB II Manajemen Kepala Sekolah Dan Mutu Pendidikan yang terdiri dari : Pertama, Manajemen Kepala Sekolah yang terdiri dari : Pengertian Manajemen, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Peran Kepala Sekolah, Manajemen Kepala Sekolah dalam memberdayakan Tenaga Kependidikan, Manajemen Kepala Sekolah dalam memberdayakan masyarakat sekitar, Manajemen Kepala Sekolah dalam mengelola keuangan sekolah, Manajemen Kepala Sekolah dalam mengatasi konflik. Kedua, Mutu Pendidikan yang terdiri dari : Pengertian Mutu Pendidikan, Konsep Mutu Pendidikan dan Strategi Mutu Pendidikan. BAB III Manajemen Kepala MTs N Klego dalam meningkatkan mutu Pendidikan yang terdiri dari : Pertama Gambaran Umum MTs Negeri Klego, Sejarah Berdiri dan Perkembanganya, Letak Geografis, Struktur Organisasi, Visi dan Misi, Keadaan Guru, Keadaan Karyawan, Keadaan Siswa dan Keadaan Sarana Prasarana. Kedua, Manajemen Kepala MTs N Klego dalam meningkatkan mutu Pendidikan yang terdiri dari : Kepemimpinan Kepala MTs N Klego, Peran Kepala Sekolah di MTs N Klego, Menejemen Kepala MTs N Klego dalam memberdayakan Tenaga Kependidikan, Menejemen Kepala MTs N Klego dalam memberdayakan masyarakat sekitar, Menejemen Kepala MTs N Klego dalam mengelola keuangan sekolah, Menejemen Kepala MTs N Klego dalam mengatasi konflik. Strategi kepala MTsN Klego dalam meningkatkan mutu BAB IV Analisis Data meliputi : Analisis data tentang Manajemen Kepala MTs N Klego Boyolali dalam meningkatkan mutu Pendidikan

17 BAB V Penutup meliputi: kesimpulan, saran dan kata penutup Lampiran-lampiran