BAB IV GAMBARAN UMUM. Kota Metro secara geoafis terletak pada 105, ,190 bujur timur dan 5,60-

dokumen-dokumen yang mirip
IV. GAMBARAN UMUM. Kota Metro secara geografis terletak pada 105, ,190 bujur timur dan

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

WALI KOTA BONTANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 33 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA KELURAHAN.

ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN BLORA TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 5 TAHUN 2008

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA AMBON

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG

-1- WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 10 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK TENTANG

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

RENCANA KERJA ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KUDUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG

SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2017

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA TEGAL

RINGKASAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

RINGKASAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

KOTA TANGERANG SELATAN PROVINSI BANTEN

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 207 TAHUN 2016 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 09 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

GUBERNUR SULAWESI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI MALUKU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA DEPOK.

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 7 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH

BUPATI OGAN KOMERING ULU TIMUR PROVINSI SUMATERA SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 7 Tahun : 2016

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

BUPATI INDRAGIRI HULU PROPINSI RIAU

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA STAF AHLI BUPATI LOMBOK BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA. Sejarah dan Profil Kabupaten Labuhan Batu Utara

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan

BUPATI BULELENG PROVINSI BALI

Visi dan Misi RPJMD Kabupaten Kediri Tahun

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No. 78 Telepon (0421) Fax. (0421) 24330

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor 7 Tahun 2008 PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 7 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA DAERAH KOTA BOGOR

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG

Transkripsi:

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1.Kota Metro Kota Metro secara geoafis terletak pada 105,170-105,190 bujur timur dan 5,60-5,80 lintang selatan, berjarak 45 km dari Kota Bandar Lampung (Ibukota Provinsi Lampung).Wilayah Kota Metro relatif datar dengan ketinggian antara 30-60 m diatas permukaan air laut. Beriklim hujan humid tropis.suhu udara berkisar antara 260-280, kelembaban udara rata-rata 80-88 % dan curah hujan per-tahun antara 2,264 mm - 2,868 mm. bulan hujan berkisar antara September sampai Mei. Kota Metro memiliki Luas wilayah 68,74 km2 atau 6.874 ha, dengan jumlah penduduk 150.950 jiwa yang tersebar dalam 5 wilayah kecamatan dan 22 kelurahan dengan batas wilayah : Sebelah Utara dengan Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah, dan Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur. Sebelah Timur dengan Kecamatan Pekalongan dan Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur. Sebelah Selatan dengan Kecamatan Metro Kibang, Kabupaten Lampung Timur/Way Sekampung. Sebelah Barat dengan Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah.

64 Sejarah kelahiran Kota Metro bermula dengan dibangunnya sebuah induk desa baru yang diberi nama Trimurjo. Dibangunnya desa ini dimaksudkan untuk menampung sebagian dari kolonis yang didatangkan oleh perintah Hindia belanda pada tahun 1934 dan 1935, serta untuk menampung kolonis-kolonis yang akan didatangkan berikutnya. Kedatangan kolonis pertama didesa Trimurjo yaitu pada hari Sabtu tanggal 4 April 1936 yang ditempatkan pada bedeng-bedeng kemudian diberi penomoran kelompok bedeng, dan sampai saat ini istilah penomorannya masih populer dan masih dipergunakan oleh masyarakat Kota Metro pada umumnya. Setelah ditempati oleh para kolonis, daerah bukaan baru yang termasuk dalam kewedanaan sukadana yaitu Marga Unyi dan Buay Nuba ini berkembang dengan pesat. Daerah ini menjadi semakin terbuka dan penduduk kolonispun semakin bertambah, sementara kegiatan perekonomian mulai tambah dan berkembang. Berdasarkan keputusan rapat Dewan Marga tanggal 17 Mei 1937 daerah kolonisasi ini dipisahkan dari hubungan marga. Dan pada Hari selasa tanggal 9 Juni 1937 nama desa Trimurjo diganti dengan nama Metro. Tanggal 9 Juni inilah yang menjadi dasar penetapan Hari Jadi Kota Metro, sebagaimana yang telah dituangkan dalam perda Nomor 11 Tahun 2002 tentang Hari Jadi Kota Metro. 4.2Arah Kebijakan Umum 1. Kebijakan Umum Bidang Pendidikan a. Terwujudnya kualitas SDM di masyarakat melalui jenjang pendidikan formal dan non formal. b. Meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan

