BAB I PENDAHULUAN. baik di sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Winaya (2013: 3) yang mencakup keterampilan berbicara dan menulis.

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh Devi Maria Tri Putri Drs. Syamsul Arif, M.Pd. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu keterampilan menulis yang diajarkan di tingkat Sekolah

dituntut untuk lebih produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan perbaikan di sana sini, mulai dari kurikulum, sarana dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. bentuk short message service (SMS), melalui internet, dan . Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

Oleh: Dian Kartika Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN. mengajar menjadi terarah dan mencapai sasaran pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan salah satu bagian dari empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memiliki tujuan

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk berkomunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, gagasan atau perasaan seseorang. Bahasa terdiri atas beberapa kata yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut erat kaitannya satu sama lain. Keterampilan berbahasa diperoleh dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menulis, yaitu menulis teks laporan hasil observasi, menulis teks prosedur

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Devi Lamria Hasibuan, 2013

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia karena

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam Kurikulum

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menyunting memiliki berbagai macam bentuk, salah satunya

pilan tersebut saling berhubungan dan menjadi acuan dalam setiap pembelajaran bahasa Indonesia. Pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas X

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya siswa menghadapi masalah dalam menggunakan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara siswa dengan guru dan

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan sebaik-baiknya guna mewujudkan harapan dan cita-cita bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis argumentasi merupakan salah satu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan gambar seri merupakan salah satu standar kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui penguasaan keterampilan. jenis tulisan baik tulisan fiksi maupun nonfiksi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar dikatakan berhasil apabila siswa dianggap

BAB I PENDAHULUAN. paling sulit. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu keterampilan dalam berbahasa. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Berdasarkan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelajaran merupakan suatu proses belajar seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan pernyataan Nurgiantoro (Ambarita, 2008: 39) bahwa, tujuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis adalah suatu aspek keterampilan berbahasa dengan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan adalah salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. selalu diupayakan pemerintah dengan berbagai cara, seperti penataan guru-guru,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi penting yang digunakan manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. deskripsi, eksposisi, argumentasi, proposal, surat resi, surat dinas, rangkuman,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh peserta didik. Keterampilan menulis perlu dikuasai karena keterampilan ini merupakan keterampilan dasar yang diperlukan baik di sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Winaya (2013: 3) dalam pembelajaran bahasa peserta didik diharapkan memiliki dua kemampuan yakni kemampuan reseptif dan kemampuan produktif. Kemampuan reseptif mencakup keterampilan mendengarkan dan membaca, serta kemampuan produktif yang mencakup keterampilan berbicara dan menulis. Nurgiantoro (dalam Winaya, 2013: 1) menyatakan, bahwa dibanding dengan keterampilan mendengarkan dan membaca, keterampilan berbicara dan menulis merupakan keterampilan yang paling rendah penguasaannya. Hal ini disebabkan karena keterampilan tersebut merupakan keterampulan yang sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa tersebut. Sulitnya penguasaan keterampilan menulis disebabkan oleh beberapa hal yakni, siswa tidak berlatih secara teratur, siswa belum mampu menggunakan kalimat yang baik dan ejaan yang tepat dalam menulis, serta guru masih menggunakan pembelajaran satu arah dalam pembelajaran menulis. Sejalan dengan uraian di atas, rendahnya penguasaan keterampilan menulis juga dibuktikan dengan masih sulitnya siswa mengubah teks wawancara

menjadi paragraf narasi. Pada observasi awal yang dilaksanakan di sekolah penelitian, peneliti mengadakan tanya jawab terhadap beberapa guru bahasa Indonesia di SMP Negeri 19 Medan. Hasil tanya jawab tersebut menyatakan bahwa siswa masih kesulitan dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi. Ini terbukti ketika siswa diberi tugas mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi nilai siswa hanya mencapai rata-rata 72 saja, sedangkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) di sekolah tersebut mencapai nilai 75. Rendahnya perolehan nilai siswa dikarenakan paragraf yang dihasilkan tidak sesuai dengan harapan, yakni dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi siswa hanya menyalin kembali teks wawancara tersebut dengan tidak memperhatikan penggubahan kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung, siswa juga tidak menggunakan tanda baca dan ejaan yang tepat sehingga gagasan yang terdapat dalam paragraf tidak tepat dan terkesan asalasalan. Faktor lain yang ditemukan adalah siswa merasa bosan membaca sehingga ketika mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi, siswa hanya menghasilkan paragraf yang tidak memiliki alur yang tepat. Keterampilan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi dalam Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Bahasa dan Sastra Indonesia terdapat dalam Standar Kompetensi 11 yaitu menulis, dengan Kompetensi Dasar 12.1 yakni mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi. Dalam hal ini siswa dituntut tidak hanya mampu untuk mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung, tetapi siswa juga dituntut untuk mampu mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi dengan memperhatikan

