MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI TENGANGAN MENENGAH 20 KV

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN PEMISAH ( PMS ) PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN ( PERSERO ) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Bab V JARINGAN DISTRIBUSI

BAB III OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI PEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH DAN TEGANGAN MENENGAH DAERAH KERJA PT. PLN (PERSERO) RAYON DELI TUA LAPORAN TUGAS AKHIR

JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

Pengelompokan Sistem Tenaga Listrik

ANALISIS RUGI RUGI ENERGI LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI

LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL

ANTISIPASI GANGGUAN DAN PEMELIHARAAN JARINGAN TEGANGAN MENENGAH

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

MAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru. Oleh :

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya guna menentukan batasan

SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) DAN GARDU DISTRIBUSI Oleh : Rusiyanto, SPd. MPd.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Monte Carlo, nilai yang didapat telah mencapai standar yang sudah diterapkan

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG

PENGARUH PENAMBAHAN JARINGAN TERHADAP DROP TEGANGAN PADA SUTM 20 KV FEEDER KERSIK TUO RAYON KERSIK TUO KABUPATEN KERINCI

A. SALURAN TRANSMISI. Kategori saluran transmisi berdasarkan pemasangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 KLASIFIKASI JARINGAN DISTRIBUSI

LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMELIHARAAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV PT. PLN APJ BANDUNG

KOKO SURYONO D

Makalah Seminar Tugas Akhir. Judul

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

12 Gambar 3.1 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan ol

ANALISA JATUH TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv DI FEEDER PENYU DI PT. PLN (PERSERO) RAYON BINJAI TIMUR AREA BINJAI LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB II LANDASAN TEORI

RELE 220 V AC SEBAGAI OTOMATISASI CATU TEGANGAN PADA PEMUTUS BALIK ( RECLOCER) UNTUK KEANDALAN SISTEM PENYALURAN ENERGI LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK

LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI

atau pengaman pada pelanggan.

PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

ANALISIS PENYEBAB DAN UPAYA MINIMALISASI KERUSAKAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DI WILAYAH KERJA PT PLN (PERSERO) AREA MEDAN RAYON LABUHAN

EVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat terpenuhi secara terus menerus. mengakibatkan kegagalan operasi pada transformator.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI

LAPORAN MINGGUAN OJT D1 MINGGU XIV. GARDU INDUK 150 kv DI PLTU ASAM ASAM. Oleh : MUHAMMAD ZAKIY RAMADHAN Bidang Operator Gardu Induk

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar sampai ke konsumen.

5 Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Abstrak. 1.2 Tujuan Mengetahui pemakaian dan pemeliharaan arrester yang terdapat di Gardu Induk 150 kv Srondol.

BAB II LANDASAN TEORI. parameter keandalan suatu peralatan distribusi tenaga listrik terhadap

BAB II TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. sumber yang sebelumnya sudah pernah melakukan penelitian guna dijadikan

SISTEM PROTEKSI RELAY

Sistem Listrik Idustri

ANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU INDUK NGAGEL

PEMELIHARAAN TRAFO ARUS (CT) PADA PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UNIT PELAYANAN TRANSMISI SEMARANG

ANALISIS PENYELAMATAN ENERGI DAN KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DENGAN ADANYA PDKB-TM DI PT. PLN (PERSERO) APJ SURAKARTA

Jurnal Teknik Elektro ISSN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI. Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

ANALISIS PERBANDINGAN SISTEM SALURAN KABEL UDARA TEGANGAN MENENGAH (SKUTM) DAN SALURAN KABEL TANAH TEGANGAN MENENGAH (SKTM)

PROSES DAN SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK OLEH PT.PLN (Persero)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil proses penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

STUDI ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20 KV. Badaruddin 1, Heri Kiswanto 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen

STUDI ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20 KV. Badaruddin 1, Heri Kiswanto 2

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.

