Peningkatan Pengenalan Konsep Gejala Alam melalui Metode Eksperimen pada Anak Kelompok BTK Aisyiyah Kadipiro 1 Surakarta Tahun Ajaran 2013/ 2014

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN SAINS MELALUI METODE BERMAIN ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH PUNGGAWAN TAHUN 2016/2017

Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Model Pembelajaran Talking Stick

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

PENERAPAN OUTDOOR LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH NUSUKAN I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

Peningkatan Pemahaman Konsep Bilangan 1-10 Melalui Model Pembelajaran Guided Discovery

Iud Puspita Wijianingsih 1, Ruli Hafidah 1 Yudianto Sujana

Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2 Program Studi PGSD, Universitas Sebelas Maret.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN 1-20 MELALUI MEDIA KARTU BERGAMBAR PADA KELOMPOK B TK AISYIYAH 21 PREMULUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

Nur Khasananah 1, Triyono 2, Joharman 3 FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret

Andrefi Purjiningrum 1, Siti Wahyuningsih 2, Rukayah 2

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SDN 3 DOROWATI TAHUN AJARAN 2014/2015


PENDAHULUAN. Tri Widiyaningsih 1, Matsuri 2, Joko Daryanto 2

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER ENERGI MELALUI METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA ANAK MELALUI MEDIA POP UP BOOK PADA KELOMPOK B TK AL ISLAM 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/201

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

PENINGKATAN PENGENALAN HURUF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM PADA ANAK KELOMPOK A TK AL ISLAM 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015 / 2016

PENINGKATAN PEMAHAMAN PENGGOLONGAN BENDA MELALUI

Program studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PANGGUNG BONEKA PADA ANAK KELOMPOK B3 TK AL-HUDA KERTEN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

Dwi Hastuti 1), Hadi Mulyono 2), Hadiyah 2)


Upaya Meningkatkan Kemampuan Interaksi Sosial melalui Metode Numbered Heads Together Kelompok A TK Aisyiyah 56 Baron Tahun Ajaran 2014/2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK DAN PENGARUHNYA TERHADAP DARATAN MELALUI METODE GUIDED NOTE TAKING (GNT) BERBASIS MULTIMEDIA

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KUWARASAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI MUNGGU TAHUN AJARAN 2013/2014

Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

SKRIPSI. Oleh : APRILIA PUSPITASARI K

UPAYA PENINGKATAN PENGENALAN PENGETAHUAN PERISTIWA ALAM MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA ANAK KELOMPOK B TK ADINDA MOJOLABAN SUKOHARJO TAHUN 2012/2013

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode Demonstrasi dengan Corrugated Paper Pada Anak Kelompok B RA Permata Hati Jebres Surakarta

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGURUTKAN POLA BENTUK GEOMETRI DENGAN MEDIA PAPAN BULETIN PADA ANAK KELOMPOK B BA AISYIYAH SANGGRAHAN TAHUN AJARAN 2015/ 2016

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN 1 SIDOMUKTI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI SAINS DENGAN MEDIA AIR DI TK MUSLIMAT 3 KEMIRI BLORA

PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRIT BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI


PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIATY (SETS)

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN MEDIA BENDA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS III SDN 3 PANJER

UPAYA PENINGKATAN KECERDASAN LINGUISTIK MELALUI PENGGUNAAN METODE KARYAWISATA PADA ANAK KELOMPOK A TKIT NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

Kata kunci: Science, Environment, Technology, and Society (SETS), pemahaman konsep, pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan

Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode Demonstrasi dengan Corrugated Paper Peserta Didik Kelompok B RA Permata Hati Jebres Surakarta

Program Studi PGSD, Universitas Sebelas Maret

PENERAPAN MODEL GUIDED INQUIRY DENGAN SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SDN 1 SIKAYU TAHUN 2015/2016

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN BERPIKIR KRITIS PEMBELAJARAN IPA TENTANG CAHAYA PADA SISWA KELAS V SD

