BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern, keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Hal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizka Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

PENGARUH TEKNIK PENGELOMPOKAN KATA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KABANJAHE TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. benar. Seseorang dapat dikatakan telah mampu menulis dengan baik jika pembacanya

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Di zaman yang modern ini kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. komponen keterampilan yang harus diperhatikan dan dilatih, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

EVA LATIFAH, 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN METODE SPALDING MELALUI MEDIA GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya dunia pendidikan, pengajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. itu, dalam UU RI No. 20, Tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengajar menjadi terarah dan mencapai sasaran pendidikan.

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. tidak langsung dan juga suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik memerlukan suatu sistem pendidikan yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alfa Mitri Suhara, 2013

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu. mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Yanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat aspek keterampilan yaitu keterampilan

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

I. PENDAHULUAN. dapat dipisahkan antara satu sama lain. Keempat komponen itu ialah keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB 1 PENDAHULUAN. yang terdiri atas menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi siswa dalam bidang-bidang tertentu. Penguasaan keterampilan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. lebih terfokus. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara siswa dengan guru dan

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE PENGELOMPOKAN IDE (CLUSTERING) BERBASIS MEDIA GAMBAR FOTOGRAFI

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia menurut Kurikulum Tingkat Satuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat jenis keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. keempat keterampilan tersebut memegang

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran menulis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu aktivitas yang dipengaruhi oleh daya pikir untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Di dalam kurikulum ini terdapat pergeseran model pembelajaran dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Swie Indarti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. karena keterampilan menulis selalu digunakan dalam dunia pendidikan, mulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan modern, keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Hal ini terlihat dari banyaknya alat komunikasi yang sangat memerlukan keterampilan menulis karena dunia modern sangat identik dengan dunia ilmiah yang memerlukan keterampilan menulis dalam menyampaikan pemikiran-pemikiran. Pemikiran-pemikiran yang cemerlang dituangkan ke dalam tulisan-tulisan agar dapat dibaca oleh orang banyak. Oleh karena itu, tidaklah terlalu berlebihan bila dikatakan bahwa keterampilan menulis merupakan ciri-ciri terpelajar. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan Ahmadi dalam Syahrudin (2006: 2) di abad modern ini kemampuan menulis dengan jelas, padat dan tepat merupakan kualifikasi yang pada umumnya diperlukan agar berhasil dalam dunia dagang, pendidikan atau profesi. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara bertatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan kegiatan produktif dan ekspresif. Keterampilan menulis merupakan kemampuan mengekspresikan, pikiran, perasaan, pengalaman dalam bentuk tulisan yang disusun secara sistematis dan logis, sehingga tulisanya dapat dipahami oleh pembaca.

2 Sebagaimana yang dikatakan Badudu (2000 : 10) menulis merupakan suatu keterampilan yang produktif dan ekspresif, artinya selalu diperlukan dalam berbagai kepentingan dalam berbagai kehidupan dan dapat mengungkapkan gagasan/ ide, pikiran dan perasaan kepada orang lain secara tidak langsung atau tidak bertatap muka dengan lawan bicara. Meskipun telah disadari bahwa penguasaan bahasa tulis mutlak dalam kehidupan, namun pada kenyataan di lapangan, keterampilan menulis khususnya di sekolah menengah pertama masih belum pada standar yang diharapkan. Kenyataan tersebut terjadi salah satunya karena faktor pengajaran yang selalu memfokuskan anak pada teori-teori kebahasaan dibandingkan menuntut anak untuk mahir dalam keterampilan berbahasa, salah satunya keterampilan menulis. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kegiatan menulis siswa masih rendah dibandingkan dengan kegiatan berbahasa lainnya yaitu: berbicara, membaca, dan menyimak. Dari hasil studi pendahuluan diketahui bahwa sebagian besar siswa merasa tidak dapat mengungkapkan dan menemukan ide, gagasan dan pikiranya yang akan ditulis. Siswa tidak tahu bagaimana memulai dan menyusun ide-ide untuk menulis. Kondisi ini diperkuat oleh pernyataan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah kita selama ini masih belum mencapai hasil yang diharapkan, apalagi untuk sampai di sebut memuaskan (Jamaludin, 2003: 45). Pada kenyataannya tidak semua siswa dapat menuangkan ide, perasaan, informasi, dan pemikiranya ke dalam tulisan. Penelitian yang dilakukan Heniati (2006: 2) menyatakan bahwa faktor penyebab ketidakmampuan siswa tersebut diantaranya guru lebih banyak menekankan teori dan pengetahuan bahasa dari pada mengutamakan keterampilan berbahasa. Disamping itu proses belajar