Protection on Electrical Power System. Hasbullah Bandung, Juni 2008

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MEDAN

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). b. Letak titik sumber (pembangkit) dengan titik beban tidak selalu berdekatan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

TUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR

DAFTAR STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI

KOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK

DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk

Transkripsi:

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI TENGANGAN MENENGAH 20 KV Muhamad Rifqi¹, Karnoto, ST, MT.² ¹Mahasiswa dan ²Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudarto S.H Tembalang, Semarang Abstrak Pemeliharaan merupakan suatu pekerjaan yang dimaksudkan untuk mendapatkan jaminan bahwa suatu sistem / peralatan akan berfungsi secara optimal, umur teknisnya meningkat dan aman bagi personil maupun bagi masyarakat umum. Pemeliharaan jaringan distribusi diperkirakan menempati kedudukan yang cukup tinggi, baik dilihat dari fungsinya maupun anggaran biaya yang diperlukan. Keadaan ini dapat terjadi karena sistem jaringan distribusi yang semakin padat dan berkembang. Oleh karena luas dan kompleksnya keadaan jaringan dan tidak sedikitnya sistem jaringan dan peralatan distribusi yang perlu dipelihara, pemeliharaan jaringan distribusi dapat dikelompokkan dalam tiga macam pemeliharaan, yaitu Pemeliharaan rutin ( preventif maintenance ), Pemelihara an korektif (korektif maintenance ) dan Pemeliharaan darurat ( emergency maintenance ). Manuver jaringan merupakan serangkaian kegiatan modifikasi terhadap operasi normal dari jaringan akibat adanya gangguan atau pekerjaan pemeliharaan jaringan sehingga tetap tercapai kondisi penyaluran yang maksimum. Kata kunci : jaringan distribusi, pemeliharaan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis PLN erat kaitannya dengan pelayanan terhadap masyarakat. Masalah utama dalam menjalankan fungsi jaringan distribusi tersebut adalah mengatasi gangguan dengan cepat, mengingat gangguan yang terbanyak dalam sistem tenaga listrik terdapat dalam jaringan distribusi, khususnya pada jaringan tegangan menengah 20 kv. Istilah keandalan jaringan distribusi menggambarkan keamanan jaringan distribusi, penghindaran dari gangguan - gangguan yang menyebabkan sebagian besar pemadaman jaringan distribusi khususnya pada jaringan tegangan menengah 20 kv, yaitu akibat alam (petir, angin, hujan, binatang) dan sebagian lagi adalah kerusakan peralatan. Keandalan adalah penampilan unjuk kerja suatu peralatan atau sistem sesuai dengan fungsinya dalam periode waktu dan kondisi operasi tertentu. Terdapat empat faktor yang penting dalam keandalan tersebut, yaitu: probabilitas, unjuk kerja sesuai dengan fungsinya, periode waktu dan kondisi operasi. 1.2 Tujuan a. Untuk mengetahui sistem jaringan distribusi tegangan menengah 20 kv. b. Untuk mengetahui sistem, pengoperasian maupun pemeliharaan jaringan distribusi tegangan menengah 20 kv. c. Untuk membandingkan antara teori yang diperoleh di bangku kuliah dan pelaksanaan praktek di lapangan. 1.3 Batasan Masalah Mengetahui begitu luasnya ruang lingkup dari APJ PLN Semarang dan terbalasnya waktu yang diberikan untuk pelaksanaan praktek kerja lapangan ini, maka dalam penyusunan dan pembuatan laporan ini hanya membatasi permasalahan pada sistem pemeliharaan jaringan tegangan menengah 20 kv.

II. SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI 2.1 Pengertian Jaringan Disribusi Sistem jaringan distribusi tenaga listrik adalah penyaluran energi listrik dari pembangkit tenaga listrik (power station) hingga sampai kepada konsumen (pemakai) pada tingkat tegangan yang diperlukan. Jaringan distribusi terdiri atas dua bagian, yang pertama adalah jaringan tegangan menengah / primer (JTM) 20 kv dan yang kedua adalah jaringan tegangan rendah (JTR) dengan tegangan 380/220 Volt, dimana sebelumnya tegangan tersebut ditransformasikan oleh transformator distribusi dari 20 kv menjadi 380 / 220 Volt, jaringan ini dikenal pula dengan jaringan distribusi sekunder. Gambar 2.1 Proses penyediaan tenaga listrik bagi para konsumen (Distribusi) 2.1.1 Jaringan Tegangan Menengah Jaringan tegangan menengah meliputi : a. Gardu Induk Gardu induk berisikan ujung-ujung dari saluran transmisi / subtransmisi, transformator, peralatan proteksi, peralatan kontrol dan pangkal saluran distribusi. b. Gardu Hubung (Switch Substation) Gardu hubung merupakan gardu penghubung antara gardu induk dengan gardu trafo distribusi. c. Gardu Distribusi Gardu Distribusi adalah gardu yang berisikan trafo distribusi dan merupakan daerah / titik pertemuan antar jaringan primer dan jaringan sekunder karena pada gardu ini tegangan menengah (TM) diubah ketegangan rendah (TR) d. Feeder (Penyulang) Feeder ( penyulang ) dalam jaringan distribusi merupakan saluran yang menghubungkan gardu induk dengan gardu distribusi. 2.1.2 Struktur Dasar Jaringan Seperi yang telah dijelaskan di muka, Untuk memenuhi tingkat kontinuitas pelayanan, dikenal beberapa pola jaringan distribusi primer, ketiga macam struktur jaringan itu adalah : a. Struktur Radial. b. Struktur Ring. c. Struktur Spindel. Pada prinsipnya konstruksi jaringan tegangan menengah, khususnya pada topologi radial, dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) dan Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM). Pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan SUTM lebih mudah dan lebih murah dibandingkan SKTM. Tetapi dari aspek keindahan ( aesthetic) dan kenyamanan lingkungan, SKTM lebih baik dan lebih sesuai, terutama di kota-kota besar di lokasi yang padat penduduk dan padat lalu - lintas. 2.2 HANTARAN PENYALURAN DAYA Untuk jaringan distribusi hantaran penyaluran daya digunakan beberapa macam konduktor, diantaranya tembaga, baja alumunium, baja galvanis dan almunium berinti baja. Bahan konduktor yang digunkan untuk distribusi tenaga listrik harus memiliki sifat - sifat : - Konduktivitas yang tinggi - Kekuatan tarik yang tinggi sehingga dapat menahan renggangan atau tarik menarik - Memiliki gravitasi rendah sehingga berat konduktor per jam satuan volume rendah - Harga konduktor murah, sehingga konduktor dapat digunakan untuk jarak yang jauh.

2.2.1 Saluran Udara Tegangan Menengah Konstruksi Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) terdiri dari beberapa komponen peralatan utama, antara lain adalah sebagai berikut : 1. Penghantar Penghantar adalah salah satu komponen utama peralatan dan instalasi listrik yang berperan untuk menyalurkan arus dari satu bagian ke bagian lain dan juga untuk menghubungkan bagaian - bagian yang dirancang bertegangan sama. Dilihat dari jenis isolasi yang digunakan, penghantar terdiri dari dua jenis, yaitu konduktor atau kawat telanjang dan konduktor berisolasi atau kabel. 2. Tiang Penyangga Saluran Tiang-tiang pada jaringan berfungsi sebagai penyangga lengan silang dan seluruh peralatan perlengkapan lainnya, maka harus mempunyai sifat-sifat : - Kekuatan mekanik yang tinggi - Perawatan mudah - Mudah dalam pemasangan konduktor saluran 3. Isolator Isolator merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen - komponen dielektrik, terminal elektrode atau ujung sambungan, dan bagian dalam yang membantu mengikat di elektrik ke elektroda. Mengingat fungsi isolator adalah sangat penting pada saluran distribusi, maka sifat-sifat utama yang harus dimiliki adalah : - Kekuatan mekanik tinggi - Tahanan isolator tinggi - Rugi dielektrik kecil - Tanpa berubah bentuk dan sifatnya mempunyai daya tahan perubahan temperatur tinggi 4. Lengan silang (cross arm) Lengan silang (cross arm) diperlukan untuk penempatan isolator, tidak diperlukan pada tiang penyangga untuk saluran formasi tegak. 5. Transformator Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga / daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya (mentransformasikan tegangan). 2.2.2 Saluran Kabel Tegangan Menengah Untuk Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) digunakan kabel jenis bawah tanah. Kabel tanah digunakan secara luas untuk populasi yang padat. Kabel terdiri dari sebuah konduktor di tengahnya dan isolasi untuk mengisolasi kondukor yang satu dengan yang lain dari konduktor dengan lingkungan sekitarnya. Berikut ini beberapa jenis kabel bawah tanah (underground cable ) : - Kabel Elastomer - Kabel PVC - Kabel Polythene - Kabel XLPE (Cross Linked Polythene) Gambar 2.2 Peletakan kabel tanah 20 kv 2.4 GANGGUAN PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Sumber gangguan pada jaringan tegangan menengah dapat berasal dari dalam dan dari luar. Gangguan dari dalam antara lain adalah tegangan lebih atau arus lebih, pemasangan tidak baik, penuaan, beban lebih dan peralatan yang dipasang tidak memenuhi standar. Gangguan dari luar untuk Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) antara lain adalah sebagai berikut : Terkena cangkul atau alat gali lainnya. Terdesak oleh akar pohon. Pergerakan tanah misalnya karena tanah tidak stabil atau mendapat tekanan mekanis. Pemasangan yang kurang hati - hati sehingga ada bagian kabel yang retak dan kemasukan air.

