BAB I PENDAHULUAN. manusia, maka pemerintah bersama kalangan swasta sama-sama telah dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. antara lain melalui pengembangan kemampuan kepala sekolah. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa untuk memajukan sekolah dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. dahulu memajukan dunia pendidikan. Dengan kata lain, kemajuan dunia

BAB I PENDAHULUAN. harus selalu beradaptasi kembali dengan guru baru yang mengajarnya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi (Mulyasa, 2004:4). Dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Dinas pendidikan pemuda dan olahraga memiliki kebijakan mutu yaitu

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada unsur manusianya. Unsur manusia yang paling menentukan

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

PEDOMAN PENILAIAN PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI TAHUN 2016

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

BAB I PENDAHULUAN. tertuju pada pencapaian mutu dan kinerja pendidikan. Melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya pendidikan dan pembelajaran di sekolah sangat dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BA B I. dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran guna. dikenal dan diakui oleh masyarakat. Pendidikan memberikan konstribusi

BAB 1 PENDAHULUAN. Penataan sumber daya manusia perlu diupayakan secara bertahap dan

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada kinerja Sumber

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perwujudan manusia yang berkualitas tersebut menjadi tanggung jawab

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan yang berat, terutama

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

BAB I PENDAHULUAN. yang bekerja didalamnya. Orang-orang yang bekerja di sekolah adalah

BAB I PENDAHULUAN. Para kepala sekolah, guru, warga sekolah, stakeholder sekolah atau yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang memadai agar warga negara terhindar dari kebodohan. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan keterampilan yang dimilikinya. Pendidikan yang berkualitas akan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu persoalan pendidikan yang sedang dihadapi bangsa

BAB I PENDAHULUAN. daya sekolah untuk dapat menjalankan tugas secara profesional.

ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN (AKPK) BAGI CALON KEPALA SEKOLAH

BAB VI PENUTUP. Kesimpulan dari penelitian ini mencakup 3 fokus yang ada dalam penelitian. Ketiga

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani. hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kunci utama untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan

Bukti Instrumen PKKS Kompetensi Pengembangan Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sarana vital dalam pengembangan Sumber Daya. Manusia, merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

a. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara pengembangan karir

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang merupakan tempat dimana

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. nasional. Padahal, penyelenggaraannya telah menguras sekitar dua pertiga dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi dilihat juga dari sikap dan mentalitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia dengan laju. peningkatan sumber daya manusia. Mulyasa (2011:3) mengemukakan:

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB V P E N U T U P. berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta. perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia adalah mendapatkan orang-orang terbaik dan. mempertahankannya. Pemilik atau pemimpin perusahaan akan mudah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB I PENDAHULUAN. tercapai. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya. penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan.

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor sentral dalam organisasi. Apapun

BAB I PENDAHULUAN. jauh ketinggalan dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan terhadap masalah

BAB I PENDAHULUAN. sandungan dalam era globalisasi, karena era globalisasi merupakan era

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang paling strategis karena diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V. Berdasarkan rumusan masalah pada BAB I, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. lulusannya, tetapi juga mencakup bagaimana lembaga pendidikan mampu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya semakin baik mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Guru yang disebut juga pendidik merupakan tenaga profesional yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh organisasiorganisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang harus dicapai meliputi standar isi, proses, kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu wadah yang sangat penting agar warga negara Indonesia dapat

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan sumber daya manusia. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuti Rohayati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan mutu sumber daya manusia itu sendiri. Menyadari pentingnya proses peningkatan mutu sumber daya manusia, maka pemerintah bersama kalangan swasta sama-sama telah dan terus berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih bermutu antara lain melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pemberian pendidikan dan pelatihan bagi guru. Tetapi upaya pemerintah tersebut belum cukup berarti dalam meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu indikator kekurangberhasilan ini ditunjukkan dari data kementerian pendidikan dan kebudayaan bahwa kompetensi kepala sekolah belum menunjukkan hasil yang maksimal. Kepala Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah Kemendikbud, Siswandari mengatakan Untuk kemajuan sekolah, dibutuhkan kepala sekolah yang kompetensinya di atas rata-rata. Kalau cuma rata-rata, perbaikan di sekolah tidak terlalu signifikan, baik untuk guru maupun siswa (Koran Kompas, Selasa 24 Juli 2012 Halaman 12). Pernyataan ini mengindikasikan bahwa untuk memajukan sekolah dibutuhkan kemampuan kepala sekolah yang sangat baik. 1

2 Tannembaum dalam Wahjosumidjo (2011:17) mengemukakan leadership is interpersonal influence exercised in a situation, and directed, through the communication precess, toward the attainment of a specified goal or goals. Hasibuan (2007:13) mengemukakan: Pemimpin adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya untuk mengarahkan orang lain serta bertanggung jawab atas pekerjaan orang tersebut dalam mencapai suatu tujuan. Ukuran yang biasanya digunakan mengenai efektivitas pemimpin adalah sejauhmana unit organisasi dari pemimpin tersebut melaksanakan tugasnya secara berhasil dan mencapai tujuan-tujuannya. Dalam aktivitas di sekolah, efektif tidaknya kegiatan tergantung dari kepemimpinan dari seorang kepala sekolah. Beberapa di antara kepala sekolah dilukiskan sebagai orang yang memiliki harapan tinggi bagi para staf dan para siswa, kepala sekolah adalah mereka yang banyak mengetahui tugastugas mereka dan mereka yang menentukan irama bagi sekolah mereka. Sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 12 Ayat 1 Peraturan Pemerintah 28 Tahun 2005 bahwa: Kepala Sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan, tenaga kependidikan lainnya dan pemberdayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana. Kepala sekolah sebagai pemimpin di lingkungan sekolah harus dapat meningkatkan kinerja bawahannya, baik itu tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan. Dalam menjalankan tugasnya, kepala sekolah memiliki peran sentral sebagai penentu kebijakan dalam peningkatan mutu sekolah. Dengan

3 peran kepala sekolah yang handal, pencapaian tujuan sekolah dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif, baik itu untuk guru, tata usaha, dan peserta didik. Yuniarsih dan Suwatno (2009:165) menyatakan salah satu faktor pendukung terciptanya produktivitas tinggi adalah peran pemimpin yang mampu menampilkan kepemimpinannya secara profesional. Eksistensi pemimpin semakin penting ketika dihadapkan pada situasi dengan keragaman karaktersitik dan kemampuan yang dimiliki anggota organisasi, namun masing-masing tetap dituntut untuk dapat berkontribusi secara optimal bagi organisasinya. Indikator kepala sekolah efektif secara umum dapat diamati dari tiga hal pokok berikut: (1) komitmen terhadap visi sekolah sebagai pedoman umum dalam menjalankan tugas dan fungsinya; (2) menjadikan visi sekolah sebagai pedoman dalam mengelola dan memimpin sekolah; dan (3) senantiasa menfokuskan kegiatannya terhadap pembelajaran dan kinerja guru di kelas (Greenfield, 1987). Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi oleh para pengawas Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012, didapati kenyataan bahwa masih banyak kepala sekolah SMP yang kurang tanggap terhadap guru yang tidak masuk mengajar, yang ditunjukkan dari data 25 dari 60 kepala SMP yang dikunjungi tidak menegur guru yang tidak masuk mengajar atau tidak ada tindakan tegas yang diberikan kepala sekolah terhadap guru yang bersangkutan. Selain itu dari 100 Kepala SMP yang dinilai, masih ada sekitar 45 orang Kepala SMP yang belum mampu membuat Rencana Kerja Sekolah (RKS) dengan benar yang mengacu pada hasil

4 Evaluasi Diri Sekolah (EDS). Kepala SMP masih sering cenderung copy paste dari rekan-rekannya yang telah selesai. Fenomena ini menunjukkan bahwa kepala sekolah belum dapat bertindak efektif dalam melakukan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin dan pengelola pendidikan di sekolah. Menindaklanjuti hasil tim pengawas SMP di atas, Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang melakukan lebih dari 15 kegiatan yang bertujuan untuk memberikan penguatan kepala SMP dalam memimpin sekolahnya selama tahun 2012. Berbagai kegiatan yang dilakukan Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang tersebut antara lain: peningkatan mutu kepala sekolah dalam manajemen berbasis sekolah (MBS), kegiatan penguatan kepemimpinan kepala sekolah, pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penilaian Kinerja Guru (PKG), pelatihan Evaluasi Diri Sekolah (EDS), dan pelatihan Penetapan Angka Kredit (PAK), dan sebagainya. Dari berbagai upaya ini Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang ini berharap dapat meningkatkan kemampuan kepala SMP dengan tujuan mengoptimalkan peningkatan mutu sekolah. Merujuk pada konsepsi di atas, maka jelaslah bahwa kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai andil sangat besar dalam mewujudkan mutu pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan, pendayagunaan serta pemeliharaan sarana serta prasarana. Keberhasilan peningkatan mutu pendidikan di sekolah, sebagai satuan pendidikan akan sulit diwujudkan jika

5 komitmen kepala sekolah rendah dan kinerjanya tidak memberikan makna yang positif terhadap pengembangan sumberdaya dan prestasi sekolah. Kepala sekolah yang memiliki komitmen terhadap penjaminan mutu sekolahnya akan mengidentifikasikan dirinya dengan nilai dan tujuan sekolah, dan ingin terus mempertahankan di sekolah. Dengan demikian, kepala sekolah akan terus berupaya meningkatkan kemampuan dalam mengajar, membimbing, dan mengarahkan anak didik dalam setiap proses belajar di sekolah. Dalam konteks penelitian ini penjaminan mutu sekolah diarahkan pada pencapaian mutu pendidikan, yang terdapat pada Standar Nasional Pendidikan meliputi: (1) standar isi; (2) standar proses; (3) standar kompetensi lulusan; (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (5) standar sarana dan prasarana; (6) standar pengelolaan; (7) standar pembiayaan; dan (8) standar penilaian. Proses penjaminan mutu ditingkat sekolah ini dilakukan secara berkala dan terbuka dengan tujuan dan membantu dan memberdayakan satuan pendidikan agar mampu mengembangkan sumber dayanya dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. Oleh sebab itu, diperlukan komitmen semua lini sekolah terutama kepala sekolah untuk dapat mengiplementasikan dan menjalankan program penjaminan mutu pendidikan di sekolahnya masing-masing. Dalam membuat perencanaan tujuan sekolah, kepala sekolah perlu memiliki sikap inovatif. Kepala sekolah yang inovatif mampu mencari, menemukan, dan melaksanakan berbagai pembaharuan di sekolah (Mulyasa, 2011:46). Untuk dapat menerapkan inovasi secara efektif, kepala sekolah

6 harus dapat menyesuaikan gaya kepemimpinannya. Sikap inovatif akan membawa guru kepada keinginan untuk menghasilkan dan mengaplikasikan hal-hal yang baru dalam proses pembelajaran di kelasnya. Wess dan Farr dalam De Jong dan Kemp (2003:191) mengemukakan perilaku inovatif adalah semua perilaku individu yang diarahkan untuk menghasilkan, memperkenalkan, dan mengaplikasikan hal-hal baru, yang bermanfaat dalam berbagai level organisasi. Stein dan Woodman dalam Brazeal dan Herbert (1997:145) mengatakan bahwa inovasi adalah implementasi yang berhasil dari ide-ide kreatif. Dengan ide-ide yang kreatif akan membawa guru kepada keinginan untuk berbuat yang sebaik mungkin terhadap kegiatan mengajarnya. Pada umumnya kepala sekolah menggunakan gaya gabungan antara pembagian tugas dan hubungan manusia. Pembagian tugas merupakan strategi kepala sekolah yang lebih mengutamakan setiap tugas dapat dilaksanakan dengan baik oleh masing-masing tenaga kependidikan. Sedangkan gaya hubungan manusiawi lebih mengutamakan pemeliharaan hubungan manusiawi dengan setiap warga sekolah. Untuk mencapai tujuan sekolah yang dipimpinnya, perlu faktor kepuasan kerja bagi kepala sekolah. Blum dalam Aryanti (2003:68) mengemukakan kepuasan kerja merupakan sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor-faktor pekerjaannya, penyesuaian diri dan hubungan sosial individu di luar kerja. Hasil penelitian yang dipaparkan Djumadi (2006) dan Tobing (2009) mengungkapkan bahwa kepuasan kerja mempengaruhi kinerja seseorang. Hasil penelitian ini

7 menyatakan bahwa kepuasan kerja dapat meningkatkan kinerja seseorang dalam bekerja. Gibson, dkk (2000:150) menyatakan kepuasan kerja adalah suatu sikap positif dan juga bisa negatif yang dipunyai individu terhadap berbagai segi pekerjaan, tempat kerja dan hubungan dengan teman sekerja. Secara umum orang menyatakan puas bekerja apabila ia senang melakukan pekerjaan yang dihadapi dan dilaksanakan setiap hari. Menurut Handoko (1997:193) kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para pegawai memandang pekerjaan mereka. Dengan demikian, guru yang memiliki kepuasan dalam bekerja akan meningkat kinerjanya. Berdasarkan permasalahan tersebut di atas penulis penting melakukan penelitian dengan judul: Hubungan komitmen penjaminan mutu sekolah, sikap inovatif, dan kepuasan kerja dengan keefektifan kepemimpinan kepala SMP se-kabupaten Deli Serdang. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut: (1) kepala Sekolah kurang tanggap terhadap guru yang tidak masuk mengajar; (2) kurang terbina komunikasi yang baik antara kepala sekolah dengan guru; (3) tidak ada tindakan tegas kepala sekolah terhadap guru yang tidak melaksanakan tugasnya dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan melakukan penilaian terhadap hasil pembelajaran siswa; (5) kepala sekolah cenderung bekerja apa adanya, atau sekedar memenuhi

8 tuntutan birokrasi sesuai instruksi pimpinan; (6) Rencana Kerja Sekolah (RKS) yang terdiri dari Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM), Rencana Kerja Tahunan (RKT), dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), bahkan cenderung copy paste; (7) banyak kepala sekolah yang kurang memahami Standar Nasional Pendidikan (SNP); (8) komitmen penjaminan mutu sekolah kepala sekolah masih belum memadai; (9) sikap inovatif kepala sekolah kurang berkembang dengan baik; (10) motivasi kerja kepala sekolah kurang optimal; (11) tingkat kepuasan kerja kepala sekolah masih rendah; dan (12) keefektifan kepemimpinan kepala sekolah masih belum optimal. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, keefektifan kepemimpinan kepala sekolah merupakan masalah yang kompleks dan berhubungan dengan banyak faktor. Oleh karena itu peneliti membatasi masalah penelitian ini, hanya untuk mencari hubungan komitmen penjaminan mutu sekolah, sikap inovatif, dan kepuasan kerja dengan keefektifan kepemimpinan kepala SMP se-kabupaten Deli Serdang. Keefektifan kepemimpinan kepala SMP dibatasi pada kompetensi manajerial dari kepala sekolah. Subjek penelitian dibatasi hanya pada kepala SMP se-kabupaten Deli Serdang. D. Perumusan Masalah Sesuai dengan pembatasan masalah yang telah disebutkan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

9 1. Apakah terdapat hubungan positif komitmen penjaminan mutu sekolah dengan keefektifan kepemimpinan kepala SMP se-kabupaten Deli Serdang. 2. Apakah terdapat hubungan positif sikap inovatif dengan keefektifan kepemimpinan kepala SMP se-kabupaten Deli Serdang. 3. Apakah terdapat hubungan positif kepuasan kerja dengan keefektifan kepemimpinan kepala SMP se-kabupaten Deli Serdang. 4. Apakah terdapat hubungan positif komitmen penjaminan mutu sekolah, sikap inovatif, dan kepuasan kerja secara bersama-sama dengan keefektifan kepemimpinan kepala SMP se-kabupaten Deli Serdang. E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui: 1. Hubungan positif komitmen penjaminan mutu sekolah dengan keefektifan kepemimpinan kepala SMP se-kabupaten Deli Serdang. 2. Hubungan positif sikap inovatif dengan keefektifan kepemimpinan kepala SMP se-kabupaten Deli Serdang. 3. Hubungan positif kepuasan kerja dengan keefektifan kepemimpinan kepala SMP se-kabupaten Deli Serdang. 4. Hubungan positif komitmen penjaminan mutu sekolah, sikap inovatif, dan kepuasan kerja dengan keefektifan kepemimpinan kepala SMP se- Kabupaten Deli Serdang.

10 F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Manfaat secara teoretis dalam penelitian ini adalah dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang komitmen penjaminan mutu sekolah, sikap inovatif, dan kepuasan kerja atau mengembangkan wawasan baru dalam peningkatan keefektifan kepemimpinan kepala SMP, dan sebagai masukan atau informasi bagi peneliti dalam pengkajian keefektifan kepemimpinan kepala SMP se-kabupaten Deli Serdang. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Kepala Sekolah 1) Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan keefektifan kepemimpinan kepala SMP dalam peningkatan mutu layanan/ pekerjaan. 2) Sebagai bahan masukan dalam melihat keterhubungan antara komitmen penjaminan mutu sekolah, sikap inovatif, dan kepuasan kerja dalam upaya meningkatkan keefektifan kepemimpinan kepala SMP se-kabupaten Deli Serdang. b. Bagi Kantor Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang Memberikan masukan tentang upaya peningkatan keefektifan kepemimpinan kepala SMP, mengingat keefektifan kepemimpinan kepala SMP dapat dipengaruhi oleh komitmen penjaminan mutu sekolah, sikap inovatif, dan kepuasan kerja.