BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asep Mauludin Syahdani, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PERAN SOSIALISASI POLITIK ORGANISASI KEMAHASISWAAN DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLIITK MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

STUDI KOMPARATIF BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA TINGKAT UNIVERSITAS DAN FAKULTAS DALAM KONTEKS PENDIDIKAN POLITIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. -Tinggi -Cepat bertindak -Canggih -Limbah memenuhi baku mutu -Canggih -Tanggung jawab tinggi. Diterapkan secara ketat dan konsisten

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

2016 THE DEMOCRACY EDUCATION IN STUDENT S ORGANIZATION

DINAMIKA KEMAHASISWAAN DAN ARAH KEBIJAKAN UNY DALAM PEMBINAAN KEMAHASISWAAN. Oleh Herminarto Sofyan

2015 IMPLEMENTASI PENDIDIKAN POLITIK DI ORGANISASI FRONT MAHASISWA NASIONAL CABANG BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang berbentuk republik. Hal

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tertinggi, mempunyai perspektif luas untuk bergerak diseluruh aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015

GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

1. Memiliki sifat pancasila sila pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa)

TERMS OF REFERENCE DREAM MAKER

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di lahirkan sebagai suatu mahluk yang utuh dan mandiri, namun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

PEDOMAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA

UNIVERSITAS AIRLANGGA

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal

PROGRAM KERJA WAKIL REKTOR BIDANG KEMAHASISWAAN PEROIDE

PERATURAN KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA BESAR MAHASISWA

KEPEMIMPINAN. OLEH: Drs. Yunyun Yudiana, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhuk sosial, yang antar individunya membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGEMBANGAN KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Peranan kepemimpinan situasional dalam meningkatkan loyalitas kerja pegawai di dinas pariwisata seni dan budaya kota Surakarta tahun 2006

BAB I PENDAHULUAN. reformasi berjalan lebih dari satu dasawarsa cita- cita pemberantasan

ORMAWA UNY. By. Sisca Rahmadonna

VISI MISI BAKAL CALON REKTOR UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO MASA JABATAN TEMA MERETAS KESETARAAN DAN KEBERSAMAAN UNTUK MENGEMBANGKAN UNG

1) Nasionalis. 2) Pemberani

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan subjek yang selalu menarik untuk dibahas.

Kriteria Presiden Impian Bangsa Indonesia Dimasa Depan (362/S) Oleh : PEFINTA DIANA PUTRI Kamis, 12 Juli :37

1. Memiliki keyakinan, tidak ragu

INTERAKSI SOSIAL PADA AKTIVIS IMM DAN KAMMI. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dengan jelas. Perubahan tersebut diantaranya perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan, sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara takkan terlepas dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Taylor (Moleong, 2000: 3) penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Organisasi kemahasiswaan memiliki posisi yang sangat strategis dalam

Memilih Calon Anggota DPR RI yang Cermat (Cerdas dan Bermanfaat) (16/U)

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA

PANDUAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN (ORMAWA) UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

Religius, Moralis, Intelek, Profesional

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. masih jauh dari harapan nilai keadilan. Ditambah pula

BAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN DIREKTUR POLITEKNIK INDRAMAYU NOMOR : 001/DIR/PER/III/2013 TENTANG ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI LINGKUNGAN POLITEKNIK INDRAMAYU

TANTANGAN DAN HARAPAN PERGURUAN TINGGI DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

I.PENDAHULUAN. kedudukan resmi di lingkungan perguruan tinggi yang diatur dalam surat

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

ANALISIS KONDISI LINGKUNGAN Oleh: Hermanto SP Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Luar Biasa

: Epin Saepudin, S.Pd.,M.Pd Tempat Tanggal Lahir : Purwakarta, 30 September 1988

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eka Kartikawati,2013

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

I. PENDAHULUAN. menjadi masyarakat modern. Modernisasi memberikan banyak konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. logis, kreatif serta mampu menggunakan nalarnya untuk memperoleh,

