BAB I PENDAHULUAN. Komunitas Adat Terpencil (KAT) sebagai bagian dari penduduk. Indonesia merupakan lapisan paling bawah dalam struktur dan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. tetap diatasi supaya tidak tertinggal oleh negara-negara lain. pemerintah telah merancang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dengan jelas. Perubahan tersebut diantaranya perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini permasalahan pendidikan merupakan permasalahan yang. merupakan bagian dari upaya membangun karakter dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah maupun pendidikan luar sekolah. Pendidikan merupakan

2015 PENGARUH PENYULUHAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) TERHADAP SIKAP PENERIMAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)

BAB I PENDAHULUAN. Secara konseptual desentralisasi pendidikan adalah suatu proses dimana suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan sumber daya manusia diupayakan melalui pendidikan baik

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TESIS

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan satu kata yang sudah tidak asing lagi, bukan hanya bagi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada mereka. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi berkembang semakin pesat. Manusia dituntut dengan segala

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

akan memberikan seseorang keterampilan hidup (life skill) sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian atau kedewasaan manusia seutuhnya baik secara mental,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Feni Maelani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya fenomena globalisasi, pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi mengakibatkan kaburnya batas-batas antar negara baik

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk. Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Baru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Hal. 89

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, hubungan dengan manusia lain tidak lepas dari rasa ingin tahu tentang lingkungan

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Masyarakat berasal dari kata musyarak (arab), yang artinya bersama-sama, yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan bagi kehidupan manusia di era global seperti saat ini menjadi

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SEKOLAH DASAR ISLAM DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, ini berarti bahwa setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap. perubahan yaitu memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bidang pendidikan dilakukan guna memperluas

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang dengan pesat

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan bahwa keunggulan suatu bangsa bertumpu pada keunggulan

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat hadir di Indonesia di tengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II PADA POKOK BAHASAN SEGIEMPAT DITINJAU DARI POLA BELAJAR SISWA KELAS VII SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional kabupaten hingga diimplementasikan langsung disekolah

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi dalam segala bidang,

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MINAT SISWA TERHADAP MATEMATIKA

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN PEMAHAMAN TENTANG KEDISIPLINAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAATAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang. tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan manusia mulai lahir hingga akhir hayat (long life

PENGARUH METODE BILINGUAL

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

A. KUALIFIKASI PEMBIMBING

BAB 1 PENDAHULUAN. pengembangan di Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar Negara. sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai dengan harapan. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru harus

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunitas Adat Terpencil (KAT) sebagai bagian dari penduduk Indonesia merupakan lapisan paling bawah dalam struktur dan perkembangan masyarakat. Komunitas Adat Terpencil menghadapi berbagai ketertinggalan dalam pencapaian pemenuhan kebutuhan dasar hidup sebagai manusia, hal ini terjadi sebagai konsekuensi dari keberadaan mereka yang secara geografis sangat sulit dijangkau dan secara sosial termasuk dalam budaya terasing, sehingga interaksi sosial dengan kelompok masyarakat luar yang lebih maju kurang terjalin baik. Pengelolaan pendidikan KAT tidak dapat disamakan dengan pendidikan pada sekolah umumnya karena permasalahan sosial yang dihadapi sifatnya sangat kompleks meliputi segi kehidupan. Pemerintah selaku penyelenggara harus menjadi aktor utama sebagai wujud pelaksana amanah UUD 1945 untuk mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia. Secara umum permasalahan yang dihadapi oleh Komunitas Adat Terpencil di Indonesia adalah kurangnya aksesibilitas terhadap fasilitas publik yang memungkinkan mereka untuk melakukan transformasi hidup kearah yang lebih baik. Kurangnya aksesibilitas terhadap dunia luar yang menyebabkan masyarakat KAT terpuruk dalam berbagai segi kehidupn seperti 1

2 kemiskinan, tingkat kesehatan yang rendah, tingkat pendidikan dan lainnya. Kondisi ini terus berlanjut, sebagai akibat belum optimalnya peran pemerintah dalam merespon persoalan ini. Berdasarkan sumber yang dituliskan pada buku catatan pendampingan Orang Rimba Menentang Zaman Komunitas Konservasi Indonesia WARSI (2010: 32) permasalahan Orang Rimba dapat diatasi melalui kerjasama dengan pihak pemerintah, rekan rekan LSM dan para peneliti/akademis dari berbagai lembaga untuk bersama menyuarakan permasalahan dalam mendorong berbagai perubahan kebijakan pembangunan terhadap Orang Rimba/ Komunitas Adat Terpencil di kawasan TNBD. Tanpa dukungan dari luar atau pihak pihak yang peduli akan nasib kebudayaan dan asset budaya maka lama kelamaan budaya tersebut akan terkikis oleh zaman dan pihak pihak yang tidak bertanggung jawab. Ada tiga strategi yang digunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan programnya, yaitu dengan melakukan : (1) pendampingan, (2) kemitraan, dan (3) partisipasi. Sebenarnya paradigma paradigma ini sudah dikenal lama di kalangan LSM. Pelaksanaan ke tiga strategi diatas dilakukan dalam koridor kebijakan desentralisasi yang bertumpu pada kebijakan dan pelaksanaan program di daerah. Hal itu sesuai dengan UU Nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah. Sehingga sebenarnya pusat hanya memberikan supervisi nya dalam wujud panduan umum pelaksanaan program KAT agar sesuai dengan indikasi indikasi keberhasilan yang dibuat

3 bersama seluruh Indonesia (standartisasi & monitoring). Berdasarkan UU tersebut, Dinas atau Kantor Wilayah Sosial tidak dibawah Depsos lagi tetapi berada dibawah pemerintah daerah yang pelaksanaan dan pengelolaannya diserahkan sepenuhnya kepada daerah. Termasuk didalamnya anggaran alokasi dana pembinaan untuk KAT. Dinas sosial juga melakukan pembinaan/pemberdayaan KAT berdasarkan panduan umum yang diberikan oleh pusat walaupun sekarang tidak ada lagi garis birokrasi yang menghubungkannya sehingga pelaksanaan dan perencanaannya tergantung dari otoritas, kemampuan daerah untuk mengelolanya, dan kepentingan daerah sendiri. Pengelolaan komunikasi pada Komunitas Adat Terpencil di desa Muara Kilis kecamatan Tengah Ilir Kabupaten Tebo Provinsi Jambi merupakan hal yang perlu mendapat perhatian khusus dalam penerapannya, karena mereka merupakan anak bangsa yang memiliki budaya primitive yang harus mendapatkan pendidikan dan perhatian khusus dari pemerintah, Departemen Pendidikan, tenaga pendidik, Departemen Sosial dan LSM terkait. Pelayanan untuk membawa peradaban Komunitas Adat Terpencil (KAT) pada kehidupan yang lebih baik dan mengajak pemerintah dan tenaga pendidik serta stakeholder terkait agar lebih peduli terhadap peran mereka sebagai suatu wadah memperbaiki nasib pendidikan nasional termasuk Komunitas Adat Terpencil. Pengelolaan komunikasi dilakukan untuk menumbuhkan rasa percaya diri KAT terhadap hal hal baru yang

4 mereka temui dan untuk bertahan dengan budaya yang mereka miliki tanpa harus terkikis oleh perkembangan zaman. Menurut Jalaludin Rachmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi (1996: 119) mengatakan komunikasi yang efektif ditandai dengan interpersonal yang baik. Melalui komunikasi KAT mampu saling bertukar fikiran, informasi, dan sebagainya. Hal ini akan membuat mereka saling mempengaruhi dalam interaksi seperti yang dituliskan Acta Diuma (2013: 2) dalam jurnalnya yang berjudul Peran Komunikasi Interpersonal Guru dalam Meningkatkan Pengetahuan Anak bahwa, Interaksi mempengaruhi pemikiran, perasaan dan cara mereka menginterperensikan sebuah informasi (Bee & Bee, 1996:6) Menurut Cooms dan Ahmed (1974:8), dalam buku karangan Dr. H. Mustofa kamil (2009:11) Pendidikan nonformal adalah setiap kegiatan pendidikan yang terorganisir diselenggarakan diluar sistem pendidikan formal, diselenggarakan secara tersendiri atau merupakan bagian penting dari sebuah sistem yang lebih luas dengan maksud memberikan layanan khusus kepada warga belajar atau membantu mengidentifikasi kebutuhan belajar agar sesuai dengan kebutuhan dan memncapai tjuan belajarnya. Peran tenaga pendidik dalam mencerdaskan kehidupan anak bangsa perlu mendapat dukungan penuh dari pendidik (guru) itu sendiri selain pemerintah dan LSM yang bergerak dibidang pendidikan melalui sekolah alam berupa pendidikan nonformal, tentunya menampilkan model belajar yang menarik pada peserta didik dengan pendekatan pembelajaran terhadap kebiasaan mereka sehari