Penyambungan bagian - bagian kabel yang kurang sempurna sehingga ada kontak yang lepas atau kendor. arus / daya listrik pada saat berbeban, baik dalam kondisi normal maupun tidak normal (misalnya karena adanya gangguan). Sedangkan gangguan dari luar untuk Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) antara lain adalah sebagai berikut : Angin yang menyebabkan dahan / ranting pohon mengenai SUTM. Sambaran petir. Kegagalan atau kerusakan peralatan pada saluran. Hujan dan cuaca. Binatang dan benda-benda lain, misalnya ular, kelelawar, tikus, burung dan layang - layang. Lain-lain. Macam gangguan pada SUTM dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: a) Gangguan yang bersifat sementara (temporary), terjadi dalam waktu singakat saja dan dapat hilang dengan sendirinya. b) Gangguan yang bersifat tetap ( permanent), dimana untuk menghilangkannya diperlukan tindakan perbaikan dan atau menyingkirkan gangguan tersebut. 2.4.1 Pengamanan Pada Jaringan Tegangan Menengah Tujuan utama pengamanan pada jaringan tegangan menengah adalah untuk meminimalisir lamanya gangguan dan untuk meminimalisir jumlah dari pelanggan yang terpengaruh oleh gangguan. Peralatan pengaman pada jaringan tegangan menengah antara lain adalah: a) Pemutus beban atau tenaga (PMT) b) Rele arus lebih Gambar 2.4 Relay Arus Lebih Rele arus lebih berfungsi untuk mendeteksi arus gangguan ( arus hubung singkat ) dan memberitahukannya ke PMT. Rele ini bekerja berdasarkan adanya kenaikan arus yang melebihi suatu nilai pengaman tertentu dalam waktu tertentu. c) Sectionalizer Gambar 2.5 Sectionalizer Sectionalizer adalah sebuah peralatan pengaman arus lebih ( over current protective device) yang dipasang hanya sebagai pengaman cadangan PMT atau recloser. d) Sekering (fuse) Gambar 2.3 SF6 Circuit Breaker Pemutus tenaga (PMT) disebut juga CB (circuit breaker). Peralatan ini merupakan peralatan listrik yang berfungsi sebagai pemutus Gambar 2.6 Fuse Cutout

Sekering ( fuse) merupakan jenis pengaman lebur yang digunakan untuk mengamankan sistem dari gangguan arus lebih ( arus hubung singkat atau beban lebih ). e) Recloser Gambar 2.7 Recloser Recloser merupakan suatu peralatan pengaman yang dapat mendeteksi arus lebih, memutus arus dan menutup kembali secara otomatis dengan selang waktu yang dapat diatur. f) Arrester Gambar 2.8 Arrester Arrester adalah peralatan pengaman yang digunakan untuk mengisolir gangguan karena tegangan lebih, seperti tegangan lebih karena surja petir dan surja switching dari sistem. Adapun fungsinya adalah meneruskan arus atau tegangan ke tanah bila ada surja yang mengalir pada kawat penghantar dan sebagai isolasi arus / tegangan tersebut bila pada keadaan operasi manual. III. OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI 3.1 Klasifikasi Pemeliharaan Pemeliharaan distribusi dikelompokkan dalam tiga macam pemeliharaan, yaitu : 1. Pemeliharaan rutin ( Preventive Maintenance ) 2. Pemeliharaan korektif ( Corrective Maintenance ) 3. Pemeliharaan darurat ( Emergency Maintenance ) 1. Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan rutin merupakan jenis pemeliharaan yaitu direncanakan secara terus - menerus, periodik dengan tujuan mempertahankan kondisi sistem dalam keadaan baik dengan keadaan daya guna yang optimal. Di lapangan pemeliharaan rutin dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu : a. Pemeliharaan rutin yaitu pekerjaan pemeliharaan yang dilaksanakan dengan cara melaksanakan pemeliharaan secara visual ( inspeksi ) yang diikuti oleh pekerja pemelihara yang sesuai dengan hasil inspeksi. Dengan tujuan menemukan penyebab gangguan sebelum terjadi hal - hal yang ridak diinginkan. b. Pemeriksaan Sistematis yaitu pekerjaan pemeliharaan yang dimaksudkan untuk menemukan kerusakan yang tidak diketemukan pada waktu pelaksanaan inspeksi, yang kemudian disusun saran - saran untuk perbaikan. 2. Pemeliharaan Korektif Merupakan jenis pemeliharaan yang dimaksud untuk memperbaiki kerusakan atau untuk mengadakan perubahan atau penyempurnaan. Maksud dari memperbaiki kerusakan adalah untuk mempertahankan atau mengembalikan kondisi sistem yang mengalami gangguan kerusakan sampai kembali pada keadaan semula dengan kapasitas yang sama. Pekerjaan tersebut meliputi penggantian kabel yang meleleh, perbaikan JTM yang putus, penggantian bushing trafo yang pecah. 3. Pemeliharaan Darurat Pekerjaan pemeliharaan yang dimaksud untuk memperbaiki kerusakan

yang disebabkan oleh bencana alam seperti gempa bumi, banjir, dll. Biasanya gangguan tersebut bersifat mendadak, jadi dapat disimpulkan bahwa sifat dari pemeliharaan ini adalah mendadak dan perlu segera dilaksanakan perbaikan. 3.2 Jadwal Pemeliharaan Distribusi Pemeliharaan pada jaringan distribusi memerlukan program yang disusun dengan baik dan periodik melalui jadwal tertentu. Hal ini merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan mutu, daya guna dan keandalan tenaga listrik. Adapun jadwal tersebut menurut siklusnya yang dikelompokkan dalam empat kelompok, yaitu : Pemeliharaan Triwulan Pemeliharaan Semesteran Pemeliharaan Tahunan Pemeliharaan Tiga Tahun Pemeliharaan perlu mendapat prioritas lebih tinggi, sehingga dengan hal ini diharap daya guna dan keandalan sistem dapat diperoleh secara optional. Pada prakteknya pemeliharaan tahunan dapat dilaksanakan dalam keadaan : 1. Pemeliharaan tahunan keadaan bertegangan Pekerjaan yang perlu dilakukan untuk pemeliharaan tahunan dalm keadaan bertegangan, adalah mengadakan pemeliharaan secara visual dengan maksud untuk menemukan gangguan yang dikhawatirkan. Gangguan tersebut menyebabkan kerusakan pada sistem operasi. Pemelihan semacam ini pada pelaksanaannya menggunakan chek list untuk memudahkan para petugas memeriksa dan mendata hal - hal yang perlu diperhatikan. 2. Pemeliharaan tahunan keadaan bebas bertegangan. Pekerjaan yang meliputi: Pemeriksaan Pembersihan Pengetesan Penggantian material bantu (fuse link, HRC fuse ) Adapun bagian - bagian sistem yang perlu dilakukan pemeliharaan peralatan jaringan distribusi secara periodik, diantaranya adalah : 1. Trafo Distribusi 2. Pemisah (PMS) 3. PMT 4. Pemeliharaan Alat Pengaman 5. Pemeliharaan Alat pelindung 6. Pemeliharaan Saklar Tiang 3.3 Manuver Jaringan Manuver jaringan atau yang lebih lazim disebut sebagai manipulasi jaringan yang merupakan kegiatan pelimpahan tenaga terhadap operasi normal dari jaringan akibat adanya gangguan atau pekerjaan pemeliharaan jaringan sehingga tetap tercapai kondisi penyaluran yang maksimum. Manuver jaringan meliputi pekerjaan - pekerjaan sebagai berikut : Menghubungkan bagian - bagian jaringan yang terpisah menurut keadaan operasi normalnya, baik dalam keadaan bertegangan maupun tidak. Memisahkan jaringan menjadi bagian - bagian jaringan yang semula terhubung menurut keadaan operasi normalnya, baik dalam keadaan operasi normalnya, baik dalam keadaan bertegangan maupun tidak. Jadi manuver merupakan pekerjaan menutup (memasukkan) atau membuka (melepas) peralatan - peralatan penghubung / pemisah seperti : seksionaliser ( pemisah ), interupter ( pemutus ) dan pemutus tenaga.