65 2. Kebijakan Umum Bidang Keagamaan a. Meningkatnya kerukunan antar umat beragama dan lembaga agama 3. Kebijakan Umum Bidang Kesehatan a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pelayanan dan penyuluhan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas 4. Kebijakan Umum Bidang Kependudukan a. Membangun ketahanan sosial yang mampu memberikan bantuan penyematan dan pemberdayaan terhadap penyandang masalah sosial dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat b. Meningkatkan kualitas SDM pencari kerja guna mempersiapkan tenaga kerja yang profesional, handal dan siap kerja 5. Kebijakan Umum Bidang Lingkungan Hidup a. Mengendalikan pencemaran dan perusakan lingkungan yang diimbangi dengan pengembangan sistem dan mekanisme pengelolaan SDA 6. Kebijakan Umum Bidang Perkotaan a. Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana publik guna mendorong pemerataan pembangunan, percepatan pertumbuhan ekonomi daerah, serta penanganan dampak bencana alam b. Mengoptimalkan pemanfaatan dan penataan ruang kota c. Meningkatkan mutu hasil penelitian dan pendataan guna menunjang perencanaan dan pengembangan pembangunan daerah.

66 7. Kebijakan Umum Bidang Perekonomian Daerah a. Mengembangkan sistem ekonomi kerakytan yang bertumpu pada mekanisme pasar yang didukung oleh pembangunan industri, peningkatan pemanfaatan dan penguasaan teknologi. b. Meningkatkan kemampuan dan produktifitas usaha melalui optimalisasi sumberdaya pertanian, peternakan,perikanan dan lain-lain. c. Mengembangkan pertanian dengan wawasan bisnis, menghasilkan nilai tambah dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembagunan pertanian. d. Peningakatan dan pengembangan lembaga keuangan dan perkoperasian. e. Pengembangan iklim investasi pembukaan penanaman modal dan pengembangan perusahaan daerah. 8. Kebijakan Umum Bidang Kualitas Aparatur a. Meningkatkan kualitas penyelenggaran administrasi negara melalui penataan kelembagaan, manajemen publik dan peningkatan kapasitas SDM aparatur. 9. Kebijakan Umum Bidang Otonomi Daerah a. Mewujudkan ketentraman dan ketertiban masyarakat dalam kehidupn masyarakat. 10. Kebijakan Umum Bidang Partisipasi Masyarakat a. Meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan masyararakat dalam penyelenggaraan pembangunan melalui peningkatan kualitas pelayanan publik.

67 b. Meningkatkan pemberdayaan perempuan dan pemenuhan perlindungan terhadap perempuan dan anak. c. Pengembangan kreatifitas kepemudaan dan olahraga. 4.3 Visi dan Misi Kota Metro Misi Kota Metro adalah Mewujudkan Kota Metro Sebagai Kota Pendidikan yang unggul dan masyarakatnya yang sejahtera. Guna terwujudnya visi tersebut, Kota Metro mencanangkan misinya yaitu: 1. Melanjutkan pembangunan Sumber Daya manusia yang berkualitas, unggul dan berakhlak mulia melalui peningkatan iklim dan budaya belajar masyarakat, serta pemerataan fasilitas serta pelayanan pendidikan yang lebih memadai. 2. Meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan kualitas iklim dan akses usaha, mendorong tumbuhnya lapangan kerja baru, serta pengembangan ekonomi kreatif untuk meningkatkan nilai tambah keluarga. 3. Menciptakan keseimbangan pembangunan Kota yang lebih bermartabat, berbudaya, dan partisipatif, untuk kualitas hidup masyarakat yang lebih baik. 4. Mewujudkan tata kepemerintahan (good governance) yang lebih baik dan bertanggung jawab. 5. Mematangkan kehidupan berdemokrasi dalam segala aspek kehidupan, dan memantapkan otonomi daerah untuk kemandirian masyarakat.

68 Titik berat pembangunan daerah Kota Metro bertumpu pada: 1. Bidang Pendidikan 2. Bidang Kesehatan 3. Perekonomian Daerah (Ekonomi Kerakyatan) 4. Infrastruktur Wilayah 5. Penyelenggaraan Pemerintahan (Governance) dan Pelayanan Publik. 4.4 Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kota Metro Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 12 Tahun 2010, bahwa organisasi perangkat daerah Kota Metro terdiri dari : a. Sekretariat Daerah; b. Staf Ahli Walikota, terdiri dari : 1. Staf Ahli Walikota Bidang Hukum dan Politik; 2. Staf Ahli Walikota Bidang Pemerintahan; 3. Staf Ahli Walikota Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan; 4. Staf Ahli Walikota Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia. c. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD); d. Dinas Daerah, terdiri dari : 1. Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan; 2. Dinas Kesehatan; 3. Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga; 4. Dinas Tata Kota dan Pariwisata; 5. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;