5 hari kemudian dikembangkan dalam kontek pendidikan yang menjurus pada peningkatan komunikasi siswa KAT berinteraksi. Tenaga pendidik harus peka terhadap kebutuhan peserta didiknya sebagai tugas mencerdaskan kehidupan anak bangsa, dalam hal ini bukan anak didik formal saja yang harus diperhatikan dan mendapat pendidikan yang layak, pendidikan nonformal yang masih jauh dari jangkauan peradaban modern seperti Komunitas Adat Terpencilpun berhak mendapat perhatian yang sama dalam bidang pendidikan dengan model khusus dalam penerapannya demi terciptanya hak pendidikan yang sama sebagai anak bangsa. Pada sisi lain pendidikan dimaksudkan untuk memposisikan diri sebagai tempat bagi mereka untuk mengembangkan diri berdasar keunikan potensi dari kepentingan masing masing (Schofield1, 1999). Berdasarkan pendapat tersebut penulis berharap dengan pengelolaan komunikasi pada KAT dapat memposisikan mereka melalui keunikan potensi dan kepentingan masing masing serta mengembangkan diri dan tentunya keunikan disisni brupa adat dan kebudayaan KAT itu sendiri. Sekolah alam pada KAT dimaksudkan agar kelak mereka mampu bertahan dan bersaing saat arus globalisasi memaksa mereka berintegrasi dengan dunia luar, ini cukup dengan memanfaatkan apa yang ada disekitar mereka agar dapat diolah menjadi sebuah commodities yang bernilai tinggi dan ini tentunya agar mereka tidak dibodohi oleh pihak tertentu yang hadir untuk menguasai aset alam dengan memanfaatkan keluguan mereka.

6 Tentunya model pengelolaan komunikasi yang dilakukan berbeda dengan sekolah sekolah formal atau nonformal di desa atau di kota, tidak mulukmuluk komunikasi pada KAT tidak memusatkan mereka untuk meraih ijazah melainkan untuk menjadiakan mereka dapat berinteraksi dengan hal baru, mampu bertahan melalui kemajuan zaman dengan tetap memegang dan mempertahankan kebudayaan dan adat istiadat mereka sebagai KAT. Liliweri (2011:37) menyebutkan: Perlu dipahami bahwa salah satu tujuan komunikasi adalah memberikan makna yang sama atas pesan yang dibagi antara komunikator dengan komunikan. Dalam hal ini pengembangan komunikasi memerlukan model khusus dimana pendidik harus memahami terlebih dahulu kebudayaan KAT agar proses interaksi saat memberikan pembelajaran komunikasi pada KAT berjalan efektif dan efisien. Prinsip utama dalam proses pertukaran pesan komunikasi antarbudaya adalah: saya memperlakukan anda dan bukan sebagaimana yang saya kehendaki (Liliweri, 2011: 37). Pengembangan komunikasi yang diberikan pada KAT berbeda dengan siswa siswi sekolah umumnya, pengembangan komunikasi pada KAT diberikan sesuai kebutuhan dengan masih berpedoman pada tujuan pendidikan pada dasarnya yaitu mencerdaskan kehidupann bangsa, berpotensi agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, sehat, cakap, kreatif, dan mandiri. Komunikasi hendaknya dapat memberikan rasa percaya diri KAT dalam