kekoherenan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain, pilihan kata yang sesuai, serta tanda baca dan penggunaan ejaan yang tepat. Rendahnya kemampuan siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi juga dibuktikan oleh beberapa penelitian sebelumnya, yakni penelitian yang dilakukan oleh Gusniar dengan judul, Efektifitas metode pembelajaran problem promoting terhadap kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi SMP Negeri 30 Medan tahun pembelajaran 2011/2012. Hasil penelitian tersebut menunjukkan nilai kemampuan peserta didik dalam mengubah teks wawancara ke dalam bentuk narasi hanya mencapai nilai 64,25 sedangkan KKM di sekolah tersebut mencapai 75. Rendahnya perolehan nilai tersebut disebabkan karena siswa belum memahami cara mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung, selain itu siswa juga tidak memahami cara penulisan paragraf narasi yang baik dan benar. Penelitian sebelumnya juga dilakukan oleh Lamria dengan judul, Penerapan Teknik Memotong dan Merekatkan (Cutting-Gluing) dalam Mengubah Teks Wawancara Menjadi Paragraf Narasi SMP Negeri 45 Bandung. Hasil penelitian tersebut menunjukkan nilai kemampuan peserta didik mengubah teks wawancara ke dalam bentuk narasi mencapai 69,90 dengan KKM 75. Adapun rendahnya perolehan nilai tersebut disebabkan oleh siswa tidak memperhatiakan pengubahan kalimat langsung, siswa juga tidak memperhatikan informasi yang terkandung di dalamnya dikarenakan siswa tidak mendengarkan penjelasan guru dengan baik.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Huda dengan judul, Kemampuan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Paragraf Narasi Siswa Kelas VII SMP Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat Hasil penelitian tersebut menunjukkan nilai kemampuan peserta didik mengubah teks wawancara ke dalam bentuk narasi dinyatakan lebih dari cukup yakni 72,13 dengan tingkat penguasaan berada pada 66-75. Ketidakmaksimalan perolehan nilai tersebut disebabkan karena siswa tidak tahu membedakan tulisan narasi dan tulisan lain, guru cenderung masih berceramah dalam mengajar sehingga siswa merasa bosan. Berdasarkan uraian di atas, ketidakmampuan siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi dapat disimpulkan, disebabkan oleh beberapa faktor: 1. Siswa belum memahami cara mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung, 2. Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru ketika menjelaskan informasi yang terkandung di dalam teks wawancara yang diberikan, 3. Siswa tidak memahami ciri-ciri paragraf narasi, 4. Guru belum memberi kesempatan kepada siswa untuk memecahkan sendiri masalah yang mereka hadapi, 5. Guru cenderung monoton dalam mengajar dan belum menggunakan model pembelajaran yang tepat. Faktor-faktor penyebab ketidakmampuan tersebut juga sejalan dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti (lihat halaman 1-2). Oleh sebab itu, peneliti mencoba menerapkan sebuah model pembelajaran yang diyakini dapat mengatasi masalah-masalah tersebut. Model pembelajaran tersebut adalah model pembelajarn inkuiri. Beberapa peneliti sebelumnya memperoleh peningkatan hasil pembelajaran, setelah menerapkan model