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SLARANG 05 TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP WARNA MELALUI METODE PROYEK. Sri Endah Cahyaningsih

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN PADA ANAK DENGAN PERMAINAN ULAR TANGGA DI KB ABC BLORONG

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KOPERASI MELALUI METODE MIND MAPPING

PENGGUNAAN MEDIA KIT IPA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA

PENERAPAN MODEL VISUALIZATION AUDITORY KINESTETIC (VAK) DENGAN MULTIMEDIA

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP

PENGGUNAAN STRATEGI GIVING QUESTIONS AND GETTING ANSWERS

Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA SEKOLAH DASAR

SKRIPSI. Oleh : ATEIN RESPATI NINGRUM K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PENINGKATAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE CERITA DENGAN TEMA MURIDKU RANI PADA ANAK KELOMPOK B TK AL-ISLAM 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

662 Aplikasi Model Sains...

PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL GUNA PENINGKATAN PENGENALAN POLA MATEMATIKA PADA ANAK KELOMPOK A TK KARANG INDRIYA TAHUN AJARAN 2014/2015

Disusun Oleh: NENYATI DESY PUTRIYANTO A PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENERAPAN METODE PERMAINAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS V SD N 2 JATINEGORO TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI BERMAIN KARTU ANGKA PADA ANAK KELOMPOK B TK MUSLIMAT NU PUNGGURSUGIH

PENERAPAN METODE MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI PANAS, BUNYI, DAN ALTERNATIF

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 KEDAWUNG

PENERAPAN MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITAMATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Kata kunci : Macromedia flash, sains teknologi masyarakat, IPA

PENERAPAN MODEL KOLABORATIF TEKNIK PREDICT OBSERVE EXPLAIN

PENGGUNAAN MEDIA NERACA BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Anak Usia Dini.

IMPLEMENTASI STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TEAM QUIZ DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD N 3 GUNUNGMUJIL TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

UPAYA MENINGKATKAN MOTORIK HALUS MELALUI MEDIA PENGOLAHAN BAHAN BEKAS PADA ANAK KELOMPOK A TK MUTIARA SURAKARTA AJARAN 2013/2014.

Keywords: Scientific, Concrete Media, Mathematics

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

1. Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2,3. Dosen PGSD FKIP UNS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG DAUR AIR PADA SISWA KELAS V SDN 1 PEJAGOAN TAHUN AJARAN

Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini.

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Mukarromah et al., Penerapan Model Pembelajaran...

Barel Darussalam 1, Drs. Sutrisno, S.T,M.Pd. 2, Eko Supri Murtiono, S.T,M.T. 3

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN MELALUI BERMAIN KONSTRUKTIF PADA ANAK KELOMPOK A1 Reni Dewi Nur Isnaini 1, Yudianto Sujana 1, Djaelani 2

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SDN 1 PURWOGONDO TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGENALAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PERMAINAN TEBAK KATA PADA ANAK KELOMPOK B TK/RA CEMARA DUA SURAKARTA TAHUN AJARAN

JURNAL. Oleh. Naelal Ngiza NIM

PENGGUNAAN MEDIA KIT BERBASIS SEQIP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

PENGGUNAAN MIND MIND DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KEDUNGWINANGUN

Keywords: Creative Problem Solving, process skill, Natural Science

PENERAPAN MODEL PBL (PROBLEM BASED LEARNING) PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SD

Transkripsi:

Peningkatan Pengenalan Konsep Gejala Alam melalui Metode Eksperimen pada Anak Kelompok BTK Aisyiyah Kadipiro 1 Surakarta Tahun Ajaran 2013/ 2014 Ayom Estu Royani 1, Samidi 2, Joko Daryanto 2 1 Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2 Program Studi PGSD, Universitas Sebelas Maret Email:ayom.paud@gmail.com, samidi02@gmail.com, mangunsih@yahoo.co.id ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengenalan konsep gejala alam melalui metode eksperimen pada anak kelompok B TK Aisyiyah Kadipiro 1 Surakarta tahun ajaran 2013/ 2014.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian adalah anak kelompok B TK Aisyiyah Kadipiro 1 Surakarta yang berjumlah 31 anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui metode eksperimen dapat meningkatkan pengenalan konsep gejala alam pada anak kelompok B TK Aisyiyah Kadipiro 1 Surakarta. Hal ini terbukti pada hasil siklus I dan siklus II sebagai berikut: pada siklus I dari 31 anak, sebanyak 16 anak atau 51,61% mencapai nilai tuntas. Pada siklus II sebanyak 25 anak atau 80,65% mencapai nilai tuntas. Kata kunci: pengenalan konsep, gejala alam, metode eksperimen. ABSTRACT The purpose of this thesis is to improve the recognition of natural symptom concept by using experiment method at group child B of Aisyiyah Kadipiro 1 kindergarten Surakarta in period 2013/2014. The research represent the classroom action research. The subject of this research are 31 childs in B group of Aisyiyah Kadipiro 1 kindergarten Surakarta. The Result of the research showed that through of experiment method can improve the concept recognition of natural symptom at children of B group Aisyiyah Kadipiro 1 kindergarten Surakarta. This proven at the result of first cycles and second cycles as follow: At the first cycles, from 31 childs, 16 childs or 51,61% reaching complete value. At the second cycles 25 childs or 80,65% reaching complete value. Keywords: concept recognition, natural symptom, experiment method. PENDAHULUAN Pengetahuan umum dan sains adalah salah satu lingkup perkembangan kognitif yang ada dalam standar pendidikan anak usia dini. Sains adalah pengetahuan yang mempelajari, menjelaskan, serta menginvestigasi fenomena alam dengan segala aspeknya yang bersifat empiris (Putra, 2013: 51). Sedangkan Ragil (2013) menyatakan, Sains merupakan ilmu yang pokok bahasannya adalah alam dan segala isinya. Kegiatan dalam sains yakni seperti memperhatikan peristiwa alam, mencari tahu apa, bagaimana, dan mengapa tentang suatu gejala alam dan hubungan kausalnya (hlm. 1). Pada anak usia dini pengembangan sains lebih bersifat dasar dan mengenalkan, kegiatan belajar yang menyenangkan, penyelidikan dan percobaan untuk mencari tahu kenyataan yang ada di dunia sekitar. Melalui pengenalan aktivitas sains, anak akan mengembangkan kemampuan kognitifnya serta mendorong daya imajinasi anak. 1

Pengenalan konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari khususnya gejala alam pada Taman Kanak-kanak, diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir anak. Salah satunya dengan menemukan pengetahuan mereka sendiri melalui kegiatan yang tepat yakni melibatkan mereka secara langsung dalam menemukan pengetahuan itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan metode pembelajaran yang dapat membuat anak didik mempunyai pengalaman belajar langsung agar lebih bermakna. Berdasarkan pengamatan pada anak kelompok B TK Aisyiyah Kadipiro 1 Surakarta, ditemukan bahwa proses pembelajaran khususnya dalam pengembangan sains dalam pengenalan konsep sederhana sehari-hari, sebanyak 31 siswa, 32,26% di antaranya atau sekitar 10 anak saja yang mampu memahami tentang konsep gejala alam. Berdasarkan hal-hal di atas maka perlu adanya peningkatan pembelajaran menggunakan penerapan metode yang tepat. Selain untuk menambah pengetahuan anak mengenai lingkungan, menemukan sebuah pengetahuan secara langsung dengan metode dan pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir anak akan membuat sebuah kegiatan lebih bermakna. Gejala alam dapat diuraikan dengan cara yang lebih nyata tanpa harus melakukan pengamatan langsung namun anak dapat tetap memahami yaitu salah satunya dengan membuat model tiruannya.melalui stimulasi yang diberikan akan memicu rasa ingin tahu anak sehingga dapat membuat anak tertarik untuk menyelidiki gejala alam yang terjadi di sekitarnya. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan adalah melalui metode eksperimen. Pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen memberikan kesempatan anak didik untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses tertentu (Abimanyu& Sulo, 2010: 7-17). Metode eksperimen dipilih sebagai metode untuk meningkatakan pengenalan konsep gejala alam untuk anak usia dini karena kegiatan dalam metode eksperimen menggunakan model tiruan benda asli yang akan dipelajari namun dalam skala yang lebih kecil atau miniatur sehingga memudahkan anak untuk belajar secara langsung dan mengetahui bagaimana sebuah fenomena itu terjadi. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut: Apakah penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan pengenalan konsep gejala alam pada anak kelompok B TK Aisyiyah Kadipiro 1 Surakarta tahun ajaran 2013/ 2014. Adapun tujuan masalah diatas adalah untuk meningkatkan pengenalan konsep gejala alam pada anak melalui metode eksperimen anak kelompok B TK Aisyiyah Kadipiro 1 Surakarta tahun ajaran 2013/ 2014. KAJIANPUSTAKA Pengertian mengenai konsep dijelaskan oleh beberapa ahli dengan berbagai definisi. Mengenai pengertian konsep, Samlawi dan Maftuh berpendapat, Konsep secara sederhana adalah penamaan (pemberian label) untuk sesuatu yang membantu seseorang mengenal, mengerti dan memahami sesuatu tersebut (2001:10). Menurut Iskandar (2001), konsep yakni penghubung antara fakta yang ada hubungannya. Dari fakta-fakta yang saling berkaitan tersebut, seseorang akan mudah untuk mengenal, mengerti dan memahami sesuatu. Seperti adanya tanda-tanda terjadinya sesuatu di alam, dapat berupa peristiwa yang berupa bencana maupun bukan bencana, saling berpengaruh satu sama lain, maka dari hal tersebut dapat disederhanakan dengan memberi label atau nama 2

gejala alam. Jadi konsep merupakan fakta-fakta yang ada kaitannya satu sama lain untuk memudahkan seseorang mempelajari sesuatu. Pengenalan konsep pada anak usia dini juga harus memperhatikan tingkat kematangan dan kemampuan anak. Pada pengenalan konsep gejala alam yang hendak diterapkan ini, anak didik akan dikenalkan pada hal dasar tentang gejala alam mengingat pembelajaran topik sains bersifat first-hand experience, yakni pengalaman tangan pertama (Ragil, 2013: 5). Jadi kegiatan yang diberikan bukan konsep sains yang abstrak, melainkan lebih mengembangkan kemampuan observasi, klasifikasi, pengukuran, menggunakan bilangan dan mengidentifikasi sebab akibat. Salah satu kegiatan pengenalan konsep gejala alam meliputi hubungan sebab akibat sehingga memungkinkan anak mejawab persoalan apa dan mengapa melalui benda konkrit serta lebih menekankan proses daripada produk dalam kegiatan eksperimennya. Gejala alam adalah peristiwa yang disebabkan oleh alam (Sajimin, Wulandari, & Rahmadi, 2009:113). Peristiwa-peristiwa tersebut dapat beruba bencana maupun bukan bencana.pengertian bencana alam dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana disebutkan bahwa bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.22/PRT/M/2007). Pengenalan konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam indikator Permendikas nomor 58 tahun 2009, yakni bidang pengembangan kognitif pengetahuan umum dan sains. Gilbert dan Reiner (2000: 265) berpendapat mengenai tujuan pendidikan sains yakni, Students will be encouraged to develop the thought processes involved in creating new facts, producing new explanations, and justifying those facts and explanations to the science community. Artinya Siswa akan didorong untuk mengembangkan proses berpikir yang terlibat dalam menciptakan fakta-fakta baru, menghasilkan penjelasan baru, dan membenarkan fakta-fakta dan penjelasan kepada masyarakat sains. Intinya, pengenalan pembelajaransains dapat mengembangkan sikap positif pada anak dan melatih proses berpikir anak secara objektif berdasarkan faktafakta yang dapat dibuktikan. Metode eksperimen dalam pembelajaran adalah cara penyajian bahan pelajaran untuk membuktikan suatu pertanyaan dengan melakukan sebuah percobaan (Abimanyu & Sulo, 2010: 7-17). Metode eksperimen dilakukan sebagai cara dalam peningkatan pengenalan konsep gejala alam khususnya gejala alam berupa bencana. Dengan menggunakan media dalam metode eksperimen ini, akan memudahkan anak belajar secara langsung serta diharapkan pembelajaran yang dilakukan dapat bermakna. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Taman Kanak-kanak (TK) Aisyiyah Kadipiro 1 Surakarta pada bulan Januari-Juni, semester kedua tahun ajaran 2013/2014.Subjek berjumlah 31 anak, yang terdiri dari 11 anak laki-laki dan 20 anak perempuan. Penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, 3