KATA PENGANTAR. LPM Universitas PGRI Semarang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan belajar atau proses pendidikan. Sebagai organisasi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mungkin bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Dalam rangka mengantisipasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andriyana, 2015

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

PEMBELAJAR YANG MENDIDIK DAN BERKARAKTER

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

I. PENDAHULUAN. makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga siswa dapat hidup secara

Lantas, bagaimanakah mencari sosok-sosok pemimpin terbaik yang akan berkumpul. DPR, Para Pemimpin Terbaik Untuk Kemajuan Indonesia (322/S)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

ALUR PENDAFTARAN PESERTA LATIHAN KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN MAHASISWA 1 (LKMM 1) 2015

STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UU NO 17 TAHUN 2012 PADA KOPERASI MAHASISWA SE-KOTA BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sagala (2010:37), belajar adalah suatu proses perubahan perilaku dan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jenny Fitria, 2014

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah yakni: input, proses, dan out put (Rivai dan Murni, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TENTANG GARIS BESAR HALUAN PROGRAM KM-ITERA PERIODE

KODE ETIK DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING LIA

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya pendidikan tersebut, lebih lanjut diuraikan dalam Undang- Undang Pendidikan Nomor 20 tahun 2003, Pasal 5 yang berbunyi:

BAB III METODE PENELITIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TIK (Kompetensi Dasar) II. Gambaran Umum III. Relevansi terhadap pengetahuan IV. Sub-sub Bab Landasan Kebijakan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah telah beberapa kali pergantian kepemimpinan mulai dari presiden Soekarno sampai pada presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Setiap dekade kepemimpinan yang memegang kekuasaan di memiliki ciri khas dan pencapaian yang berbeda. Sebagaimana diungkap James M. Black (Rivai dan Arifin, 2009: 106) yang menyatakan bahwa: leadership is capability of persuading others to work together under their direction as a team to accomplish certain designated objectives (Kepemimpinan adalah kemampuan meyakinkan orang lain supaya bekerjasama di bawah pimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai atau melakukan suatu tujuan tertentu). Dari pengertian tersebut, dimaknai bahwa kepemimpinan merupakan suatu kepercayaan dari yang dipimpin terhadap pemimpinnya untuk mencapai tujuan suatu lembaga tertentu. Sehingga usaha dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu akan tergantung pada siapa yang menjadi pemimpin. Keteladanan merupakan masalah krusial yang dihadapi saat ini. Keadaan tersebut disebabkan krisis keteladanan jauh lebih dahsyat dari krisis energi, kesehatan, pangan, transportasi, dan air (Antonio, 2007: 3). Hal tersebut terjadi karena sulitnya mencari sosok pemimpin yang jujur, adil, kompeten dan memiliki integritas yang tinggi. Akibatnya, permasalahan yang muncul semakin kompleks mulai aspek seperti pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, politik dan aspek lainnya. Permasalahan dari ketiadaan sosok pemimpin yang jujur, adil, kompeten dan memiliki integritas menyebabkan menjamurnya praktik korupsi di berbagai segi kehidupan baik itu pada lembaga pemerintah maupun swasta. Untuk menjawab permasalahan tersebut, hal yang harus di bangun saat ini adalah karakter kepemimpinan. Budimansyah (2010: 23) menyatakan bahwa olah pikir, hati, 1

2 rasa, karsa dan olah raga yang mengandung nilai, kemampuan, kapasitas moral, ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan merupakan komponen yang harus diintergrasikan dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan menjadi solusi terbaik untuk membentuk karakter kepemimpinan, terutama di perguruan tinggi yang notabene sebagai pencetak kader-kader pemimpin yang siap menerima tampu kursi kekuasaan. Hal tersebut sesuai dengan peran dan fungsi Perguruan Tinggi sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang Republik Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi Pasal 58 Ayat (1) yang menyatakan sebagai berikut: (a) wadah pembelajaran mahasiswa dan masyarakat; (b) wadah pendidikan calon pemimpin bangsa; (c) pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; (d) pusat kajian kebajikan dan kekuatan moral untuk mencari dan menemukan kebenaran; dan (e) pusat pengembangan peradaban bangsa. Dalam menjalankan peran dan fungsinya, sudah semestinya perguruan tinggi mengembangkan aspek intelektual, afektual dan psikomotor mahasiswa secara terintegrasi. Hal tersebut di karenakan mahasiswa sebagai moral force, harus memiliki kemampuan logis dalam berpikir sehingga dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Namun realita yang terjadi saat ini, pemimpin bangsa yang dulunya notebene berasal dari mahasiswa bahkan sebagai aktivis belum dapat menjawab dengan pasti permasalahan yang terjadi di. Kenyataannya justru terjadi sebaliknya dimana pemimpin yang dulu bergelar aktivis tersebut, justru mengecewakan rakyat yang pada akhirnya terjadi krisis keteladan karena hilangnya karakter dalam dirinya. Pelaksanaan pendidikan di perguruan tinggi dapat menjawab permasalahan krisis keteladanan tersebut sehingga dalam implementasinya, selain kegiatan akademik, mahasiswa juga dilibatkan bahkan diwajibkan mengikuti berbagai aktivitas yang bermanfaat salah satunya melalui kegiatan organisasi kemahasiswaan. Menurut Moorrehead dan Griffin (Wahab, 2006: 3) organisasi

3 adalah sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Adapun organisasi kemahasiswaan (ormawa) didefinisikan sebagai wadah untuk mengembangkan minat dan bakat mahasiswa yang melaksanakan berbagai aktivitas yang memiliki tujuan yang sama. Setiap ormawa memiliki karakteristik yang berbeda, keadaan tersebut sebagaimana dikemukakan Darmawan (2010: 5-6) setiap ormawa memiliki: (a) sumber daya manusia yan beragam (karena organisasi adalah kumpulan manusia); (b) sumber daya alam dan lingkungan; (c) tujuan yang hendak dicapai; (d) sarana atau instrumen yang digunakan dalam mencapai tujuan yang dimaksud. Keikutsertaan mahasiswa dalam berbagai kegiatan ormawa merupakan hak yang dimiliki oleh mahasiswa. Selain itu, ormawa di perguruan tinggi merupakan bagian yang sangat penting dalam rangka pembentukan karakter mahasiswa terutama dalam hal kepemimpinan. Sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Republik Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi Pasal 17 Ayat (2) yang berbunyi: Organisasi kemahasiswaan paling sedikit memiliki fungsi untuk: a. mewadahi kegiatan mahasiswa dalam mengembangkan bakat, minat, dan potensi mahasiswa; b. mengembangkan kreativitas, kepekaan, daya kritis, keberanian, dan kepemimpinan, serta rasa kebangsaan; c. memenuhi kepentingan dan kesejahteraan, mahasiswa; dan d. mengembangkan tanggung jawab sosial melalui kegiatan Pengabdian kepada masyarakat. Mengacu pada peraturan tersebut, ormawa diharapkan dapat meningkatkan bahkan mengembangkan karakter kepemimpinan mahasiswa. Namun hingga saat ini, kegiatan ormawa yang diselenggarakan sejak lama di perguruan tinggi dampaknya belum signifikan dan optimal dalam mengembangkan dan membina karakter mahasiswa terutama karakter kepemimpinan. Hal tersebut dapat terlihat banyaknya aktivis mahasiswa yang hanya menjadi pegawai atau pekerja biasa dibandingkan dengan membuka lapangan pekerjaan sendiri. Menurut Sudewo (2011: 176) karakter pemimpin ada sembilan (9) nilai

