BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.13, 2008 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. IZIN USAHA. Industri. Ketentuan. Pencabutan.

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG USAHA PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 127 TAHUN : 2011 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 1 TAHUN 2007

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 03 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI DI KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. 590/MPP/Kep/10/1999 T E N T A N G

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 7 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 18 Tahun : 2005 Serie : E Nomor : 8

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT KEPUTUSAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 12 TAHUN 2011 RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA INDUSTRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG PERIZINAN INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG TANDA DAFTAR INDUSTRI DAN IZIN USAHA INDUSTRI

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG IJIN USAHA INDUSTRI, TANDA DAFTAR INDUSTRI DAN IJIN PERLUASAN

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PERIZINAN USAHA BIDANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI, IZIN PERLUASAN DAN TANDA DAFTAR INDUSTRI

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOABARU NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 41/M-IND/PER/6/2008 TENTANG

WALIKOTA TANJUNGPINANG,

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI, IZIN PERLUASAN DAN TANDA DAFTAR INDUSTRI

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN ( SIUP )

BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI, IZIN PERLUASAN DAN TANDA DAFTAR INDUSTRI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 06 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA INDUSTRI DAN PERDAGANGAN

BUPATI TOLITOLI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 04 TAHUN 2004 T E N T A N G SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DI KABUPATEN BARITO UTARA

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI, IZIN PERLUASAN DAN TANDA DAFTAR INDUSTRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 12 TAHUN 2001 SERI B.6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANOKWARI NOMOR 07 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI USAHA DI BIDANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 4 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA BAUBAU PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI, IZIN PERLUASAN DAN TANDA DAFTAR INDUSTRI

TAHUN 2002 NOMOR 07 SERI B PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 04 TAHUN 2002

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 2 Tahun 2002 Seri B PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

Keputusan Menteri Perindustrian No. 150 Tahun 1995 Tentang : Tata Cara Pemberian Izin Usaha Industri Dan Izin Perluasan

PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG IJIN USAHA INDUSTRI ( IUI ) WALIKOTA DENPASAR,

WALIKOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG IZIN INDUSTRI, PERDAGANGAN, PERGUDANGAN, DAN TANDA DAFTAR PERUSAHAAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI, IZIN PERLUASAN DAN TANDA DAFTAR INDUSTRI

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 14TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI, IZIN PERLUASAN DAN TANDA DAFTAR INDUSTRI

BUPATI MUSI RAWAS, 6. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2005

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT KEPUTUSAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

WALIKOTA SORONG PERATURAN DAERAH KOTA SORONG NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUAN DAN PROSEDUR PROSES PEMBERIAN IZIN TERHADAP USAHA INDUSTRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANJUNGPINANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 17 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN ( SIUP ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 10 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA INDUSTRI DAN PERDAGANGAN

BISMILLAHHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA BUPATI ACEH UTARA,

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI, IZIN PERLUASAN DAN TANDA DAFTAR INDUSTRI

RETRIBUSI SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 31 TAHUN 2003 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN DALAM BIDANG INDUSTRI, PERDAGANGAN DAN PENANAMAN MODAL DENGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 02 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN DIBIDANG PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DI KABUPATEN SEKADAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG PERIZINAN DI BIDANG INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANOKWARI NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN TELUK BINTUNI

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK PARKIR

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 9 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2002 T E N T A N G RETRIBUSI PELAYANAN IZIN USAHA PERDAGANGAN DAN INDUSTRI

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM RETRIBUSI IZIN USAHA PERINDUSTRIAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 39 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 135 TAHUN : 2011 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG IZIN GANGGUAN

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE UTARA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA DAN / ATAU IZIN GANGGUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 75 TAHUN 2001 SERI B PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 38 TAHUN 2001 TENTANG IJIN USAHA PERDAGANGAN

Transkripsi:

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGINN BARAT NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 16 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 13 Tahun 2003 tentang Retribusi Izin Industri (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2007 Nomor 16), perlu petunjuk pelaksanaannya; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 16 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 13 Tahun 2003 tentang Retribusi Izin Industri. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) Sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara republik Indonesia nomor 3209); 3. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1980 tentang Wajib Daftar Perusahaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3214); 4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3611); 5. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3611); 6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41) sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048); - 29 -