kembali agar kinerja penyulang lain tidak terlalu berat menanggung beban lain dan aliran daya dapat berjalan normal kembali. Gambar 3.1 Diagram segaris sistem tenaga listrik interkoneksi penyulang Pandean Lamper Berikut ini contoh manuver jaringan distribusi listrik pada saat terjadi gangguan, misalkan gangguan hubung singkat terjadi antara titik T1-9 dan T1-15, maka secara tidak langsung gangguan harus segera dihilangkan demi tetap tercapainya aliran daya ke beban, agar tidak terjadi pemadaman. Dalam kasus seperti ini PLN mempunyai 2 cara untuk segera menghilangkan gangguan tersebut, yaitu dengan menggunakan team PDKB dan dengan memanuver jaringan untuk segera menghilangkan gangguan. Team PDKB diturunkan guna tetap menjaga aliran daya tanpa pemadaman, mereka bekerja menghilangkan gannguan dengan keadaan masih dalam bertegangan. Dan apabila gangguan tersebut memang tidak bisa juga dihilangkan dalam keadaan bertegangan maka PLN menggunakan manuver jaringan, yaitu dengan memadamkan titik tersebut tetapi tetap dengan melimpahkan daya tersebut ke penyulang lain agar beban tersebut dapat dipikul oleh penyulang lain, sehingga pemadaman tidak terjadi. Dapat dilihat seperti gambar single line di atas, pada titik T1-9 dan T1-15 terjadi pemadaman karena pemeliharaan. Agar kontinuitas aliran daya tetap terjaga dan tidak terjadi pemadaman, maka terjadilah manuver / pelimpahan beban ke penyulang lain. Beban dapat dilimpahkan ke penyulang Pandean Lamper 5 dan 8 selama pemeliharaan, agar tidak tejadi pemadaman. Apabila pekerjaan sudah selesai maka titik - titik gangguan tersebut dapat dihubungkan 3.4 Analisa gangguan Drop Voltage dan Losses Drop Voltage adalah beda tegangan yang dihitung dari titik sumber sampai ke titik yang dihitung ( titik beban ) sesuai dengan panjang penyulang. Sedangkan Losses adalah sesuatu yang hilang selama proses pendistribusian melalui jaringan yang akan mengurangi effisiensi dari sistem tersebut. Dalam sistem arus bolak - balik 3 fasa, kerugian tegangan dipengaruhi oleh Resistansi dan Reaktansi. Bila arus I mengalir dalam konduktor dengan resistansi R dan induktif reaktansi X, rugi tegangan yang hilang pada saluran tersebut adalah sebesar : V = 3 x I x x ( R cos θ + X sin θ ) dengan cos θ : faktor daya dari saluran dimana : V = Drop Voltage ( volt ) I = arus ( Ampere ) = panjang penyulang ( km ) θ = sudut power factor Dengan nilai cos θ = 0,85 dan sin θ = 0,53 Table 3.10 Data konduktor