4 pembentuknya, yaitu : Adil, Arif Bijaksana, Ksatria, Tawadhu, Sederhana, Visioner, Solutif, Komunikatif, Inspiratif. Kemudian ditegaskan oleh Rivai dan Arifin (2009: 23) karakter yang harus dikembangkan oleh pemimpin (karakter kepemimpinan) di antaranya : 1) Berilmu, efektif, efesien dan produktif dalam bertindak. Mampu menggunakan waktu dan memanfaatkan peluang. 2) Tahu akan kekuatan dan kelemahan diri sendiri. 3) Berorientasi pada keluaran. 4) Membangun kekuatan, termasuk diri sendiri dan para sahabat kita. 5) Mau menerima kelebihan orang lain tanpa merasa malu. 6) Memusatkan perhatian pada beberapa bidang utama dan menyadari bahwa hanya melalui kerja keras secara terus menerus akan memperoleh hasil yang cemerlang. 7) Tawakal kepada Allah dengan meletakkan cita-cita yang tinggi. 8) Yakin pada diri sendiri bahwa hidup ini semata-mata hanya untuk mengabdi pada Allah. Dari pokok pikiran di atas dapat ditarik simpulan bahwa pemimpin dan karakter merupakan bagian yang tidak terpisahkan satu sama lain. Seorang pemimpin tanpa karakter sama dengan pemimpin yang tidak memiliki moral sehingga akan sangat berbahaya bagi dirinya dan orang lain. Dengan demikian, karakter kepemimpinan akan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin yang keberadaannya sangat dinantikan untuk membawa perubahan yang lebih baik. Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang pengembangan karakter seperti apa yang digunakan organisasi kemahasiswaan dalam membentuk karakter mahasiswa agar menjadi warga negara yang baik serta dapat menjadikan sumber daya manusia yang unggul terutama dalam hal karakter kepemimpinan untuk menjawab krisis keteladanan saat ini. Dengan demikian, penulis akan melakukan penelitian dengan judul: PENGEMBANGAN KARAKTER KEPEMIMPINAN PADA ORGANISASI KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (Studi Deskriptif Analitis

5 terhadap BEM HMCH, Senat Mahasiswa FPIPS dan BEM REMA UPI). B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, yang menjadi masalah pokok dalam penelitian ini, yaitu: Bagaimanakah pengembangan karakter kepemimpinan pada organisasi kemahasiswaan? Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus pada pokok permasalahan, maka masalah pokok tersebut penulis jabarkan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana konstruksi visi dan misi ormawa UPI yang berkaitan dengan pengembangan karakter kepemimpinan? 2. Bagaimana media yang digunakan ormawa UPI dalam pengembangan karakter kepemimpinan? 3. Bagaimana metode yang digunakan ormawa UPI dalam pengembangan karakter kepemimpinan? 4. Hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi ormawa UPI dalam mengembangkan pengembangan karakter kepemimpinan? 5. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan ormawa UPI untuk mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pengembangan karakter kepemimpinan? 6. Model apa yang tepat untuk pengembangan karakter kepemimpinan di lingkungan UPI? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Secara umum, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mendapatkan gambaran mengenai pola pengembangan karakter kepemimpinan yang diterapkan pada organisasi kemahasiswaan yang berada di lingkungan UPI, khususnya ormawa BEM HMCH, Senat Mahasiswa FPIPS dan BEM REMA UPI. 2. Tujuan khusus