- 30-7. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493) yang telah ditetapkan dengan Undang- Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3258); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 32, Tambahan Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor 3330); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1995 tentang izin Usaha Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3596); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 15. Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1987 tentang Penyederhanaan Pemberian Izin Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1987 Nomor 22); 16. Keputusan Presiden Nomor 96 Tahun 1998 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup bagi Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 103); 17. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah; 18. Keputusan Menteri Perindustrian Nomor : 250/ M/ SK/ 10/ 94 tentang Pedoman Teknis Penyusunan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Sektor Industri; 19. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor : 184/ M/ SK/ 7/ 95 tentang Penetapan Jenis dan Komoditi Industri yang proses produksinya tidak merusak ataupun membahayakan lingkungan serta tidak menggunakan sumber daya alam secara berlebihan; 20. Keputusan Menteri Perindustrian Perdagangan Nomor : 254/ MPP/ KEP/ 7/ 1997 tentang Kriteria Industri Kecil dan Perdagangan Kecil di Lingkungan Departemen Perindustrian dan Perdagangan; 21. Keputusan Menteri Perindustrian Perdagangan Nomor : 589/ MPP/ KEP/ 10/ 1999 tentang Penetapan Jenis-Jenis Industri dalam pembinaan masing-masing Direktorat Jenderal dan Kewenangan Pemberian Izin Bidang Industri dan Perdagangan di Departemen Perindustrian dan Perdagangan; 22. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor : 590/ MPP/ KEP/ 10/ 1999 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Usaha Industri, Izin Perluasan dan Tanda Daftar Industri; 23. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor : 705/ MPP/ KEP/ 11/ 2003 tentang Persyaratan Teknis Industri Air Minum Dalam Kemasan dan Perdagangannya;

- 31-24. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor : 651/ MPP/ KEP/ 10/ 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan Perdagangannya; 25. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 24 Tahun 2000 tentang Rincian Kewenangan Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Kotawaringin Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2000 Nomor : 14,Seri : D); 26. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kelembagaan, Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat (Lembar Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2000 Nomor : 15 seri ; D), sebagaimana diubah pertama kali dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 29 Tahun 2000 (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2000 Nomor : 23, Seri : D) dan diubah untuk kedua kalinya dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 18 Tahun 2002 (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2002 Nomor : 06, Seri :D); 27. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 13 Tahun 2003 tentang Retribusi Izin Industri (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2003 Nomor : 7, Seri : C) sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2007 (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 16 Tahun 2007. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN INDUSTRI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Kotawaringin Barat; 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah; 3. Bupati adalah Bupati Kotawaringin Barat; 4. Dinas Perindustrian dan Perdagangan adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kotawaringin Barat ; 5. Dinas Pendapatan adalah Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat; 6. Pejabat adalah Pegawai yang diberikan tugas tertentu dibidang restribusi izin usaha industri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 7. Izin Usaha Industri, yang selanjutnya disingkat IUI adalah Surat Izin untuk dapat melaksanakan Kegiatan Usaha Industri; 8. Tanda Daftar Usaha Industri, yang selanjutnya disingkat TDI adalah Surat Izin untuk dapat melaksanakan Kegiatan Usaha Industri yang diperuntukkan bagi Industri Kecil yang diberlakukan sebagai IUI; 9. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk rancang bangun dan perekayasaan industri;

- 32-10. Pengusaha Industri adalah Badan Usaha atau Perorangan yang melakukan Kegiatan Usaha di Bidang Industri; 11. Perusahaan Industri adalah Perusahaan yang melaksanakan kegiatan di Bidang Industri yang dapat berbentuk perorangan, perusahaan persekutuan atau badan hukum yang berkedudukan di Kabupaten Kotawaringin Barat; 12. Jenis Industri adalah bagian atau suatu cabang industri yang mempunyai ciri khusus yang sama dan atau hasilnya bersifat akhir dalam proses produksi; 13. Perluasan Perusahaan Industri, yang selanjutnya disebut perluasan adalah penambahan kapasitas produksi melebihi 30% dari kapasitas yang diizinkan; 14. Perubahan Perusahaan adalah perubahan dalam perusahaan yang meliputi Perubahan Nama Perusahaan, Nama Pemilik/ Penanggung Jawab, Alamat Perusahaan/ Pabrik, NPWP, Dan Kekayaan Bersih (Netto) Bidang Usaha, Janis Produksi; 15. Retribusi Daerah adalah pungutan daerah berupa pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan; 16. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi; 17. Masa Retribusi adalah jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu untuk memanfaatkan Surat Izin Usaha Industri; 18. Surat Ketetapan Retribusi, yang selanjutnya disingkat SKR adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang; 19. Badan adalah semua bentuk badan usaha yang meliputi perseroan terbatas (PT), persekutuan komanditer (CV), firma, perseroan lainnya baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan nama dan bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, kongsi atau organisasi yang sejenis serta badan usaha lainnya; 20. Pengusaha adalah setiap orang yang menjalankan suatu jenis perusahaan; 21. Usaha adalah setiap tindakan perbuatan atau kegiatan apapun dalam bidang perekonomian yang dilakukan oleh setiap pengusaha untuk tujuan keuntungan atau laba; 22. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat STRD adalah Surat untuk melakukan Tagihan Retribusi; 23. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat. BAB II RUANG LINGKUP SURAT IZIN INDUSTRI Pasal 2 (1) Setiap perusahaan yang melakukan kegiatan Usaha Industri Wajib memperoleh Izin Industri yang diterbitkan oleh Pejabat yang ditunjuk atas nama Bupati Kotawaringin Barat. (2) Surat Izin Industri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari : a. Izin Usaha Industri (IUI); b. Izin Perluasan; c. Izin Prinsip; d. Persetujuan Perubahan; e. Persetujuan pindah Lokasi Pabrik;

f. Tanda Daftar Industri (TDI). - 33 - (3) Jenis Industri tertentu dalam Kelompok Industri Kecil, dikecualikan dari kewajiban untuk memperoleh IUI. Pasal 3 (1) Terhadap semua jenis Industri dalam Kelompok Industri Kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) dengan nilai investasi perusahaan seluruhnya dibawah Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, tidak wajib memperoleh TDI kecuali dikehendaki perusahaan yang bersangkutan. (2) Terhadap semua jenis Industri dalam Kelompok Industri dengan nilai investasi perusahaan seluruhnya sebesar Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah) sampai dengan Rp. 200.000.000 (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, wajib memiliki TDI. (3) Terhadap semua jenis Industri dalam Kelompok Industri dengan nilai investasi perusahaan seluruhnya sebesar diatas Rp. 200.000.000 (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, wajib memiliki Izin Usaha Industri (IUI). (4) Perusahaan Industri yang telah memperoleh Izin Usaha Industri (IUI) atau Tanda Daftar Industri (TDI) dalam jangka waktu 3 (Tiga) bulan terhitung mulai tanggal diterbitkannya Izin Usaha Industri (IUI) atau Tanda Daftar Industri (TDI) wajib mendaftarkan perusahaannya dalam Daftar Perusahaan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB III PEMBERIAN IZIN USAHA INDUSTRI, PERLUASAN INDUSTRI DAN TANDA DAFTAR INDUSTRI Pasal 4 (1) Untuk memperoleh IUI diperlukan Tahap Persetujuan Prinsip atau Tahap Persetujuan Perubahan yang berlaku sebagai Persetujuan Prinsip. (2) Persetujuan Prinsip atau Persetujuan perubahan diberikan kepada perusahaan industri untuk melakukan persiapan-persiapan dan usaha pembangunan Pabrik/ Sarana Produksi, Pengadaan Pemasangan/Instalasi dan lain-lain yang diperlukan. (3) Persetujuan Prinsip atau Persetujuan Perubahan bukan merupakan izin untuk melakukan Usaha Produksi Komersial. (4) IUI diberikan kepada perusahaan industri yang telah memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku disamping adanya persetujuan prinsip/ perubahan fasilitas dari Pejabat yang berwenang baik bagi industri dan non fasilitas maupun yang fasilitas dalam rangka PMDN/ PMA harus melampirkan dokumen-dokumen sebagai berikut : a. copy KTP bagi direktur/ direksi/ penanggung jawab perusahaan; b. copy akta pendirian perusahaan bagi yang berbadan hukum; c. copy NPWP; d. SITU; e. HO/ AMDAL bagi industri yang disyaratkan HO/AMDAL; f. UKL/PL/SPPL bagi yang tidak wajib AMDAL; g. Surat Persetujuan Prinsip/perusahaan bagi industri non fasilitas;