69 6. Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perindustrian; 7. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Pemberdayaan Masyarakat; 8. Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan; 9. Dinas Pendapatan; 10. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil; 11. Dinas Perdagangan dan Pasar. e. Lembaga Teknis Daerah, terdiri dari : 1. Inspektorat; 2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; 3. Badan Kepegawaian Daerah; 4. Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan; 5. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. 6. Rumah Sakit Umum Daerah Jenderal Ahmad Yani; 7. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik; 8. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi; 9. Kantor Lingkungan Hidup; 10. Kantor Ketahanan Pangan; f. Lembaga lain sebagai bagian dari Perangkat Daerah, terdiri dari : 1. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan; 2. Badan Penanggulangan Bencana Daerah; 3. Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;

70 g. Kecamatan. h. Kelurahan. 4. Satuan Polisi Pamong Praja; 4.5 Badan Kepegawaian Daerah Badan Kepegawaian Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang kepegawaian, pendidikan dan pelatihan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Badan Kepegawaian Daerah menyelenggarakan fungsi: a. Perumusan kebijakan teknis dibidang kepegawaian, pendidikan dan pelatihan; b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang Pengadaan dan Pemberhentian Pegawai, Mutasi dan Pengembangan Pegawai, Pendidikan dan Pelatihan Pegawai serta Dokumentasi dan Informasi Kepegawaian; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Pengadaan dan Pemberhentian Pegawai, Mutasi dan Pengembangan Pegawai, Pendidikan dan Pelatihan Pegawai serta Dokumentasi dan Informasi Kepegawaian; d. Penyelenggaraan kesekretariatan Badan; e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

71 1. Bidang Mutasi Dan Pengembangan Pegawai Bidang Mutasi dan Pengembangan Pegawai mempunyai tugas, penyiapan dan pelaksanaan mutasi, jabatan, kepangkatan/kenaikan gaji berkala dan pengembangan sumber daya aparatur. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Mutasi dan Pengembangan Pegawai menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan bahan kebijakan teknis dibidang mutasi dan pengembangan pegawai; b. Penyiapan daftar nominatif Pegawai Negeri Sipil yang potensial untuk pengangkatan promosi Jabatan Struktural dan Fungsional; c. Penyiapan penyelesaian pengangkatan, pemindahan, pemberhentian Pegawai Negeri Sipil dalam dan dari Jabatan Struktural dan Fungsional; d. Penyiapan Mutasi/alih tugas/ perpindahan tempat tugas Pegawai Negeri Sipil; e. Penyiapan seleksi administrasi ujian dinas, ujian penyesuaian, pendidikan tugas belajar, pendidikan dan pelatihan (Diklat) Pegawai Negeri Sipil serta pendidikan ikatan dinas; f. Penyiapan penyelesaian kenaikan pangkat dan kenaikan gaji berkala; g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 2. Sub Bidang Mutasi dan Jabatan Sub Bidang Mutasi dan Jabatan mempunyai tugas, menyiapkan bahan mutasi / alih tugas, pengangkatan dan pemberhentian dalam Jabatan, dengan penjabaran tugas sebagai berikut :

72 a. Menyusun bahan kebijakan dibidang mutasi dan jabatan; b. Menyiapkan bahan penyelesaian mutasi/alih tugas Pegawai Negeri Sipil; c. Menyiapkan bahan penyelesaian pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil dalam dan dari Jabatan Struktural dan Fungsional; d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugas. 3. Sub Bidang Pengembangan Sumber Daya Aparatur dan Kepangkatan Sub Bidang Pengembangan Sumber Daya Aparatur dan Kepangkatan mempunyai tugas, menyiapkan bahan pengembangan sumber daya aparatur dan kepangkatan, dengan penjabaran tugas sebagai berikut: a. Menyusun bahan kebijakan teknis dibidang pengembangan sumber daya aparatur dan kepangkatan; b. Menyiapkan rencana kegiatan ujian dinas dan ujian dinas penyesuaian, kegiatan seleksi tugas belajar, izin belajar dan pendidikan Ikatan dinas; c. Menyiapkan daftar nominative Pegawai Negeri Sipil yang akan mengikuti seleksi ujian dinas, diklat kepemimpinan, teknis dan fungsional, serta pendidikan ikatan dinas; d. Menyiapkan daftar nominatif Pegawai Negeri Sipil yang akan mengikuti seleksi tugas belajar; e. Menyiapkan daftar nominatif Pegawai Negeri Sipil yang akan memperoleh kenaikan pangkat dan kenaikan gaji berkala;

73 f. Menyiapkan bahan penyelesaian kenaikan pangkat Pegawai negeri sipil; g. Menyiapkan bahan penyelesaian kenaikan gaji berkala Pegawai Negeri Sipil; h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugas.