NOMOR: 111/BAPPEBTI/PER/Ol/2014 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR : 02/BAPPEBTI/PER-PL/08/2010 TENTANG

Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor : 101/BAPPEBTI/PER/01/2013

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 93, 1997 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3720)

5. Keputusan Presiden Nomor 6/M Tahun 2011 tentang Pengangkatan Pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian Perdagangan;

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR : 01/BAPPEBTI/PER-PL/08/2010 TENTANG

2017, No Berjangka Komoditi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 79, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5232);

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 93, Tambahan Lembaran

: KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN. NOMOR : 556/MPP/Kep/10/1999

(dibuat di atas kertas kop perusahaan)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI,

BERITA NEGARA. No.222, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Verifikasi. Akreditasi. Lembaga Bantuan Hukum. Organisasi Kemasyarakatan.

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR: 101/BAPPEBTI/PER/01/2013 TENTANG IZIN WAKIL PIALANG BERJANGKA

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 50/M-DAG/PER/12/2010 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lem

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

(dibuat diatas kertas kop perusahaan) Perihal : Permohonan Penetapan sebagai Pialang Berjangka yang melaksanakan kegiatan penerimaan Nasabah secara

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27/POJK.04/2014 Tentang Perizinan Wakil Penjamin Emisi Efek dan Wakil Perantara Pedagang Efek

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2018 TENTANG PERIZINAN WAKIL PENJAMIN EMISI EFEK DAN WAKIL PERANTARA PEDAGANG EFEK

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TATA KELOLA LAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2017 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 351 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG KEPUTUSAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI,

PERSYARATAN DAN TATA CARA PENCALONAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI LEMBAGA KLIRING BERJANGKA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 25/ KMK.06/ 2003 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 108 / HUK / 2009 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PERDAGANGAN ALTERNATIF

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaskud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga tentang Ked

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Penjamin Emisi Efek adalah Pihak yang membuat kontr

2012, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Komite Profesi Akuntan Publik yang selanjutnya dis

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 04 / PRT / M / 2011 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN PEMBERIAN IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI NASIONAL

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2014 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 351 TAHUN 2011 TENTANG DAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 425/KMK.06/2003

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../SEOJK.04/20... tentang. Asosiasi atau Perkumpulan Wakil Manajer Investasi

2017, No sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Pe

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN NOMOR PROTOKOL INTERNET

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2015 TENTANG SERTIFIKASI PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 48 /POJK.04/2016 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN PERATURAN OLEH LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN

Bursa Berjangka didirikan dengan tujuan menyelenggarakan transaksi Kontrak Berjangka yang teratur, wajar, efisien, efektif, dan transparan.

M E M U T U S K A N :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 117/BAPPEBTI/PER/03/2015

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN KEPALA DESA

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 79 /POJK.04/2017 TENTANG PENDAFTARAN LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI DI BIDANG PASAR MODAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 9 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 Menetapkan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Pre

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I UMUM. Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 47 /POJK.04/2016 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN PERATURAN OLEH LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN

2017, No dan Kontrak Berjangka Luar Negeri dalam rangka Penyaluran Amanat Nasabah Ke Bursa Luar Negeri; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR : 12/BAPPEBTI/PER-SRG/5/2009 TENTANG

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 25/POJK.04/2014 TENTANG PERIZINAN WAKIL MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 56 /POJK.04/2015 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PEDOMAN PENYUSUNAN PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA AKREDITASI MANDIRI PENDIDIKAN TINGGI

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Operator Radio. Sertifikasi. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 46 /POJK.04/2016 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN PERATURAN OLEH BURSA EFEK

Transkripsi:

a. 3. 6. BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI Gedung Bappebti Lantai 3-5 JI. Kramat Raya No. 172 Jakarta 10430 Telephone: (021) 31924744 Faxsimile: (021) 31923204 Website : http://www.bappebtigo.id PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR: 111/BAPPEBTI/PER/Ol/2014 TENTANG ASOSIASI INDUSTRI PERDAGANGAN BERJANGKA DENGAN RAHMA T TUHAN YANG MAHA ESA, KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI, Menimbang Mengingat b. 1. 2. 4. 5, bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 44B ayat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang, perlu melakukan pengaturan tentang Asosiasi Industri Perdagangan Berjangka; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengawas ; Undang-undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3720) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2011 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 79, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5232); Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3805) ; Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presidem Nomor 59/P Tahun 2011; Keputusan Presiden Nomor 69/M Tahun 2013 tentang Pengangkatan Pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian Perdagangan; Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan clan Organisasi Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011; Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas clan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas clan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011;

7 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31fM- DAG/PER/7/2010 tentang Organisasi clan Tata Kerja Kementerian Perdagangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 57fM- DAG/PER/10/2012; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI TENTANG ASOSIASI INDUSTRI PERDAGANGAN BERJANGKA. BABI KETENTUAN UMUM Bagian Kesatu Definisi Pasal 1 Dalam peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi ini yang dimaksud dengan: 1. Asosiasi lndustri Perdagangan Berjangka yang selanjutnya disebut Asosiasi adalah wadah berbadan hukum yang didirikan oleh pihak yang berbadan usaha yang telah memperoleh perizinan di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi yang bertujuan untuk memperjuangkan kepentingan para Anggotanya clan pengembangan industri. 2. Anggota adalah setiap pihak yang telah memperoleh izin usaha, izin, persetujuan, atau sertifikat pendaftaran dari Bappebti untuk melakukan kegiatan di bidang. Bagian Kedua Maksud clan Tujuan Pendirian Pasal 2 Asosiasi didirikan dengan maksud menghimpun kemampuan para Anggotanya dalam melaksanakan kegiatan clan pengembangan di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi sehingga dapat dimanfaatkan secara efektif clan efisien guna kepen tingan para anggota khususnya clan masyarakat pada umumnya. Asosiasi didirikan dengan tujuan: a. membantu perkembangan Perdagangan Berjangka Komoditi dengan bekerjasama dengan semua pemangku kepen tingan; 2

Nomor: 111/BAPPEBTI/PER/Ol/2014 b. c d. e mengupayakan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang terlibat dalam sektor Perdagangan Berjangka Komoditi melalui pendidikan clan pelatihan; meningkatkan profesionalisme, kompetensi, clan kepatuhan para Anggotanya terhadap peraturan perundang-undangan terutama peraturan perundangundangan di bidang melalui penerapan kode etik profesi; memperjuangkan kepentingan para Anggotanya di bidang ; clan melakukan sosialisasi kepada para Anggotanya di seluruh Indonesia. (3) (4) PERSETUJUAN BAB II DAN BENTUK HUKUM Pasal 3 Asosiasi didirikan oleh pihak yang berbadan usaha yang telah memperoleh perizinan di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi yang memiliki kecakapan profesi yang tinggi, reputasi bisnis yang baik, dan integritas keuangan. Promotor pendirian Asosiasi paling sedikit terdiri dari 2 (dua) Bursa Berjangka, 2 (dua) Lembaga Kliring Berjangka, 2 (dua) Pialang Berjangka, dan 2 (dua) Pedagang Berjangka. Asosiasi sebagaimana dimaksud badan hukum. pacta ayat berbentuk Asosiasi sebagaimana dimaksud pacta ayat, tidak mencari keuntungan. Pasal 4 Asosiasi hanya dapat melakukan kegiatannya setelah memperoleh persetujuan dari Bappebti. Asosiasi sebagaimana dimaksud pada ayat wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. memiliki susunan organisasi yang terdiri dati : 1) Pembina yang berasal dari unsur Badan Pengawas ; 2) Dewan Pengawas yang berasal dari Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka clan tokohtokoh ; 3) Dewan Pengurus yang terdiri dari Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, Sekretaris clan Bendahara yang berasal dari tokoh-tokoh Perdagangan Berjangka Komoditi; 4) Dewan Eksekutif yang berasal dati profesional di bidang ; 3

5) Unit Operasional yang paling sedikit terdiri dari kesekretariatan, bidang pengembangan dan kerjasama, bidang pendidikan dan pelatihan, dan bidang hukum dan keanggotaan; dan 6) Unit Kerja Profesional yang mewakili kalangan profesional di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi. b. Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga Asosiasi yang berisi rincian tentang kepengurusan, keanggotaan, tujuan, kewajiban dan hak, serta rota cara berorganisasi lainnya; c. Akta Pendirian sebagai badan hukum; d. struktur organisasi; e. program kerja yang meliputi program kerja jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang yang mencerminkan visi, misi dan tujuan Asosiasi; f. memiliki formatur untuk pendirian Asosiasi; g. memiliki peraturan dan tata tertib Asosiasi; dan h. memiliki sarana dan prasarana kerja yang dibutuhkan dalam operasional Asosiasi. Pasal 5 Pengajuan permohonan untuk mendapatkan persetujuan sebagai Asosiasi disampaikan kepada Bappebti dengan menggunakan Formulir Nomor 111.PBK.Ol dilengkapi dengan dokumen-dokumen sebagaimana dipersyaratkan dalam Formulir Nomor 111.PBK.O2 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini. (1.) BAB III KEANGGOTAAN Pasal 6 Setiap pihak yang telah memperoleh perizinan di bidang dan Bappebti wajib menjadi Anggota. Persyaratan clan tata cara menjadi Anggota Asosiasi ditetapkan oleh Asosiasi dalam peraturan clan tata tertib Asosiasi. Pasal 7 Asosiasi berwenang mengenakan sanksi atas pelangaran ketentuan peraturan dan tata tertib asosiasi. Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat berupa: a. peringatan tertulis; b. pembatasan hak keanggotaan; c. pembekuan keanggotan; 4