- 34 - h. Surat Persetujuan/fasilitas penanaman modal dalam rangka PMA/ PMDN dari pejabat yang berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; i. mengisi formulir yang telah disediakan; j. telah selesai membangun pabrik dan sarana produksi serta siap berproduksi. Pasal 5 Perusahaan Industri yang melakukan perluasan melebihi 30% (tiga puluh persen) dari kapasitas produksi yang telah diizinkan sesuai IUI yang dimiliki, Wajib memperoleh Izin Perluasan. Pasal 6 TDI dapat diberikan kepada Perusahaan yang telah memenuhi persyaratan antara lain seperti : a. copy KTP bagi direktur/ direksi/ penanggung jawab Perusahaan; b. Surat Persyaratan Pengelolaan Lingkungan (SPPL); c. SITU/ HO/ SIDOM (dikecualikan bagi industri rumah tangga/ home industri, yaitu cukup dengan Surat Keterangan dari Lurah/ Kepala Desa setempat dimana kegiatan usaha berada); d. Akta Pendirian Perusahaan bagi yang berbadan hukum; e. Copy NPWP/NPWPD bagi yang berdasar hukum; f. Mengisi formulir yang telah disediakan. Pasal 7 IUI dan TDI diberikan untuk masing-masing jenis industri sesuai Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia 5 (lima) digit sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 589/MPP/Kep/10/1999 yang mencakup semua Komoditi di dalam lingkup jenis industri sebagaimana daftar terlampir. BAB III TATA CARA PERMINTAAN IZIN USAHA INDUSTRI Pasal 8 (1) Pengajuan permintaan Persetujuan Prinsip menggunakan Formulir Model PM-I. (2) Pengajuan permintaan Persetujuan Perubahan menggunakan Formulir Model PM-VII. Pasal 9 (1) Permintaan persetujuan prinsip atau persetujuan perubahan diajukan langsung oleh pemohon kepada Bupati Kotawaringin Barat cq. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kotawaringin Barat dengan menggunakan formulir PM-I untuk Persetujuan Prinsip dan formulir model PM-VIII untuk Persetujuan Perubahan.

- 35 - (2) Setelah Model PM-I atau PM-VIII diterima secara lengkap dan benar, Bupati cq. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kotawaringin Barat dapat memberikan Persetujuan Prinsip atau Persetujuan Perubahan dengan menggunakan Formulir Model PI-I untuk Persetujuan Prinsip atau Model PI-V untuk Persetujuan Perubahan. (3) Terhadap permintaan Persetujuan Prinsip atau Persetujuan Perubahan yang diterima, yang persyaratannya tidak lengkap Bupati cq. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kotawaringin Barat dapat menolak untuk memberikan Persetujuan Prinsip atau Persetujuan Perubahan dengan menggunakan Formulir Model PI-VI. (4) Terhadap permintaan Persetujuan Prinsip yang ternyata jenis industrinya termasuk dalam bidang usaha yang tertutup bagi penanaman modal yang sifatnya baru, Bupati cq. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kotawaringin Barat wajib mengeluarkan Surat Penolakan dengan menggunakan Formulir Model PI-IVII. (5) Persetujuan Prinsip atau Persetujuan Perubahan dapat diubah sesuai dengan permintaan dari yang bersangkutan. (6) Persetujuan Prinsip atau Persetujuan Perubahan berlaku selama jangka waktu 2 (dua) tahun terhitung mulai tanggal persetujuan prinsip atau persetujuan perubahan diterbitkan. (7) Dalam melaksanakan persetujuan prinsip atau persetujuan perubahan, perusahaan industri yang bersangkutan wajib menyampaikan informasi kepada Bupati cq. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kotawaringin Barat tentang kemajuan pembangunan pabrik dan sarana produksi setiap 1 (satu) tahun sekali paling lambat pada tanggal 31 Januari pada tahun berikutnya dengan menggunakan Formulir Model PM-II dengan tembusan Departemen Perindustrian. (8) Persetujuan Prinsip atau persetujuan perubahan batal/hapus dengan sendirinya apabila dalam jangka waktu selambat-lambatnya 2 (dua) tahun pemohon/ pemegang persetujuan prinsip atau persetujuan perubahan tidak menyelesaikan pembangunan pabrik dan sarana produksi serta belum memperoleh IUI. (9) Bagi perusahaan industri yang persetujuan prinsipnya atau persetujuan perubahannya batal/hapus dengan sendirinya sebagaimana dimaksud pada ayat (8) dapat mengajukan kembali permintaan persetujuan prinsip yang baru dengan menggunakan Formulir Model PM-I atau Model PM-VII. Pasal 10 (1) Bagi perusahaan industri yang pembangunan pabriknya dan sarana produksinya telah selesai serta telah siap berproduksi dan telah memenuhi semua ketentuan perundang-undangan yang berlaku, wajib mengajukan permintaan IUI dengan menggunakan formulir model PM-III. (2) Formulir Model PM-III diajukan langsung oleh perusahaan industri kepada Bupati cq. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kotawaringin Barat dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Pembina jenis industri yang bersangkutan di Departemen Perindustrian. (3) Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kotawaringin Barat selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak Formulir Model PM-III telah mengadakan pemeriksaan kelokasi guna memastikan telah selesainya pembangunan pabrik dan sarana produksi atas beban biaya oleh perusahaan industri yang bersangkutan. (4) Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dibuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dengan menggunakan Formulir PI-II, dan dilaporkan kepada Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kotawaringin Barat selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah pemeriksaan. (5) Berdasarkan laporan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan dapat memberikan IUI dengan menggunakan formulir Model Pi-III atau menundanya dengan keterangan tertulis berdasarkan pertimbangan belum selesainya