wawancara dengan guru, dokumentasi, dan tes. Peneliti disini sebagai observer serta dibantu teman sejawat dalam proses dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif komparatif. Pada penelitian ini pelaksanaannya terdiri dari dua yaitu tahap pertama, pengumpulan data yang diperoleh dari nilai tes, dan setiap jumlah ketuntasan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif, yaitu melihat perbandingan antara nilai hasil tes pada kondisi awal dengan nilai hasil tes pada siklus I (pertama) dan siklus II (kedua). Kemudian tahap selanjutnya setelah mendapatkan data, untuk memudahkan dalam membaca laporan hasil penelitian serta data tersebut bisa dibaca secara deskriptif, maka menggunakan analisis kritis yaitu dengan mengungkapkan kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam pembelajaran. Hasil analisis ini dijadikan dasar dalam menyusun perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya sesuai dengan siklus yang ada. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang terdiri d ari 2 siklus dan setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Guru kelas bertugas mengajar dan peneliti bertugas sebagai observer.jumlah keseluruhan anak kelompok B terdiri dari 31 anak yang terdiri dari laki-laki 11 dan perempuan 20.Hasil prasiklus menunjukkan bahwa sebanyak 10 anak (32.26%) memperoleh nilai tuntas dalam kegiatan menceritakan kembali proses terjadinya angin topan. Sedangkan sebanyak 21 anak (67.74%) memperoleh nilai belum tuntas.penilaian pengenalan konsep gejala alam dapat disajikan persentase nilai ketuntasan Pra Tindakan secara lebih rinci pada tabel 1 sebagai berikut. Tabel 1. Persentase Nilai Ketuntasan Pra Tindakan 2,4-3 2,6 10 26 32,25% Sangat Baik 1,7 2,3 2 6 12 19,35% Baik 1 1,6 1,3 15 19,5 48,39% Kurang Baik Jumlah 31 57,5 100% Nilai rata-rata = 57,5 : 31 = 1,85 Prosentase ketuntasan = 10 : 31 x 100% = 32,25% Melihat hasil penilaian kegiatan belajar pengenalan konsep gejala alam masih rendah, dimana hanya ada 10 anak yang mendapatkan nilai tuntas atau lebih dar setengah belum mencapai nilai maksimal, maka diperlukan suatu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kegiatan belajar pengenalan konsep gejala alam dengan menggunakan metode eksperimen. Hal ini dapat dilakukan sebagai tindakan agar pengenalan konsep gejala alam anak dapat meningkat. Tindakan siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan (2 hari pertemuan). Tindakan siklus I ini dilaksanakan pada tanggal 15 dan 17 April 2014. Adapun penilaian anak dalam pembelajaran pada siklus I pertemuan 1 dapat dilihat pada tabel 2. 4