6 Adapun secara khusus, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Mengidentifikasi konstruksi visi dan misi (tujuan) ormawa UPI yang berkaitan dengan pengembangan karakter kepemimpinan. b. Memperoleh gambaran tentang media yang digunakan dalam pengembangan karakter kepemimpinan yang dilakukan ormawa UPI. c. Mendeskripsikan metode yang digunakan dalam pengembangan karakter kepemimpinan yang dilakukan ormawa UPI. d. Mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dihadapi ormawa dalam mengembangkan karakter kepemimpinan. e. Mengidentifikasi upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatanhambatan dalam pengembangan karakter kepemimpinan. f. Menemukan model pengembangan karakter kepemimpinan yang tepat untuk diterapkan pada organisasi kemahasiswaan di UPI. D. Manfaat Penelitian 1. Teoretis Penelitian ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan pada umumnya dan khususnya Pendidikan Kewarganegaraan yang berhubungan dengan pembentukan dan pengembangan karakter. 2. Praktis a. Memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai pentingnya mengikuti organisasi sebagai sarana pengembangan karakter kepemimpinan. b. Memberikan sumbangsih pemikiran kepada mahasiswa terkait dengan penerapan pengembangan karakter kepemimpinan dalam organisasi kemahasiswaan. c. Memberikan sumbangsih pemikiran kepada mahasiswa mengenai model yang ideal dalam sebuah organisasi kemahasiswaan dalam rangka menumbuhkan karakter kepemimpinan dalam diri mahasiswa.

7 E. Penjelasan Istilah 1. Mahasiswa: yang dimaksud mahasiswa dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Pendidikan. 2. Organisasi kemahasiswaan: yang dimaksud organisasi kemahasiswaan dalam penelitian ini adalah Himpunan Mahasiswa Civics Hukum (HMCH), Senat Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (Senat Mahasiswa FPIPS) dan Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Mahasiswa (BEM REMA) di Universitas Pendidikan (UPI). 3. Pengembangan Karakter Kepemimpinan : yang dimaksud pengembangan karakter kepemimpinan dalam skripsi ini adalah penyelenggaraan berbagai kegiatan di ormawa UPI seperti penerimaan anggota baru, latihan kepemimpinan mahasiswa dan peran serta keterlibatan dalam setiap kegiatan diorganisasi di Universitas Pendidikan. F. Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subjek penelitian Subjek dalam penelitian ini yaitu Pimpinan Ormawa dan Ketua Bidang Organisasi di BEM HMCH, Senat Mahasiswa FPIPS, BEM REMA UPI, Pembina Kemahasiswaan serta mahasiswa yang melakukan studi di Universitas Pendidikan. Hal tersebut dilakukan supaya ada perbandingan antara pernyataan yang satu dengan pernyataan yang lain. Selain itu, penulis juga memperoleh informasi dari informan lain yang dapat menambah dan memperkuat data. 2. Lokasi penelitian Lokasi penelitian terletak di Kampus Pusat Universitas Pendidikan yang beralamat di Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung Jawa Barat. Ormawa UPI yang diteliti yaitu BEM HMCH, Senat Mahasiswa FPIPS, dan BEM REMA UPI mengenai pengembangan karakter kepemimpinan. G. Sistematika Penulisan

8 Sistematika penulisan didalam penyusunan skripsi ini meliputi lima bab, yaitu: BAB I : Pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan istilah, subjek dan lokasi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan pustaka. Pada bab ini diuraikan dokumen - dokumen atau data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian serta teori-teori yang mendukung penelitian penulis. BAB III : Metodologi penelitian. Pada bab ini penulis menjelaskan pendekatan dan metodologi penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, tahapan penelitian, serta tenik pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian mengenai pengembangan karakter kepemimpinan pada ormawa UPI. BAB IV : Analisis hasil penelitian. Dalam bab ini penulis menganalisis hasil temuan data tentang pengembangan karakter kepemimpinan dalam organisasi kemahasiswaan, programprogram kegiatan organisasi kemahasiswaan, pandangan pembina kemahasiswaan terhadap organisasi kemahasiswaan sebagai wahana pengembangan karakter kepemimpinan serta pola organisasi kemahasiswaan dalam mengembangkan karakter kepemimpinan. BAB V : Kesimpulan dan saran. Dalam bab ini penulis berusaha mencoba memberikan kesimpulan dan saran sebagai penutup dari hasil penelitian dan permasalahan yang telah diidentifikasi dan dikaji dalam skripsi.

9