- 36 - pembangunan pabrik dan saran produksi dengan menggunakan formulir Model Pi-VI oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kotawaringin Barat. BAB IV TATA CARA PERMINTAAN IZIN PERLUASAN Pasal 11 (1) Setiap Perusahaan Industri yang telah memiliki IUI yang melakukan Perluasan Wajib memperoleh Izin Perluasan. (2) Setiap Perusahaan Industri yang telah memiliki IUI memperoleh Izin Perluasan Wajib menyampaikan Rencana Perluasan Industri dan memenuhi Persyaratan Lingkungan Hidup. Pasal 12 Setiap Perusahaan Industri yang telah memiliki IUI yang akan melaksanakan perluasan dalam lingkup jenis industri yang tercantum dalam IUI-nya diizinkan untuk menambah kapasitas produksinya sebesar-besarnya 30% (tiga puluh persen) diatas kapasitas produksi yang diizinkan, tanpa memerlukan izin Perluasan sepanjang industrinya terbuka bagi Penanaman Modal. Pasal 13 (1) Setiap perusahaan industri yang telah memiliki IUI dapat melakukan perluasan tanpa terlebih dahulu memiliki izin Perluasan, apabila melakukan perluasan yang cukup dalam lingkup jenis industrinya melebihi 30% (tiga puluh persen) dari kapasitas produksi yang telah diizinkan, yang hasil produksinya dimaksudkan untuk pasaran ekspor meskipun jenis industri tersebut dinyatakan tertutup bagi Penanam Modal. (2) Setiap perusahaan industri yang melaksanakan perluasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memberitahukan secara tertulis dengan menggunakan Formulir Model PM-IV tentang kenaikan produksinya sebagai akibat dari perluasan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sejak dimulainya produksi, kepada Bupati cq. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kotawaringin Barat. Pasal 14 (1) Pengajuan permintaan Izin Perluasan bagi Perusahaan Industri yang telah memiliki IUI dilakukan dengan menggunakan Formulir Model Pm-IV. (2) Formulir Model Pm-IV sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan langsung oleh Perusahaan Industri yang bersangkutan kepada Bupati cq. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kotawaringin Barat. (3) Setelah diterima Formulir Model Pm-IV secara lengkap dan benar sesuai dengan persyaratan, Bupati cq. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kotawaringin Barat dapat memberikan izin Perluasan dengan menggunakan Formulir Model Pi-IV.

