Simulasi Terbentuknya Struktur Icosahedral Pada Peristiwa Perubahan Fase Padat-Cair-Padat Menggunakan Metode Dinamika Molekul

dokumen-dokumen yang mirip
Simulasi Terbentuknya Struktur Icosahedral Pada Peristiwa Perubahan Fase Padat-Cair-Padat Menggunakan Metode Dinamika Molekul

Background 12/03/2015. Ayat al-qur an tentang alloy (Al-kahfi:95&96) Pertemuan Ke-2 DIAGRAM FASA. By: Nurun Nayiroh, M.Si

EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DISERTASI DOKTOR

pendinginan). Material Teknik Universitas Darma Persada - Jakarta

STUDI SIFAT PB-BI DENGAN METODA MOLEKULAR DINAMIK

Penerapan Metode Dinamika Molekul untuk Pembelajaran: Konsep Titik Leleh dan Perubahan Wujud

Simulasi Dinamika Molekular Proses Adhesi pada Model Nanopartikel 2D

BAB V DIAGRAM FASE ISTILAH-ISTILAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

APLIKASI PAKET PROGRAM MOLDY UNTUK KARAKTERISASI SIFAT BAHAN Fe, Pb, Bi DAN PENDINGIN REAKTOR Pb-Bi

Diagram Fasa. Latar Belakang Taufiqurrahman 1 LOGAM. Pemaduan logam

BA B B B 2 Ka K ra r kt k eri r s i tik i k S is i tem Ma M kr k o r s o ko k p o i p k i Oleh Endi Suhendi

PENGARUH KONSENTRASI DOPING CE TERHADAP SIFAT LISTIK MATERIAL EU 2-X CE X CUO 4+Α-Δ PADA DAERAH UNDER-DOPED

Superkonduktor Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ

06 : TRANFORMASI FASA

Tembaga 12/3/2013. Tiga fasa materi : padat, cair dan gas. Fase padat. Fase cair. Fase gas. KIMIA ZAT PADAT Prinsip dasar

SIMULASI DAN VISUALISASI DINAMIKA MOLEKUL DENGAN MODEL POTENSIAL LENNARD JONES SKRIPSI LILI ANGGRAINI HARAHAP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

- Fasa (phase) dalam terminology/istilah dalam mikrostrukturnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Studi Adsorpsi Molekul Nh 3 Pada Permukaan Cr(111) Menggunakan Program Calzaferri

TRANSFORMASI FASA PADA LOGAM

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya ( QS. Al Baqarah : 286 ) Bab V Kesimpulan

PENENTUAN SIFAT LISTRIK AIR PADA WADAH ALUMINIUM DAN BESI BERDASARKAN PENGARUH RADIASI MATAHARI

Eksperimen Pembentukan Kristal BPSCCO-2223 dengan Metode Self-Flux

LOGAM DAN PADUAN LOGAM

STUDI METODE ALMUNIZING UNTUK MENCEGAH DIE SOLDERING PADA BAJA H420 J2

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI DIMENSI CIL DALAM (INTERNAL CHILL) TERHADAP CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061

Material Teknik BAB III: Gerakan Atom pada Benda Padat

Simulasi Dinamika Molekuler Proses Adsorpsi Hidrogen pada Carbon Nanotube dengan Lithium sebagai Unsur Doping

Struktur Kristal Logam dan Keramik

FISIKA TERMAL Bagian I

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini

I. PENDAHULUAN. Alumina banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti digunakan sebagai. bahan refraktori dan bahan dalam bidang otomotif.

PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN

FISIKA TERMAL(1) Yusron Sugiarto

BAB IV PROSES PERLAKUAN PANAS PADA ALUMINIUM

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN X STUDI LITERATUR PENGEMBANGAN NANOFLUIDA UNTUK APLIKASI PADA BIDANG TEKNIK DI INDONESIA

SMP kelas 7 - FISIKA BAB 2. Klasifikasi BendaLatihan Soal 2.1

PENCIRIAN PADUAN ALUMINIUM-BESI-NIKEL SEBAGAI KELONGSONG ELEMEN BAICAR BERDENSITAS TINGGI ASEP ARY RAMMELYADI

Studi Eksperimen Pengaruh Variasi Dimensi Cil dalam (Internal Chill) terhadap Cacat Penyusutan (Shrinkage) pada Pengecoran Aluminium 6061

Proses Annealing terdiri dari beberapa tipe yang diterapkan untuk mencapai sifat-sifat tertentu sebagai berikut :

Simulasi Sifat Fisis Model Molekuler Dinamik Gas Argon dengan Potensial Lennard-Jones

BAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam

Kalor dan Hukum Termodinamika

PENGARUH PENAMBAHAN NIKEL (Ni) TERHADAP STRUKTUR KRISTAL, MORFOLOGI, DAN KEKERASAN PADA PADUAN Al (2-x) FeNi (1+x)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

STUDI MAGNETISASI PADA SISTEM SPIN MENGGUNAKAN MODEL ISING 2D

Xpedia Fisika. Soal Zat dan Kalor

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR

METALURGI FISIK. Sifat Mekanik dan Struktur Mikro. 10/24/2010 Anrinal - ITP

STRUKTUR SOLVASI ION SKANDIUM(I) DALAM AMMONIA BERDASARKAN METODE MEKANIKA KUANTUM DAN MEKANIKA KLASIK

MATERIAL TEKNIK DIAGRAM FASE

Yang akan dibahas: 1. Kristal dan Ikatan pada zat Padat 2. Teori Pita Zat Padat

Kekuatan tarik komposisi paduan Fe-C eutectoid dapat bervariasi antara MPa tergantung pada proses perlakuan panas yang diterapkan.

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT LISTRIK SUPERKONDUKTOR Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ (ECCO) UNTUK UNDER-DOPED

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap pergeseran cermin untuk menentukan faktor konversi, dan grafik

PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA JIS S45C

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A

IV. KEGIATAN BELAJAR 4 DIAGRAM PHASA A. Sub Kompetensi Diagram phasa untuk bahan teknik dapat dijelaskan dengan benar

I. PENDAHULUAN. oleh H.K Onnes pada tahun 1911 dengan mendinginkan merkuri (Hg) menggunakan helium cair pada temperatur 4,2 K (Darminto dkk, 1999).

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

PENGARUH WAKTU MILLING TERHADAP SIFAT FISIS, SIFAT MAGNET DAN STRUKTUR KRISTAL PADA MAGNET BARIUM HEKSAFERIT SKRIPSI EKA F RAHMADHANI

TIN107 - Material Teknik #9 - Metal Alloys 1 METAL ALLOYS (1) TIN107 Material Teknik

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

12/03/2015. Nurun Nayiroh, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan hal yang sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap

PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Foto Mikro dan Morfologi Hasil Pengelasan Difusi

12/3/2013 FISIKA THERMAL I

Pengaruh Waktu Penahanan Artificial Aging Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Coran Paduan Al-7%Si

KAJIAN JURNAL : PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL BATA MERAH PEJAL

PENGARUH JENIS BAHAN DAN PROSES PENGERASAN TERHADAP KEKERASAN DAN KEAUSAN PISAU TEMPA MANUAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seperti nanowire, nanotube, nanosheet, dsb. tidak terlepas dari peranan penting

4.1 ANALISA STRUKTUR MIKRO

BAB 7 KERAMIK Part 2

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

PEMBUATAN MATERIAL DUAL PHASE DARI KOMPOSISI KIMIA HASIL PELEBURAN ANTARA SCALING BAJA DAN BESI LATERIT KADAR NI RENDAH YANG DIPADU DENGAN UNSUR SIC

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi peradaban

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

Tujuh4reaksi - - REAKSI KIMIA - - 2H 2 (g) + O 2(g) 2H 2 O ( l ) Reaksi Kimia 7206 Kimia. Reaksi Kimia

1 BAB I PENDAHULUAN. Salah satu industri yang cukup berkembang di Indonesia saat ini adalah

Pengaruh Heat Treatment denganvariasi Media Quenching Oli dan Solar terhadap StrukturMikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

PENGARUH ph, DAN WAKTU ELEKTRODEPOSISI TERHADAP EFISIENSI ELEKTRODEPOSISI ION PERAK(I) DALAM LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN AGEN PEREDUKSI ASETON

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

PENGARUH JARAK DARI TEPI CETAKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA CORAN ALUMINIUM

KARAKTERISASI SUPERKONDUKTOR BSCCO-2223 YANG DISINTESIS DENGAN METODE REAKSI PADATAN

PENGARUH KONDISI ANNEALING TERHADAP PARAMETER KISI KRISTAL BAHAN SUPERKONDUKTOR OPTIMUM DOPED DOPING ELEKTRON Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ

KAITAN TENIK INDUSTRI DENGAN ILMU ALAM

SINTESIS SUPERKONDUKTOR BSCCO DENGAN VARIASI Bi DAN Pb MELALUI METODE SOL GEL DAN ANALISIS POLA DIFRAKSI SINAR X MENGGUNAKAN METODE RIETVELD FULLPROF

Perbaikan Sifat Mekanik Paduan Aluminium (A356.0) dengan Menambahkan TiC

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Studi Analisis Pengaruh Suhu, Tekanan dan Ukuran Pori Graphene Terhadap Dinamika Molekuler Adsorpsi Hidrogen

TEMPERATUR TRANSFORMASI FASA SHAPE MEMORY ALLOY - TiNi HASIL PEMADUAN TEKNIK ARC-MELTING

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tinggi,menyebabkan pengembangan sifat dan karakteristik aluminium terus

WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Jurnal ILMU DASAR Vol. 17 No. 1, Januari 2016 : 19 24 19 Simulasi Terbentuknya Struktur Icosahedral Pada Peristiwa Perubahan Fase Padat-Cair-Padat Menggunakan Metode Dinamika Molekul Simulation of Formation of Icosahedral Structure in Solid-Liquid-Solid Phase Change Using Molecular Dynamics Methods Nikodemus Umbu Janga Hauwali *), Artoto Arkundato, Lutfi Rohman 1) Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Jember, Jember *) Email: nico.hauwali@gmail.com ABSTRACT It has successfully conducted research to study the structure of the icosahedral formation in the event of change of the solid phase - liquid-solid using molecular dynamics method. The result showed that the percentage of the maximum icosahedral structure (1,4%) is obtained when the simulation is run at the start of the cooling temperature of 2875 K at a rate of temperature decrease of 0.064 K /step and with. Keywords: Icosahedral, phase change, molecular dynamics PENDAHULUAN Material memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Perkembangan dan kemajuan masyarakat dari setiap generasi sangat berkaitan erat dengan kemampuan manusia untuk menghasilkan atau memanipulasi material untuk memenuhi kebutuhan mereka. Di era nanoteknologi, metode analisis mikroskopis sangat diperlukan untuk menghasilkan desain material yang bermanfaat untuk menunjang kehidupan manusia. Hal ini dapat dilakukan dengan menyelidiki fenomena fisik pada tingkat molekuler (Satoh, 2011). Kuasikristal merupakan kelas baru dalam zat padat, setelah bahan kristal klasik dan bahan amorf. Kuasikristal pertama kali ditemukan oleh Daniel Shechtman et al. pada tahun 1984 (Jansen, 2007). Kuasikristal memiliki beberapa sifat yang menarik, diantaranya: kekerasan yang tinggi, konduktivitas listrik dan termal rendah, energi permukaan rendah, koefisien gesek rendah, dan ketahanan korosi yang kuat. Kuasikristal dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu kuasikristal octagonal, decagonal, dodecagonal, dan icosahedral (Göğebakan et al, 2009). Eksperimen menunjukkan bahwa sejumlah besar logam dapat membentuk struktur icosahedral dalam keadaan cair (Zetterling, 2003). Penelitian mengenai struktur icosahedral banyak dilakukan secara eksperimen pada logam paduan. Seperti yang dilakukan oleh Saida dalam paduan Zr-Pt (Saida et al, 2001), Jiang dalam paduan Zr-Al-Ni-Cu-Ag (Jiang et al, 2001) dan Hennig dalam paduan Ti-Zr-Ni (Hennig et al, 2008). Penggunaaan logam paduan dalam penelitian tersebut dapat dipahami karena secara eksperimen, cukup sulit untuk menemukan satu material dalam keadaan yang benar-benar murni. Penelitin icosahedral untuk logam murni mudah dilakukan secara komputasi/simulasi. Penelitian mengenai struktur icosahedral secara simulasi juga dilakukan untuk material paduan. Seperti yang dilakukan oleh Wu dalam paduan Cu 80 Si 20 dengan menggunakan Ab Initio Molecular Dynamics (Wu et al, 2012), dan Guo-Jian dalam paduan Cu-Co menggunakan metode Dinamika Molekul (Guo-Jian et al, 2008). Pada penelitian ini dipelajari fenomena terbentuknya struktur icosahedral pada perubahan fase padat ke cair kemudian kembali ke padat secara simulasi menggunakan metode dinamika molekul. Besi (Fe) murni yang berstruktur BCC (Body Centered Cubic) dipanaskan dari suhu ruang (300 K) hingga mencapai suhu di atas suhu kritis, lalu kemudian didinginkan secara cepat (quenching) hingga mencapai 0 K. Pada fase ini akan muncul struktur icosahedral. Melalui penelitian ini, diteliti karakteristik-karakteristik penting pada pembentukan struktur icosahedral dengan menggunakan simulasi dinamika molekul. Program yang digunakan dalam simulasi ini adalah LAMMPS (Large Scale