7 berinteraksi dengan orang yang baru atau masyarakat umum (bukan KAT). Penelitian ini bermaksud untuk menjadikan KAT bisa beradaptasi dengan lingkungan luar. Sejauh ini KAT belum mmiliki rasa percaya diri dalam berinteraksi dengan masyarakat biasa (bukan KAT). Ini disebabkan dialek yang mereka gunakan berbeda. Melalui sekolah alam yang menerapakan pengembangan pengelolaan komunikasi diharapkan dapat menumbuhkn rasa percaya diri KAT dalam berinteraksi dengan masyarakat biasa. Mengangkat derajat Komunitas Adat Terpencil dari ketertinggalan IPTEK dan IMTAK melalui penerapan komunikasi dengan model pengelolaan pendidikan luar sekolah melalui pendidikan khusus sesuai kebutuhan. Hal ini Memang tidak mudah untuk langsung membuat KAT menerima perubahan. Disinilah peran pendidik sangat dibutuhkan, dimana keuletan dalam menghadapi orang orang primitif agar bisa diterima dalam lingkungan masyarakat biasa. Pelayanan pendidikan pada KAT meliputi: lokasi, fasilitas, tenaga pendidik dan sumber dana. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka secara umum penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengelolaan komunikasi yang dilakukan pada Komunitas Adat Terpencil melalui sekolah alam di Sungai Dahan Desa Muara Kilis Kecamatan Tengah Ilir Kabupaten Tebo Provinsi Jambi?.

8 2. Bagaimana pengembangan komunikasi yang dilakukan pada Komunitas Adat Terpencil melalui sekolah alam di Sungai Dahan Desa Muara Kilis Kecamatan Tengah Ilir Kabupaten Tebo Provinsi Jambi?. C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan pengelolaan komunikasi lisan dan tulisan pada KAT melalui sekolah alam di Sungai Dahan Desa Muara Kilis Kecamatan Tengah Ilir Kabupaten Tebo Provinsi Jambi. Pengelolaan komunikasi berkaitan dengan indikator: komunikasi lisan dan tulisan mampu menumbuhkan rasa percaya diri KAT dalam berinteraksi melalui bahasa melayu atau bahasa Indonesia. 2. Menyusun model pengelolaan komunikasi lisan dan tulisan berkaitan dengan interaksi kolaborasi bahasa melayu atau bahasa indonesia pada Komunitas Adat Terpencil melalui sekolah alam di Sungai Dahan Desa Muara Kilis Kecamatan Tengah Ilir Kabupaten Tebo Provinsi Jambi. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan menemukan pengetahuan baru tentang pengelolaan komunikasi pada KAT menuju kehidupan yang lebih baik

9 dalam berinteraksi dengan lingkungan baru atau lingkungan luar. 2. Manfaat Praktis Manfaat bagi pemerintah, upaya peningkatan pelayanan lebih lanjut dalam mendukung pengelolaan pendidikan pada KAT. Bagi Depsos, penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mengelola KAT menuju kehidupan yang lebih baik dan mempromosikan salah satu budaya bangsa serta memahami kebutuhan KAT. Bagi LSM manfaat penelitian ini memberikan motivasi dalam mengelola KAT dan memberikan kegiatan kerja yang lebih berkualitas pada KAT Manfaat bagi pengajar, hasil penelitian ini sebagai masukan dan motivasi diri dalam meningkatkan pengembangan dan pengelolaan pendidikan agar tujuan dari pendidikan itu terwujud dan profesional kerja. Manfaat bagi KAT, melalui pengelolaan komunikasi KAT ini mampu berinteraksi melalui komunikasi dengan masyarakat umum (bukan KAT), penelitian ini juga diharapkan dapat memperbaiki cara pandang dan pola hidup KAT yang jauh dari modernisasi, untuk itu pemerintah, Departemen Sosial dan pihak LSM diharapkan bisa menjalani fungsinya sebagai fasilitator dan moderator dalam memajukan nasib KAT yang efektif dan efisien.