- 37 - BAB V TATA CARA PERMINTAAN TANDA DAFTAR INDUSTRI Pasal 15 Perusahaan Industri sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (1) dan ayat (2) untuk memperoleh TDI tidak diperlukan Tahap Persetujuan Prinsip. Pasal 16 (1) Permintaan TDI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 diajukan langsung kepada Bupati Cq. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kotawaringin Barat dengan mengisi Formulir Model Pdf.I.IK. (2) Setelah diterimanya permintaan TDI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara benar dan lengkap Bupati Kotawaringin Barat Cq. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan dapat memberikan Tanda Daftar Industri dengan menggunakan Formulir Model Pdf.II-IK. BAB VI PENOLAKAN/ PENUNDAAN TERHADAP PERMINTAAN IZIN USAHA INDUSTRI Pasal 17 (1) Terhadap permintaan IUI yang diterima dapat ditolak apabila ternyata tidak memenuhi salah satu ketentuan sebagai berikut : a. lokasi pabrik tidak sesuai dengan tercantum dalam Persetujuan Prinsip atau Persetujuan Perubahan; b. jenis industri tidak sesuai dengan persetujuan prinsip atau persetujuan perubahan; c. tidak menyampaikan informasi kemajuan pembangunan pabrik dan sarana produksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (7); d. tidak memenuhi ketentuan dan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 keputusan ini. (2) Bupati cq. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kotawaringin Barat selambatlambatnya 14 (empat belas hari kerja sejak diterimanya Berita Acara Pemeriksaan (BAP) wajib memberikan Surat Penolakan IUI disertai alasan-alasan dengan menggunakan Formulir Model Pi- VI dengan tembusan kepada Camat setempat dimana lokasi pabrik dibangun. Pasal 18 (1) Terhadap permintaan IUI yang diterima dapat dilakukan penundaan apabila ternyata belum memenuhi salah satu ketentuan sebagai berikut : a. belum lengkapnya isian yang harus dipenuhi oleh pemohon sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 10 ayat (1); b. Belum memenuhi persyaratan lingkungan hidup berupa penyusunan upaya pengendalian dampak/pencemaran sebagai akibat kegiatan Usaha Industri terhadap lingkungan hidup dengan kewajiban memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) atau Upaya

- 38 - Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) atau Surat Pernyataan Pengelolaan lingkungan (SPPL); c. Belum memenuhi kewajiban melaksanakan upaya menyangkut keamanan dan keselamatan alat, proses serta hasil produksinya termasuk pengangkutannya sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 ayat (1) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian; d. Belum melengkapi persyaratan lainnya seperti Surat Izin Tempat Usaha (SITU)/ Surat Izin Gangguan (HO); Nomor Wajib Pajak (NPWP); Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD), Izin Mendirikan Bangunan. (2) Bupati cq. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kotawaringin Barat selambatlambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya Berita Acara Pemeriksaan (BAP), Wajib memberikan Surat Penundaan IUI disertai dengan alasan - alasan dengan menggunakan Formulir Model Pi-VI dengan tembusan kepada Camat setempat dimana lokasi pabrik tersebut dibangun. (3) Terhadap surat penundaan IUI sebagaimana dimaksud pada ayat (10), perusahaan industri yang bersangkutan diberi kesempatan untuk melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi selambatlambatnya 6 (enam) bulan sejak diterimanya surat penundaan IUI. (4) Terhadap Perusahaan Industri yang tidak dapat memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam jangka waktu yang ditentukan sebagaimana pada ayat (2) Bupati Cq. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kotawaringin Barat Wajib memberikan surat penolakan permintaan IUI dengan menggunakan formulir Model Pm-VI, dengan tembusan kepada Camat setempat dimana lokasi pabrik dibangun. BAB VII PENOLAKAN/ PENUNDAAN PERMINTAAN TANDA DAFTAR PERUSAHAAN Pasal 19 Terhadap permintaan TDI yang diterima tapi belum memenuhi ketentuan dan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 Keputusan ini ternyata jenis industrinya berbeda dengan jenis industri pada Formulir isian yang diajukan, Bupati cq. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kotawaringin Barat selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak ditemukannya perbedaan jenis industri tersebut, Wajib memberikan Surat Penolakan TDI disertai alasan-alasan dengan menggunakan Formulir Model SP-IX. Pasal 20 (1) Terhadap permintaan TDI yang diterima dan ternyata belum melengkapi isian dan persyaratan pada Formulir Model Pdf.I.IK Bupati cq. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kotawaringin Barat selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya permintaan Izin Wajib memberikan surat penolakan TDI disertai alasan-alasan dengan menggunakan Formulir Model SP-IX. (2) Terhadap Surat Penundaan TDI sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Perusahaan industri yang bersangkutan diberi kesempatan untuk melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi selambatlambatnya 6 (enam) bulan sejak diterimanya surat penundaan TDI. (3) Terhadap perusahaan industri yang tidak dapat memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam jangka waktu yang ditentukan sebagaimana pada ayat (2) Bupati cq. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kotawaringin Barat wajib memberikan surat penolakan permintaan TDI dengan menggunakan Formulir Model SP-IX dengan tembusan kepada Camat setempat dimana lokasi pabrik dibangun.