20 Simulasi Terbentuknya Struktur Icosahedral.. (Hauwali, dkk) Atomic/Molecular Massively Parallel Simulator). METODE Penelitian ini menggunakan metode dinamika molekul. Terdapat beberapa komponen mekanika statistik yang diperlukan dalam simulasi dinamika molekul, yaitu termostat, integrator, dan fungsi potensial. Potensial yang digunakan dalam penelitian ini adalah potensial EAM (Embedded Atomic Method). Potensial EAM merupakan potensial yang biasa digunakan untuk sistem logam. Energi potensial dari atom-atom pada potensial EAM dapat dituliskan: Dari persamaan tersebut dijelaskan bahwa energi total sistem dalam potensial EAM bergantung pada fungsi embedding dan energi interaksi pasangan antara atom dan atom (Zhou, 2013). Fungsi potensial EAM yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tabel potensial EAM yang sudah ada dan dapat diunduh dari website NIST yang dapat digoogling melalui internet. Program dinamika molekul yang digunakan dalam penelitian ini adalah program LAMMPS. Program ini dapat memodelkan sebuah ensemble partikel pada keadaan padat, cair atau gas dan juga atom atau logam. Fitur yang menarik adalah bahwa LAMMPS dapat menangani simulasi sistem dengan jutaan bahkan miliaran partikel, tapi dalam waktu yang sama juga akurat untuk sistem yang lebih kecil (Camprubi, 2011). Program LAMMPS dipilih untuk simulasi ini karena merupakan program dinamika molekul klasik yang sangat handal dan banyak digunakan peneliti dunia. Data hasil simulasi kemudian dianalisis dengan menggunakan metode CNA (Common Neighbor Analysis). Metode CNA digunakan untuk mengkarakterisasi lingkungan atom lokal dalam material yang disimulasikan. Dengan mengarakterisasi lingkungan atom lokal, maka dapat diketahui atom-atom yang masih berbentuk kristal dan atom-atom yang mengalami cacat kristal (Clevevand et al, 1999). Dalam penelitian ini, tidak dibahas mengenai CNA secara teori, namun hanya menggunakan fasilitas CNA yang sudah terdapat dalam program OVITO untuk menganalisis hasil simulasi. OVITO (Open Visualization Tool) merupakan salah satu program pendukung dalam simulasi dinamika molekul. OVITO merupakan program untuk memvisualisasikan dan menganalisis data hasil simulasi atomik berskala besar dalam ilmu dan rekayasa material (Stukowski, 2010). Dengan menggunakan program OVITO, dapat dihitung struktur kristal dalam suatu material yang telah disimulasikan. Dalam program OVITO terdapat fasilisas CNA yang dapat digunakan untuk melihat jumlah struktur yang terbentuk. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, dilakukan variasi suhu dan jumlah step simulasi. Jumlah step simulasi berhubungan dengan pengaturan laju penurunan suhu pada proses quenching yang akan terjadi. Simulasi dijalankan dengan suhu awal pendinginan 2500K, 2625K, 2750K, 2875K, dan 3000K. Pada masing-masing suhu tersebut dilakukan variasi laju penurunan suhu yang diwakili oleh jumlah step simulasi. Simulasi dilakukan juga untuk variasi jumlah step: 25000 step, 30000 step, 35000 step, 40000 step, 45000 step, dan 50000 step. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil-hasil sebagai berikut: Jika kita amati pengaruh laju penurunan maka untuk 2500K terlihat prosentase jumlah struktur icosahedral (%ico) yang dihitung dengan metode CNA yang ada dalam program Ovito terlihat bahwa %ico tertinggi pada saat laju penurunan sekitar 0,083% (Gambar 1). Gambar 1. Grafik pengaruh laju penurunan pada suhu awal pendinginan 2500 K Pada suhu awal 2625K setelah simulasi terlihat %ico tertinggi pada saat laju penurunan sekitar 0,0875% (Gambar 2).