(3) (4) d. pencabutan keanggotaan; dan/ atau f e. pengenaan denda. Asosiasi berwenang memberikan rekomendasi kepada Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka dan/ atau Bappebti untuk: a. tidak memberikan layanan; dan/ atau b. mengenakan sanksi administratif. Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan secara berjenjang terlebih dahulu kepada Bursa Berjangka clan Lembaga Kliring Berjangka. BAB IV TUGAS DAN WEWENANG Pasal 8 Asosiasi mempunyai tugas: a. memberikan pelayanan prima kepada para anggotanya di dalam pengembangan usahanya khususnya yang terkait dengan pengembangan kontrak clan produk yang akan diperdagangkan; b. menyediakan informasi kepada para Anggota yang terkait dengan kebijakan yang diterbitkan oleh Bappebti, Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka, clan instansi lainnya yang terkait dengan industri Perdagangan Berjangka; c. menyelenggarakan pertemuan dengan para Anggota untuk membahas isu-isu penting yang terkait dengan kepentingan Anggota; d. menyelenggarakan pendidikan clan latihan bagi caton Wakil Pialang Berjangka, Wakil Penasihat Berjangka, Wakil Pengelola Sentra Dana Berjangka, clan pihak-pihak lain yang ingin berprofesi di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi; e. menyelenggarakan pendidikan clan pelatihan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang ; f. membantu menyelesaikan perselisihan yang terjadi antar Anggota; g. melakukan kerjasama dengan lembaga dalam negeri clan luar negeri dalam rangka mengembangkan sumber daya manusia clan komoditi yang akan diperdagangkan di Bursa Berjangka; h. mewakili Anggota dalam pertemuan-pertemuan secara nasional maupun internasional yang memberikan manfaat bagi Anggota; 5

k. Peraturan Kepala Badan Pengawas Nomor: 111/BAPPEBTI/PER/Ol/2014 i. J. 1. ffi. n. melakukan pembinaan terhadap Anggota untuk menjaga integritas industri Perdagangan Berjangka clan pemenuhan tanggung jawab Anggota terhadap kewajiban-kewajibannya; menyusun kode etik profesi dalam pelaksanaan kegiatan di bidang ; melakukan penegakan kode etik profesi; meningkatkan profesionalisme, kompetensi, clan kepatuhan para anggotanya terhadap peraturan perundang-undangan terutama peraturan perundang-undangan di bidang ; memperjuangkan kepentingan para Anggota secara eksternal berupa nasihat hukum, bantuan hukum, clan mediasi; clan menyusun peraturan clan tata tertib Asosiasi clan perubahannya. Pasal 9 Asosiasi mempunyai wewenang: a. menetapkan persyaratan dan kualifikasi untuk dapat menjadi Anggota; b. menetapkan biaya keanggotaan dan biaya lain; dan c. melakukan kerjasama dengan semua pemangku usaha dalam rangka mengembangkan Perdagangan Berjangka Komoditi. Pasal 10 Peraturan clan tata tertib Asosiasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf g wajib paling sedikit mengatur hal-hal sebagai sebagai berikut: a. persyaratan keanggotaan, yakni terhadap pihak yang memiliki perizinan di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi dari Bappebti; b. hak suara setiap Anggota yang dibagi secara adil kepada setiap Anggota dalam rangka menyetujui atau menolak peraturan clan tata tertib Asosiasi, penunjukan pengurus, clan pelaksanaan kegiatan lainnya; c. kewajiban keuangan Anggota, yang ditetapkan secara wajar clan berimbang sesuai dengan beban tanggung jawab yang dimiliki masing-masing Anggota; d. ketentuan pengenaan sanksi atas pelanggaran Anggaran Dasar clan Anggaran Rumah Tangga, peraturan clan tata tertib Asosiasi, clan kode etik; clan e. ketentuan tentang penyelesaian perselisihan antar Anggota asosiasi secara musyawarah mufakat. 6

Pasal 11 Sebelum Asosiasi terbentuk berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas ini, dibentuk Panitia Pengarah (Steering Committee) beserta tugasnya untuk mempersiapkan pend irian Asosiasi. Panitia Pengarah (Steering Committee) beserta tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat ditetapkan oleh Kepala Bappebti. Pasal 12 Dengan berlakunya Peraturan Kepala Badan Pengawas ini, maka: a. Asosiasi Pialang Berjangka Indonesia (APBI) clan Ikatan Perusahaan Pedagang Berjangka Indonesia (IP2BI) tetap diakui keberadaannya sampai terbentuknya Asosiasi berdasarkan peraturan ini. b. Asosiasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan ini wajib dibentuk dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan sejak Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi ini ditetapkan. c. Asosiasi yang telah dibentuk berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas ini wajib mengadakan rapat Anggota Asosiasi untuk menyetujui Anggaran Rumah Tangga, peraturan clan tata tertib Asosiasi, serta kode etik Asosiasi dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan sejak Asosiasi didirikan. Pasal 13 Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. ~~ ~ 'i 'tj D n \! I \_~, ~~--"'" Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30' Januari 2014 KEPALA BADAN PENGAWAS BERJANGKA KOMODITI,.. ~J'...,,{,~ Salinan Peraturan Kepala Badan ~~~~'$ -_0' EDI ini disampaikan kepada: 1. Menteri Perdagangan R.I.; 2. Wakil Menteri Perdagangan R.I.; 3. Sekretaris Jenderal, Kementerian Perdagangan; 4. Inspektur Jenderal, Kementerian Perdagangan; 5. Sekretaris clan para Kepala Biro di lingkungan Bappebti. 7