Tabel 2. Persentase Nilai Ketuntasan Siklus I Pertemuan ke-1 2,4-3 2,6 13 33,8 41,93% Sangat Baik 1,7 2,3 2 10 20 32,26% Baik 1 1,6 1,3 8 10,4 25,81% Kurang Baik Jumlah 31 64,2 100% Nilai rata-rata = 64,2: 31 = 2,07 Prosentase ketuntasan = 13 : 31 x 100% = 41,93% Hasil analisis tersebut menunjukkan data nilai anak masih rendah ada 18 anak atau 58,06% yang mendapat nilai belum tuntas yaitu berkisar dari nilai 1 2,3 sedangkan anak yang mendapat nilai tuntas yaitu berkisar dari nilai 2,4-3 ada 13 anak atau 41,93%. Nilai tersebut belum mencapai nilai ketuntasan yang ditargetkan yaitu 75 %, maka peneliti mengambil tindakan selanjutnya yaitu siklus I pertemuan ke-2. Pertemuankedua pada siklus pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 17 April 2014. Pada pertemuan kedua masih sama diajarkan materi alam semesta dengan subtema macam-macam peristiwa alam khususnya gejala alam. Penilaian anak dalam pembelajaran pada siklus I pertemuan ke-2 dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3. Persentase Nilai Ketuntasan Siklus I Pertemuan ke-2 2,4-3 2,6 16 41,6 51,61% Sangat Baik 1,7 2,3 2 9 18 29,03% Baik 1 1,6 1,3 6 7,8 19,35% Kurang Baik Jumlah 31 64,2 100% Nilai rata-rata = 67,4: 31 = 2,17 Prosentase ketuntasan = 16 : 31 x 100% = 51,61% Siklus I pertemuan II yang menunjukkan bahwa nilai 1-1,6 ada 6 anak, nilai 1,7 2,3 ada 9 anak, dan nilai 2,4 3 ada 16 anak. Hasil analisis tersebut menunjukkan data nilai anak belum tuntas ada 15 anak (48,38%) yang mendapat nilai berkisar dari nilai 1 2,3 sedangkan anak yang mendapat nilai tuntas yaitu berkisar dari nilai 2,4-3 ada 16 anak atau 51,61%. Berdasarkan analisis nilai di atas berarti nilai ketuntasan pengenalan konsep gejala alam anak belum sesuai yang ditargetkan oleh peneliti. Oleh karena itu,dilaksanakan siklus kedua. Pertemuan pertama siklus kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 22 April 2014. Adapun penilaian kegiatan anak dalam pembelajaran pada siklus II pertemuan ke-1 dapat dilihat pada tabel 4. 5