Jurnal ILMU DASAR Vol. 17 No. 1, Januari 2016 : 19 24 21 Pada suhu 3000 setelah simulasi terlihat %ico tertinggi pada saat laju penurunan sekitar 0,12% (Gambar 5). Gambar 2. Grafik pengaruh laju penurunan pada suhu awal pendinginan 2625 K Pada suhu 2750K setelah simulasi terlihat %ico tertinggi pada saat laju penurunan sekitar 0,0611% (Gambar 3). Gambar 5. Grafik pengaruh laju penurunan pada suhu awal pendinginan 3000 K. Jika kita amati pengaruh suhu awal pendinginan terhadap %ico maka dapat kita lihat pada grafik bahwa untuk suhu awal yng tinggi 3000K maka %ico terlihat yang tertinggi 1.4% untuk 25000 integrasi (Gambar 6). Gambar 3. Grafik pengaruh laju penurunan pada suhu awal pendinginan 2750 K. Pada suhu 2875K setelah simulasi terlihat %ico tertinggi pada saat laju penurunan sekitar 0,0638% (Gambar 4). Gambar 6. Grafik pengaruh suhu awal icosahedral pada 25000 step. Untuk 30000 step maka suhu awal 3000K menghasilkan %ico yang tertinggi 1,1% (Gambar 7). Gambar 4. Grafik pengaruh laju penurunan pada suhu awal pendinginan 2875 K