Losses = I² x R = 400² x 0,1472 = 23552 watt Panjang penyulang = 2,255 km Losses = I² x R x = 23552 x 2,255 = 53109,76 Watt = 53,109 kw Gambar 3.2 Data single line diagram penyulang Pandean Lamper 5 Perhitungan Drop Voltage pada JTM 20 kv, dengan arus di penyulang Pandean Lamper 5 pada waktu kondisi beban puncak adalah 40395 Ampere. Dengan kawat konduktor berluas penampang penghantar 240 mm² dan panjang 2,255 km. Z = 0,1472 + j 0,1175 R = 0,1472 Ω / km X = 0,1175 Ω / km = 2,255 km V = 3 x I x x ( R cos θ + X sin θ ) = 3 x 400 x2,255 x ( 0,1472 x 0,85 + 0,1175 x 0,53 ) = 292,77 V Besar Drop Voltage pada penyulang adalah 292,77 V. Sedangkan besar % Drop Voltage adalah % V = 0,29277/ 20 x 100 % = 1,46 % Bila penyulang tersebut mengalami Drop Voltage selama 1 tahun (8760 jam) dan dengan biaya produksi listrik Rp. 600 per kwh maka kerugian ekonomisnya dapat dihitung : Kerugian Biaya = Losses x t x 600 = 53,109 x 8760 x 600 = Rp. 279.140.904, - IV. PENUTUP Kesimpulan 1. Pada sistem jaringan tegangan menengah 20 kv terdapat beberapa struktur jaringan yang dipergunakan untuk menghantarkan tegangan dari gardu induk distibusi ke konsumen. 2. Setiap struktur jaringan yang dipergunakan disesuaikan dengan kondisi daerah yang disuplai. Kadang struktur yang cocok dipergunakan di suatu daerah berbeda dengan daerah yang lain. Tetapi terkadang bisa juga dipergunakan struktur yang sama. 3. Sistem jaringan distribusi memerlukan pemeliharaan dan perawatan yang berkala. Dengan tujuan system jaringan distribusi bisa optimal dalam menghantarkan tegangan dan peralatan yang terdapat pada sistem jaringan dapat berumur panjang. 4. Pemeliharaan sistem jaringan distribusi dibuat jadwal yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan supaya pemeliharaan dapat berjalan secara sistematis.

5. Pada saat maneuver jaringan diperlukan peralatan - peralatan yang bias menjamin keselamatan pekerja yang melakukan maneuver jaringan. 6. Selain proses penyediaan tenaga listrik, PT. PLN (PERSERO) APJ Semarang dalam pelayanan jasanya juga mengutamakan kehandalan sistem distribusi guna menjamin mutu pelayanan pada konsumen (masyarakat). 7. Sistem proteksi distribusi merupakan salah satu faktor utama dalam menjamin kontinuitas proses penyaluran tenaga listrik dari pembangkit pada konsumen, karena sistem proteksi melindungi jaringan dari kerusakan yang disebabkan oleh gangguan yang dapat timbul karena berbagai faktor. Saran 1. Pada pengerjaan pemeliharaan jaringan sebaiknya pekerja yang melaksanakan perbaikan memperhatikan keselamatan kerja dengan menggunakan peralalan yang berisolasi. 2. Peralatan pada sistem jaringan distribusi sebaiknya diperiksa kelayakannya, apabila tidak layak maka harus diganti dengan peralatan yang layak pakai. 3. Pada pekerjaan pemeliharaan jaringan yang melintas jalan sebagainya dipasang rambu - rambu yang memberi tanda kepada pengguna jalan bahwa sedang terjadi pekerjaan pemeliharaan jaringan. DAFTAR PUSTAKA [1] SPLN.1992.Pedoman Standar Kontruksi Jaringan Listrik Distribusi.Jakarta. [2] SPLN.Pusdiklat.1992.Kursus Pengoperasian dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi.Jakarta. [3] Hand Book Distribusi Jawa Timur cabang Surabaya, 1983. [4] Konsep Standar PLN, 1982, Pengoperasian dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi. [5] Modul UDIKLAT PLN Jawa Tengah, 2001, Semarang. [6] Ir. Sulasno.2001.Teknik dan Sistem Distribusi Tenaga Listrik. Universitas Diponegoro : Semarang. [7] Bonggas L Tobing. Peralatan Tegangan Tinggi. 2003. Jakarta. BIODATA PENULIS Muhamad Rifqi (L2F607036) dilahirkan di Semarang 18 Oktober 1988, menempuh seluruh pendidikan dari SD sampai SMA di Semarang dan saat ini sedang melanjutkan studi S1 di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang dengan konsentrasi Ketenagaan Listrik. Semarang, Agustus 2010 Mengetahui dan Mengesahkan, Dosen Pembimbing KARNOTO, ST,MT NIP. 196907091997021001