Tabel 4. Persentase Nilai Ketuntasan Siklus II Pertemuan ke-1 2,4-3 2,6 20 52 64,52% Sangat Baik 1,7 2,3 2 8 16 25,81% Baik 1 1,6 1,3 3 3,9 9,68% Kurang Baik Jumlah 31 71,9 100% Nilai rata-rata = 71,9: 31 = 2,31 Prosentase ketuntasan = 20 : 31 x 100% = 64,52% Hasil analisis tersebut menunjukkan data nilai anak belum tuntas ada 11 anak (35,48%) yang mendapat nilai berkisar dari nilai 1 2,3 sedangkan anak yang mendapat nilai tuntas yaitu berkisar dari nilai 2,4-3 ada 20 anak (64,52%). Nilai tersebut belum mencapai nilai ketuntasan yang ditargetkan yaitu 75%, maka peneliti mengambil tindakan selanjutnya yaitu siklus II pertemuan ke-2. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 24 April 2014. Sedangkan penilaian kegiatan anak dalam pembelajaran pada siklus II pertemuan ke-2 dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut: Tabel 5. Persentase Nilai Ketuntasan Siklus II Pertemuan ke-2 2,4-3 2,6 25 62,5 80,65% Sangat Baik 1,7 2,3 2 6 12 19,35% Baik 1 1,6 1,3 0 0 0 Kurang Baik Jumlah 31 100% Nilai rata-rata = 74,5: 31 = 2,4 Prosentase ketuntasan = 25 : 31 x 100% = 80,65% Siklus II pertemuan II yang menunjukkan bahwa nilai 1-1,6 tidak ada, nilai 1,7 2,3 ada 6 anak, dan nilai 2,4 3 ada 25 anak. Hasil analisis tersebut menunjukkan data nilai anak belum tuntas ada 6 anak (19,35%) yang mendapat nilai berkisar dari nilai 1,7 2,3 sedangkan anak yang mendapat nilai tuntas yaitu berkisar dari nilai 2,4-3 ada 25 anak (80,65%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar anak dalam mengenal konsep gejala alam menggunakan metode eksperimen dan telah memenuhi target 75%, maka peneliti tidak melakukan tindakan selanjutnya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti kolaborasi dengan guru Kelompok B TK Aisyiyah Kadipiro 1 Surakarta, terdapat peningkatan hasil penilaian untuk nilai tuntas pada setiap pertemuan siklus I dan siklus II. Hasil tindakan pada siklus I mengalami peningkatan setelah diterapkan metode eksperimen. pada siklus I ini terdapat 16 anak atau sebesar 51,61% anak yang memiliki kategori tuntas. Anak yang memiliki kategori belum tuntas ada 15 anak atau sebesar 48,38%. Nilai rata-rata pada siklus I ini sebesar 2,17. 6

Pada siklus II terdapat peningkatan, yaitu anak yang mendapat nilai tuntas ada 25 anak atau sebesar 80,65% dan yang belum tuntas ada 6 anak atau sebesar 19,35%. Siklus II ini mengalami peningkatan yang signifikan, serta telah mencapai target lebih dari 75%. Hasil tersebut juga didukung dengan hasil wawancara dengan guru kelompok B setelah dilakukan tindakan, bahwa penerapan metode eksperimen memberikan pengalaman belajar baru bagi anak serta dapat mendukung peningkatan hasil belajar terkait dengan pengenalan konsep gejala alam. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui metode eksperimen dapat meningkatkan pengenalan konsep gejala alam pada anak kelompok B TK Aisyiyah Kadipiro 1 Surakarta.Nilai ketuntasan pengenalan konsep gejala alam pada anak Kelompok B TK Aisyiyah Kadipiro 1 Surakarta pada setiap siklusnya yaitu sebelum tindakan nilai tuntas belajar sains khusunya pengenalan konsep gejala alam anak 32,26%, kemudian pada siklus I nilai tuntas pengenalan pengetahuan peristiwa alam anak meningkat menjadi 51,61%% dan pada siklus II nilai tuntas pengenalan pengetahuan peristiwa alam anak meningkat menjadi 80,65%. Jumlah ini melebihi target awal yang direncanakan. DAFTAR PUSTAKA Abimanyu, S. & Sulo, S.L.L.. (2010). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional. Gilbert, J.K. & Reiner, M. (2000). Thought experiments in science education: potential and current realization. International Journal of Science Educatio, 22 (3), 265-283. Diperoleh 11 Maret 2014, dari edu.technion.ac.il Iskandar, S.M.. (2001). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: C.V. Maulana Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.22/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana Longsor. Diperoleh tanggal 20 Januari 2014 dari,http://www.bkprn.org/depan.php?cat=12&&cats=permen. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Putra, S.R. (2013). Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Yogyakarta: Diva Press Ragil, I. (2013). Gizi untuk Anak Usia Dini. Surakarta: UNS Press. Sagala, S. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta Sajimin, Wulandari, S., Rahmadi, D.. (2009). Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/ Mi Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Diperoleh tanggal 22 Januari 2014, dari http://bse.kemdikbud.go.id/ Samlawi, F. & Maftuh, B.. (2001). Konsep Dasar IPS. Bandung: CV. Maulana 7