pembelajaran ini. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Ratna Dewi dengan judul, Pengaruh Penggunan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Kemampuan Menulis Teks Prosedur Kompleks oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Air Putih Tahun Pembelajaran 2013/2014. Hasil penelitian tersebut menunjukkan nilai kemampuan peserta didik sebelum menerapkan model inkuiri adalah 64,8 dan sesudah menerapkan model inkuiri menjadi 76,9. Penelitian sebelumnya yang juga dilakukan oleh Dina Syahfitri dengan judul Pengaruh Model Inkuiri Terhadap Keterampilan Menulis Surat Siswa Resmi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Padangsidimpuan Tahun Pembelajaran 2013/2014. Hasil penelitian tersebut menunjukkan nilai kemampuan peserta didik sebelum menerapkan model inkuiri adalah 67,76 dan sesudah menerapkan model inkuiri menjadi 84,66. Dari hasil penelitian tersebut, peneliti akhirnya mencoba untuk menerapkan model pembelajaran inkuiri untuk mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi. Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menyelesaikan kendala-kendala yang mereka hadapi dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi. Menurut Seif (dalam Ngalimun, 2012: 33) inkuiri berarti mengetahui bagaimana menemukan sesuatu dan bagaimana mengetahui cara untuk memecahkan masalah. Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang mampu mengiring peserta didik untuk menyadari apa yang didapatkan selama belajar. Model pembelajaran inkuiri juga akan melatih peserta

didik secara mandiri atau kelompok untuk mencari penyelesaiaan dari suatu masalah yang dihadapi dalam pembelajaran. Gulo (2008: 93-94) menyatakan: Prose pembelajaran inkuiri bermula dari merumuskan masalah, mengembangkan hipotesis, mengumpulkan bukti, menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan sementara, menguji kesimpulan sementara supaya sampai pada kesimpulan yang pada taraf tertentu diyakini oleh peserta didik yang bersangkutan. Dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri maka kesulitan siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi diharapkan dapat diatasi, karena dalam model pembelajaran ini siswa ditempatkan sebagai subjek pembelajaran dimana siswa akan terlatih baik secara kelompok maupun mandiri untuk mencari penyelesaian dari masalah yang mereka hadapi. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti tertarik untuk menjadikan permasalahan di atasa sebagai topik yang akan diteliti. Adapun judul yang dipilih sesuai dengan masalah tersebut yaitu Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Kemampuan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Paragraf Narasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 19 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015.

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Kemampuan peserta didik dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi masih rendah. (2) Peserta didik kurang mampu memahami penggunaan kalimat langsung dan kalimat tidak langsung. (3) Siswa belum memahami ciri-ciri paragraf narasi. (4) Siswa kurang mampu menempatkan penggunaan tanda baca dan ejaan dalam menulis paragraf. (5) Model pembelajaran yang digunakan guru dalam kegiatan belajar mengajar kurang tepat. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan pemaparan identifikasi masalah dalam penelitian ini, maka diperlukan pembatasan masalah guna menghindari permasalahan yang terlalu luas. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah pengaruh model pembelajaran inkuri terhadap kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi (isi gagasan, kalimat langsung dan tidak langsung, kohesi dan koherensi, diksi/pilihan kata, tanda baca dan huruf kapital, alur, penokohan, dan setting) siswa kelas VII SMP Negeri 19 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015.

D. Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut: (1) Bagaimana kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi sebelum menggunakan model pembelajaran inkuiri siswa kelas VII SMP Negeri 19 Medan tahun pembelajaran 2014/2015? (2) Bagaimana kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi sesudah menggunakan model pembelajaran inkuiri siswa kelas VII SMP Negeri 19 Medan tahun pembelajaran 2014/2015? (3) Apakah model pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi siswa kelas VII SMP Negeri 19 Medan tahun pembelajaran 2014/2015? E. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi sebelum menggunakan model pembelajaran inkuiri siswa kelas VII SMP Negeri 19 Medan tahun ajaran 2014/2015. (2) Untuk mengetahui kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi setelah menggunakan model pembelajaran inkuiri siswa kelas VII SMP Negeri 19 Medan tahun pembelajaran 2014/2015. (3) Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi siswa kelas VII SMP Negeri 19 Medan tahun pembelajaran 2014/2015.

F. Manfaat Penelitian (1) Bagi siswa, setelah menerapkan model pembelajaran inkuiri diharapkan dapat semakin menumbuhkan minat siswa terhadap keterampilan menulis, khususnya dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi. (2) Bagi guru, penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberi solusi dan masukan bagi guru dalam menggunakan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif terutama dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi. (3) Bagi penulis, penelitian ini akan menjadi bentuk pengabdian dan penerapan dari ilmu yang didapat, memberikan pengalaman kepada peneliti. (4) Bagi peneliti, sebagai bahan perbandingan atau pertimbangan yang relevan karena penelitian ini menyajikan beberapa teori yang dapat mendukung serta menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti lain.