DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ORIGINITAS DISERTASI ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. 1. Mekanisme Mediasi Penal Pada Tahap Penyidikan : mediasi penal dikenal dengan Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS).

BAB I PENDAHULUAN. negara. Hal tersebut ditegaskan di dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar

BAB V PENUTUP. putusan hakim yang telah berkekuatan hukum tetap (inkracht van

BAB I PENDAHULUAN. Ketentuan Pasal 184 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

Presiden, DPR, dan BPK.

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan pemeriksaan investigatif oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

BAB I PENDAHULUAN. mendukung pelaksanaan dan penerapan ketentuan hukum pidana materiil,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Sebagai

I. PENDAHULUAN. kali di dalam peraturan penguasa militer nomor Prt/PM-06/1957, sehingga korupsi

I. PENDAHULUAN. dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 yang menyatakan sebagai berikut bahwa : Pemerintah

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan yang sudah diuraikan sebelumnya maka penulis. menyimpulkan bahwa :

BAB III DESKRIPSI PASAL 44 AYAT 4 UU NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG KETENTUAN PIDANA KEKERASAN SUAMI KEPADA ISTERI DALAM RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. dipersidangan, dan hakim sebagai aparatur penegak hukum hanya akan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kepribadian setiap anggota keluarga. Keluarga merupakan

dengan aparatnya demi tegaknya hukum, keadilan dan perlindungan harkat dan martabat manusia. Sejak berlakunya Undang-undang nomor 8 tahun 1981

1. PELAPORAN Proses pertama bisa diawali dengan laporan atau pengaduan ke kepolisian.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai negara hukum. Negara hukum yang dimaksud adalah negara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak pihak merasa prihatin dengan maraknya peristiwa kekerasan

BAB I PENDAHULUAN. pengadilan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum. pemeriksaan di sidang pengadilan ada pada hakim. Kewenangan-kewenangan

TINJAUAN YURIDIS PERANAN BUKTI FORENSIK DAN LAPORAN INTELEJEN PADA TAHAP PENYIDIKAN TINDAK PIDANA TERORISME DI KOTA MEDAN (STUDI DI POLRESTA MEDAN)

9/13/2012 8:29 AM Ngurah Suwarnatha 1

BAB IV PENUTUP. Tinjauan hukum..., Benny Swastika, FH UI, 2011.

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan cedera ringan sampai yang berat berupa kematian.

I. PENDAHULUAN. hukum serta Undang-Undang Pidana. Sebagai suatu kenyataan sosial, masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945, sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 27 ayat (1) UUD 1945, yang

LATAR BELAKANG MASALAH

Hukum Acara Pidana. Pertemuan XXVIII & XXIX Malahayati, S.H., LL.M. (c) 2014 Malahayati 1

MENCARI KEBENARAN HUKUM DENGAN TIDAK MELAWAN HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. kongkrit. Adanya peradilan tersebut akan terjadi proses-proses hukum

BAB I PENDAHULUAN. Penyelidikan merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dari. penyidikan, KUHAP dengan tegas membedakan istilah Penyidik dan

BAB I PENDAHULUAN. pidana, oleh karena itu, hukum acara pidana merupakan suatu rangkaian

SKRIPSI UPAYA POLRI DALAM MENJAMIN KESELAMATAN SAKSI MENURUT UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

Tujuan studi ini adalah untuk: (1) mengidentifikasi dan mendeskripsikan praktik pemberian maaf dalam proses penyelesaian perkara pidana di Indonesia;

III. METODE PENELITIAN. empiris sebagai penunjang. Pendekatan secara yuridis normatif dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang khususnya berkaitan dengan hukum, moralitas serta ketidakadilan.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: dalam tahap pembahasannya. Alasan pertama selalu munculnya deadlock

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MEDAN AREA

BAB I PENDAHULUAN. semua warga negara bersama kedudukannya di dalam hukum dan. peradilan pidana di Indonesia. Sebelum Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara hukum, menyebabkan kita akan dihadapkan dengan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pergaulan

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan pemerintahan. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana. hubungan seksual dengan korban. Untuk menentukan hal yang demikian

PROSPEKRIF PENEGAKAN HUKUM BERDASARKAN PENDEKATAN KEADILAN RESTORATIF DENGAN INDIKATOR YANG DAPAT TERUKUR MANFAATNYA BAGI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. tercipta pula aturan-aturan baru dalam bidang hukum pidana tersebut. Aturanaturan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara hukum sebagaimana diatur dalam Pasal

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 4. Bentuk sanksi yang dijatuhkan oleh hakim dalam perkara kekerasan dalam

I. PENDAHULUAN. Kitab Undang-undang Hukum Pidana (Selanjutnya disebut KUHP), dan secara

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Adanya ketidakseimbangan antara perlindungan terhadap. korban kejahatan dengan perlindungan terhadap pelaku, merupakan

BAB II PERLINDUNGAN HAK- HAK TERSANGKA DALAM PROSES PEMERIKSAAN DI TINGKAT KEPOLISIAN

BAB I PENDAHULUAN. ciptaan makhluk hidup lainnya, Hal tersebut dikarenakan manusia diciptakan dengan disertai

BAB I PENDAHUULUAN. terjadi tindak pidana perkosaan. Jika mempelajari sejarah, sebenarnya jenis tindak

KEABSAHAN PENETAPAN STATUS TERSANGKA DALAM PROSES PENYELIDIKAN (STUDI KASUS PENISTAAN AGAMA Ir. BASUKI TJAHAJA PURNAMA)

BAB I PENDAHULUAN. langsung merugikan keuangan Negara dan mengganggu terciptanya. awalnya muncul Undang-undang Nomor 3 Tahun 1971 tentang

I. PENDAHULUAN. profesi maupun peraturan disiplin yang harus dipatuhi oleh setiap anggota Polri.

I. PENDAHULUAN. terhadap tindak pidana pencurian, khususnya pencurian dalam keluarga diatur didalam

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat.

BAB II HUBUNGAN KUHP DENGAN UU NO. 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya, oleh karena itu mengabaikan perlindungan

BAB IV. A. Bantuan Hukum Terhadap Tersangka Penyalahgunaan Narkotika. Dalam Proses Penyidikan Dihubungkan Dengan Undang-Undang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Asas-Asas Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

BAB I PENDAHULUAN. Pertama, hal Soerjono Soekanto, 2007, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cetakan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sorotan masyarakat karena diproses secara hukum dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. positif Indonesia lazim diartikan sebagai orang yang belum dewasa/

I. PENDAHULUAN. Hak asasi manusia merupakan dasar dari kebebasan manusia yang mengandung

BAB VII PENUTUP. A. Kesimpulan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KORBAN DAN PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN DOMESTIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

hukum terhadap tindak pidana pencurian, khususnya pencurian dalam keluarga diatur

BAB I PENDAHULUAN. pidana, seperti reglement op de rechterlijke organisatie (R.O. Stb

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum

MANFAAT DAN JANGKA WAKTU PENAHANAN SEMENTARA MENURUT KITAB UNDANG HUKUM ACARA PIDANA ( KUHAP ) Oleh : Risdalina, SH. Dosen Tetap STIH Labuhanbatu

KAJIAN HUKUM ALAT BUKTI DAN BARANG BUKTI DALAM PEMBUKTIAN TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN KEKERASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Tindak pidana pemalsuan uang mengandung nilai ketidak benaran atau palsu atas

BAB I PENDAHULUAN. hidup, tumbuh dan berkembang, berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemeriksaan suatu perkara pidana di dalam suatu proses peradilan pada

I. PENDAHULUAN. kemakmuran bagi rakyatnya. Namun apabila pengetahuan tidak diimbangi dengan rasa

BAB I PENDAHULUAN. pada Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang berbunyi Negara Indonesia adalah Negara Hukum.

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Penerapan hukum dengan cara menjunjung tinggi nilai-nilai yang

1. HUKUM ACARA PIDANA ADALAH hukum yang mempertahankan bagaimana hukum pidana materil dijalankan KUHAP = UU No 8 tahun 1981 tentang hukum acara

I. PENDAHULUAN. yang merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa dimasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, telah ditegaskan bahwa

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

LAPORAN PENELITIAN INDIVIDU PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA: PERTANGGUNGJAWABAN KORPORASI SEBAGAI SUBJEK TINDAK PIDANA DALAM RUU KUHP

BAB I PENDAHULUAN. tangga itu. Biasanya, pelaku berasal dari orang-orang terdekat yang dikenal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Negara Indonesia adalah negara bardasarkan hukum bukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perkawinan merupakan hal yang sakral bagi manusia, tujuan

"PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEREMPUANSEBAGAI KORBAN TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI KABUPATEN LUWU TIMUR" BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan di dalam masyarakat berkembang seiring dengan. tidak akan dapat hilang dengan sendirinya, sebaliknya kasus pidana semakin

BAB I PENDAHULUAN. adalah keseluruhan kumpulan peraturan-peraturan atau kaidah-kaidah dalam suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. boleh ditinggalkan oleh warga negara, penyelenggara negara, lembaga

BAB II BATASAN PENGATURAN KEKERASAN FISIK TERHADAP ISTRI JIKA DIKAITKAN DENGAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN MENURUT KETENTUAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. karena kehidupan manusia akan seimbang dan selaras dengan diterapkannya

9/6/2013 suwarnatha.webs.com

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Tindak pidana adalah kelakuan manusia yang dirumuskan dalam undang-undang, melawan

UPAYA PENEGAKAN HUKUM NARKOTIKA DI INDONESIA Oleh Putri Maha Dewi, S.H., M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

Transkripsi:

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ORIGINITAS DISERTASI ABSTRAK RINGKASAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN GLOSSARY DAFTAR SINGKATAN Halaman i ii iii vi viii xc BAB I Pendahuluan 1 A. Latar Belakang... 1 B. Permasalahan... 12 C. Tujuan Penelitian... 12 D. Manfaat Penelitian... 13 E. Kerangka Teoretis... 14 1. Teori Keseimbangan... 14 2. Teori Negara Hukum... 20 3. Teori Keadilan... 24 4. Teori Hukum Progresif... 27 5. Teori Pembaharuan Hukum Pidana... 30 6. Teori Sistem Hukum... 33 F. Kerangka Pemikiran Disertasi... 36 G. Kerangka Konseptual Disertasi... 49 H. Metode Penelitian... 50 1. Paradigma Penelitian... 50 2. Sifat Penelitian... 52 3. Metode Pendekatan... 53 4. Metode Penentuan Sampel... 54 5. Sumber Data... 55 6. Metode Pengumpulan Data... 57 7. Metode Analisa Data... 58

I. Orisionalitas Penelitian... 59 J. Sistematika Penulisan Disertasi... 62 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 64 A. Tinjauan Tentang Rekonstruksi... 64 B. Tinjauan Tentang Tindak Pidana... 68 1. Hukum Pidana... 68 2. Jenis-Jenis Delik Tindak Pidana... 70 C. Sistem Peradilan Pidana... 82 1. Sistem Peradilan Pidana Di Indonesia... 82 2. Pengertian Dan Fungsi Sistem Peradilan Pidana... 99 3. Asas-Asas Umum Dalam Sistem Peradilan Pidana. 104 D. Tinjauan Tentang Proses Peradilan Pidana Di Indonesia... 107 1. The Rule Of Law... 108 2. Asas Persamaan Di Muka Hukum (Equality Before The Law)... 117 3. Asas Praduga Tak Bersalah (Presumption Of Innocence)... 145 E. Tinjauan Tentang Beracara Di Pengadilan... 160 1. Tinjauan Tentang Pengadilan... 160 2. Prosedur Beracara Dalam Proses Pemeriksaan Di Pengadilan... 167 3. Bentuk-Bentuk Putusan Hakim Di Pengadilan... 180 F. Tinjauan Tentang Mediasi Penal... 187 1. Sejarah Munculnya Mediasi Di Indonesia... 187 2. Pengertian Mediasi Secara Umum... 197 3. Proses dan Prosedur Mediasi Di Pengadilan... 207 4. Pengertian Mediasi Penal... 212 5. Model-Model Mediasi Penal... 220 G. Tinjauan Tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)... 222 1. Pengertian Kekerasan Dalam Rumah Tangga... 222 2. Bentuk-Bentuk Kekerasan Dalam Rumah Tangga.. 227 3. Dasar Hukum Pelaksanaan Mediasi Dalam Perkara KDRT... 233 lxxx

4. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya KDRT... 235 5. Dampak Kekerasan Dalam Rumah Tangga... 240 6. Upaya Penanggulangan Kejahatan Pidana KDRT... 246 BAB III EFEKTIVITAS PENERAPAN MEDIASI PENYELESAIAN PERKARA TINDAK PIDANA KDRT DI DALAM DAN DI LUAR PROSES PERADILAN PIDANA SAAT INI 252 A. Tindak Pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga... 252 1. Perlindungan Hukum Terhadap Perempuan (Istri) Dari Tindak Pidana KDRT Di Luar KUHP... 256 2. Perlindungan Hukum Terhadap Perempuan (Istri) Dalam Kasus KDRT Di Dalam KUHP... 275 B. Penerapan Mediasi Penyelesaian Perkara Tindak Pidana KDRT Di Luar Peradilan Pidana... 280 C. Penerapan Mediasi Penyelesaian Perkara Tindak Pidana KDRT Di Dalam Peradilan Pidana... 288 D. Kebijakan Dalam Penanganan Kasus Tindak Pidana KDRT Di Indonesia... 299 1. Kebijakan Umum Dalam Penanganan Kasus KDRT 302 2. Kebijakan Unit PPA Dalam Penanganan Kasus KDRT... 310 E. Dasar Pertimbangan Penerapan Mediasi Sebagai Upaya Penyelesaian Kasus KDRT... 315 1. Pertimbangan Umum Penerapan Mediasi Dalam Kasus KDRT... 315 2. Delik Aduan Sebagai Alasan Mediasi Dalam Kasus KDRT... 326 F. Penerapan Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara Tindak Pidana KDRT... 338 1. Mekanisme Penyelesaian Perkara Tindak Pidana KDRT Berdasarkan Sistem Peradilan Pidana... 338 2. Mekanisme Penerapan Mediasi Dalam Kasus Tindak Pidana KDRT... 357 G. Efektivitas Mediasi Penyelesaian Perkara Tindak Pidana KDRT... 364 1. Efektivitas Peraturan Perundang-Undangan Sebagai Landasan Yuridis Penerapan Mediasi dalam Penyelesaian Perkara Tindak Pidana KDRT... 364 lxxxi

2. Penerapan Mediasi Penyelesaian Perkara Tindak Pidana KDRT Belum Efektif... 370 BAB IV DAMPAK NEGATIF DITERAPKANNYA MEDIASI PENYELESAIAN PERKARA TINDAK PIDANA KDRT DI DALAM DAN DI LUAR PROSES PERADILAN PIDANA DI INDONESIA 375 A. Faktor-Faktor Penghambat Penanggulangan Tindak Pidana KDRT Di Indonesia... 375 1. Undang-Undang... 375 2. Aparat Penegak Hukum... 386 3. Budaya Hukum... 400 B. Dampak Negatif Diterapkannya Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara Tindak Pidana KDRT Di Dalam Dan Di Luar Proses Peradilan Pidana Di Indonesia... 410 C. Dampak Negatif Diterapkannya Mediasi Penyelesaian Perkara Tindak Pidanan KDRT Di Dalam Dan Di Luar Proses Peradilan Pidana Di Indonesia Berdasarkan Tujuan Berkeluarga Menurut Pandangan Dunia Timur Dan Dunia Barat... 417 BAB V REKONSTRUKSI MEDIASI PENYELESAIAN PERKARA TINDAK PIDANA KDRT DI DALAM DAN DI LUAR PROSES PERADILAN BERBASIS NILAI-NILAI KEADILAN PANCASILA 426 A. Praktik Mediasi KDRT Di Beberapa Negara... 426 1. Perbandingan Regulasi Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara Tindak Pidana KDRT Di Beberapa Negara... 426 2. Perbandingan Penerapan Mediasi Di Beberapa Negara... 445 B. Mediasi Sebagai Alternatif Penyelesaian Perkara Tindak Pidana KDRT Dalam RUU KUHP 2015... 464 C. Mediasi Perkara Tindak Pidana KDRT Dalam Perspektif Hukum Islam... 477 1. Kekerasan Dalam Rumah Tangga Berdasarkan Hukum Islam... 477 2. Mediasi Perkara Tindak Pidana KDRT Berdasarkan Hukum Islam... 487 lxxxii

D. Rekonstruksi Mediasi Penyelesaian Perkara Tindak Pidana KDRT Berbasis Nilai-Nilai Keadilan Pancasila... 492 BAB VI PENUTUP 515 A. Kesimpulan... 515 B. Implikasi Hasil Kajian Disertasi... 517 C. Saran - Saran... 518 DAFTAR PUSTAKA 520 INDEKS 530 lxxxiii

DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Orisionalitas Penelitian... 59 Tabel 5.1 Regulasi Mediasi di Beberapa Negara... 440 Tabel 5.2 Rangkuman Rekonstruksi Mediasi Penyelesaian Perkara Tindak Pidana KDRT... 513 lxxxiv

DAFTAR BAGAN Bagan 1.1 Bagan 1.2 Bagan 1.3 Bagan 1.4 Kerangka Pemikiran Mediasi Kasus KDRT Di Luar Proses Peradilan... Kerangka Pemikiran Mediasi Kasus KDRT Pada Proses Penyidikan... Kerangka Pemikiran Mediasi Kasus KDRT Pada Proses Penuntutan... Kerangka Pemikiran Mediasi Kasus KDRT Pada Proses Persidangan... 38 41 43 45 Bagan 2.1 Komponen-Komponen Sistem Peradilan Pidana (SPP)... 97 Bagan 4.1 Penanganan Korban KDRT Berdasarkan Perkap Nomor 3 Tahun 2008... 313 Bagan 4.2 Penanganan Kasus KDRT Berdasarkan Delik Aduan... 328 Bagan 4.3 Mekanisme Kasus Tindak Pidana KDRT... 340 Bagan 4.4 Proses Penyelidikan Dan Penyidikan Kasus Pidana KDRT... 344 Bagan 4.5 Penanganan Kasus KDRT Pada Proses Penuntutan... 346 Bagan 4.6 Proses Pemeriksaan Kasus KDRT Dalam Sistem Peradilan Pidana... 353 lxxxv