3 mengajar lebih banyak didominasi oleh guru, kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk berperan serta. Nurmala (2008: 8) berpendapat bahwa kesulitan ini disebabkan faktor psikologis dan metodologis. Secara psikologis, kebanyakan siswa menganggap menulis sebagai beban karena merasa kurang mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Secara metodologis, guru umumnya kurang bervariasi dalam memilih metode dan strategi pembelajaran. Sejalan dengan yang dikatakan Durachman dalam Heniati (2006: 5) ada beberapa hambatan dalam menulis, hambatan pertama yaitu sulitnya mengungkapkan ide ke dalam tulisan. Hambatan kedua sangat miskinya bahan yang akan di tulis. Hambatan ketiga kurang memadainya kemampuan kebahasaan yang dimiliki. Hambatan keempat, kurangnya pengetahuan tentang kaidah-kaidah menulis. Hambatan yang terakhir kurangnya kesadaran akan pentingnya menulis. Oleh karena itu menjadi tugas gurulah untuk memilih metode dan media yang tepat dalam pembelajaran menulis di kelas untuk mencari solusi terhadap hambatanhambatan yang dihadapi siswa dalam menulis. Dengan metode itu diharapkan ditemukan solusi terhadap hambatan-hambatan yang dihadapi. Menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa yang dipelajari di sekolah memerlukan pembelajaran yang menekankan bagaimana menulis itu sendiri, bukan hanya teori-teori tentang menulis. Teori-teori bagaimana menulis yang baik memang penting, tetapi praktik menulis itu sendiri lebih penting. Alwasilah (2005: 5) menyatakan bahwa kesalahan pendidikan selama ini adalah keberpihakan sistem kepada kognitif sehingga sedikit sekali siswa yang gemar menulis.

4 Dalam kegiatan belajar mengajar, keterampilan menulis bukanlah sesuatu yang dapat diajarkan melalui penjelasan saja. Siswa tidak dapat memperoleh keterampilan menulis hanya dengan menunggu, mendengarkan, atau mencatat uraian guru. Keterampilan menulis memerlukan latihan dan praktik yang berkelanjutan. Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar mengajar siswa harus langsung berlatih menulis. Tanpa adanya proses berlatih tidak mungkin keterampilan atau kemampuan menulis pada diri siswa akan muncul. Hal ini sesuai dengan pernyataan Tarigan (1994: 1) bahwa keterampilan menulis hanya diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan, walaupun tidak semua orang mempunyai minat dan bakat yang sama terhadap menulis. Sebagai sebuah keterampilan, untuk mencapai kualitas tulisan yang baik, kegiatan menulis dapat diupayakan melalui berbagai cara. Salah satu caranya adalah melalui penggunaan metode pembelajaran menulis yang nyaman (tidak membebani). Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa keterampilan menulis merupakan suatu aktivitas yang melibatkan aspek ide, motivasi, dan pikiran. Aspek-aspek ini merupakan sarana bagi terekspresikannya gagasan dengan baik. Penguasaan terhadap aspek-aspek ini dapat dilakukan melalui pelatihan, baik secara langsung maupun secara tidak langsung dalam kegiatan menulis. Faktor-faktor yang meliputi guru, siswa, dan materi pelajaran yang saling mendukung akan menjadi penentu keberhasilan dalam pembelajaran. Untuk itu guru tentunya harus mempunyai kredibilitas atau kemampuan dan pengetahuan yang cukup dalam melakukan kegiatan pembelajaran, memilih metode dan media