- 39 - BAB IX PENGGANTIAN IZIN USAHA INDUSTRI DAN TANDA DAFTAR INDUSTRI Pasal 22 (1) Apabila IUI dan TDI yang telah dimiliki oleh perusahaan industri hilang atau rusak tidak terbaca, perusahaan industri yang bersangkutan dapat mengajukan permohonan penggantian IUI/ TDI tersebut kepada Bupati Cq. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kotawaringin Barat dengan menggunakan : a. Formulir Model PM-III untuk mengganti IUI; b. Formulir Pdf.I.IK untuk pengganti TDI. (2) Setiap permohonan penggantian IUI dan TDI yang telah rusak atau hilang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri dengan surat asli IUI/ TDI atau keterangan dari kepolisian setempat yang menerangkan hilangnya surat IUI/ TDI tersebut. (3) Setelah diterimanya permohonan penggantian IUI/ TDI secara lengkap dan benar, Bupati Cq. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kotawaringin Barat dapat mengeluarkan IUI/ TDI sebagai pengganti IUI/ TDI yang hilang atau rusak dengan menggunakan : a. Formulir Model Pi-III untuk pengganti IUI; b. Formulir Model Pdf.II-IK untuk pengganti TDI. Pasal 23 IUI, Izin Perluasan atau TDI yang dikeluarkan berdasarkan Peraturan Daerah berlaku pula bagi tempat penyimpanan yang berada dalam kompleks usaha industri yang bersangkutan yang digunakan untuk menyimpan peralatan, perlengkapan, bahan baku, bahan penolong dan barang/bahan jadi untuk keperluan kegiatan usaha industri tersebut. Pasal 24 (1) Perusahaan Industri yang telah mendapatkan IUI, Izin Perluasan atau TDI yang akan melakukan perubahan nama, alamat, lokasi pabrik dan/atau penanggung jawab perusahaan, wajib mengajukan permohonan perubahan kepada Bupati cq. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kotawaringin Barat dengan menggunakan Formulir Model PM-VII. (2) Setelah diterimanya permohonan perubahan dari perusahaan industri secara lengkap dan benar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Bupati cq. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kotawaringin Barat dapat mengeluarkan persetujuan atas permintaan perubahan dengan menggunakan Formulir Model Pi-V dan persetujuan perubahan dengan menggunakan Formulir Model Pi-V dan persetujuan perubahan tersebut merupakan bagian yang tak terpisahkan dari IUI, Izin Perluasan atau TDI yang masa berlakunya 1 (satu) tahun sejak tanggal penetapan. (3) Bagi perusahaan industri yang telah mendapatkan persetujuan perubahan wajib mengajukan IUI/TDI sebagai pengganti IUI/TDI yang mengalami perubahan dengan menggunakan Formulir Model Pm-III untuk IUI dan Pdf.I-IK untuk TDI. (4) Setelah diterimanya permintaan IUI, TDI pengganti secara lengkap dan benar sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Bupati cq. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kotawaringin barat dapat mengeluarkan IUI dengan menggunakan formulir model pi-iii dan Pdf.II-IK untuk TDI.

- 40 - Pasal 25 Sesuai dengan IUI dan TDI yang diperolehnya perusahaan industri wajib : a. melaksanakan upaya keseimbangan dan kelestarian sumber daya alam serta pencegahan timbulnya kerusakan dan pencemaran terhadap lingkungan hidup akibat kegiatan industri yang dilakukannya dengan melaksanakan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) atau Upaya Pengelolaan lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) atau Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL) yang berlaku bagi jenis-jenis industri yang ditetapkan; b. melaksanakan upaya yang menyangkut keamanan dan keselamatan alat, bahan baku dan bahan penolong, proses serta hasil produksinya termasuk pengangkutannya dan keselamatan kerja. Pasal 26 Bentuk/ Model formulir yang digunakan untuk pelaksanaan Peraturan Bupati ini adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Bupati ini dan sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini. BAB X STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 27 (1) Setiap perusahaan yang diterbitkan Surat Izin Usaha Industri dipungut Retribusi. (2) Struktur dan besarnya Tarif Retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan sebagai berikut : No. Jenis Retribusi Tarif 1. IUI Baru untuk semua jenis Industri dengan nilai investasi Perusahaan Industri seluruhnya : a. Di atas Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) s.d. Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; b. Di atas Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah) s.d. Rp. 750.000.000 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; c. Di atas Rp. 750.000.000 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah) s.d. Rp. 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; d. Di atas Rp. 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha Rp. 175.000,- Rp. 255.000,- Rp. 350.000,- Rp. 500.000,- 2. Terhadap semua jenis Industri sebagaimana dimaksud poin 1 a, b, c dan d untuk perubahan/ penggantian IUI 3. Terhadap semua jenis Industri sebagaimana dimaksud poin 1 a, b, c dan d untuk perluasan IUI 4. Terhadap semua jenis Industri untuk memperoleh Izin Prinsip atau Persetujuan Perubahan Rp. 300.000,- Rp. 350.000,- Rp. 150.000,-

- 41-5. TDI Baru untuk semua Jenis Industri dalam Kelompok Industri Kecil dengan Nilai Investasi Perusahaan Industri seluruhnya : a. Di bawah Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; b. Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah) s.d. Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; c. Di atas Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) s.d. Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; d. Di atas Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) s.d. Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; e. Di atas Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah) s.d. Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Rp. 25.000,- Rp. 50.000,- Rp. 75.000,- Rp. 100.000,- Rp. 125.000,- 6. Terhadap semua jenis Industri sebagaimana dimaksud poin 5 a, b, c, d, dan e untuk melakukan perubahan/penggantian TDI 7. Terhadap semua jenis Industri sebagaimana dimaksud poin 5 a, b, c, d, dan e untuk melakukan perluasan TDI Rp. 75.000,- Rp. 100.000 BAB XI TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN Pasal 28 (1) Pembayaran Retribusi ke Kas Daerah melalui Pemegang Kas Dinas Perindustrian dan Perdagangan atau tempat lain yang ditunjuk oleh Bupati sesuai waktu yang ditentukan dalam SKR atau Dokumen yang dipersamakan. (2) Apabila pembayaran Retribusi dilakukan ditempat lain yang ditunjuk, maka hasil penerimaan retribusi harus disetor ke Kas Daerah dalam waktu 1 x 24 jam atau dalam waktu yang ditentukan oleh Bupati. (3) Pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) dilakukan dengan menggunakan Surat Tanda Setoran (STS). Pasal 30 Untuk mengetahui perkembangan Penerbitan Izin Industri di Daerah dan Realisasi Retribusi, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan melaporkan hasil pelaksanaannya kepada Bupati setiap 3 (tiga) bulan dengan tembusan Kepala Dinas Pendapatan Daerah. BAB XII WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB Pasal 31 (1) Pemberian, penggantian, penerbitan, pencabutan IUI dan Rekomendasi Penerbitan Izin dengan nilai investasi diatas Rp. 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) diterbitkan ditandatangani oleh Bupati.

- 42 - (2) Pemberian, penggantian, penerbitan, pencabutan IUI dan Rekomendasi Penerbitan Izin dengan nilai investasi sampai dengan Rp. 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) diterbitkan ditandatangani oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan. (3) Pemberian Izin Perluasan, Persetujuan Prinsip atau Persetujuan Perubahan bagi Industri Non Fasilitas, Peringatan, Pembekuan, Penolakan/Penundaan Permintaan IUI/ TDI dapat dilakukan oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Pasal 32 (1) Dinas Perindustrian dan Perdagangan bertugas dan bertanggung jawab : a. membina dan mengoordinasikan seluruh kegiatan proses Pemberian Izin Industri (IUI, TDI, dan Izin Perluasan); b. memproses dan menyelesaikan administrasi dalam rangka Penerbitan Izin Usaha Industri (IUI) yang diterbitkan oleh Bupati maupun yang diterbitkan oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan; c. melakukan pungutan retribusi dan menyetor hasil penerimaannya sesuai ketentuan yang berlaku; d. melakukan penertiban, pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat tentang Retribusi Izin Industri; e. melakukan pendataan, pemeriksaan, dan evaluasi kegiatan izin industri; f. melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan pemberian IUI, TDI, dan Izin Perluasan serta Realisasi Penerimaan Retribusi secara berkala kepada Bupati dengan tembusan disampaikan kepada Dinas Pendapatan Daerah. (2) Dinas Pendapatan Daerah bertugas dan bertanggung jawab dalam rangka pengawasan umum terhadap pelaksanaan pungutan Retribusi.

- 43 - BAB XIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 33 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Ditetapkan di Pangkalan Bun pada tanggal 31 Januari 2008 BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, ttd H. UJANG ISKANDAR, ST, MSI. Diundangkan di Pangkalan Bun pada tanggal 1 Pebruari 2008. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT, ttd Drs. KUSNAN ARIADY N. NIP. 010 072 420 BERITA DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2008 NOMOR : 3.