22 Simulasi Terbentuknya Struktur Icosahedral.. (Hauwali, dkk) Untuk 45000 step maka suhu awal 2875K menghasilkan %ico yang tertinggi 1,4% (Gambar 10). Gambar 7. Grafik pengaruh suhu awal icosahedral pada 30000 step Untuk 35000 step maka suhu awal 2500K menghasilkan %ico yang tertinggi 0,9% (Gambar 8). Gambar 10. Grafik pengaruh suhu awal icosahedral pada 45000 step Gambar 8. Grafik pengaruh suhu awal icosahedral pada 35000 step. Untuk 40000 step maka suhu awal 2875K menghasilkan %ico yang tertinggi 1,4% (Gambar 9). Gambar 9. Grafik pengaruh suhu awal icosahedral pada 40000 step Gambar 11. Grafik pengaruh suhu awal icosahedral pada 50000 step. Jika kita perhatikan dari kedua perlakukan di atas, yaitu a) laju penurunan dan b) jumlah step maka nampaknya jumlah step tidak mempengaruhi hasil meskipun suhu awal pendinginan berbeda yaitu sekitar %ico = 1,4%. Nampaknya yang lebih berpengaruh adalah laju penurunan. Laju penurunan nampaknya diharapkan cukup lambat sehingga ini berarti suhu awal pendinginan harus cukup tinggi sehingga waktu relaksasi dari suhu tinggi ke suhu rendah cukup optimal untuk menghasilkan %ico yang besar. Jika kita perhatikan dari grafik hasil simulasi di atas maka suhu awal pendinginan 2875 K dengan laju penurunan suhu 0,064 K/step adalah cukup baik untuk memulai proses quenching yang akan menghasilkan %ico yang besar yang dari perhitungan kami adalah 1,4%.

Jurnal ILMU DASAR Vol. 17 No. 1, Januari 2016 : 19 24 23 KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa struktur icosahedral maksimum diperoleh ketika simulasi dijalankan pada suhu awal pendinginan 2875 K dengan laju penurunan suhu 0.064 K/step dengan hasil %ico adalah 1,4% terhadap seluruh struktur awal logam. Ucapan Terima Kasih Terima kasih pada website NIST yang telah menyediakan database potensial EAM yang dapat digunakan dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Camprubi, G. (2011). Mechanical properties at nano-level. Sweden: Lund University Clevevand, C. L., Luedtke, W. D., Landman, U. (1999). Melting of Gold Clusters.. Georgia Institut of Technolgy, Atlanta. Georgia. Physical Review B Guo-Jian, L., Qiang, W., Tie, L., Dong-Gang, L., Xiao, L., dan Ji-Cheng, H. (2008). Molecular Dynamics Simulation of Icosahedral transformation in Solid Cu-Co Clusters. China Physics Letter Göğebakan, M., Avar, B., dan Uzun, O. (2009). Quasicrystalline phase formation in the conventionally solidified Al-Cu-Fe system. Turkey. Hennig, R., Kelton, K., Carlsson, A., dan Henley, C. (2008). Structure of the Icosahedral Ti- Zr-Ni Quasicrystals Jansen, T., Chapuis, G., Boissieu, M. (2007). Aperiodic Crystals. England: Oxford University Press Jiang, J., Saksl, K., dan Rasmussen, H. (2001). High-pressure X-ray diffraction of Icosahedral Zr-Al-Ni-Cu-Ag quasicrystals. Applied Physics Letters Saida, J., Matsushita, M., dan Inoue., A. (2001). Structural Change from Amorphous to Nano Icosahedral Quasicrystalline Phase with Quenching Rate in Zr-Pt Binary Alloy. Japan Institute of Metals Satoh, A. (2011). Introduction to Practice of Molecular Simulation. Japan: Akita Prefectural University Stukowski, A. (2010). Visualization and analysis of atomistic simulation data with OVITO The Open Visualisation Tool. Germany Wu, S., Kramer, M., Fang, X., Wang, S., Wang, C., Ho, K., Ding, Z., dan Chen, L., (2012). Icosahedral short-range order in amorphous Cu 80 Si 20 by Ab Initio Molecular Dynamics Simulation Study. Elsevier Zetterling, F. (2003). Dissertation: Phase Transformations in Computer Simulated Icosahedrally Ordered Phases. Stockholm: Royal Institute of Technolgy Zou, L. dan Huang, H. (2013). A Response Embedded Atom Method in Interatomic Potentials. Storrs: University of Connecticut. Physical Review B

24 Simulasi Terbentuknya Struktur Icosahedral.. (Hauwali, dkk)