5 dalam pembelajaran yang tepat, sesuai, bervariasi; sehingga dapat membangkitkan motivasi, minat, dan bakat siswa terutama dalam pembelajaran menulis. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) metode dan media pembelajaran khususnya untuk mata pelajaran bahasa Indonesia tidak dijabarkan secara rinci. Dengan demikian, guru diberi kesempatan dan keleluasaan untuk memilih metode dan media pembelajaran yang dianggap cocok dengan materi yang akan disampaikan. Berdasarkan hal tersebut jelaslah bahwa kemampuan guru menerapkan metode dan media pembelajaran merupakan salah satu penentu keberhasilan kegiatan pembelajaran. Salah satu standar kompetensi yang harus dimiliki siswa SMP dalam keterampilan menulis adalah mampu mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan pengalaman secara tertulis dalam berbagai bentuk tulisan salah satunya adalah menulis karangan narasi. Dengan demikian menulis karangan narasi merupakan suatu kegiatan mengekspresikan kembali pikiran, pendapat, gagasan, dan perasaan sebagai salah satu bentuk mengasah kemampuan berbahasa siswa, terutama melatih kemampuan menulisnya. Dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) efektif dan efisien maka guru ditntut menggunakan metode yang tepat dalam kegiatan pembelajaranya. Salah satu metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia khusus aspek menulis di antaranya menggunakan metode pengelompokan ide (clustering).

6 Metode pengelompokan ide (clustering) adalah, suatu cara memilah pemikiran-pemikiran yang saling berkaitan dengan menuangkannya di atas kertas, tanpa mempertimbangkan kebenaran atau nilainya (DePorter, 2000:180). Artinya sebuah pemikiran yang dikelompokan di atas kertas hampir sama seperti proses berpikir yang terjadi dalam otak, walaupun dalam bentuk yang disederhanakan. Clustering atau pengelompokan ide merupakan suatu cara memilah gagasan atau menata pikiran dan menuangkannya ke atas kertas secepatnya, yaitu dengan cara, melihat dan membuat kaitan antara gagasan, mengembangkan gagasan-gagasan yang telah dikemukakan, menelusuri jalan pikiran yang ditempuh otak agar mencapai suatu konsep, bekerja secara alamiah dengan gagasan-gagasan tanpa penyuntingan atau pertimbangan, memvisualkan hal-hal khusus dan mengingatnya kembali dengan mudah, mengalami desakan kuat untuk menulis. Selain itu DePorter (2000:184) mengatakan bahwa metode pengelompokan ide (clustering) dapat digunakan untuk segala jenis tulisan, dari laporan, esai, proposal hingga puisi dan cerita. Selama ini, penerapan metode pengelompokan ide dengan menggunakan media gambar dalam peningkatan keterampilan menulis siswa. Metode pengelompokan ide (Clustering) tentu akan sangat membantu siswa dalam memanfaatkan potensi kedua belah otaknya. Adanya interaksi yang luar biasa antara kedua belahan otak dapat memicu kreativitas yang memberikan kemudahan dalam proses menulis. Terbiasanya siswa menggunakan dan mengembangkan potensi kedua otaknya, akan dicapai peningkatan beberapa aspek, yaitu

7 konsentrasi, kreativitas, dan pemahaman sehingga siswa dapat mengembangkan tulisannya melalui pengelompokan ide (clustering). Sebagai upaya untuk mencari alternatif dalam pembelajaran menulis, khususnya kemampuan menulis karangan narasi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode clustering atau pengelompokan ide sebagai metode menulis karangan narasi bagi siswa SMP. Selain metode yang inovatif dan variatif, salah satu cara untuk meningkatkan minat dan gairah belajar siswa dalam menulis karangan narasi, yaitu dengan menggunakan media yang menarik. Karena media adalah sarana sebagai penyampai informasi (materi pelajaran) kepada penerima (siswa). Dengan penggunaan media yang menarik, pembelajaran menulis narasi diharapkan lebih menyenangkan dan dapat membantu kesulitan siswa dalam memperoleh ide (inspirasi) ketika menulis karangan narasi. Pada umumnya hasil belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran akan tahan lama sehingga kualitas pembelajaran mempunyai nilai tinggi, karena media pembelajaran meletakan dasar-dasar yang kongkrit untuk berfikir dan dapat mengurangi verbalisme. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran menulis telah mendapatkan nilai yang positif, hal ini telah dibuktikan oleh seorang pakar pendidikan, yaitu Suyatno. Suyatno (2004) telah mengujicobakan penggunaan media gambar tersebut baik di SD, SMP, SMA maupun SMK. Dan hasilnya menunjukkan bahwa media fotografi dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa. Pemilihan subjek kelas VII Sekolah Menengah Pertama dalam pembelajaran menulis karangan narasi melalui metode pengelompokan ide

8 (clustering) berbasis media gambar fotografi karena berdasarkan sebagaimana diketahui siswa kelas VII SMP merupakan siswa yang berumur antara 12-15 tahun. Desmita (2006: 194) merinci perkembangan kognitif siswa pada rentang umur 12-15 tahun dikelompokkan sebagai kelompok masa remaja awal. Masa remaja adalah suatu periode di mana kapasitas untuk memperoleh pengetahuan secara efisien mencapai puncaknya. Hal ini terjadi karena selama periode remaja ini proses pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan. Sistem syaraf yang berfungsi memproses informasi berkembang dengan cepat. Penelitian mengenai metode ini sudah pernah dilakukan, antara lain, penelitian yang dilakukan oleh Tuniah dengan judul Penerapan Metode Clustering dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 18 Bandung dan penelitian Ayu Kurniasih yang berjudul Penggunaan Teknik Pengelompokan (Clustering) dalam Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi Pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 7 Bandung tahun ajaran 2007/2008. Penelitian lain, dilakukan oleh Idah Faridah Laily dalam tesisnya yang berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dan Kemampuan Imajinatif Siswa Sekolah Dasar Melalui Metode Imajinasi dengan Menggunakan Media Gambar Fotografi. Penelitian-penelitian tersebut membuktikan keberhasilan terhadap metode yang akan digunakan dalam penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut akan dijadikan pedoman untuk mengarahkan penelitian yang akan dilakukan. Oleh karena itu, metode pengelompokan ide (clustering) diperkirakan efektif untuk

9 membantu meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi yang perlu diteliti secara empiris. Berkaitan dengan permasalahan di atas, diperlukan penelitian untuk memberikan solusi yang tepat sehingga kemampuan menulis siswa dapat meningkat. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengangkat judul Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Metode Pengelompokan ide (Clustering) Berbasis Media Gambar Fotografi Pada Siswa Kelas VII SMP Ghanesa Kota Bandung Tahun Ajaran 2010/2011. B. Identifikasi Masaslah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Pengajaran menulis di sekolah belum terlaksana dengan baik. Hal ini terlihat dari kemampuan siswa dalam menulis masih minim. Kelemahan ini selain disebabkan oleh siswa, juga karena diperlukan cara mengajar yang lebih menarik, dan lebih bervariasi. 2. Penggunaan metode dan media pembelajaran menulis harus lebih bervariasi. Suatu metode dan media pembelajaran yang digunakan guru akan sangat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar. Oleh karena itu suatu metode atau teknik yang tepat dan bervariasi dapat mendukung keberhasilan pembelajaran.

10 C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah kemampuan awal menulis narasi pada siswa kelas VII SMP Ganesha Kota Bandung? 2. Bagaimanakah proses pembelajaran menulis karangan narasi melalui metode pengelompokan ide (clustering) berbasis media gambar fotografi pada siswa kelas VII SMP Ghanesa Kota Bandung? 3. Apakah metode pengelompokan ide (clustering) berbasis media gambar fotografi efektif untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas VII SMP Ghanesa Koa Bandung? D. Batasan Masalah Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis hanya akan membahas masalah yang berkaitan dengan pembelajaran menulis narasi siswa melalui metode pengelompokan ide (clustering) berbasis media gambar fotografi pada siswa kelas VII SMP Ghanesa Kota Bandung. E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengidentifikasi kemampuan awal menulis narasi pada siswa kelas VII SMP Ganesha Bandung.

11 2. Mendeskripsikan proses pembelajaran menulis karangan narasi melalui metode pengelompokan ide (clustering) berbasis media gambar fotografi pada siswa kelas VII SMP Ghanesa Kota Bandung. 3. Mengetahui keefektifan metode pengelompokan ide (clustering) berbasis media gambar fotografi dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas VII SMP Ghanesa Kota Bandung melalui metode pengelompokan ide (clustering) berbasis media gambar fotografi. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap proses pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pembelajaran keterampilan menulis, baik dalam proses maupun hasil belajar siswa. Maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap berbagai pihak dan dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran menulis di sekolah-sekolah. Secara rinci hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak antara lain: Bagi peneliti dapat mengetahui dan menambah wawasan pengalaman di dalam menerapkan metode pengelompokan ide (clustering) berbasis media gambar fotografi untuk meningkatkan kemampuan menulis. Bagi guru dapat memperoleh masukan tentang penggunaan metode pengelompokan ide (clustering) berbasis media gambar fotografi dan dapat menggunakanya sebagai alternatif metode pengajaran yang dilaksanakan di kelas. Bagi siswa dapat memanfaatkan metode pengelompokan ide (clustering) untuk mengembangkan

12 kompetensi menulisnya secara efektif dan efisien dalam berbagai bentuk karangan. Bagi lembaga pendidikan/ sekolah dapat mengembangkan metode pengelompokan ide (clustering) ini untuk mata pelajaran yang ada dengan menfasilitasi sarana dan prasarana. Bagi peningkatan ilmu pengetahuan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan khazanah bahasa Indonesia. G. Anggapan Dasar Berdasarkan rumusan masalah, maka anggapan dasar yang dapat penulis rumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang sangat penting. 2. Kemampuan menulis siswa harus ditingkatkan dan mendapat latihan yang proporsional dengan teknik yang bervariasi. 3. Menulis karangan narasi merupakan latihan yang dapat memberi peluang untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa. 4. Metode pengelompokan ide (clustering) berbasis media gambar fotografi dapat menjadi alternatif untuk membantu membuka inspirasi dalam menulis karangan narasi. H. Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. H 0 = metode pengelompokan ide (clustering) berbasis media gambar fotografi tidak efektif untuk meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa pada siswa kelas VII SMP Ghanesa Kota Bandung.

13 H a = metode pengelompokan ide (clustering) berbasis media gambar fotografi efektif untuk meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa kelas VII SMP Ghanesa Kota Bandung. I. Definisi Operasional Dalam proses penelitian, seorang peneliti harus mempunyai konsep operasional yang jelas agar hasil penelitiannya dapat memberi makna kepada pembaca. Adapun definisi operasional penelitian ini, sebagai berikut. 1. Peningkatan kemampuan menulis karangan narasi adalah upaya meningkatkan kemampuan siswa menulis karangan narasi dalam menuangkan ide, gagasan dalam bentuk tulisan karangan narasi. Menulis adalah kegiatan mengekspresikan ide, gagasan atau perasaan mengenai sesuatu sehingga dapat dipahami oleh pembaca. Saat menuangkan gagasan atau idenya, siswa menunjukkan kemampuan dalam mengorganisasikan ide karangan, menggunakan pilihan kata, menggunakan kalimat, dan menggunakan ejaan yang tepat. 2. Karangan narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan atau mengisahkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi, sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Karangan narasi merupakan salah satu bentuk wacana yang mengutamakan penceritaan atau pengisahan suatu peristiwa atau kejadian. Di dalam peristiwa itu terdapat berbagai tindakan atau perbuatan yang terdapat dalam peristiwa berlangsung secara kronologis.

14 Jadi, yang dimaksud narasi di sini adalah tulisan atau karangan siswa kelas VII yang menggambarkan suatu kejadian atau peristiwa yang pernah dialaminya, kemudian dirangkai dalam alur cerita yang mengandung unsur perbuatan dan waktu. 3. Metode pengelompokan ide (clustering) berbasis media gambar fotografi dalam pembelajaran menulis karangan narasi adalah rangkaian kegiatan menulis yang sistematis dengan menggunakan media yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menuangkan ide tulisan dengan mengembangkan dan menyusunya menjadi sebuah tulisan yang padu dan sistematis ke dalam karangan narasi. Metode ini menekankan pada generalisasi ide-ide dan penataan pikiran siswa serta memilah pemiikiranpemikiran yang logis dan bersistem untuk melahirkan, mengembangkan dan menyususn ide sehingga melahirkan pola yang memberikan titik awal dari rencana yang akan dikembangkan dalam tulisan (karangan)..